tag:blogger.com,1999:blog-52781614049057192042024-03-13T14:30:27.699+07:00Catatan Kecil AzhariMedia untuk mencurahkan kreatifitas saya dalam menulisCatatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.comBlogger19125tag:blogger.com,1999:blog-5278161404905719204.post-7322633808094518482011-04-26T11:38:00.004+07:002011-12-02T09:14:59.642+07:00<div dir="ltr" style="text-align: left; font-family: times new roman;" trbidi="on"><div style="line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><div style="text-align: center; font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:100%;">Merapi dan Petruk:<br /><span style="font-style: italic;"> Analisis van Kendeng Terhadap Fenomena Munculnya Wajah Petruk Saat Merapi Meletus</span></span><span style="font-size:100%;"><br /><br /><br />Oleh:<br />Rifky Azhari<br /></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-size:100%;"><br /><br />Dewasa ini mungkin anda sering mendengar kehebohan tentang munculnya wajah mbah petruk pada saat merapi meletus yang kesekian kali. Berbagai interpretasi pun bermunculan tentang munculnya fenomena tersebut. Ada yang mengatakan akan terjadi bencana alam di yogyakarta, ada yang berbicara tentang Yogyakarta yang menerima azab, dan lain sebagainya. Tapi tahukan anda tentang makna dibalik filsafat wayang petruk ini?</span></div><a name='more'></a><span style="font-size:100%;"><br /></span><div style="line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:100%;">Machfoel (Amin, 2000: 179) menjelaskan bahwa Petruk dan ketiga punakawan lainnya merupakan figur nama yang tidak terdapat dalam epos Hindu Ramayana dan Mahabarata sebagai sumber cerita pewayangan aslinya. Munculnya figur tersebut adalah untuk mempragakan serta mengabadikan fungsi watak dan tugas konsepsi wali songo dan para mubhalig Islam.</span></div><div style="line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:100%;"><b style="line-height: 16px;">Petruk </b>ini adalah pengucapan lidah Jawa untuk menyebut kata Fatruk. Sudarto (Amin, 2000: 180) menjelaskan bahwa kata tersebut merupakan pangkal kalimat pendek dari sebuah wejangan tasawuf tinggi yang berbunyi: <i style="line-height: 16px;">Fat-ruk-kulla maa siwallahi, </i>yang artinya tinggalkan semua apapun yang selain Allah.</span></div><div style="line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:100%;">Suseno (Anasom, 2004: 85) menjelaskan Petruk dan ketiga Punakawan lainnya adalah sebagai pelindung dan pengantar bagi para Pandawa. Dalam diri mereka timbul suatu faham yang kuat dan mendalam di antara masyarakat Jawa bahwa rakyatlah yang merupakan sumber kebenaran dari kekuatan kesuburan dan kebijaksanaan, bukan semata-mata muncul dari lingkungan keraton.</span></div><div style="line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:100%;">Petruk dan ketiga Punakawan lainnya rela menjadi abdi yang rendah bagi para <i style="line-height: 16px;">bendahara. </i>Apabila seseorang tidak patuh terhadap nasihat dari Punakawan tersebut, maka biasanya seseorang tersebut akan mendapatkan bencana. Hal senada juga ditegaskan oleh Sudharto (Anasom, 2004: 85), yang menyatakan bahwa para <i style="line-height: 16px;">bendahara </i>sering tertimpa malapetaka apabila lupa akan apa yang sebenarnya mereka peroleh dari Punakawan tersebut.</span></div><div style="line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:100%;">Jika ditinjau dari makna dan isi seni wayang, jelas bahwa Petruk dan <i style="line-height: 16px;">konco-konco-</i>nya ini adalah bentuk lambang atau visualisasi dari ide masyarakat Jawa. Meraka menyadari bahwa sebetulnya manusia memerlukan pamong dalam perjalan hidupnya. Bukan kekuatan manusia yang menyelamatkan dan mendekatkan diri kepada Tuhan, melainkan atas bimbungan yang akhirnya berassal dari Tuhan juga. Keempat tokoh Punakawan ini menyadarkan kita bahwa manusia sebenarnya lemah dan memerlukan perlindungan. Tanpa bimbingan Tuhan, manusia akan tersesat.</span></div><div style="line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:100%;">Kembali lagi ke fenomena munculnya wajah Petruk pada saat Merapi meletus. Apapun interpretasi yang ada, yang jelas itu bukan suatu kebetulan belaka. Secara filosofi, Tuhan mungkin mengirimkan tanda untuk mengingatkan kepada manusia untuk tetap beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Dari fenomena diatas, kita sebagai manusia juga harus memiliki kearifan dalam membaca tanda-tanda alam. Setidaknya, dalam ajaran Adiluhung Leluhur dijelaskan beberapa kearifan yang harus kita miliki ketika melihat tanda-tanda alam. Yaitu:</span></div><ol style="line-height: 16px; margin-bottom: 10px; margin-left: 5px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 10px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><li style="line-height: 16px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:100%;"><i style="line-height: 16px;"><b style="line-height: 16px;">Pasar Ilang Kumandange, kali Ilang Kedunge, Gunung Ilang Kukuse</b>. </i>Kalimat tersebut mengisyaratkan kita agar peka terhadap perubahan yang terjadi.</span></li><li style="line-height: 16px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:100%;"><b style="line-height: 16px;"><i style="line-height: 16px;">Cakra Manggilingan, </i></b>yang berarti kita harus waspada pada sebuah siklus perubahan, baik siklus perubahan yang terjadi di luar lingkuingan kita maupun siklus yang terjadi pada kehiduan kita sendiri.</span></li><li style="line-height: 16px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:100%;"><b style="line-height: 16px;"><i style="line-height: 16px;">Eling Sangkan paraning Dumadi, </i></b>Dengan kearifan ini, kita diingatkan untuk tetap mengingat Tuhan dalam keadaan apa pun.</span></li><li style="line-height: 16px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:100%;"><b style="line-height: 16px;"><i style="line-height: 16px;">Jalma Tan kena Kinira, </i></b>maksudnya kita boleh saja merasa benar akan pendapat kita. Tetapi jangan menjadi sombong dan takubur dengan merasa pendapat kita yang paling benar dan menutup mata, hati, dan pendengaran kita. Sehingga nantinya akan bermuara dengan memaksakan pendapat kita kepada orang lain yang belum tentu setuju dengan pendapat yang kita miliki.</span></li></ol><div style="line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:100%;"><br /></span></div><div style="line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center;"><span style="font-size:100%;"><b style="line-height: 16px;"><span class="Apple-style-span">SUMBER REFERENSI</span></b></span></div><div style="line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><b style="line-height: 16px;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></b></span></div><div style="line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:100%;">Amin, D. (Eds). (2000). <i style="line-height: 16px;">Islam & Kebudayaan jawa. Islam & Kebudayaan jawa. </i>Yogyakarta: Gamma Media</span></div><div style="line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:100%;">Amrih, P. (2008). <i style="line-height: 16px;">Ajaran Adiluhung Leluhur: Ilmu Kearifan Jawa. </i>Yogyakarta: Pinus Book Publisher.</span></div><div style="line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:100%;">Anasom (Eds). (2004). <i style="line-height: 16px;">Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa</i>.Yogyakarta: Gamma Media.</span></div></div>Catatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5278161404905719204.post-80902115275063580742011-04-26T11:04:00.003+07:002011-12-02T09:12:27.017+07:00<p class="MsoNoSpacing" style="text-align: center; line-height: 150%; font-family: times new roman;" align="center"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-ansi-mso-bidi-line-height:150%; mso-bidi-Times New Roman";font-size:12.0pt;color:#1A1114;" >BERBAGAI VERSI TENTANG SEBUAH TRAGEDI:<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: center; line-height: 300%; font-family: times new roman;" align="center"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><b style=""><i style=""><span style=";color:#1A1114;" >Sebuah Analisa Terhadap Gerakan 30 September 1965</span></i></b></span></p><p class="MsoNoSpacing" style="text-align: center; line-height: 300%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;">Oleh</span></p><p class="MsoNoSpacing" style="text-align: center; line-height: 300%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;">Rifky Azhari<br /></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="mso-ansi- mso-bidi-line-height:300%;mso-bidi-Times New Roman"; font-size:12.0pt;color:#1A1114;" ><o:p></o:p></span></i></b></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height: 200%; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-ansi- mso-bidi-line-height:200%;font-size:12.0pt;" >KONTROVESI ISTILAH G 30 S<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.25pt;mso-font-width:85%font-size:12.0pt;color:#301A20;" >R</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing: -.25ptfont-size:12.0pt;color:#301A20;" >asanya tidak ada ungkapan dalam bidang </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";font-size:12.0pt;color:#301A20;" >pendidikan di Indonesia yang seheboh isti<span style="letter-spacing:-.05pt">lah G 30 S. Sampai-sampai seorang menteri </span><span style="letter-spacing:.1pt">terlibat langsung dalam kontroversi istilah </span><span style="letter-spacing:-.3pt">ini melalui peraturan dan surat yang dikeluarkannya </span><span style="letter-spacing: -.5pt">tahun 2006.<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.05pt">Akhir September 1965, terjadi penculikan yang </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.15pt">berujung pada kematian enam jenderal. Pelakunya adalah pasukan tentara atas komando Gerakan 30 </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt; mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing: -.1pt">September. Empat puluh hari setelah peristiwa itu </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.3pt">Departemen Pertahanan mengeluarkan buku berjudul </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><i><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:.15pt">40 hari Kegagalan "G 30 S". </span></i></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:.15pt">Belum dicantumkan </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.35pt">kata PKI saat itu walaupun sejak hari pertama perco</span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.5pt">baan kudeta, para pembantu Mayor Jenderal Soeharto </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.25pt">seperti Yoga Sugama dan Sudharmono sudah yakin </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"">bahwa PKI berada di belakangnya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.3pt">Ketika itu terjadi persaingan dua istilah. Pertama, </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.35pt">Gestok yang diucapkan dalam pidato-pidato Presiden Sukarno, singkatan dari Gerakan Satu Oktober. Alas</span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size: 10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.05pt">annya, peristiwa itu terjadi dini hari tanggal 1 Ok</span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.1pt">tober. Sebaliknya pers militer menyebutnya Gestapu (</span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.5pt;font-style:normal">Gerakan September Tiga Puluh). Istilah ini menyalah </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size: 11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.3pt;font-style:normal">kaidah bahasa Indonesia, namun sengaja dipakai untuk mengasosiasikannya dengan Gestapo, polisi rahasia Nazi Jerman yang kejam itu.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.5pt;font-style:normal">Tahun 1966 rezim Orde Baru telah memakai istila<span style="mso-font-width:95%">h </span></span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.25pt;font-style:normal">G30S/PKI. Sejak itu, buku-buku yang memuat versi </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";font-style:normal">lain dilarang. Di luar negeri misalnya terbit tulisa <span style="letter-spacing:-.35pt">Ben Anderson dan Ruth McVey (1966) yang mengang</span><span style="letter-spacing: -.15pt">gap ini persoalan internal Angkatan Darat.<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.25pt;font-style:normal">Beragam penyebutan itu berdasarkan waktu ter</span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt; mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing: -.2pt;font-style:normal">jadinya peristiwa tersebut dan perspektif orang/ke</span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.15pt;font-style:normal">lompok yang menamakannya. Yang paling obyektif </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.4pt;font-style:normal">tentu saja menamakan peristiwa sebagaimana pelaku </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.25pt;font-style:normal">gerakan itu menyebut diri mereka yaitu Gerakan 30 </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.45pt;font-style:normal">September. Itu yang tertulis secara nyata dalam doku</span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.25pt;font-style:normal">men-dokumen yang dikeluarkan Letnan Kolonel Un</span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.45pt;font-style:normal">tung tanggal 1 Oktober 1965 mengenai "Pembentukan </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:.05pt;font-style:normal">Dewan Revolusi" serta "Penurunan dan Penaikan </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.3pt;font-style:normal">Pangkat". Bahwasanya kemudian muncul penafsiran </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.25pt;font-style:normal">tentang dalang peristiwa itu yang berbeda-beda tentu </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.15pt;font-style:normal">sah saja (PKI, Angkatan Darat, </span></span><span style="font-size:100%;">Central Intelligence Agency (CIA)</span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size: 11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.15pt;font-style:normal">, Sukarno, Soeharto, "kudeta </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.3pt;font-style:normal">merangkak MPRS", dan lain sebagainya).<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:.05pt;font-style:normal">Setelah Soeharto berhenti sebagai Presiden Republik Indonesia </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.3pt;font-style:normal">tahun 1998, bermunculan buku-buku yang tentunya </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt; mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing: -.05pt;font-style:normal">dilarang bila terbit semasa Orde Baru. Terbit pula </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.25pt;font-style:normal">buku-buku sejarah dengan beragam versi mengenai Gerakan 30 September. Tidak mengherankan dalam </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt; mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing: -.4pt;font-style:normal">kurikulum 2004 peristiwa itu disebut G 30 S dan pada </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.15pt;font-style:normal">tingkat SMA diajarkan versi-versi mengenai G 30 S.</span></span><!--[if gte vml 1]><v:line id="_x0000_s1030" style="'position:absolute;left:0;text-align:left;z-index:251661824;" from="-109.65pt,-37.9pt" to="-109.65pt,67.75pt" allowincell="f" strokecolor="#3b3a41" strokeweight="2.4pt"> <w:wrap type="square"> </v:line><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="font-size:100%;"><img src="file:///C:/Users/Anfield/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" shapes="_x0000_s1030" align="left" height="145" width="4" /></span><!--[endif]--><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.15pt;font-style:normal"> </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.3pt;font-style:normal">Kurikulum 2004 (dalam bentuk buku dan disket) </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.35pt;font-style:normal">diterbitkan Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size: 11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.05pt;font-style:normal">Nasional pada Oktober 2003 dengan pengantar dari </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:.05pt;font-style:normal">Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Indra Jati </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size: 11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; font-style:normal">Sidi dan Kepala Balitbang Boediono.</span></span><span style="mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:.1ptfont-size:100%;color:#2B1921;" > <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-letter-spacing:-.3pt; font-style:normal">Anehnya, dalam kurikulum 2006 (Kurikulum Ting</span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi- letter-spacing:.05pt;font-style:normal">kat Satuan Pendidikan) yang diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22, 23, </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi- letter-spacing:-.25pt;font-style:normal">dan 24 tahun 2006 ditetapkan kembali istilah G 30 S/ </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-letter-spacing:-.15pt; font-style:normal">PKI. Kemudian Kejaksaan Agung mendatangi Pusat </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi- letter-spacing:.1pt;font-style:normal">Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional dan </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt; mso-bidi-letter-spacing:-.4pt;font-style:normal">menanyakan siapa yang menghilangkan kata PKI dari </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi- letter-spacing:-.25pt;font-style:normal">istilah G 30 S? Jawab mereka, kurikulum itu disusun </span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-letter-spacing:-.15pt; font-style:normal">berdasarkan masukan dari para ahli (sejarawan, pa</span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi- font-style:normal">kar psikologi dan pendidikan serta kurikulum) de<span style="letter-spacing:-.45pt">ngan mempertimbangkan temuan-temuan baru dalam </span><span style="letter-spacing:-.1pt">bidang sejarah. Selanjutnya Kejaksaan Agung juga </span><span style="letter-spacing:-.15pt">memeriksa beberapa penerbit. Karena menteri Pen</span><span style="letter-spacing:-.35pt">didikan Nasional meminta instansi ini untuk menarik </span><span style="letter-spacing:-.25pt">buku-buku sejarah yang menghilangkan kata PKI di </span><span style="letter-spacing:-.2pt">belakang singkatan G 30 S.<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:.1ptcolor:#2B1921;" >Peraturan Menteri Pendidikan Nasional itu da</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.3ptcolor:#2B1921;" >pat membingungkan masyarakat, terutama guru dan </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.05ptcolor:#2B1921;" >siswa. Kebijakan ini semakin menjauh dari tujuan </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";color:#2B1921;" >"mencerdaskan kehidupan bangsa".</span></span><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";font-style:normal"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-line-height:150%;letter-spacing: -.2pt;font-style:normal"><o:p> </o:p></span></span></p><span style="font-family: times new roman;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="line-height: 200%; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><b style=""><span style="font-size: 11.5pt; letter-spacing: -0.2pt; font-style: normal;"><br /></span></b></span></p><p class="MsoNoSpacing" style="line-height: 200%; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-line-height:200%;letter-spacing:-.2pt;font-style:normal">BERBAGAI VERSI TENTANG PERISTIWA G 30 S<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.25pt">Telah lebih 30 tahun Tragedi 30 September </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.5pt">terjadi. Banyak fakta objektif yang bersifat mutlak </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.55pt">dan tidak bisa dipungkiri, antara lain: keterlibatan </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.5pt">PKI, ambiguitas Soekarno, intrik dalam tubuh mi</span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.4pt">liter (khususnya AD), serta kedekatan hubungan </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.1pt">personal antara pelaku utama G 30 S dengan </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.2pt">Mayjen Soeharto yang pada saat itu menjabat sebagai Pangkostrad/Pangkopkamtib.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.3pt">Tidak dapat diabaikan, G 30 S juga menjadi </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.5pt;mso-bidi-font-style: italic">faktor pemicu<i> </i></span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.5pt">bagi operasi paling efektif pembas</span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.6pt">mian sebuah ideologi di suatu negara. Stigmatisasi </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.4pt">yang diterapkan Soeharto terhadap mereka yang </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.25pt">tidak terlibat langsung dengan komunisme pun dilakukan, mi</span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.3pt">salnya dengan mengadakan pelarangan anak-anak mantan tahanan politik menjadi </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman"">pegawai negeri juga merupakan cara efektif <span style="letter-spacing:-.5pt">untuk menutup kemungkinan bangkitnya komu</span><span style="letter-spacing:-.2pt">nisme di negeri ini.<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.35pt">Telah banyak penelitian, kajian maupun lite</span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.25pt">ratur yang mengkaji <span style="mso-bidi-font-style:italic">hancurnya<i> </i></span>komunisme di </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt; mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing: -.55pt">Indonesia, baik yang ditulis oleh pakar luar negeri </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.2pt">maupun dalam negeri. Berbagai versi tentang G </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.5ptcolor:#1A1114;" >30 S pun muncul. Setidaknya, ada enam teori yang </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.15ptcolor:#1A1114;" >ada dalam penulisan mengenai G 30 S, masing‑</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.3ptcolor:#1A1114;" >masing sebagai berikut:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";mso-bidi-font-style:italiccolor:#1A1114;" ><span style="mso-list:Ignore">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></span><!--[endif]--><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:.45pt;mso-bidi-font-style:italiccolor:#1A1114;" >Pelaku Utama G 30 S adalah Partai Komunis Indonesia (PKI) dan <span style="mso-font-width: 95%">Biro </span></span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";mso-bidi-font-style:italiccolor:#1A1114;" >Khusus<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.5pt">Dengan memperalat unsur Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), tokoh-tokoh </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.25pt">Biro Khusus Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan <span style="mso-bidi-font-style:italic">pemberontakan<i> </i></span>ini sejak </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.4pt">lama. Tujuannya adalah merebut kekuasaan dan </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.35pt">menciptakan masyarakat komunis di Indonesia. </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.45pt">Tentu saja, pemerintah Orde Baru merupakan pi</span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.4pt">hak yang pertama menyetujui teori pertama ini. </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><i><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.25pt">Buku Putih Pengkhianatan G 30 S PKI </span></i></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.25pt">terbitan Se</span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.5pt">kretariat Negara (1994) merupakan penjelasan se</span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.4pt">cara lengkap atas peristiwa paling tragis tersebut. </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.25pt">Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh adalah </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.45pt">penulis domestik pertama yang menulis versi ini, </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.35pt">bukunya berjudul <i>Percobaan Kup Gerakan 30 Sep</i></span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><i><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.55pt">tember di Indonesia </span></i></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size: 10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.55pt">(terbitan Jakarta, 1968). Penulis </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.4pt">luar negeri yang dikategorikan masuk dalam versi </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.1pt">ini adalah Arnold Brackman, penulis <i>buku The </i></span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><i><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:.05pt">Communist Collapse in Indonesia </span></i></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:.05pt">(terbitan New </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"">York, 1969).<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";mso-bidi-font-style:italiccolor:#1A1114;" ><span style="mso-list:Ignore">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></span><!--[endif]--><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";mso-font-width:95%;mso-bidi-font-style:italiccolor:#1A1114;" >G </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; mso-bidi-font-style:italiccolor:#1A1114;" >30 S adalah Persoalan Internal Angakatan Darat<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.35ptcolor:#1A1114;" >Versi kedua beranggapan bahwa G 30 S me</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.1ptcolor:#1A1114;" >rupakan persoalan internal Angkatan Darat yang didalangi </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing: -.15ptcolor:#1A1114;" >sebuah klik (kelompok terbatas). Persiapan ge</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing: -.25ptcolor:#1A1114;" >rakan dilakukan secara teliti oleh klik tersebut </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing: -.2ptcolor:#1A1114;" >dengan cara menyusupi Partai Komunis Indonesia. Versi kedua ini di</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";color:#1A1114;" >tulis oleh MR Siregar <i>(Tragedi Manusia dan Ke<span style="letter-spacing:-.25pt">manusiaan, Kasus Indonesia: Sebuah Holokaus yang </span><span style="letter-spacing:-.2pt">Diterima sesudah Perang Dunia Kedua </span></i><span style="letter-spacing:-.2pt; mso-bidi-font-style:italic">yang<i> </i></span><span style="letter-spacing: -.2pt">terbit per</span><span style="letter-spacing:-.25pt">tama kali 1993 di Amsterdam). <i>The 30 September Movement </i>karya Coen Holtsappel juga termasuk dalam versi kedua ini. Demikian pula CorneIl Pa</span><span style="letter-spacing:-.05pt">per (A <i>Preliminary Analysis of the October 1,1965: </i></span><i><span style="letter-spacing:-.2pt">Coup in Indonesia). </span></i><span style="letter-spacing:-.2pt;mso-bidi-font-style:italic">K</span><span style="letter-spacing:-.2pt">arya Ben Anderson dkk. yang </span></span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.35pt">diterbitkan di Ithaca, 1971. <i>Whose Plot? New Light </i></span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><i><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:.1pt">on the 1965 Events </span></i></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size: 12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:.1pt">karya W.F. Wertheim juga </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.2pt">mengacu pada versi yang memojokkan </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.5pt">Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.2pt">, </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.5pt">khususnya Angkatan Darat ini. Buku karya Wi</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.35pt">mandjaja K. Litohoe, <i>Primadosa, </i>juga mengarah </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size: 12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.45pt">pada sintesis bahwa G 30 S merupakan kudeta </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.6pt">yang dirancang oleh klik Angkatan Darat di bawah pimpinan </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"">Soeharto.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-Times New Roman"font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">c)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:.6pt;font-style:normal">G 30 S Digerakkan oleh </span></span><span style="font-size:100%;">Central Intelligence Agency (CIA)</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.3pt">Versi ketiga ini beranggapan bahwa pelaku </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size: 12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.55pt">utama/dalang G 30 S adalah </span></span><span style="font-size:100%;">Central Intelligence Agency (CIA)</span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size: 12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.55pt"> atau pemerin</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.7pt">tah Amerika Serikat. </span></span><span style="font-size:100%;">Central Intelligence Agency (CIA)</span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size: 12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.7pt"> bekerjasama dengan sebuah klik Angkatan Darat </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.5pt">untuk memprovokasi Partai Komunis Indonesia dengan tujuan akhir untuk </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.75pt">menggulingkan Soekarno. Artikel Peter Dale Scott ("US dan the Overthrow of Soekarno: 1965-1967", </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><i><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.45pt">Pacific Affairs, </span></i></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.45pt">1985) dan tulisan. Geoffrey Robin</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.25pt">son <i>(Some Arguments Concerning US Influence and </i></span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><i><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.4pt">Complicity in the Indonesia Coup of October 1, </span></i></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.4pt">1965) </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.75pt">merupakan analisis yang mengasumsikan bahwa </span></span><span style="font-size:100%;">Central Intelligence Agency (CIA)</span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing: -.35pt"> adalah dalang utama G 30 S. Kepentingan </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.55pt">Amerika Serikat sangat jelas, yakni jangan sampai Indonesia </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.2pt">menjadi basis komunisme. Pada awal dekade </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.45pt">1960-an, mereka mencemaskan Teori Domino, </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size: 12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.7pt">bahwa komunisme di Indo-China (Vietnam-Kamboja) bisa bersambung dengan komunisme di In</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.6pt">donesia, yang kemudian menciptakan poros Ja</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size: 12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.5pt">karta - Pyongyang - Beijing yang sangat ditakuti </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"">Amerika Serikat.</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:.5pt;font-style:normal"><span style="mso-list:Ignore">d)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></span><!--[endif]--><!--[if gte vml 1]><v:line id="_x0000_s1026" style="'position:absolute;left:0;text-align:left;z-index:251653632;" from="584.4pt,-108.3pt" to="584.4pt,-89.05pt" allowincell="f" strokecolor="#936e4f" strokeweight=".25pt"> <w:wrap type="square"> </v:line><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="font-size:100%;"><img src="file:///C:/Users/Anfield/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif" shapes="_x0000_s1026" align="left" height="27" width="2" /><img src="file:///C:/Users/Anfield/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif" shapes="_x0000_s1027" align="left" height="31" width="2" /></span><!--[endif]--><!--[if gte vml 1]><v:line id="_x0000_s1027" style="'position:absolute;left:0;text-align:left;z-index:251654656;" from="582.5pt,-42.8pt" to="582.5pt,-21.15pt" allowincell="f" strokecolor="#dab795" strokeweight=".25pt"> <w:wrap type="square"> </v:line><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:.5pt;font-style:normal">Bertemunya Kepentingan Inggris dan Amerika Serikat<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><!--[if gte vml 1]><v:line id="_x0000_s1028" style="'position:absolute;left:0;text-align:left;z-index:251655680;" from="581.8pt,14.35pt" to="581.8pt,43.7pt" allowincell="f" strokeweight=".25pt"> <w:wrap type="square"> </v:line><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="font-size:100%;"><img src="file:///C:/Users/Anfield/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif" shapes="_x0000_s1028" align="left" height="41" width="2" /></span><!--[endif]--><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.35pt">Versi ini pada intinya mensinyalir bahwa G </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size: 12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.55pt">30 S adalah "pertemuan" antara rencana Inggris </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing: -.65pt">dan Amerika Serikat. Inggris berkeinginan agar sikap konfron</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.75pt">tatif <span style="mso-spacerun:yes"> </span>Soekarno terhadap Malaysia bisa diakhiri de</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.25pt">ngan penggulingan kekuasaan, sedangkan Amerika Serikat </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.3pt">menginginkan Indonesia terbebas dari komu</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.4pt">nisme. Greg Poulgrain, penulis buku <i>The Genesis </i></span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><i><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.15pt">of Confrontation: Malaysia, Brunai and Indonesia, </span></i></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><i><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.4pt">1945-1965, </span></i></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.4pt">percaya pada asumsi bahwa G 30 S </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.7pt">adalah buah pertemuan kepentingan Inggris dan </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size: 12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"">Amerika Serikat.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:.1pt;font-style:normal"><span style="mso-list:Ignore">e)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></span><!--[endif]--><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:.1pt;font-style:normal">Soekarno Dalang Gerakan 30 September<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.6pt">Versi yang lebih kontroversial, karena mengasumsikan Soekarno adalah dalang G 30 S. Ke</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.65pt">pentingan Soekarno adalah untuk melenyapkan </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.55pt">oposisi sebagian perwira tinggi Angkatan Darat terhadap ke</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.5pt">pemimpinannya. Partai Komunis Indonesia (PKI) ikut terseret karena kede</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.4pt">katannya dengan sosok Soekarno. Versi ini di</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size: 12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.6pt">kembangkan oleh Antonie Dake dalam karyanya, </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><i><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.45pt">In The Spirit of the Red Banteng, The Devious Dalang: </span></i></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><i><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.7pt">Soekarno and so-called Untung Putsch; </span></i></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.7pt">juga oleh John </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.25pt">Hughes <i>(The End of Soekarno, </i>1968 atau <i>Indone</i></span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><i><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.6pt">sian Upheaval, </span></i></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size: 12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.6pt">1967). Bagian dari buku Ulf Sund</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.2pt">haussen <i>(Politik Militer Indonesia 1945-1967: Me</i></span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><i><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.75pt">nuju Dwi Fungsi ABRI) </span></i></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.75pt">juga mengarah pada dugaan </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.45pt">bahwa Soekarno adalah pelaku utama G 30 S.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:.8pt;font-style:normal"><span style="mso-list:Ignore">f)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></span><!--[endif]--><span class="CharacterStyle3" style="font-size:100%;"><span style="font-size:11.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:.8pt;font-style:normal">Teori Chaos<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.7pt">"Tidak ada dalang tunggal G 30 S", ini adalah </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.35pt">versi keenam, yang menyerupai Teori Chaos. Ti</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size: 12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.25pt">dak ada <i>grand scenario, </i>semua lebih didominasi </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.45pt">oleh improvisasi lapangan. Manai Sophiaan <i>(Ke</i></span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><i><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.15pt">hormatan Bagi yang Berhak), </span></i></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.15pt">Oei Tjoe Tat <i>(Memoar </i></span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><i><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.25pt">Oei Tjoe Tat), </span></i></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size: 12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.25pt">John D. Legge <i>(Sukarno: Sebuah Bio</i></span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><i><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.35pt">grafi Politik) </span></i></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size: 12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.35pt">merupakan buku-buku yang terma</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.6pt">suk versi keenam ini. Intinya, G 30 S merupakan </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.75pt">hasil kombinasi unsur-unsur Nekolim atau negara </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.55pt">Barat, pimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang <i>keblinger, </i>serta oknum-</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.4pt">oknum </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.5pt">Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.4pt"> yang tidak benar.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><!--[if gte vml 1]><v:line id="_x0000_s1029" style="'position:absolute;left:0;text-align:left;z-index:251656704;" from="577pt,.4pt" to="577pt,564.4pt" allowincell="f" strokecolor="#c9a184" strokeweight=".25pt"> <w:wrap type="square"> </v:line><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="font-size:100%;"><img src="file:///C:/Users/Anfield/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.gif" shapes="_x0000_s1029" align="left" height="754" width="2" /></span><!--[endif]--><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.35ptcolor:#1B1517;" >Di luar keenam teori tersebut, adalah versi-</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.5ptcolor:#1B1517;" >versi yang lebih melontarkan pertanyaan diban</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.55ptcolor:#1B1517;" >dingkan memberi jawaban-jawaban. Sebaliknya, </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.65ptcolor:#1B1517;" >enam versi tersebut di atas juga belum sampai pa</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.55ptcolor:#1B1517;" >da kesimpulan yang final. Persoalannya, banyak </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.4ptcolor:#1B1517;" >pengakuan para saksi sejarah yang belum bisa </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.45ptcolor:#1B1517;" >dijadikan sebagai bahan analisis Yang dibutuh</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.25ptcolor:#1B1517;" >kan, tentu saja pengakuan yang jujur. Bukan </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.4ptcolor:#1B1517;" >pengakuan yang dikemas dengan tujuan "men</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.5ptcolor:#1B1517;" >cuci dosa masa lampau", bukan pengakuan aki</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.15ptcolor:#1B1517;" >bat "tekanan selama masa penahanan", bukan </span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.25ptcolor:#1B1517;" >pula penulisan sejarah (historiografi) yang di</span></span><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.3ptcolor:#1B1517;" >bingkai dengan kepentingan politik.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:150%; mso-bidi-Times New Roman""><o:p> </o:p></span></span></p><span style="font-family: times new roman;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><b style=""><span style=""><br /></span></b></span></p><p class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-line-height:150%;mso-bidi-Times New Roman"">KESIMPULAN<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"">Apa yang dilakukan dari versi yang beragam itu? Tugas sejarawan kadang kala ibarat dokter, seperti pernah dikatakan Marc Ferro. Ia melakukan diagnosa. Berbagai versi itu termasuk bagian dari diagnosa. Sang dokter berusaha menyimpulkan, artinya membuat sintesa dari berbagai versi tadi dan mengeluarkan pendapat.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:.15pt">Kasus G 30 S kita jadikan contoh. Kita tahu, gerakan</span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.3pt"> ini menyebut diri. sebasai Gerakan Tiga Puluh Sep</span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.2pt">tember. Karena itu lebih obyektif bila peristiwa itu d</span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.35pt">isebut sebagai G30S, bukan Gestapu dan bukan pula Ges</span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.1pt">tok. Ada beberapa fakta yang dapat diterima. Pertama</span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:-.25pt">, yang diculik adalah perwira militer (khususnya </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.1pt">Angkatan Darat). Yang menculik berasal dari resimen Cak</span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.15pt">rabirawa yang juga berasal dari unsur Angkatan </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:.1pt">Darat. Beberapa pimpinan PKI <sup>,</sup>(dalam hal ini Biro </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt; mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing: -.15pt">Khusus) seperti Aidit dan Sjam, dipercaya terlibat dalam</span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.05pt"> gerakan itu. Sjam sendiri masih misterius, apakah </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:.25pt">dia <i>double agent </i>(AD dan Biro Khusus PKI) bahkan <i style="mso-bidi-font-style:normal">triple<span style="mso-bidi-font-style:italic"> agent </span></i>(AD, Biro Khusu PKI, dan CIA)? Bebe</span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:.15pt">rapa dinas rahasia asing juga berperan seperti CIA. </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"">Pada tingkat lokal, Kodam Diponegoro, Jawa Tengah, merupakan Kodam yang paling <span style="letter-spacing:.05pt">"terlibat" G30S. Para pelaku dan pemberantas gerakan ini paling banyak </span><span style="letter-spacing:-.25pt">berasal dari Kodam ini. Dari data yang sudah terteri</span><span style="letter-spacing: -.1pt">ma, dibuat narasi tentang peristiwa G 30 S.</span><span style="letter-spacing:.05pt"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"; letter-spacing:.1pt">Namun, itu saja tidak cukup. Sebuah peristiwa </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:.35pt">juga memiliki unsur kausalitas, hubungan sebab akib</span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- mso-bidi-Times New Roman";letter-spacing:-.2pt">at. Kondisi nasional sebelum 30 September 1965 </span></span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"">menjadi latar belakang meletusnya gerakan ini. Saat itu <span style="letter-spacing: .15pt">Indonesia mengalami krisis ekonomi, sosial, dan </span><span style="letter-spacing:.2pt">politik yang parah. Dalam konteks internasional, sedang berkecambuk perang </span><span style="letter-spacing:.1pt">dingin. Amerika Serikat </span><span style="letter-spacing:-.1pt">berkepentingan agar Indonesia tidak jatuh ke tangan </span><span style="letter-spacing:-.9pt">komunis.<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;">Tragedi tahun 1965 tidak berhenti sampai 1 Oktober 1965, tetapi berkelanjutan sampai masa Orde</span><span style="font-size:100%;"> </span><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;">Baru, karena dampak langsung peristiwa ini adalah pembantaian massal tahun 1965/1966 dan penahanan politik di Pulau Buru (tahun 1969-1979). Mengungkapkan rangkaian peristiwa secara utuh juga merupakan bagian dari pelurusan sejarah<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="line-height:150%; mso-bidi-Bookman Old Style";letter-spacing:.1pt"><o:p> </o:p></span><o:p> </o:p></span></p><span style="font-family: times new roman;font-size:100%;" ><br /></span><p style="font-family: times new roman;"></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle1" style="font-size:100%;"><span style="font-size:10.5pt;mso-bidi- line-height:150%;mso-bidi-fon <p class="><span class="CharacterStyle2"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:150%;mso-bidi-Times New Roman""><o:p> </o:p></span></span></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent: 1cm; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:150%;mso-bidi-Times New Roman""><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: center; line-height: 300%; font-family: times new roman;" align="center"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:300%; mso-bidi-Times New Roman"">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"">Abdoerraoef. (1971). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Komunisme dalam Teori dan Praktek. </i>Jakarta: Bulan Bintang.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-line-height:150%;mso-bidi-Times New Roman""><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"">Adam, A. W. (2009). Membongkar Manipulasi Sejarah: <i style="mso-bidi-font-style:normal">Kontroversi Pelaku dan Peristiwa. </i>Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara. <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:150%; mso-bidi-Times New Roman""><o:p> </o:p></span></i></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"">Center<span style="mso-spacerun:yes"> </span>for Information Analysis. (2006). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Gerakan 30 September: Antara Fakta dan Rekayasa Berdasarkan Kesaksian Para Pelaku Sejarah. </i>Yogyakarta: Media Pressindo.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-line-height:150%;mso-bidi-Times New Roman""><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"">Darmawan. (2008). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Soekarno Memilih Tenggelam Agar Soeharto Muncul. </i>Bandung: Hikayat Dunia.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-line-height:150%;mso-bidi-Times New Roman""><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt; font-family: times new roman;"><span style="mso-ascii-font-family:"Times New Roman";mso-ascii-theme-font: major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman";mso-hansi-theme-font:major-bidi; mso-bidi-Times New Roman";mso-bidi-theme-font:major-bidifont-size:100%;" >Dinas Sejarah TNI-AD. (1985). <i>Komunisme dan Kegiatannya di Indonesia. </i>Kota<span style="mso-spacerun:yes"> </span>dan Penerbit tidak tercantum.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidifont-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt; font-family: times new roman;"><span style="mso-ascii-font-family:"Times New Roman";mso-ascii-theme-font: major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman";mso-hansi-theme-font:major-bidi; mso-bidi-Times New Roman";mso-bidi-theme-font:major-bidifont-size:100%;" >DISJAM DAM IV/Siliwangi. (1979). <i>Siliwangi dari Masa ke Masa </i>(Edisi kedua).<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Bandung: Angkasa.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-line-height:150%;mso-bidi-Times New Roman""><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-;font-size:100%;" >Elson, R. E. (2008). <i style="mso-bidi-font-style: normal">The Idea of Indonesia: Sejarah Pemikiran dan Gagasan. </i>Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-ascii-font-family:"Times New Roman";mso-ascii-theme-font: major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman";mso-hansi-theme-font:major-bidi; mso-bidi-Times New Roman";mso-bidi-theme-font:major-bidifont-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; font-family: times new roman;"><span style="mso-ascii-font-family:"Times New Roman";mso-ascii-theme-font:major-bidi; mso-hansi-font-family:"Times New Roman";mso-hansi-theme-font:major-bidi; mso-bidi-Times New Roman";mso-bidi-theme-font:major-bidifont-size:100%;" >Ricklefs, M. C. (2008). <i>Sejarah Indonesia Modern 1200 – 2008. </i>Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-line-height:150%;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: normal; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-;font-size:100%;" >Sekretariat Negara Republik Indonesia. (1981). <i style="mso-bidi-font-style:normal">30 Tahun Indonesia Merdeka: 1965-1973. </i>Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: normal; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-;font-size:100%;" >Sekretariat Negara Republik Indonesia. (1994). <i style="mso-bidi-font-style: normal">Gerakan 30 September Pemberontakan Partai Komunis Indonesia: Latar Belakang, Aksi, dan Penumpasannya. </i>Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: normal; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-;font-size:100%;" >Sundhaussen, U. (1988). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Politik Militer Indonesia 1945-1967: Menuju Dwi Fungsi ABRI. </i>Jakarta: LP3ES.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-line-height:150%;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman"">Yani, A. (1981). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Ahmad Yani: Sebuah Kenang-kenangan. </i>Bandung: Karya Kelana.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; font-family: times new roman;"><span class="CharacterStyle2" style="font-size:100%;"><span style="mso-ansi-font-size:12.0pt;mso-bidi-mso-bidi-Times New Roman""><o:p> </o:p></span></span></p>Catatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5278161404905719204.post-47645187587746061672011-04-26T10:55:00.008+07:002011-12-02T09:17:39.709+07:00<p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;"><b>LAPORAN PENELITIAN KUALITAS PELAYANAN BIMBINGAN dan KONSELING di SMA SANTA ANGELA<br /></b></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;"><b>Oleh:</b></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;"><b>Rifky Azhari<br /></b></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;"><b><br /></b></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;"><b>BAB 1<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 300%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;"><b>PENDAHULUAN<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b>1.1 Latar Belakang<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan suatu layanan bantuan bagi peserta didik (siswa) melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas, yang disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal (A. Juntika, 2006: 26). Dengan demikian jelas bahwa tujuan dari adanya layanan Bimbingan dan Konseling ini tidak lain adalah utnuk membantu siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya. Lebih jauh Juntika mengemukakan bahwa tujuan layanan Bimbingan dan Konseling ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk membantu siswa agar (1) memiliki kesadaran pemahaman tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya, dan agama); (2) mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku bagi penyesuaian dirinya dengan lingkungannya; (3) mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, serta mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Layanan Bimbingan dan Konseling dalam hal mencapai tujuan-tujuannya tersebut harus mampu menggunakan strategi-strategi tertentu agar tujuan yang diharapkan bisa terwujud. Strategi-strategi Bimbingan dan Konseling yang ditempuh juga harus sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Bimbingan dan Konseling, dimana prinsip-prinsip tersebut diantaranya adalah (A. Juntika, 2006: 18):</span></p> <ol style="margin-top: 0cm; font-family: times new roman;" start="1" type="1"> <li class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;mso-list:l3 level1 lfo12; tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-size:100%;">Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu</span></li> <li class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;mso-list:l3 level1 lfo12; tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-size:100%;">Bimbingan bersifat individualisasi</span></li> <li class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;mso-list:l3 level1 lfo12; tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-size:100%;">Bimbingan menekankan hal yang positif</span></li> <li class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;mso-list:l3 level1 lfo12; tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-size:100%;">Bimbingan merupakan usaha bersama</span></li> <li class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;mso-list:l3 level1 lfo12; tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-size:100%;">Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial</span></li> <li class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;mso-list:l3 level1 lfo12; tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-size:100%;">Bimbingan</span><span style="mso-spacerun:yes;font-size:100%;" > </span><span style="font-size:100%;">berlangsung dalam berbagai setting</span></li> </ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Ditinjau dari segi teoritis, memang layanan Bimbingan dan Konseling ini merupakan suatu layanan yang ideal dalam upaya membantu optimalisasi tumbuh kembang peserta didik. Di zaman globalisasi seperti saat ini, pentingnya keberadaan layanan Bimbingan dan Konseling tidak dapat terelakan. Karena arus globalisasi dan modernisasi yang tak terbendung acapkali diiringi oleh beribu masalah dalam kehidupan. Disini lah peran layanan Bimbingan dan Konseling sangat diharapkan dapat membantu peserta didik dalam mengatasi permasalahannya yang sangat kompleks. Namun, pertanyaannya apakah kondisi di lapangan mengenai layanan Bimbingan dan Konseling ini sudah sesuai dengan konsep maupun teori yang menjadi dasar layanan Bimbingan dan Konseling. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini, layanan Bimbingan dan Konseling masih dipandang sebelah mata bagi segelintir orang, khususnya bagi para siswa. Banyak diantara siswa yang masih menganggap layanan Bimbingan dan Konseling sebagai suatu layanan yang hanya diperuntukkan bagi siswa bermasalah. Sehingga banyak siswa yang enggan untuk memanfaatkan layanan Bimbingan dan Konseling untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi mereka karena pencitraan negatif terhadap layanan Bimbingan dan Konseling yang sudah melekat. Kalaupun ada siswa yang memanfaatkan layanan Bimbingan dan Konseling ini, maka jumlahnya pun masih sedikit. Umumnya mereka menggunakan layanan Bimbingan dan Konseling ini pada saat pemilihan jurusan sewaktu di kelas X dan pada saat akan masuk Perguruan Tinggi di akhir kelas XII.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Persepsi yang negatif tersebut juga disebabkan adanya anggapan bahwa layanan Bimbingan dan Konseling merupakan satu cara yang menekan aspirasi. Padahal sebenarnya Bimbingan dan Konseling ini merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membantu membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang. Sementara itu pencitraan negatif terhadap Bimbingan dan konseling juga diperburuk oleh masih adanya guru pembimbing yang kinerjanya tidak profesional. Mereka masih lemah dalam memahami konsep-konsep bimbingan secara komprehensif, menyusun program bimbingan, dan mengimplementasikan teknik-teknik bimbingan. Kurangnya profesionalitas guru Bimbingan dan Konseling juga dapat disebabkan karena pengangkatan guru mata pelajaran tertentu menjadi guru pembimbing. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Pencitraan negatif terhadap layanan Bimbingan dan Konseling itu menyebabkan peran dan fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah menjadi tidak optimal. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya baik dari sekolah maupun guru Bimbingan dan Konseling untuk memulihkan citra layanan Bimbingan dan Konseling ini agar keberadaannya dapat dimanfaatkan sesuai dengan peran dan fungsinya. Salah satu upaya untuk memulihkan citra layanan Bimbingan dan Konseling adalah dengan melakukan peningkatan kualitas layanan bimbingan. Dalam hal ini, kami mencoba untuk melakukan penelitian sederhana mengenai kualitas layanan Bimbingan dan Konseling di SMA Santa Angela, Bandung.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;"><b><o:p> </o:p></b></span></p><span style="font-family: times new roman;font-size:100%;" > </span><p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;"><b><br /></b></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;"><b>BAB 2<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 300%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;"><b>HASIL LAPANGAN<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Rekapitulasi data sebaran kuisioner mengenai masalah yang dikonsultasikan pada layanan BK di kelas XI IPS 2 SMA Santa Angela<o:p></o:p></span></p> <table class="MsoNormalTable" style="margin-left: 5.4pt; border-collapse: collapse; border: medium none; font-family: times new roman;" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style="mso-yfti-irow:0;mso-yfti-firstrow:yes"> <td style="width:20.1pt;border-top:solid black 1.5pt; border-left:none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:none; mso-border-top-alt:solid black 1.5pt;mso-border-bottom-alt:solid black .75pt; background:gray;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;"><b><span style="color:white;"><o:p> </o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;"><b><span style="color:white;">No<o:p></o:p></span></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border-top:solid black 1.5pt; border-left:none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:none; mso-border-top-alt:solid black 1.5pt;mso-border-bottom-alt:solid black .75pt; background:gray;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;"><b><span style="color:white;">Jenis Kelamin (L/P)<o:p></o:p></span></b></span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border-top:solid black 1.5pt; border-left:none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:none; mso-border-top-alt:solid black 1.5pt;mso-border-bottom-alt:solid black .75pt; background:gray;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;"><b><span style="color:white;">Masalah Yang Dikonsultasikan<o:p></o:p></span></b></span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border-top:solid black 1.5pt; border-left:none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:none; mso-border-top-alt:solid black 1.5pt;mso-border-bottom-alt:solid black .75pt; background:gray;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;"><b><span style="color:white;"><o:p> </o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;"><b><span style="color:white;">Contoh<o:p></o:p></span></b></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:1"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>1<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">L</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar dan pribadi</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Kesulitan mata pelajaran tertentu; masalah pacaran<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:2"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>2<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Karir dan pribadi</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Pengambilan jurusan kuliah dan program studi; bermasalah dengan aturan sekolah, guru, dan kepala sekolah.<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:3"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>3<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">-</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >-<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:4"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>4<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Nilai yang kurang<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:5"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>5<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">L</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar dan pribadi</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Malas; masalah pacaran<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:6"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>6<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Pribadi</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Masalah keluarga<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:7"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>7<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">L</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">-</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >-<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:8"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>8<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Waktu kelas X, masuk jurusan mana di kelas XI<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:9"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>9<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">L</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar; karir; pacar</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Motivasi kurang; kerja ke depan; masalah pacaran<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:10"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>10<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">L</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Nilai yang jelek<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:11"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>11<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Pemilihan jurusan di kelas XI<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:12"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>12<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">L</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Malas belajar dan cara belajar<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:13"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>13<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">-</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >-<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:14"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>14<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Cara belajar dan nilai-nilai yang kurang<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:15"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>15<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar; sosial</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Proses belajar dan cara belajar; hubungan dengan teman<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:16"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>16<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Arahan untuk masuk penjurusan di kelas XI<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:17"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>17<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">L</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar; pribadi</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Kurang motivasi; minat belajar yang terganggu dari factor keluarga (intern).<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:18"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>18<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Cara efektif dalam belajar mengurangi kemalasan<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:19"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>19<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Cara belajar dan pemilihan jurusan di kelas XI<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:20"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>20<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">L</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">-</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >-<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:21"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>21<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar; pribadi</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Masalah nilai dan cara belajar; soal teman dan keluarga<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:22"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>22<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar; karir</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Masalah dengan guru; jurusan untuk universitas<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:23"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>23<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">L</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">-</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >-<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:24"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>24<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Cara membagi waktu belajar dan melatih ingatan<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:25"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>25<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Nilai yang kurang<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:26"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>26<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Nilai yang kurang<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:27"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>27<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">L</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">-</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >-<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:28"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>28<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">L</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Pola belajar<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:29"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>29<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar; pribadi</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Nilai yang kurang; masalah keluarga<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:30"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>30<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">-</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >-<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:31"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>31<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">L</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar; karir</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Perkembangan belajar; pemilihan kerja/ jurusan di universitas<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:32"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>32<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">-</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >-<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:33"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>33<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">-</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >-<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:34"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>34<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">L</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar; pribadi</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Nilai; kelakuan di sekolah<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:35"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>35<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">-</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >-<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:36"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>36<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">L</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">-</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >-<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:37"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>37<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">L</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Nilai-nilai yang kurang<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:38"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>38<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">L</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">Belajar</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Nilai<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:39"> <td style="width:20.1pt;border:none;background:silver; mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b>39<o:p></o:p></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">P</span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="font-size:100%;">-</span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border:none;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >-<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:40;mso-yfti-lastrow:yes"> <td style="width:20.1pt;border-top:solid black 1.0pt; border-left:none;border-bottom:solid black 1.5pt;border-right:none; mso-border-top-alt:solid black .75pt;mso-border-bottom-alt:solid black 1.5pt; background:silver;mso-shading:white;mso-pattern:solid silver;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="27"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:100%;"><b><span style="color:navy;">40<o:p></o:p></span></b></span></p> </td> <td style="width:57.0pt;border-top:solid black 1.0pt; border-left:none;border-bottom:solid black 1.5pt;border-right:none; mso-border-top-alt:solid black .75pt;mso-border-bottom-alt:solid black 1.5pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="76"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >P<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="width:122.0pt;border-top:solid black 1.0pt; border-left:none;border-bottom:solid black 1.5pt;border-right:none; mso-border-top-alt:solid black .75pt;mso-border-bottom-alt:solid black 1.5pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="163"> <p class="MsoNormal" style="text-align:center;line-height:150%" align="center"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Belajar<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="width:209.5pt;border-top:solid black 1.0pt; border-left:none;border-bottom:solid black 1.5pt;border-right:none; mso-border-top-alt:solid black .75pt;mso-border-bottom-alt:solid black 1.5pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt" valign="top" width="279"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Malas<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" spt="75" preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f"> <v:stroke joinstyle="miter"> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"> <v:f eqn="sum @0 1 0"> <v:f eqn="sum 0 0 @1"> <v:f eqn="prod @2 1 2"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @0 0 1"> <v:f eqn="prod @6 1 2"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="sum @8 21600 0"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @10 21600 0"> </v:formulas> <v:path extrusionok="f" gradientshapeok="t" connecttype="rect"> <o:lock ext="edit" aspectratio="t"> </v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;" wrapcoords="0 0 21600 0 21600 21600 0 21600 0 0"> <v:imagedata src="file:///C:\Users\Anfield\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.emz" title=""> <w:wrap type="through"> </v:shape><![if gte mso 9]><o:oleobject type="Embed" progid="MSGraph.Chart.8" shapeid="_x0000_s1026" drawaspect="Content" objectid="_1365320732"> <o:wordfieldcodes>\s</o:WordFieldCodes> </o:OLEObject> <![endif]><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="font-size:100%;"><img src="file:///C:/Users/Anfield/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif" shapes="_x0000_s1026" align="left" height="276" hspace="12" width="505" /></span><!--[endif]--></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;">Diagram Perbandingan Masalah Yang Dikonsultasikan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;">Siswa SMA Santa Angela </span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Jumlah Siswa</span><span style="mso-tab-count: 2;font-size:100%;" > </span><span style="mso-tab-count:1;font-size:100%;" > </span><span style="font-size:100%;">: 40</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Jumlah Laki-laki</span><span style="mso-tab-count:1;font-size:100%;" > </span><span style="mso-tab-count:1;font-size:100%;" > </span><span style="font-size:100%;">: 16</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Jumlah Perempuan</span><span style="mso-tab-count:1;font-size:100%;" > </span><span style="mso-tab-count:1;font-size:100%;" > </span><span style="font-size:100%;">: 34</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Masalah Belajar</span><span style="mso-tab-count:1;font-size:100%;" > </span><span style="mso-tab-count:1;font-size:100%;" > </span><span style="font-size:100%;">: 26</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Karir</span><span style="mso-tab-count: 3;font-size:100%;" > </span><span style="mso-tab-count:1;font-size:100%;" > </span><span style="font-size:100%;">: 4</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Pribadi</span><span style="mso-tab-count: 2;font-size:100%;" > </span><span style="mso-tab-count:1;font-size:100%;" > </span><span style="mso-tab-count:1;font-size:100%;" > </span><span style="font-size:100%;">: 8</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Sosial</span><span style="mso-tab-count: 2;font-size:100%;" > </span><span style="mso-tab-count:1;font-size:100%;" > </span><span style="mso-tab-count:1;font-size:100%;" > </span><span style="font-size:100%;">: -</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Tidak pernah konsultasi</span><span style="mso-tab-count:1;font-size:100%;" > </span><span style="font-size:100%;">: 12</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Kesimpulan :</span></p> <ol style="margin-top: 0cm; font-family: times new roman;" start="1" type="A"> <li class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;mso-list:l6 level1 lfo1; tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-size:100%;">Bidang Belajar</span></li> </ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Bidang belajar merupakan bidang yang paling banyak dikonsultasikan oleh sebagian besar siswa kelas XI IPS 2. Bidang belajar yang dikonsultasikan meliputi konsultasi mengenai nilai-nilai mata pelajaran yang kurang, konsultasi mengenai cara emmbagi waktu belajar, pemilihan jurusan waktu di kelas x dan konsultasi dalam emngatasi kemalasan.</span><span style="mso-spacerun:yes;font-size:100%;" > </span></p> <ol style="margin-top: 0cm; font-family: times new roman;" start="2" type="A"> <li class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;mso-list:l6 level1 lfo1; tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-size:100%;">Bidang Karir</span></li> </ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Sebagian besar siswa kelas XI IPS 2 tidak mengkonsultasikan masalah karir dalam layanan BK. Hanya ada sekitar 4 siswa yang mengkonsultasikan masalah karir, seperti pemilihan pekerjaan yang cocok di masa depan dan tidak ada yang mengkonsultasikan tentang orientasi pekerjaan setelah lulus SMA, karena kebanyakan dari mereka akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi.</span></p> <ol style="margin-top: 0cm; font-family: times new roman;" start="3" type="A"> <li class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;mso-list:l6 level1 lfo1; tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-size:100%;">Bidang Sosial</span></li> </ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Dari keseluruhan siswa kelas XI IPS 2 tidak ada satupun yang mengkonsultasikan masalah sosial dalam penggunaan layanan BK. Rata-rata, siswa memasukkan masalah sosial seperti hubungan pertemanan ke dalam masalah pribadi.</span></p> <ol style="margin-top: 0cm; font-family: times new roman;" start="4" type="A"> <li class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;mso-list:l6 level1 lfo1; tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-size:100%;">Bidang Pribadi</span></li> </ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Bidang pribadi merupakan bidang yang paling banyak dikonsultasikan oleh siswa kleas XI IPS 2 setelah bidang belajar. Masalah pribadi yang dikonsultasikan meliputi masalah dalam keluarga dan masalah hubungan hubungan dengan teman dekat.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height:150%;mso-ansi-language:EN-US" lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b><b><span style="line-height:150%;mso-ansi-language:EN-US" lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height:150%;mso-ansi-language:EN-US" lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b><b><span style="line-height:150%;mso-ansi-language:EN-US" lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></span></p><span style="font-family: times new roman;font-size:100%;" > </span><p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;"><b>BAB 3<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 300%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;"><b>PEMBAHASAN<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Jones (1963 dalam Walgito, 2005: 6) mengatakan bahwa pengertian konseling adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 18pt; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="mso-bidi-font-weight: bold">”Counseling is talking over a problem with some one. Usually but not always, one of the two has facts or experiences or<span style="mso-spacerun:yes"> </span>abilities not possesed to the same degree by the other. The process of counselling involves a clearing up of the problem by discussion.”<o:p></o:p></span></i></span></p> <p style="font-family: times new roman;" class="MsoNormal"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" ><span style="mso-tab-count:1"> </span>Kottler dan Brown ( dalam Surya, 2003: 7) menjelaskan bahwa konserling yaitu;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 18pt; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Konserling adalah suatu profesi; dengan suatu sejarah dan perangkat standar dan etika yang membedakan dari dispilin; dan<span style="mso-spacerun:yes"> </span>suatu proses, yang sedang berjalan, selalu berubah, dinamik, dan terbuka, yang dapat dibatasi dan operasional dalam tahapan, tingkat, titik akhir; yang melibatkan suatu hubungan; baik dalam format kelompok, keluarga maupun individual yang bersifat asuhan, persahabatan, terbuka, dan mengarah kepada kontak psikologis yang konstruktif; antara orang-orang, yang seorang adalah pemberi bantuan yang profesional dengan latihan dan profesional dengan latihan dan pengalaman untuk membantu orang lain, dan seorang lagi yang meninginkan bantuan dalam memecahkan masalah-masalah pribadi; dan menuntut suatu perangkat keterampilan, keterampilan khusus, dalam mendukung, mengandung rasa, merefleksi, mengkonfrontasi, menganalisis, dan mengakhiri; dan pengetahuan, yang berkenaan<span style="mso-spacerun:yes"> </span>dengan bagaimana orang belajar, berubah, dan tumbuh; yang dapat dikomunikasikan, dalam ungkapan bahasa yang khusus secara jelas efisien, berwibawa, dan situasional; untuk mempengaruhi lkien berubag, sikap, perasaan, pikiran, perilaku, keterampilan dan kemampuan melalui cara yang konstruktif dan pilihan sendiri.<span style="mso-spacerun:yes"> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height:150%"><o:p> </o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b>3.1. Bidang Belajar<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Tugas seorang pembimbing di sekolah adalah membantu kepala sekolah dalam menyelenggarakan kesejahteraan sekolah secara keseluruhan. Karena itu sudah selayaknya bila bidang gerakannya tidak terbatas kepada pemberian bimbingan dan konseling kepada anak didik saja, akan tetapi juga meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Walgito (2005: 47) mengetakan behwa pentingnya Bimbingan dan Konseling pada segi pelajaran, adalah:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Tujuan Bimbingan dan Konseling dalam pelajaran ialah untuk memberikan bantuan kepada anak didik agar dapat menemukan caranya sendiri untuk belajar dengan metode yang lebih mudah dan lebih efisien.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Di samping itu juga agar anak didik mengenal diri, yaitu mengetahui kekurangan dan kelebihannya dalam mempelajari setiap mata pelajaran.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">c)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Mengingat bahwa pengajaran adalah alat dari pendidikan maka tujuan bimbingan dan konseling pada segi pelajaran tidak boleh terlepas daripada tujuannya secara umum, yaitu untuk membentuk membantu anak didik dalam membentuk wataknya sebagai jalan pembentukan kepribadian yang berpancasila. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Bimbingan merupakan suatu proses sehingga oleh karenanya memerlukan kesabaran dan pengebdian dari pihak pembimbing.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Bimbingan hendaknya bergerak secara operasional terutama dalam bidang preventif.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">c)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Karena pembimbing bertugas membantu anak didik agar dapat mengatasi kesukaran-kesukarannya, maka hendaknya pembimbing mengetahui faktor-faktor yang menyulitkan secara umum, yaitu:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Faktor kurikulum;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Faktor minat dan motif<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Faktor peralatan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Faktor aparatur<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Faktor evaluasi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">6.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Faktor masyarakat</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Cara-cara untuk mengatasi kesukaran dalam mempelajari mata pelajaran, adalah:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Untuk mata pelajaran pengetahuan alam<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Belajar secara sistematis dan menyediakan waktu yang cukup.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Belajar berdasarkan pengalaman.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">c)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Mengadakan latihan-latihan secara rutin sehinnga bertaraf pengetahuan siap.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">d)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Mengadakan latihan-latihan yang bersifat <i style="mso-bidi-font-style:normal">problem</i> <i style="mso-bidi-font-style: normal">solving </i>menuju <i style="mso-bidi-font-style:normal">insight.</i><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">e)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Memahami kesalahan-kesalahan yang telah dibuat dalam menyelesaikan soal-soal.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">f)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Merangkum bagian-bagian informatoris sebagai pegangan untuk berfikir teratur dan kaya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">g)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Mengulangi tiap-tiap rengkuman itu sampai bertaraf pengetahuan siap.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">h)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Kadang-kadang diwajibkan untuk membaca literatur lengkap dan apabila mungkin literatur lain sebagai bahan perbandingan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Untuk mata pelajaran pengetahuan sosial<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Belajar secara sistematis dan menyediakan waktu yang cukup.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Belajar berdasarkan atas pemahaman.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">c)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Merangkum bagian-bagian informatoris sebagai pegangan untuk berpikir secara teratur.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">d)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Mengulangi rangkuman-rangkuman itu sehingga menjadi pengetahuan parat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">e)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Kadang-kadang diwajibkan untuk membaca literatur lengkap dan apabila mungkin literatur lain sebagai perbandingan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Untuk mata pelajaran bahasa<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Belajar secara sistematis dan menyediakan waktu yang cukup.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Banyak berlatih mengarang dan berbicara guna mencapai tingkat penguasaan bahasa secara aktif.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">c)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Benyak membaca buku-buku dalam bahasa yang dipelajari.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">d)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Berlatih mengeluarkan buah pikiran dalam bentuk karangan atau bentuk pidato dalam bahasa yang sedang dipelajari.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b>3.2. Bidang Pribadi<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Konserling membantu seseorang untuk mengenal bahwa masalah-masalah yang dialami, sesungguhnya bersumber dari konflik-konflik yang ada dalam dirinya dan bukan karena situasi di luar dirinya. Akan tetapi pada umumnya orang menaggap bahwa masalh yang dihadapinya, disebabkan oleh hal-hal di luar dirinya. Melalui konserling individu di bantu untuk menyadari bahwa masalah psikologis yang dihadapinya sesungguhnya berada di dalam dirinya, apa yang ada diluar dirinya merupakan faktor yang mempengaruhi, sedangkan faktor yang menetukan ada didalam dirinya sendiri. Dengan demikian masalah-masalah yang dibawa ke konserling sebenernya berada dalam pribadi konseli (klien);<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Langkah awal yang harus dilakukan oleh konselor adalah menyadarkan klien atau pribadi bahwa konselor tidak dapat berbuat banyak terhadap lingkungan yang diakui sebagai sebab<span style="mso-spacerun:yes"> </span>dari masalah yang di hadapi klien. Ada tiga macam faktor-faktor internal yang menyebabkan konflik dalam diri individu, yaitu; 1. Penilaian negatif terhadap diri sendiri 2. Keharusan psikologis, dan 3. Konflik kebetuhan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b>Penilaian Negatif Terhadap Diri Sendiri</b><b><span style="mso-ansi-language: EN-US" lang="EN-US"><o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-tab-count:1"> </span>Bila seseorang dihinggapi perasaan perasaan negatif terhadap dirinya, baik secara sadar ataupun tidak, maka mereka lebih mudah terkena ancaman atau gangguan dalam interaksinya dengan lingkungan. Keadaan ini tentu saja dapat menimbulkan konflik-konflik dalam dirinya karena apa yang dirasakan belum tentu sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Dengan demikian makin banyak seseorang memiliki perasaan negetif terhadap dirinya, maka makin banyak masalah konflik yang dialaminya. Hal itu timbul dengan tiga alasan yaitu <i style="mso-bidi-font-style: normal">pertama</i>, sebagian waktu dan tenaganya akan digunakan<span style="mso-spacerun:yes"> </span>untuk melewati atau menghindari dari orang lain atau situasi. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Kedua</i>, lingkungan hubungannya dengan lingkungan akan bertambah mudah terbakar karena perlawanan dan penghindaran diri dapat menimbulkan masalah objektif dengan lingkungan. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Ketiga,</i> karena mereka melihat hanya sebagian kecil lingkungan, dan tidak melebur dengan dirinya, maka meraka cenderung untuk menyelahkan lingkungan sebagai sumber masalahnya. <b><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b>Keharusan Psikologis<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="mso-tab-count:1"> </span></b></span><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Keharusan psikologis adalah pikiran dan perasaan yang secara multak ”mengaruskan” sesorang berbuat untuk menujang, perjalanan hidupannya. Individu yang mempunyai keharusan psikologis ini merasa bahwa hidup ini dianggap gagal dan tidak berarti apabila tidak mencapai apa yang di ”haruskan” itu. Mereka tidak mampu berhubungan dengan lingkungan secara realistik dan tidak memperoleh kepuasan dari lingkungannya. Dengan demekian mereka selalu berada dalam konflik yang menekan dirinya, yang kemudian dapat menimbulkan masalah. Terdapat empat keharusan psikologis, <i style="mso-bidi-font-style:normal">pertama, </i>keharusan psikologis personal (pribadi). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Kedua,</i> keharusan psikologis interpersonal. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Ketiga, </i>keharusan psikologis sosial. Kempat, keharusan psikologis destruktif.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b>Konflik Kebutuhan-kebutuhan<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Manusia tidak memiliki satu kebutuhan tunggal dalam kehidupannya, melainkan menghadapi sejumlah kebutuhan yang harus dipuaskan. Kebutuhan itu memiliki kekuatan yang sama untuk dipuaskan dan sering bertentangan satu dengan lainnya. Keadaan ini dapat menimbulkan konflik internal, yang pada gilirannya dapat menimbulkan gangguan prilaku serta masalah-masalah pribadi. <span style="mso-spacerun:yes"> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b>3.3.</b></span><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" > <b>Bidang Sosial<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="mso-tab-count:1"> </span></b></span><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Bimbingan dan Konseling pada segi sosial adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Bimbingan sosial dimaksudkan untuk membantu murid mengembangkan sikap jiwa dan tingkah laku pribadi dalam kehidupan kemasyarakatan mulai dari lingkungan yang terbesar, berdasarkan ketentuan yang menjadi landasan bimbingan dan konseling, yakni dasar negara, haluan negara, tujuan negara, tujuan pendidikan nasional.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Dalam membantu siswa perlu memperhatikan faktor umum, yaitu pengaruh dan fungsi lingkungan kemasyarakatan, dan faktor khusus, yaitu keadaan masyarakat Indonesia dalam masa transisi yang mengalami perubahan nilai budaya, sosial, ekonomi, moral. Lingkunagn dan usaha pendidikan yang amat berpengaruh pada perkembanagn pribadi dan sosial di masa remaja ialah lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama, kemudian lingkungan pendidikan kedua di sekolah, dan akhirnya masyarakat sebagai lingkungan pendidikan ketiga.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Usaha ini harus selalu berpedoman kepada ciri khas yang kita inginkan bagi individu atau orang Indonesia, ialah sifat-sifat manusia Indonesia.<span style="mso-spacerun:yes"> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b>3.4. Bidang Karir<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="mso-tab-count:1"> </span></b></span><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Bidang karir ialah bimbingan dalam lapangan kerja atau jabatan profesi dalam mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan pekerjaan itu dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan di jenis pekerjaan tertentu. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Bidang pekerjaan cukup bererti dalam kehidupan individu, sebagian besar dopikiran dan waktu tercurahkan pada kepentingan pekerjaan. Dalam masyarakat tradisional memilih pekerjaan biasanya bukan masalah karena anak ikut tradisi keluarganya dalam hal ini, apalagi<span style="mso-spacerun:yes"> </span>tidak ada banyak variasi mengenai bidang-bidang pekerjaan. Dalam masyarakat modern keadaannya lain, kehidupan masyarakt lebih kompleks dan bidang pekerjaan yang begitu banyak. Maka peranan sek menjadilebih penting dan jenis-jenis jurusan pendidikan sekolah bertambah banyak pula. Pada pihak murid, keharusan dalammemilih suatu bidang pekerjaan semakin mendesak karena makin tidakmungkin untuk menguasai berbagai jenis pekerjaan tersebut. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-tab-count:1"> </span>Dalam rangka program bimbingan di sekolah dapat dimulai dari uasaha-usaha sebagai berikut; <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >memberikan penjelasan tentang arti di pekerjaan atu jabatan dalam hidup sesorang. Menyadarkan bahwa segala jenis pekerjaan memberikan sumbnagan pada pembangunan negara meskipun tingkatnya berbeda-beda.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >memberika info pada murid tentang harian dalam bidang-bidang pekerjaan, tentang tuntut-tuntutannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >menyediakan brosur-brosur<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >wawancara penyuluhan dengan murid yang sudah akan terjun di dunia pekerjaan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Menurut syamsu dalam bukunya Landasan Bimbingan dan Konserling, bidang karir ini sering digunakan sebagai berikut;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >kurang memahami cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan dan minat;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >kurang mempunyai motivasi untuk mencari informasi tentang dunia kerja;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >masih bingung untuk memilih pekerjaan;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan kempauan dan minat;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >merasa cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><span style="mso-list:Ignore">6.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >belum memiliki pilihan perguruan tinggi tertentu, jika setelah tamat tidak memasuki dunia kerja.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><br /></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;"><b>BAB 4<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 300%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;"><b>PENUTUP<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b>4.1. Kesimpulan<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="mso-tab-count:1"> </span></b></span><span style="mso-bidi-font-weight: bold;font-size:100%;" >Dalam kehidupan sehari-hari bimbingan dan konserling mempunyai peranan yang sangat penting. Layanan ini bertujuan untuk membantu individu dalam mengahadapi permasalahan yang dialaminya dan memecahkannya. Permasalahan yang dihadapi bisanya mencakup di berbagai bidang, bidang pribadi, bidang karier, bidang sosial, bidang belajar. Dalam bidang pribadi, layanan ini bisa membantu individu dalam mengembangkan dirinya sehingga bisa mencapai suatu pencapaian yang optimal. Di bidang karier, layanan ini membantu individu dalam memilih bidang pekerjaan apa yang sesuai dengan minatnya. Di bidang sosial, layanan ini<span style="mso-spacerun:yes"> </span>membantu individu dalam mengembangkan pribadi dalam kehidupan kemasyarakatan dan di bidang belajar layanan ini membantu individu<span style="mso-spacerun:yes"> </span>dalam memotivasi dan mengatasi kesulitan dalam belajar. Jadi peranan Layanan Bimbingan dan Konserling ini mempunyai peran yang sangat penting, khususnya penerapan di sekolah. Sehingga peran layanan Bimbingan dan Konserling yang baik akan membantu pihak sekolah dalam mengoptimalkan perkembangan siswa terutama pada bidang pribadi, belajar, sosial, dan karir. Khususnya pada sekolah yang kami teliti kemarin, SMA Santa Angela. Peranan Bimbingan dan Konserling yang diterapkan disana sudah cukup baik, meskipun masih banyak siswa yang belum menggunakan layanan Bimbingan dan Konserling secara optimal.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b>4.2. Saran<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height:150%"><span style="mso-tab-count:1"> </span></span></b></span><span style="mso-bidi-font-weight:bold;font-size:100%;" >Dari uraian yang telah dijelaskan diatas dan dibandingkan dengan keadaan sekolah yang kami teliti, kami memberi saran agar layanan Bimbingan dan Konserling yang telah diterapkan lebih bisa mencakup kesemua pihak, agar tidak terjadi lagi kekurang optimalan dari siswa dalam menggunakan layanan bimbingan dan konserling.<span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 300%; font-family: times new roman;" align="center"><span style="font-size:100%;"><b>DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Surya, Muhammad. (2003). <i style="mso-bidi-font-style: normal">Psikologi Konseling</i>. Bandung: CV. Pustaka Bani Quraisy.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Syamsu, Yusuf dan Nurikhsan, A. Juntika. (2006). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Landasan Bimbingan dan Konseling</i>. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Walgito, Bimo. (2005). <i style="mso-bidi-font-style: normal">Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). </i>Yogyakarta: CV. Andi Offset. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Winkel, W.S. (1982). <i style="mso-bidi-font-style: normal">Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. </i>Jakarta: PT. Gramedia.</span></p>Catatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5278161404905719204.post-82059556250436632492011-04-26T10:40:00.008+07:002011-04-26T10:52:59.437+07:00Efektifitas Rumah Pintar dalam Proses Pembelajaran Anak Korban Bencana Alam (Studi Kasus di Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung)<p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l8 level1 lfo16"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">A.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Judul<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Efektifitas Rumah Pintar dalam Proses Pembelajaran Anak Korban Bencana Alam (Studi Kasus di Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="tab-stops:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l8 level1 lfo16"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">B.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Latar Belakang Masalah<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu target pembangunan di Indonesia. Pemberdayaan masyarakat harus dikembangkan dan didukung oleh semua pihak. Pemberdayaan tersebut dapat dilaksanakan dalam berbagai sektor terutama sektor pendidikan. Melalui pemberdayaan pendidikan diharapkan nantinya masyarakat dapat memperoleh berbagai pengetahuan yang dapat digunakan untuk memahami dan memanfaatkan berbagai potensi yang dimilikinya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm">Pemberdayaan pendidikan harus dilakukan pada semua jenjang usia, terlebih pada masa anak-anak. Masa anak-anak merupakan masa yang paling potensial untuk membangun potensi manusia. Masa ini merupakan masa terjadinya pembentukan sel-sel otak yang berfungsi mengembangkan berbagai kecerdasan. Demikian penting hal tersebut seharusnya lingkungan memberi yang terbaik untuk berkembangnya berbagai kecerdasan yang dimiliki anak. Hadirnya program Rumah Pintar merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk membantu masyarakat yang sulit dijangkau karena letak geografis dalam memperoleh pendidikan dan informasi terutama di beberapa daerah Indonesia. </p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm">Program Rumah Pintar merupakan program layanan pendidikan non formal dilakukan melalui penyediaan sarana pembelajaran pada suatu daerah yang pernah didatangi oleh Mobil Pintar atau Motor Pintar sebagai tindak lanjut kemandirian suatu daerah tersebut. Dirancang dengan strategi pembelajaran yang penuh makna dan menyenangkan bagi peserta didik khususnya anak usia 4-15 tahun. Walaupun Rumah Pintar merupakan layanan pendidikan non formal tetapi untuk pengajaran bagi anak tidak boleh sembarangan, yang harus diajarkan tidak hanya pembelajaran yang diajarkan dalam bentuk ilmu pengetahuan tetapi harus diajarkan pula psikologi pendidikan bagi anak. Karena tidak menutup kemungkinan bahwa mereka yang menjadi peserta didik Rumah Pintar merupakan anak-anak korban bencana alam. <b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Seperti yang terjadi di Desa Cibodas beberapa tahun yang lalu telah terjadi bencana longsor yang berakibat puluhan rumah warga hancur serta beberapa sekolah rusak parah. Dampak dari itu semua adalah beberapa anak harus putus sekolah dikarenakan sekolah mereka dianggap sudah tidak layak untuk mengadakan pendidikan secara formal. Melihat kondisi tersebut, beberapa relawan yang tergabung dalam Indonesia Pintar yang bekerja sama dengan </span>Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) berusaha untuk lebih mengoptimalkan keberadaan <span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Rumah Pintar yang telah ada di daerah tersebut sejak tahun 2006 untuk memfasilitasi anak-anak korban bencana longsor.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Namun keadaan Rumah Pintar tersebut masih kurang dalam segi sarana dan prasarana serta proses pembelajarannya. Dari sanalah kami ingin agar Rumah Pintar di Cibodas ini benar-benar menjadi Rumah Pintar yang sangat mendukung untuk proses pembelajaran anak-anak korban bencana alam dengan materi dan pembelajaran serta kurikulum yang pasti sehingga anak-anak di sana dapat terus sekolah seperti di sekolah-sekolah formal.<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="tab-stops:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;mso-list:l8 level1 lfo16"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">C.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Perumusan Masalah<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l7 level1 lfo1; tab-stops:21.3pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Bagaimana konsep tentang Rumah Pintar di Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu?<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l7 level1 lfo1; tab-stops:21.3pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Bagaimana bentuk kurikulum yang digunakan Rumah Pintar yang ada di desa tersebut?<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l7 level1 lfo1; tab-stops:21.3pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Bagaimana proses pembelajaran yang digunakan Rumah Pintar Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu?<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l7 level1 lfo1; tab-stops:21.3pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Sejauh manakah tingkat keberhasilan Rumah Pintar di Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu?<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;tab-stops:21.3pt"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;tab-stops:21.3pt"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l8 level1 lfo16"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">D.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Tujuan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoSubtitle" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm;line-height:150%; tab-stops:center dotted 13.0cm left 411.4pt"><span style="font-weight:normal">Ada pun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoSubtitle" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-18.0pt;line-height: 150%;mso-list:l11 level3 lfo2;tab-stops:list 36.0pt left 56.1pt 84.15pt center dotted 13.0cm left 411.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="font-weight:normal"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-weight:normal">Tujuan secara khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji tentang efektivitas Rumah Pintar di Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu dalam proses pembelajaran terhadap anak korban bencana alam.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoSubtitle" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-18.0pt;line-height: 150%;mso-list:l11 level3 lfo2;tab-stops:list 36.0pt center dotted 13.0cm left 411.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="font-weight:normal"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold">Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.</span><span style="font-weight: normal"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoSubtitle" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%;tab-stops:56.1pt 84.15pt center dotted 13.0cm left 411.4pt"><span style="font-weight:normal"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l8 level1 lfo16"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">E.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Luaranan Yang Diharapkan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Ada pun luaran yang diharapkan pada penelitian ini adalah :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l11 level4 lfo2; tab-stops:0cm"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Anak korban longsor di Desa Cibodas dapat belajar seperti pada sekolah formal dan dapat mengembalikan kondisi psikologis anak pada kondisi sebelum kejadian bencana tersebut. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l11 level4 lfo2; tab-stops:0cm"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Menambah fasilitas yang diperlukan, karena masih sangat kurang di Desa Cibodas.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l11 level4 lfo2; tab-stops:0cm"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Menjadikan Rumah Pintar sebagai tempat yang mendukung untuk menuntut ilmu dan bermain. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l8 level1 lfo16"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">F.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Kegunaan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoSubtitle" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm;line-height:150%; tab-stops:center dotted 13.0cm left 411.4pt"><span style="font-weight:normal">Manfaat atau kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoSubtitle" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt;mso-text-indent-alt: -9.0pt;line-height:150%;mso-list:l1 level3 lfo3;tab-stops:56.1pt 84.15pt center dotted 13.0cm left 411.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="font-weight:normal"><span style="mso-list:Ignore"><span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span>1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-weight:normal">Secara teoritis, dengan disusunnya penelitian ini diharapkan dapat menambah cakrawala dalam ilmu pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan baik secara formal maupun informal.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoSubtitle" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt;mso-text-indent-alt: -9.0pt;line-height:150%;mso-list:l1 level3 lfo3;tab-stops:56.1pt 84.15pt center dotted 13.0cm left 411.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="font-weight:normal"><span style="mso-list:Ignore"><span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span>2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight: bold">Secara praktis, dengan disusunnya penelitian ini diharapkan adanya perhatian yang lebih dari berbagai pihak, baik dari Pemerintah Pusat, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat, Pemerintah Desa serta masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.</span><span style="font-weight:normal"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l8 level1 lfo16"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">G.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Tinjauan Pustaka<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l12 level1 lfo17"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Konsep Rumah Pintar</span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p></o:p></span></b></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:1.0cm;line-height:150%">Rumah Pintar adalah tempat berkumpul dan berkreasi anak-anak desa khususnya pasca bencana alam. Program Rumah Pintar ini adalah program pengembangan dari program Mobil Pintar yang sudah lebih awal kehadirannya. Layanan program Rumah Pintar dilakukan oleh beberapa Tutor atau relawan yang dibantu astor dari masyarakat setempat. Tutor dan Astor adalah orang yang telah memiliki pemahaman yang utuh terhadap program Rumah Pintar.</p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:1.0cm;line-height:150%">Di sinilah mereka bisa mendapatkan pendidikan di luar sekolah dengan program “belajar sambil bermain”. Anak-anak di Rumah Pintar mendapat bimbingan beragam pelajaran dan pelatihan, diantaranya, pelajaran bahasa Inggris, komputer, seni tari, seni panggung, dan kriya. Pembimbing mereka adalah para relawan dari berbagai kalangan, mulai dari warga setempat, sampai pelajar dan mahasiswa. Siapa saja yang ingin belajar dan berkreasi di Rumah Pintar tidak dipungut biaya (gratis). Rumah Pintar adalah salah satu sarana bagi masyarakat sekitar<span style="mso-spacerun:yes"> </span>untuk mengembangkan potensi dan kearifan local yang mereka miliki.</p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:1.0cm;line-height:150%">Program Rumah Pintar di Desa Cibodas ini difokuskan dalam bidang pendidikan non-formal bagi anak-anak yang putus sekolah akibat korban bencana longsor yang terjadi di daerah Cibodas Kecamatan Pasirjambu serta bertujuan untuk meningkatkan <em>income generate</em> masyarakat. Tujuan dari program ini diantaranya:</p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l22 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Memfasilitasi belajar di luar sekolah; <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l22 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Mengoptimalkan potensi anak dalam pembelajaran; <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l22 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Membantu program pemerintah dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pemberantasan buta huruf, <i style="mso-bidi-font-style: normal">lifeskills</i> dan penguasaan <i style="mso-bidi-font-style:normal">information and communication technology.</i><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Sasaran dari program Rumah Pintar warga masyarakat di Desa Cibodas adalah ;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:49.65pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l5 level1 lfo18"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Anak usia dini (4 - 11 tahun);<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:49.65pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l5 level1 lfo18"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Remaja (12 - 18 tahun).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-21.3pt;line-height:200%;mso-list:l12 level2 lfo17"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Program Layanan</span></b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Program layanan yang dicanangkan adalah program pembelajaran, pengembangan program dan <i>recruitment</i>, <i>training</i>, administrasi & manajemen dengan pengurus lokasi adalah :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l16 level1 lfo9; tab-stops:72.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Layanan pembelajaran bagi anak 4 – 11 tahun dan bagi anak 12-18 tahun<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l16 level1 lfo9; tab-stops:72.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Layanan perpustakaan bagi warga masyarakat;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l16 level1 lfo9; tab-stops:72.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Layanan edukasi pengasuhan dan kesehatan bagi masyarakat;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l16 level1 lfo9; tab-stops:72.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Rumah Pintar beroperasi pada hari Selasa-Minggu, jam 09.00- 16.00 atau dapat disesuaikan;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l16 level1 lfo9; tab-stops:72.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Setiap 6 bulan dilakukan evaluasi pada setiap programnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:0cm;tab-stops:72.0pt"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-21.3pt;line-height:200%;mso-list:l12 level2 lfo17"><!--[if !supportLists]--><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Mekanisme Pelayanan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-weight:bold">Mekanisme pelayanan yang dilakukan di Desa Cibodas adalah sebagai berikut :</span><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l3 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Dibuat dalam 2 kategori anak usia dini dan anak sekolah;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l3 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Peserta datang, didaftar oleh tutor;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l3 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Memberikan peserta kesempatan untuk bereksplorasi sejenak, sambil menunggu teman-temannya;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l3 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Tutor memberikan arahan;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l3 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Tutor melakukan pengamatan untuk memetakan kebutuhan peserta;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l3 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">6.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Apabila peserta sudah fokus, tutor membimbing belajar;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l3 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">7.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Selesai program belajar maka dilakukan <i style="mso-bidi-font-style: normal">review</i> kembali kemudian diberi <i>reward</i> kecil / sederhana.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:-21.3pt;line-height:200%;mso-list:l12 level2 lfo17"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Rincian Tugas bidang SDM Koordinator Lokasi/ Tutor</span></b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l10 level1 lfo19"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Merencanakan struktur operasional kerja Rumah Pintar;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l10 level1 lfo19"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Membuat rencana pembiayaan operasional;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l10 level1 lfo19"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Melaksanakan kegiatan administrasi secara keseluruhan;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l10 level1 lfo19"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Melakukan evaluasi kegiatan asisten tutor;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l10 level1 lfo19"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Bertanggung jawab terhadap proses kegiatan pembelajaran;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l10 level1 lfo19"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">6.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Membuat laporan kegiatan berkala. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:-21.3pt;line-height:200%;mso-list:l4 level2 lfo11"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Asisten Tutor </span></b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l2 level1 lfo20"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Merencanakan proses pembelajaran;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l2 level1 lfo20"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Mengelola kegiatan pembelajaran;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l2 level1 lfo20"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Melaksanakan evaluasi proses dan hasil pembelajaran;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l2 level1 lfo20"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Bertanggungjawab terhadap kondisi rumah dan peralatan;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l2 level1 lfo20"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Memeriksa dan memelihara koleksi buku dan peralatan pendukung seperti: komputer, TV dll;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l2 level1 lfo20"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">6.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Melaporkan hasil kegiatan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-21.3pt;line-height:200%;mso-list:l4 level2 lfo11"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Pertimbangan Kebutuhan Sarana</span></b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Pertimbangan kebutuhan sarana yang seharusnya ada di Cibodas <span style="mso-spacerun:yes"> </span>diantaranya, buku, program VCD, program CD interaktif, alat permainan edukatif, peralatan elektronik, lokasi dan pengoperasian, penyimpanan, perawatan dan perbaikan peralatan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l14 level1 lfo12; tab-stops:72.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Sarana dalam Rumah Pintar berorientasi pada program pembelajaran untuk mengoptimalkan <i>lifeskills;</i><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l14 level1 lfo12; tab-stops:72.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Kegiatan anak yang dapat difasilitasi menggunakan Rumah Pintar meliputi: membaca buku, membaca dan menonton secara interaktif melalui layar TV atau komputer, menonton VCD secara pasif melalui layar monitor, bermain dengan berbagai alat permainan, bermain peran dan berkesenian di panggung serta berapresiasi menonton kegiatan di panggung mini;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l14 level1 lfo12; tab-stops:72.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Sarana dikelompokkan menjadi 4 berdasarkan jenis: 1). Buku (literasi), 2) CD Interaktif menggunakan program komputer, 3) Alat Permainan Edukatif, 4) Panggung Mini bersama dengan program VCD.;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l14 level1 lfo12; tab-stops:72.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Ukuran ruang dari setiap unit Rumah Pintar.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:54.0pt; margin-bottom:.0001pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:54.0pt; margin-bottom:.0001pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space:auto; text-indent:-1.0cm;mso-text-indent-alt:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l9 level1 lfo21"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore"><span style="font:7.0pt "Times New Roman""><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span>2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Bentuk Kurikulum Rumah Pintar<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Bentuk kurikulum dalam pembelajaran Rumah Pintar tidak hanya pembelajaran<span style="mso-spacerun:yes"> </span>pengetahuan tetapi pempelajaran secara psikologi. Kurikulum yang dipergunakan lebih didekatkan pada kurikulum pembelajaran keadaan di sekitar, seperti kurikulum dalam mengurangi resiko longsor dan kurikulum dalam menanggulangi longsor. Pembelajaran ini dibuat agar anak mengerti,mengetahui, serta faham akibat-akibat yang terjadi terhadap lingkungan hidup.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Bentuk kurikulum yang diajarkan hampir sama dengan kurikulum-kurikulum standar Nasional. Namun ada kelebihan yang dimiliki dalam kurikulum Rumah Pintar ini, yakni lebih diarahkan untuk penanggulangan kepada bencana alam. Seperti pelajaran IPA, IPS, Bahas Indonesia dan Penjaskes yang lebih diarahkan pada penanggulangan bencana. Dan kurikulum ini difokuskan untuk 2 kategori yaitu anak usia 4-11 tahun dan anak usia 12-18 tahun atau siswa kelas VII,VIII,IX.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Untuk anak usia 4 -11 tahun kurikulumnya disesuaikan dengan dengan keadaan dan pembelajaran dilakukan sambil bermain. Untuk 12-18 tahun ada materi khusus karena sudah beranjak dewasa. Materi pembelajaran adalah bahan yang dipergunakan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi dan kompetensi yang tertuang didalam standar isi pendidikan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Materi pembelajaran dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space:auto; text-indent:-14.15pt;mso-list:l6 level1 lfo13"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Prinsip Relevansi <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi lain.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space:auto; text-indent:-14.15pt;mso-list:l6 level1 lfo13"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Prinsip Konsistensi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:35.45pt"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. </span><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language:EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:35.45pt"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language: EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space:auto; text-indent:-14.15pt;mso-list:l6 level1 lfo13"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Prinsip Kecukupan <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikut ataupun tidak boleh terlalu banyak. Materi pembelajaran tentang pengurangan resiko bencana dapat mencakup tiga ranah sekaligus yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space:auto; text-indent:-14.15pt;mso-list:l6 level1 lfo13"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Ranah Kognitif<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space:auto; text-indent:-14.15pt;mso-list:l6 level1 lfo13"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Ranah Psikomotorik<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak awal, semi rutin dan rutin.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space:auto; text-indent:-14.15pt;mso-list:l6 level1 lfo13"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">6.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Ranah Afektif <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Identifikasi materi pembelajaran tentang pengurangan resiko kebakaran mempertimbangkan hal-hal berikut ;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l21 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Potensi peserta didik;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l21 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Relevansi dengan karakteristik daerah;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l21 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Daerah dengan karakteristik rawan bencana dalam menyesuaikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan daerah dengan tetap materi pembelajaran sesuaidengan kebutuhan daerah dengan tetap memperhatikan tuntutan kompetensi dasar;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l21 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l21 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Kebermanfaatan bagi peserta didik;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l21 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">6.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Struktur keilmuan;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l21 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">7.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l21 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">8.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l21 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">9.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Materi pembelajaran yang relevansi dan dibutuhkan serta sesuai dengan tuntutan lingkungan didaerah rawan bencana dapat dimasukan kedalam silabus yang disusun;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l21 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">10.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Alokasi waktu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" align="center" style="margin-left:0cm; mso-add-space:auto;text-align:center;text-indent:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Materi Pembelajaran Pengurangan Resiko Longsor Untuk Setiap Jenjang Kelas VII,VIII,IX<o:p></o:p></span></b></p> <table class="MsoNormalTable" border="1" cellspacing="0" cellpadding="0" width="529" style="width:14.0cm;margin-left:5.4pt;border-collapse:collapse;border:none; mso-border-alt:solid black .5pt;mso-yfti-tbllook:1184;mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-border-insideh:.5pt solid black;mso-border-insidev:.5pt solid black"> <tbody><tr style="mso-yfti-irow:0;mso-yfti-firstrow:yes"> <td width="435" valign="top" style="width:326.05pt;border:solid black 1.0pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" align="center" style="margin-left:0cm; mso-add-space:auto;text-align:center;text-indent:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Materi Pembelajaran<o:p></o:p></span></b></p> </td> <td width="94" valign="top" style="width:70.85pt;border:solid black 1.0pt; border-left:none;mso-border-left-alt:solid black .5pt;mso-border-alt:solid black .5pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" align="center" style="margin-left:0cm; mso-add-space:auto;text-align:center;text-indent:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Kelas<o:p></o:p></span></b></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:1"> <td width="435" valign="top" style="width:326.05pt;border:solid black 1.0pt; border-top:none;mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-alt:solid black .5pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:15.9pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Teori Longsor<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:15.9pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Mengenali sumber-sumber atau penyebab terjadinya Longsor<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:15.9pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Tindakan penyelamatan diri<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:15.9pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Memahami tanda tertentu yang ditetapkan sebagai tanda evakuasi apabila terjadi longsor.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:15.9pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Penolongan pertama (P3K) pada korban longsor. <o:p></o:p></span></p> </td> <td width="94" valign="top" style="width:70.85pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" align="center" style="margin-left:0cm; mso-add-space:auto;text-align:center;text-indent:0cm"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%">VII<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" align="center" style="margin-left:0cm; mso-add-space:auto;text-align:center;text-indent:0cm"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:2"> <td width="435" valign="top" style="width:326.05pt;border:solid black 1.0pt; border-top:none;mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-alt:solid black .5pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:15.9pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Pencegahan Longsor<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:15.9pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Menghindari atau mencegah terjadi Longsor<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:15.9pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Tindakan penyelamat diri <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:15.9pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Melakukan perintah evakuasi secara benar <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:15.9pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Pengobatan terhadap korban Longsor<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:15.9pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Pertolongan pada luka <o:p></o:p></span></p> </td> <td width="94" valign="top" style="width:70.85pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" align="center" style="margin-left:0cm; mso-add-space:auto;text-align:center;text-indent:0cm"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%">VIII<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:3;mso-yfti-lastrow:yes"> <td width="435" valign="top" style="width:326.05pt;border:solid black 1.0pt; border-top:none;mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-alt:solid black .5pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:15.9pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Prinsip pertolongan longsor<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:15.9pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Memahami dampak terjadinya longsor<span style="mso-spacerun:yes"> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:15.9pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Membantu korban longsor<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:15.9pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Menyelamatkan dirinya sendiri dan orang lain keluar dari daerah longsor<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:15.9pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Membantu korban longsor<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:15.9pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Membuat dapur umum<span style="mso-spacerun:yes"> </span><o:p></o:p></span></p> </td> <td width="94" valign="top" style="width:70.85pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" align="center" style="margin-left:0cm; mso-add-space:auto;text-align:center;text-indent:0cm"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%">IX<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:72.0pt;mso-add-space:auto; tab-stops:18.0pt"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><span style="mso-tab-count: 1"> </span>Sebelum pendidikan pengurangan resiko bencana longsor diberikan kepada siswa di sekolah, perlu dilakukan identifikasi terlebih dahulu sikap-sikap dan perilaku yang bagaimana diperlukan dan harus dimiliki siswa untuk mengurangi resiko terjadinya korban bencana longsor.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Indikator sikap dan perilaku siswa yang diperlukan untuk menngurangi resiko atau dampak bencana longsor dapat diidentifikasi sebagai berikut :<o:p></o:p></span></p> <table class="MsoNormalTable" border="1" cellspacing="0" cellpadding="0" style="margin-left:5.4pt;border-collapse:collapse;border:none;mso-border-alt: solid black .5pt;mso-yfti-tbllook:1184;mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-border-insideh:.5pt solid black;mso-border-insidev:.5pt solid black"> <tbody><tr style="mso-yfti-irow:0;mso-yfti-firstrow:yes"> <td width="90" valign="top" style="width:67.5pt;border:solid black 1.0pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-left:1.7pt;text-align:center; text-indent:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Kelas<o:p></o:p></span></b></p> </td> <td width="222" valign="top" style="width:166.5pt;border:solid black 1.0pt; border-left:none;mso-border-left-alt:solid black .5pt;mso-border-alt:solid black .5pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-left:0cm;text-align:center; text-indent:1.4pt"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Materi Pembelajaran<o:p></o:p></span></b></p> </td> <td width="217" valign="top" style="width:162.9pt;border:solid black 1.0pt; border-left:none;mso-border-left-alt:solid black .5pt;mso-border-alt:solid black .5pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-left:1.6pt;text-align:center; text-indent:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Indikator Perilaku Siswa<o:p></o:p></span></b></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:1"> <td width="90" rowspan="3" valign="top" style="width:67.5pt;border:solid black 1.0pt; border-top:none;mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-alt:solid black .5pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">VII<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="222" valign="top" style="width:166.5pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:12.15pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Teori Longsor<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.15pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Mengenali sumber-sumber atau penyebab terjadinya longsor<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="217" valign="top" style="width:162.9pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Pengertian Longsor<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Pengertian tanah<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Terjadinya longsor <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Jenis-jenis perpidahan tanah<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Klasifikasi jenis tanah<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:2"> <td width="222" valign="top" style="width:166.5pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:12.15pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Tindakan penyelamatan diri<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.15pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Memahami tanda tertentu yang ditetapkan sebagai tanda evakuasi apabila terjadi longsor.<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="217" valign="top" style="width:162.9pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Identifikasi bahaya yang dapat mengakibatkan longsor pada gedung <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Pengurangan resiko bencana<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Pemeliharaan/perawatan <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Latihan pemeliharaan lahan dan evaluasi.<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:3"> <td width="222" valign="top" style="width:166.5pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:12.15pt;mso-add-space: auto;text-indent:-10.85pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-6.7pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Penolongan pertama (P3K) pada korban longsor<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="217" valign="top" style="width:162.9pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Tindakan evakuasi <o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:4"> <td width="90" rowspan="3" valign="top" style="width:67.5pt;border:solid black 1.0pt; border-top:none;mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-alt:solid black .5pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">VIII<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="222" valign="top" style="width:166.5pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:12.15pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Pencegahan longsor <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:12.15pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Menghindari atau mencegah terjadinya longsor<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:12.15pt;tab-stops:18.0pt"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td width="217" valign="top" style="width:162.9pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Penghijauan <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Identifikasi bahaya yang dapat megakibatkan longsor<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Penilaian resiko <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Pemeliharaan/perawatan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Evakuasi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Rencana tindakan keadaan darurat (RTDK)<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:5"> <td width="222" valign="top" style="width:166.5pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:12.15pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Tindakan penyelamat diri <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.15pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Melakukan perintah evakuasi secara benar <o:p></o:p></span></p> </td> <td width="217" valign="top" style="width:162.9pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:15.75pt;mso-add-space: auto;text-indent:-14.15pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Menyelamatkan diri dari longsor di rumah<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:6"> <td width="222" valign="top" style="width:166.5pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:12.15pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Pengobatan terhadap korban longsor<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.15pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Pertolongan pada luka timbun<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="217" valign="top" style="width:162.9pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Pengobatan korban longsor <o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:7"> <td width="90" rowspan="3" valign="top" style="width:67.5pt;border:solid black 1.0pt; border-top:none;mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-alt:solid black .5pt; padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">IX<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="222" valign="top" style="width:166.5pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:12.15pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Prinsip penghijauan<span style="mso-spacerun:yes"> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.15pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Memahami dampak terjadinya longsor<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="217" valign="top" style="width:162.9pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Sumber lonngsor<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Prinsip penanganan longsor<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:8"> <td width="222" valign="top" style="width:166.5pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:12.15pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Tindakan penyelamatan dari longsor<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.15pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Menyelamatkan diri sendiri dan orang lain keluar dari daerah longsor<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="217" valign="top" style="width:162.9pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Menyelamatkan diri dari longsor<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Menyelamatkan diri dari longsor di rumah hunian <o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:9;mso-yfti-lastrow:yes"> <td width="222" valign="top" style="width:166.5pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:12.15pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Membantu korban longsor membuat dapur umum <o:p></o:p></span></p> </td> <td width="217" valign="top" style="width:162.9pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;border-right:solid black 1.0pt; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-alt:solid black .5pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Membuat dapur umum<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Mendirikan tenda<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:12.6pt;mso-add-space: auto;text-indent:-9.0pt;mso-list:l15 level1 lfo5;tab-stops:-5.4pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">-<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Menggalang sumbangan dana <o:p></o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="margin-left:54.0pt;text-indent:36.0pt;tab-stops:54.0pt"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm;tab-stops:49.5pt 54.0pt"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Pendekatan kegiatan belajar mengajar haruslah dilakukan dengan menggunakan suatu metode supaya pembelajaran dapat dipahami oleh anak, diantaranya yaitu dengan cara menggunakan metode yang menyenangkan dan sebisa mungkin menggunakan media visual (gambar).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:35.45pt;mso-add-space: auto;text-indent:-14.15pt;mso-list:l18 level1 lfo6;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Mempraktekan secara langsung karena pengalaman praktek biasanya membekas diingatan dan bisa langsung dipahami oleh anak-anak;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:35.45pt;mso-add-space: auto;text-indent:-14.15pt;mso-list:l18 level1 lfo6;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Dilakukan pemeriksaan pemahaman dengan cara menanyakan langsung materi tersebut atau dengan menggunakan kartu permainan. ;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:35.45pt;mso-add-space: auto;text-indent:-14.15pt;mso-list:l18 level1 lfo6;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Memberikan tugas yang harus di rumah, yang memungkinkan anak bisa berdiskusi dengan anggota keluarganya;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:35.45pt;mso-add-space: auto;text-indent:-14.15pt;mso-list:l18 level1 lfo6;tab-stops:18.0pt"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Lakukan praktek simulasi berulang-ulang sehingga anak benar-benar paham dapat melakukan penyelamatan diri secara mandiri;<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm;tab-stops:54.0pt"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Pada pembelajaran ini media pembelajaran juga sangat diperlukan. Menurut Gerlach & Ery (1971) menyebutkan bahwa media merupakan:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:21.3pt;line-height: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt">Manusia, materi atau kejadian yang membanguan kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Dari pengertian tersebut maka media pembelajaran sebagai alat penunjang yang sangat efektif untuk proses pembelajaran. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:72.0pt;mso-add-space: auto;tab-stops:18.0pt"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-margin-top-alt:auto;margin-left: 21.3pt;mso-add-space:auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l5 level1 lfo18"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Proses Pembelajaran Rumah Pintar Di Desa Cibodas Kecamatan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-margin-top-alt:auto;margin-left: 21.3pt;mso-add-space:auto;text-indent:0cm;line-height:200%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%">Pasirjambu<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Seperti kita tahu bahwa Rumah Pintar merupakan sebuah lembaga yang bergerak di bidang pendidikan. Rumah Pintar merupakan sebuah wadah yang tepat sebagai suplai pelengkap pendidikan anak di luar sekolah. Rumah Pintar menawarkan berbagai bimbingan belajar kepada anak yang membutuhkannya. Selain itu Rumah Pintar termasuk ke dalam kategori pengembangan diri. Pengembangan diri ini merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Proses pembelajaran di Rumah Pintar hampir sama seperti kegiatan pembelajaran di sekolah, hanya saja di Rumah Pintar proses pembelajarannya lebih bersifat non formal. Rumah Pintar menawarkan konsep pembelajaran yang menyenangkan dan sarat akan keakraban. Dalam pembelajarannya si anak boleh memilih dengan pengajar mana ia ingin memulai pembelajaran. Sehingga diharapkan dengan demikian si anak akan lebih senang dalam melaksakan proses pembelajaran. Dan dalam pelaksanannya, bimbingan belajar Rumah Pintar lebih mengutamakan proses pembelajarannya, sehingga aspek psikologis pun ikut tersentuh.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Selain itu Rumah Pintar juga menawarkan berbagai bimbingan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, sehingga apabila si anak kurang paham mengenai materi apa yang diajarkan di sekolah maka ia bisa menanyakan atau berdiskusi dengan para pengajar yang ada di Rumah Pintar.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Rumah Pintar tidak hanya berfungsi sebagai sarana bimbingan saja. Tetapi juga Rumah Pintar memiliki fungsi-fungsi lainnya yang sudah tentu akan menunjang perkembangan anak, seperti<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l17 level1 lfo14"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Fungsi pengembangan, yaitu fungsi untuk mengembangkan kemampuan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l17 level1 lfo14"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Fungsi sosial, yaitu fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l17 level1 lfo14"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Fungsi rekreatif, yaitu fungsi untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;mso-list:l17 level1 lfo14"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Tingkat keberhasilan Rumah Pintar di Desa Cibodas Kecamatan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt;text-indent:0cm;line-height:200%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%">Pasirjambu<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-language:IN">Konsep pembelajaran yang digunakan adalah menyenangkan (<i style="mso-bidi-font-style:normal">joyfull learning) </i>dan<i style="mso-bidi-font-style:normal"> b</i>ermakna <i style="mso-bidi-font-style: normal">(meaningful learning)</i> bagi Anak. <span style="color:#111111">Konsep pembelajaran yang dibangun berlandaskan pada bagaimana seharusnya anak belajar dan apa yang seharusnya dipelajari oleh anak. Menurut para ahli bahwa anak belajar melalui interaksi dengan lingkungannya. Melalui lingkungan ini lah anak berperan aktif dalam proses perkembangan dirinya, termasuk dalam membangun pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasainya. Proses belajar anak terjadi melalui berbagai kegiatan yang dilakukannya. Berikut ini beberapa faktor yang mendukung terjadinya proses belajar pada anak:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;mso-list:l13 level1 lfo22"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; color:#111111;mso-fareast-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; color:#111111;mso-fareast-language:IN">Nyaman <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; color:#111111;mso-fareast-language:IN">Anak dapat belajar dengan baik apabila ia merasa nyaman dengan lingkungannya. Rasa nyaman bukan hanya karena ruangan yang sejuk melainkan bagaimana setiap anak merasakan bahwa ia ada di lingkungan yang dapat dipercaya, seperti yang mereka dapatkan di lingkungan keluarganya. Para ahli meyakini bahwa ada keterkaitan erat antara perasaan nyaman, diterima, dan dicintai dengan kemampuan anak belajar. Program berupaya menghadirkan rasa nyaman pada anak melalui para tutor dan astor yang memilki kepedulian dan rasa cinta terhadap anak-anak. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;mso-list:l13 level1 lfo22"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; color:#111111;mso-fareast-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; color:#111111;mso-fareast-language:IN">Siswa Aktif<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; color:#111111;mso-fareast-language:IN">Cara belajar terbaik yang dilakukan anak adalah mereka terlibat secara aktif. Pembelajaran pada anak merupakan proses hubungan timbal balik antara anak dengan lingkungan, dengan alat dan bahan bermain yang digunakan, dengan teman sepermainan, dan antara anak dengan pendidik atau orang dewasa yang ada di sekitarnya. Anak hendaknya diajak terlibat langsung menggunakan seluruh panca inderanya. Dengan demikian diharapkan akan tumbuh menjadi anak yang kritis, mandiri, serta memiliki motivasi belajar lebih baik.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;mso-list:l13 level1 lfo22"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; color:#111111;mso-fareast-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; color:#111111;mso-fareast-language:IN">Diulang-ulang<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; color:#111111;mso-fareast-language:IN">Kemampuan anak akan tercapai apabila diberi kesempatan untuk melakukan secara berulang-ulang dan teratur. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara berulang akan memperkuat konsep, pengetahuan maupun keterampilan yang dikuasainya sehingga mencapai kematangan dan siap menjadi dasar bagi pengembangan kemampuan yang lebih tinggi. Kegiatan pembelajaran yang berulang-ulang diupayakan tidak membuat anak bosan dan tetap tertarik untuk terlibat di dalamnya. Karenanya pendidik dan tutor mopin selalu menyediakan berbagai variasi kegiatan main yang berbeda dengan tujuan yang sama.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;mso-list:l13 level1 lfo22"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; color:#111111;mso-fareast-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; color:#111111;mso-fareast-language:IN">Pengalaman.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; color:#111111;mso-fareast-language:IN">Bagi anak bermain adalah belajar. Dalam bermain anak belajar melihat, mendengar, merasakan, menyentuh segala macam obyek yang ditemukannya. Kesemuanya itu membuka kesempatan bagi anak untuk menemukan dan mengembang kemampuan fisiknya, membangun hubungan dengan teman-teman dan orang di sekitarnya, mengembagkan daya imajinasi, pengembangkan fungsi psikologis yang meliputi: berpikir kreatif, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan untuk keluar dari rasa ketakutan dan kecemasan, meningkatkan kemampuan pemahaman tentang sesuatu yang baru, meningkatkan keterampilan dengan menggunakan alat bermain. Pembelajaran yang bermakna tidak difokuskan untuk mengembangkan kemampuan salah satu aspek, melainkan mendukung perkembangan semua aspek secara utuh. Saat anak belajar tidak hanya bertumpu pada pengembangan kognitif, tetapi kemampuan kognitif dijadikan sebagai pijakan untuk mengembangkan kematangan sosial, emosional yang lebih tinggi serta aspek lain secara holistik. Pengalaman bermakna terbangun apabila segala hal yang dipelajari anak terkait dengan kehidupannya, dengan pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimilikinya sebelumnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;mso-list:l13 level1 lfo22"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; color:#111111;mso-fareast-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; color:#111111;mso-fareast-language:IN">Membangun pemahaman tentang dunianya sendiri.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; color:#111111;mso-fareast-language:IN">Anak sebagai pembelajar aktif yang senantiasa merespon segala informasi yang dirasakan inderanya. Mereka melihat segala sesuatu sesuai dengan pikirannya yang kadang berbeda dengan pemikiran orang dewasa. Dengan pikirannya anak membangun pengetahuan dan pemahamannya tentang dunia.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;mso-list:l13 level1 lfo22"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; color:#111111;mso-fareast-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">6.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">E</span><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">valuasi pembelajaran yang menyenangkan.</span><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";color:#111111; mso-fareast-language:IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Evaluasi dirancang untuk membuat anak merasa senang. Ada pun </span><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">alat evaluasi yang digunakan adalah dengan menggunakan rubrik analitik. <span class="apple-style-span">Rubrik adalah pedoman penskoran. Sedangkan rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan. Dengan menggunakan rubrik ini dapat dianalisa kelemahan dan kelebihan seorang siswa terletak pada kriteria yang mana.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Dalam implementasinya, </span><span style="mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Rumah Pintar di Desa Cibodas m</span><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">enggunakan rubrik analitik dengan meminta siswa untuk menceritakan kembali (<i style="mso-bidi-font-style: normal">recall</i>) materi yang telah disampaikan oleh tutor serta memberikan hikmah dari materi tersebut. Skor yang diberikan menggunakan model <i style="mso-bidi-font-style:normal">check list</i> yang diberikan skor satu. Contoh rubrik yang digunakan adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Task<span style="mso-tab-count:2"> </span>: Menceritakan kembali peristiwa dan hikmah.<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Rubrik<span style="mso-tab-count:1"> </span>: Performance <i style="mso-bidi-font-style: normal">recall</i> peristiwa dan hikmah</span></b><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p></o:p></span></p> <table class="MsoTableGrid" border="1" cellspacing="0" cellpadding="0" style="margin-left:9.9pt;border-collapse:collapse;mso-table-layout-alt:fixed; border:none;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor:text1; mso-yfti-tbllook:1184;mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <tbody><tr style="mso-yfti-irow:0;mso-yfti-firstrow:yes"> <td width="41" valign="top" style="width:30.95pt;border:solid black 1.0pt; mso-border-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight: normal">No</b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p></o:p></span></b></p> </td> <td width="151" valign="top" style="width:4.0cm;border:solid black 1.0pt; mso-border-themecolor:text1;border-left:none;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman"">Nama Anak<o:p></o:p></span></b></p> </td> <td width="192" colspan="2" valign="top" style="width:143.65pt;border:solid black 1.0pt; mso-border-themecolor:text1;border-left:none;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman"">Keriteria Yang Diukur<o:p></o:p></span></b></p> </td> <td width="147" valign="top" style="width:109.9pt;border:solid black 1.0pt; mso-border-themecolor:text1;border-left:none;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman"">Nilai (beri <i style="mso-bidi-font-style:normal">ceck list)<o:p></o:p></i></span></b></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:1"> <td width="41" rowspan="6" valign="top" style="width:30.95pt;border:solid black 1.0pt; mso-border-themecolor:text1;border-top:none;mso-border-top-alt:solid black .5pt; mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="151" rowspan="6" valign="top" style="width:4.0cm;border-top:none; border-left:none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor: text1;border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1; mso-border-left-alt:solid black .5pt;mso-border-left-themecolor:text1; mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor:text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="95" rowspan="2" valign="top" style="width:70.9pt;border-top:none; border-left:none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor: text1;border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1; mso-border-left-alt:solid black .5pt;mso-border-left-themecolor:text1; mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor:text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Isi<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="97" valign="top" style="width:72.75pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Sebab<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="147" valign="top" style="width:109.9pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:2"> <td width="97" valign="top" style="width:72.75pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Dampak<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="147" valign="top" style="width:109.9pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:3"> <td width="192" colspan="2" valign="top" style="width:143.65pt;border-top:none; border-left:none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor: text1;border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1; mso-border-left-alt:solid black .5pt;mso-border-left-themecolor:text1; mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor:text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Kelancaran<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="147" valign="top" style="width:109.9pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:4"> <td width="95" rowspan="2" valign="top" style="width:70.9pt;border-top:none; border-left:none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor: text1;border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1; mso-border-top-alt:solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1; mso-border-left-alt:solid black .5pt;mso-border-left-themecolor:text1; mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor:text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Sumber<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="97" valign="top" style="width:72.75pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Tertulis<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="147" valign="top" style="width:109.9pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:5"> <td width="97" valign="top" style="width:72.75pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Tak tertulis<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="147" valign="top" style="width:109.9pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:6;mso-yfti-lastrow:yes;height:21.55pt"> <td width="95" valign="top" style="width:70.9pt;border-top:none;border-left:none; border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;height:21.55pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Kronologis<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="97" valign="top" style="width:72.75pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;height:21.55pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Ya<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="147" valign="top" style="width:109.9pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;height:21.55pt"> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman"">Skor maksimal<span style="mso-tab-count:1"> </span>:</span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-ansi-language: EN-US">6<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Penghargaan dan hukuman (<i style="mso-bidi-font-style:normal">reward and punishment</i>) memang perlu. Hal ini dilakukan untuk memotivasi siswa untuk belajar.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Begitu pula dalam pembelajaran di Rumah Pintar ini. Bentuk penghargaan apabila siswa mampu memenuhi kriteria yang diharapkan, maka siswa tersebut akan mendapatkan hadiah berupa alat-alat tulis, seperti pensil, buku dan lain sebagainya. Tetapi sebaliknya, jika siswa tersebut belum mampu mencapai tujuan yang diharapkan, maka siswa tersebut akan diberikan hukuman yang mendidik, seperti menggambar dan bernyanyi. Dan semuanya itu sengaja dirancang agar siswa merasa senang dalam proses pembelajarannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; color:#111111;mso-fareast-language:IN">Dengan konsep pembelajaran tersebut maka apabila diterapkan di Desa Cibodas belum sepenuhnya dapat terealisasikan dengan baik, banyak sekali yang harus dibenahi mulai dari kurikulum tempat rumah pintar dan juga kurangnya fasilitas yang memadai sehingga rumah pintar di Cibodas belumlah dapat berjalan dengan baik. </span><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-21.3pt;line-height:200%;mso-list:l8 level1 lfo16"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">H.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Metode Pelaksanaan <o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yang dilakukan di dalam penelitian ini dengan cara mengumpulkan data dengan observasi secara langsung dan berinteraksi dengan orang-orang ditempat penelitian.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Sebagai instrument dalam penelitian untuk mengumpulkan data yaitu peneliti sendiri sebagai instrument utama yang terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran dan dibantu oleh pedoman observasi dan pedoman wawancara. Peneliti adalah “<i style="mso-bidi-font-style:normal">key instrument</i>” atau alat peneliti utama, yang dapat menimbulkan pertanyaan baru yang tidak dikonsep karena pertanyaan muncul secara langsung pada saat melihat situasi dan kondisi yang ada. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l8 level1 lfo16"><!--[if !supportLists]--><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">I.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b></span><!--[endif]--><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-theme-font: minor-bidi">Teknik pengumpulan Data</span></b></span><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%"><o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span class="fullpost"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Teknik pengumpulan data dengan menggunakan<span style="mso-spacerun:yes"> </span>beberapa cara yaitu ;<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;mso-list:l19 level1 lfo23"><!--[if !supportLists]--><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b></span><!--[endif]--><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%">Teknik pengumpulan data secara primer<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span class="fullpost"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Teknik pengumpulan data secara primer dilakukan dengan menggunakan wawancara<b style="mso-bidi-font-weight:normal">. </b></span></span><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Wawancara yang dilakukan meliputi wawancara bebas dan wawancara sistematik. Wawancara dilakukan pada Tutor/Relawan, masyarakat dan unsur pemerintah desa sebagai pengkoordinir jalannya kegiatan Rumah Pintar.<span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;mso-list:l19 level1 lfo23"><!--[if !supportLists]--><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b></span><!--[endif]--><span class="fullpost"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%">Teknik pengumpulan data<span style="mso-spacerun:yes"> </span>secara sekunde</span></b></span><span class="fullpost"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">r <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span class="fullpost"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Teknik pengumpulan data secara sekunder dilakukan dengan menggunakan </span></span><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Observasi, Studi dokumentasi, Studi literatur. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;mso-list:l20 level1 lfo15"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Observasi <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Dalam melakukan penelitian ini, observasi dilakukan dengan dua cara yaitu observasi pertisipasif dan observasi tidak langsung. Observasi dilakukan untuk melihat bagaimana situasi dan kondisi di Rumah pintar di Desa Cibodas untuk menjalankan program pemerintah yaitu ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;mso-list:l20 level1 lfo15"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Studi Dokumentasi <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;mso-list:l20 level1 lfo15"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">c)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Studi Literatur<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm;tab-stops:0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Studi kepustakaan atau studi literatur adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku atau majalah-majalah yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="tab-stops:0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-21.3pt;line-height:200%;mso-list:l8 level1 lfo16"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">J.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Jadwal Kegiatan <o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Kegiatan penelitian dilakukan 2 (dua) kali dalam seminggu yaitu setiap hari Selasa dan Minggu, diawali pada bulan September sampai November 2010<b style="mso-bidi-font-weight: normal">. <o:p></o:p></b></span></p> <table class="MsoTableGrid" border="1" cellspacing="0" cellpadding="0" style="border-collapse:collapse;border:none;mso-border-alt:solid black .5pt; mso-border-themecolor:text1;mso-yfti-tbllook:1184;mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <tbody><tr style="mso-yfti-irow:0;mso-yfti-firstrow:yes"> <td width="174" valign="top" style="width:130.5pt;border:solid black 1.0pt; mso-border-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-left:0cm;text-align:center; text-indent:0cm;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Bulan<o:p></o:p></span></b></p> </td> <td width="157" valign="top" style="width:117.6pt;border:solid black 1.0pt; mso-border-themecolor:text1;border-left:none;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-left:0cm;text-align:center; text-indent:0cm;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Hari<o:p></o:p></span></b></p> </td> <td width="198" valign="top" style="width:148.8pt;border:solid black 1.0pt; mso-border-themecolor:text1;border-left:none;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-left:0cm;text-align:center; text-indent:0cm;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Tanggal Pelaksanaan<o:p></o:p></span></b></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:1"> <td width="174" valign="top" style="width:130.5pt;border:solid black 1.0pt; mso-border-themecolor:text1;border-top:none;mso-border-top-alt:solid black .5pt; mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">September<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="157" valign="top" style="width:117.6pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Selasa<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="198" valign="top" style="width:148.8pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">28 September<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:2"> <td width="174" rowspan="2" valign="top" style="width:130.5pt;border:solid black 1.0pt; mso-border-themecolor:text1;border-top:none;mso-border-top-alt:solid black .5pt; mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Oktober<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="157" valign="top" style="width:117.6pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Selasa<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="198" valign="top" style="width:148.8pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">5, 12, 19, 26 Oktober<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:3"> <td width="157" valign="top" style="width:117.6pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Minggu<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="198" valign="top" style="width:148.8pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">3, 10, 17, 31 Oktober<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:4"> <td width="174" rowspan="2" valign="top" style="width:130.5pt;border:solid black 1.0pt; mso-border-themecolor:text1;border-top:none;mso-border-top-alt:solid black .5pt; mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">November<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="157" valign="top" style="width:117.6pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Selasa<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="198" valign="top" style="width:148.8pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">2, 9, 16, 23, 30 November<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:5;mso-yfti-lastrow:yes"> <td width="157" valign="top" style="width:117.6pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Minggu<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="198" valign="top" style="width:148.8pt;border-top:none;border-left: none;border-bottom:solid black 1.0pt;mso-border-bottom-themecolor:text1; border-right:solid black 1.0pt;mso-border-right-themecolor:text1;mso-border-top-alt: solid black .5pt;mso-border-top-themecolor:text1;mso-border-left-alt:solid black .5pt; mso-border-left-themecolor:text1;mso-border-alt:solid black .5pt;mso-border-themecolor: text1;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">7, 14, 21, 28 November<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:-21.3pt;line-height:200%;mso-list:l8 level1 lfo16;tab-stops: 0cm"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">K.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Rancangan Biaya<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l0 level4 lfo7;tab-stops:0cm"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Kesekretariatan<o:p></o:p></span></b></p> <table class="MsoTableGrid" border="0" cellspacing="0" cellpadding="0" style="margin-left:5.4pt;border-collapse:collapse;border:none;mso-yfti-tbllook: 1184;mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;mso-border-insideh:none;mso-border-insidev: none"> <tbody><tr style="mso-yfti-irow:0;mso-yfti-firstrow:yes"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold">Kertas HVS<span style="mso-spacerun:yes"> </span>10 rim<b><o:p></o:p></b></span></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:97.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold">Rp. <span style="mso-spacerun:yes"> </span>700.000<b><o:p></o:p></b></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:1"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold">Kertas A4 10 rim<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:97.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold">Rp. <span style="mso-spacerun:yes"> </span>700.000<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:2"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold">Tinta Printer 10 buah @50.000<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:97.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold">Rp. <span style="mso-spacerun:yes"> </span>500.000<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:3"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold">Buku Tulis 10 pak @ 50.000<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:97.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold">Rp. <span style="mso-spacerun:yes"> </span>500.000<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:4"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold">Tip Ex Botol 100 @ 6000<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:97.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold">Rp. <span style="mso-spacerun:yes"> </span>600.000<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:5"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold">Pensil 100 @4000<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:97.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold">Rp. <span style="mso-spacerun:yes"> </span>400.000<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:6"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold">Penghapus 100 @4000<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:97.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold">Rp. <span style="mso-spacerun:yes"> </span>400.000<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:7"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold">Bolpoint 100 @7000<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:97.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold">Rp. <span style="mso-spacerun:yes"> </span>700.000<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:8"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold">Plakat 3@ 100.000<o:p></o:p></span></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:97.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold">Rp. <span style="mso-spacerun:yes"> </span>300.000<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:9;mso-yfti-lastrow:yes"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.7pt;line-height:150%"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Jumlah</span></b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-font-weight:bold"><o:p></o:p></span></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:97.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:.8pt;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Rp. 4.800.000</span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p></o:p></span></b></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;tab-stops:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l0 level4 lfo7;tab-stops:0cm"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Alat perlengkapan<o:p></o:p></span></b></p> <table class="MsoTableGrid" border="0" cellspacing="0" cellpadding="0" style="margin-left:5.4pt;border-collapse:collapse;border:none;mso-yfti-tbllook: 1184;mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;mso-border-insideh:none;mso-border-insidev: none"> <tbody><tr style="mso-yfti-irow:0;mso-yfti-firstrow:yes"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Taplak meja 10 @ 25.000<b><o:p></o:p></b></span></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:97.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Rp.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>250.000<b><o:p></o:p></b></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:1"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Kamoceng 10 @ 10.000<span style="mso-bidi-font-weight:bold"><o:p></o:p></span></span></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:97.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Rp.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>100.000<span style="mso-bidi-font-weight: bold"><o:p></o:p></span></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:2"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Karpet 5@ 200.000<span style="mso-bidi-font-weight:bold"><o:p></o:p></span></span></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:97.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Rp. 1.000.000<span style="mso-bidi-font-weight:bold"><o:p></o:p></span></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:3;mso-yfti-lastrow:yes"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:0cm;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Jumlah</span></b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-font-weight:bold"><o:p></o:p></span></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:97.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Rp. 1.350.000</span></b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight:bold"><o:p></o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="margin-left:0cm;text-indent:0cm;tab-stops:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l0 level4 lfo7;tab-stops:0cm"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Dokumentasi<o:p></o:p></span></b></p> <table class="MsoTableGrid" border="0" cellspacing="0" cellpadding="0" style="margin-left:5.4pt;border-collapse:collapse;border:none;mso-yfti-tbllook: 1184;mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;mso-border-insideh:none;mso-border-insidev: none"> <tbody><tr style="mso-yfti-irow:0;mso-yfti-firstrow:yes"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Cuci Cetak<span style="mso-bidi-font-weight:bold"><o:p></o:p></span></span></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:97.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Rp.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>400.000<span style="mso-bidi-font-weight: bold"><o:p></o:p></span></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:1"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Frame<span style="mso-bidi-font-weight:bold"><o:p></o:p></span></span></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:97.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Rp.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>300.000<span style="mso-bidi-font-weight: bold"><o:p></o:p></span></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:2;mso-yfti-lastrow:yes"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman"">Jumlah</span></b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold"><o:p></o:p></span></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:97.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Rp.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>700.000</span></b><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold"><o:p></o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <table class="MsoTableGrid" border="0" cellspacing="0" cellpadding="0" style="margin-left:5.4pt;border-collapse:collapse;border:none;mso-yfti-tbllook: 1184;mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;mso-border-insideh:none;mso-border-insidev: none"> <tbody><tr style="mso-yfti-irow:0;mso-yfti-firstrow:yes"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:15.9pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:normal;mso-list:l0 level4 lfo7; tab-stops:0cm"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Lain-lain<u><o:p></o:p></u></span></b></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:97.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><u><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Rp.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>150.000 +</span></u></b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-font-weight:bold"><o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:1"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman"">Jumlah Keseluruhan</span></b><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold"><o:p></o:p></span></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:97.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Rp. 7.000.000</span></b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight:bold"><o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style="mso-yfti-irow:2;mso-yfti-lastrow:yes"> <td width="263" valign="top" style="width:197.35pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.7pt;line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-font-weight: bold"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td width="16" valign="top" style="width:11.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:150%;tab-stops:0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td width="258" valign="top" style="width:193.25pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt"> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" align="right" style="margin-left:26.45pt; mso-add-space:auto;text-align:right;text-indent:.8pt;line-height:normal; tab-stops:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">(Terbilang Tujuh Juta Rupiah)<o:p></o:p></span></i></b></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="tab-stops:0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-tab-count:1"> </span><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><o:p></o:p></i></b></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-21.3pt;line-height:200%;mso-list:l8 level1 lfo16;tab-stops:0cm"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">L.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Daftar Pustaka<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span class="apple-style-span"><span style="color:black">Arends, R. I. (2007).</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="color:black"> </span></span><span class="apple-style-span"><i><span style="color:black">Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar, Ed. 7 Jilid 1</span></i><span style="color:black">.</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="color:black"> </span></span><span class="apple-style-span"><span style="color:black">Yogyakarta: Pustaka Pelajar.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span class="apple-style-span"><span style="color:black"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm">Arikunto, S. (2009). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan </i>(Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.</p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Arsyad Azhar (2007).<span style="mso-spacerun:yes"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal">Media Pembelajaran</i>. Jakarta: PT RajaGrafindo.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span class="apple-style-span"><span style="color:#424242">Asmawi, Z. dan Nasution. (1994). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Penilaian Hasil Belajar</i>. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="color:#424242"> <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span class="apple-converted-space"><span style="color:#424242"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span class="apple-style-span"><span style="color:#424242">Hart, D. (1994). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Authentic Asesment</i>: <i style="mso-bidi-font-style: normal">A Handbook for Educator</i>. California: Addison Wesley Publishing Company.</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="color: #424242"> <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span class="apple-converted-space"><span style="color:#424242"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span class="apple-converted-space"><span style="color:#424242">Jannah, N. R. M. (2009). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Draft Konsep Pendidikan Pengurangan Resiko Bencana pada Satuan Pendidikan</i>. Jakarta: Konsorsium Pendidikan Bencana.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span class="apple-converted-space"><span style="color:#424242"><span style="mso-spacerun:yes"> </span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span class="apple-style-span"><span style="color:#424242">Johnson, D.W. & Johnson R.T (2002). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Meaningful Assesment</i>. Boston: Allyn and Bacon</span></span><span class="apple-style-span"><span style="font-size:9.5pt;font-family:"Georgia","serif";color:#424242">.</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="font-size:9.5pt;font-family:"Georgia","serif"; color:#424242"> <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span class="apple-converted-space"><span style="font-size:9.5pt; line-height:150%;font-family:"Georgia","serif";color:#424242"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span class="apple-style-span"><span style="mso-bidi-font-size:11.0pt">Kadarsih, N. (2009). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Modul Pelatihan Antisipasi Bahaya Longsor</i>. Yogyakarta: Teknik Geologi Universitas Gajah Mada.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span class="apple-style-span"><span style="mso-bidi-font-size:11.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span class="apple-style-span"><span style="mso-bidi-font-size:11.0pt">Nitco, A.J. & Hsu. T. (1996). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Teacher’s Guide to Better Classroom Testing A Judgemental Approach. </i>Jakarta: Madecor Career System dan Pusat Pengembangan Agribisnis </span></span>Persada.<span style="mso-spacerun:yes"> </span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space:auto; text-indent:-1.0cm;line-height:normal;tab-stops:0cm"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Sugiyono. (2010). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D. </i>Bandung: Alfabeta.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space:auto; text-indent:-1.0cm;tab-stops:0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm">Tayibnapis. F. Y (2008). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian. </i>Jakarta: Rineka Cipta.</p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang <i style="mso-bidi-font-style: normal">SISDIKNAS <o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Yusuf, Syamsu (2007). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja</i>. Bandung : PT Remaja Rosadkarya<span style="mso-spacerun:yes"> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="tab-stops:0cm"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:0cm;text-indent:0cm;line-height:200%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal">Sumber Internet<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span style="letter-spacing:-.7pt;mso-bidi-font-weight:bold">Abidin</span>, M. Z. (2010) <i style="mso-bidi-font-style:normal">Pengertian Asesmen, Bentuk Asesmen dan Langkah Penerapan Asesmen</i> [Online]. Tersedia:<span style="mso-spacerun:yes"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://meetabied.wordpress.com/2010/01/14/pengertian-asesmen-bentuk-asesmen-dan-langkah-penerapan-asesmen/. </u></i><u>[14 September 2010].<o:p></o:p></u></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt;line-height: 150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span class="apple-style-span"><span style="mso-bidi-font-size:11.0pt">Danielson. (2006). A <i style="mso-bidi-font-style:normal">Collection of Performance Task And Rubriks</i>[Online]. Tersedia: .<i style="mso-bidi-font-style:normal"><u><a href="http://www.assesment.com/Danielson/"><span style="color:windowtext">http://www.assesment.com/Danielson/</span></a>10/4/2006. </u></i><u>[14 September 2010].<o:p></o:p></u></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt;line-height: 150%"><span class="apple-style-span"><span style="mso-bidi-font-size:11.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span class="apple-style-span"><span style="mso-bidi-font-size:10.0pt">Gunawan, M. A. (2009). </span></span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="mso-bidi-font-weight:bold">Performance Assessment</span></i><span style="mso-bidi-font-weight:bold"> [Online]. Tersedia: </span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><u><span style="mso-spacerun:yes"> </span>http://forumpenelitian.blogspot.com/</u>.</i> [14 September 2010].</p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span class="apple-style-span">Lusy. (2010). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Asesmen Alternatif</i></span> [Online]. Tersedia: <i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://lussysf.multiply.com/journal/item/239</u></i>. [14 September 2010].</p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm">Mueller, J. (2010) <span class="apple-style-span"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="color:black;mso-bidi-font-weight:bold">Authentic Assessment Toolbox</span></i></span> [Online]. Tersedia: <i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://jonathan.mueller.faculty.noctrl.edu/toolbox</u>/. </i>[14 September 2010].</p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm">_____. (2008). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Konsep Pembelajaran Rumah Pintar </i>[Online]. Tersedia: <i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://www.indonesiapintar.or.id/index.php/Pembelajaran/Konsep-Pembelajaran/.</u></i> [14 September 2010].</p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:0cm;text-indent:0cm;line-height:200%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal">Wawancara<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm">Sigit Ibrahim. Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung, Ketua Rumah Pintar Cibodas (4 September 2010).</p>Catatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5278161404905719204.post-78004294428978172492011-04-26T10:13:00.003+07:002011-04-26T10:36:54.533+07:00<p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:200%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%">REORGANISASI DAN RASIONALISASI TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN LAUT (TNI-AL) 1948-1950: <i style="mso-bidi-font-style:normal"><o:p></o:p></i></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:200%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Dari Pembentukan Komisi Reorganisasi (KRAL) hingga Terbentuknya Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL)<o:p></o:p></span></i></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:200%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><o:p> </o:p></span></i></b></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-21.3pt;line-height:200%;mso-list:l3 level1 lfo1"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Latar Belakang Masalah Penelitian<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-theme-font: minor-bidi;color:black;mso-ansi-language:IN">Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia yang diwakili oleh Soekarno dan Hatta menyatakan kemerdekaannya dari tangan penjajah. Namun sebagai negara yang baru merdeka, Indonesia tidak mempunyai tentara yang resmi. Padahal keberadaan tentara ini sangat penting bagi negara terutama bagi Indonesia yang pada saat itu baru lahir dan dalam kondisi perpolitikan yang masih relatif labil. Organisasi kemiliteran memang sudah ada pada saat itu, namun baru sebatas Laskar. Menurut Sundhaussen (1988: 16) hal tersebut dinilai kurang efektif. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:21.3pt;text-indent:14.15pt"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;color:black;mso-ansi-language:IN">Laskar tersebut tidak punya senjata, tidak terlatih, tidak berdisiplin, dan tidak memiliki pemimpin yang berpengalaman. Selain itu, mereka sering bersilisih paham dengan pemerintah Soekarno dan tidak mau menerima parintah dari pemimpin nasional yang tidak bersikap tegas dalam menentang pendaratan pasukan-pasukan Sekutu dan Belanda. Pasukan Laskar tersebut juga sering terlibat dalam bentrokan kekerasan satu sama lain karena persoalan ideologi dalam usaha mereka untuk memiliki senjata.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:21.3pt;text-indent:14.15pt"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;color:black;mso-ansi-language:IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-theme-font: minor-bidi;color:black;mso-ansi-language:IN">Akhirnya pada tanggal 22 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia membentuk tiga badan yaitu Komite Nasional Indonesia, Partai Nasional Indonesia dan Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP). Dalam lingkungan BPKKP ini lah dibentuk satu badan keamanan yang dinamakan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Untuk pelaksanaan tugas keamanan dan ketertiban di pantai, lautan dan daerah-daerah pelabuhan dibentuk BKR Laut yang diresmikan pada 10 September 1945. </span><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><span style="color:black; mso-ansi-language:IN">Kehadiran BKR Laut ini tidak terlepas dari peranan tokoh-tokoh bahariawan yang pernah bertugas di jajaran<span class="apple-converted-space"> </span><em>Koninklijke Marine</em><span class="apple-converted-space"> </span>ketika penjajahan Belanda dan Kaigun pada zaman pendudukan Jepang. Dalam perkembangannya, </span><span style="mso-ansi-language:IN">BKR Laut ini kemudian bermetamorfosa menjadi Tentara Keamanan Rakyat Laut (TKR) pada tanggal 5 Oktober 1945. TKR Laut ini bermarkas besar yang terletak di Yogyakarta dipimpin oleh Kepala Staf Umum Laksamana III M. Pardi. TKR Laut ini kemudian berkembang. Atas dasar untuk lebih memprofesionalkan organisasinya maka dibentuklah <span style="color:black">Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%">Di awal berdirinya, pasukan ini belum bisa memenuhi kebutuhan akan senjata dan berbagai perlengkapan perang lainnya. Padahal tentara dan senjata adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Apalagi pada saat itu pemerintah berniat untuk membentuk badan ketentaraan yang permanen guna melindungi kedaulatan negara. </p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%">Pada awal terbentuknya, Angkatan Laut Republik Indonesia ini mempunyai struktur organisasi yang disebut dengan sistem Korps, yakni:</p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:49.65pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l7 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">1)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Korps Pelaut atau Corps Armada (C. A.) yang terdiri atas Korps Navigasi dan Korps Machine Stoom Dienst (M. S. D.);</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:49.65pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l7 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">2)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Corps Mariniers (C.M);</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:49.65pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l7 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">3)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Korps Polisi Tentara Laut (P. T. L.);</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:49.65pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l7 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">4)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Korps Kesehatan;</p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:49.65pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l7 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">5)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Korps Perhubungan.</p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%">Pada tahun 1948, Hatta yang kala itu menjabat sebagai Perdana Menteri Republik Indonesia mengajukan usul untuk mengadakan Reorganisasi dan Rasionalisasi serta membangun kembali angkatan bersenjata dan seluruh aparat negara. Sundhaussen (1988: 63-64) menjelaskan maksud dari usulan kebijakan Hatta tersebut, yakni:</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt;text-indent:14.15pt;line-height: normal">Tujuan dasar kebijakan tersebut adalah untuk menciutkan jumlah personil angkatan bersenjata, meningkatkan efesiensinya, dan menempatkannya kembali di bawah pimpinan pemerintah. Tujuan yang disebut paling akhir itu sangat penting, karena kesatuan-kesatuan tempur saat itu mulai menguasai daerah-daerah kantong atau daerah-daerah front mereka secara mandiri dengan menempuh kebijaksanaan mereka masing-masing.</p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%">Pemerintah menerima baik usulan Hatta tersebut, dan pada tanggal 2 Januari 1948 Soekarno menandatangani sebuah dektrit yang memerintahkan agar semua kekuasaan di bidang pertahanan di pusatkan dalam kendali menteri pertahanan. Sebuah Staf Umum Angkatan Perang akan membatu tugas menteri tersebut. Staf ini dibentuk di dalam lingkungan kementerian pertahanan dan dikepalai oleh Komodor Suryadharma (yang pada saat itu menjabat sebagai Panglima Angkatan Udara) dan sebagai wakilnya dipilihlah Kolonel T.B. Simatupang. Di bawah kementrian itu akan ditempatkan sebuah Markas Besar Pertempuran yang dipimpin oleh Sudirman yang pada saat itu menjabat sebagai Panglima Besar Angkatan Perang Mobil. Semua kesatuan tempur akan ditempatkan di bawah pimpinan taktis dan stategi badan ini (Sundhaussen, 1988: 64).</p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%">Sesuai dengan keputusan itu pula, pada tanggal 17 Maret 1948 Hatta membentuk Komisi Reorganisasi ALRI serta mengangkat Kolonel R. Soebijakto sebagai ketuanya. Adapun tugas KRAL, adalah sebagai berikut:</p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l12 level1 lfo7"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">1)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Di Kementerian Pertahanan diadakan Staf Umum dan Staf Khusus Angkatan Laut.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l12 level1 lfo7"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">2)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Pimpinan adalah seorang Kepala Staf Angkatan Laut.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l12 level1 lfo7"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">3)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Wakil pimpinan adalah seorang Wakil Kepala Staf Angkatan Laut.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l12 level1 lfo7"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">4)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Di luar Kementerian hanya diadakan pangkalan-pangkalan atau Pusat Pendidikan (<i style="mso-bidi-font-style:normal">Training Centre)</i>.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l12 level1 lfo7"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">5)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Dalam Angkatan Laut, sementara tidak diadakan tentara Laut (Mariniers).</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l12 level1 lfo7"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">6)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Tentara Laut dileburkan dalam TNI Angkatan Darat. Anggota yang ingin tetap dalam Angkatan Laut, dalam waktu satu bulan harus membuat surat permohonan kepada Menteri Pertahanan melalui Panglima Besar Angkatan Perang Mobil.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l12 level1 lfo7"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">7)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->a) Polisi Tentara Angkatan Laut yang berdekatan dengan Pangkalan Angkatan Laut dimasukkan dalam Angkatan Laut dan dijadikan Polisi Militer Angkatan Laut.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:200%">b) Yang berada di luar pangkalan, dilebur dengan Polisi Tentara menjadi Polisi Militer Angkatan Darat di bawah Komando Teritorium Angkatan Darat.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l12 level1 lfo7"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">8)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Selama Kepala Staf Angkatan Laut dan Wakilnya belum diangkat maka dalam masa peralihan Ketua/ Wakil Ketua Komisi memimpin Angkatan laut atas nama Menteri Pertahanan.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l12 level1 lfo7"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">9)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Supaya organisasi Angkatan Laut segera terlaksana, semua perintah-perintah yang dikeluarkan oleh Kateua/Wakil Komisi atas nama Menteri Pertahanan harus dilaksakan dengan segera dan tertib.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l12 level1 lfo7"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">10)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Semua anggota Angkatan Laut yang tidak menjalankan perintah-perintah tersebut akan dipecat dari jabatannya dan akan disidang oleh Hakim Militer.</p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%">Dampak dari ditetapkannya Reorganisasi dan Rasionalisasi di TNI AL juga mengakibatkan meleburnya Divisi I dan Divisi II Tentara Laut Republik Indonesia (TLRI) dan digabungkan ke dalam kesatuan Angkatan Darat. Corps Mariniers (C. M) bekas Pangkalan IV ALRI Tegal yang pada saat itu sesuai instruksi Menteri Pertahanan menjadi bagian kesatuan 21, 22, 23 dan 24 dari Divisi II TLRI Jawa Tengah di bawah komando Divisi Diponegoro Angkatan Darat yang kemudian dikenal sebagai Resimen Samudera yang terdiri dari lima Batalion, yakni:</p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l2 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">1)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Batalion 173 dikomandani oleh Letnan Hartono berkedudukan di Parakan.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l2 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">2)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Batalion 174 dikomandani oleh Letnan Mochamad Joenoes berkedudukan di Wonosobo.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l2 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">3)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Batalion 175 dikomandani oleh Letnan Moekijat berkedudukan di Parakan.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l2 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">4)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Batalion 176 dipimpin oleh Letnan Soewadji berkedudukan di Temanggung.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l2 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">5)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Batalion 177 dipimpin oleh Letnan Wiranto Soewono berkedudukan di Temanggung.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:0cm;line-height:200%">Selain kelima Batalion tersebut, terdapat pula Batalion 178 dengan Komandannya Letnan Glendeh Soetomo yang berkedudukan di Juana.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; line-height:200%">Reorganisasi tentara juga mengakibatkan dibentuknya Corps Armada (C. A.) yang dalam pelaksanaannya Corps ini terbagi dalam enam wilayah, yakni:</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l11 level1 lfo9"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">1)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->C. A. I, berkedudukan di Blitar di bawah pimpinan Mayor Oentoro Koesmardjo.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l11 level1 lfo9"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">2)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->C. A. II, berkedudukan di Cilacap di bawah pimpinan Letnan Kolonel Soeparman.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l11 level1 lfo9"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">3)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->C. A. III, berkedudukan di Cirebon di bawah pimpinan Mayor Tirtaatmadja.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l11 level1 lfo9"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">4)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->C. A. IV, berkedudukan di Pekalongan di bawah pimpinan Mayor R. Soehadi.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l11 level1 lfo9"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">5)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->C. A. V, berkedudukan di Juanda di bawah pimpinan Mayor Sardjoeno.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l11 level1 lfo9"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">6)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->C. A. VI, berkedudukan di Tulungagung di bawah pimpinan Kolonel Rais Sastrosoegondo.</p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%">Pada tanggal 9 Oktober 1948, Menteri Pertahanan melalui surat keputusan No. A/565/1948 tentang kepangkatan ALRI dalam rangka Reorganisasi dan Rasionalisasi menetapkan berdirinya Korps Komando dalam lingkungan ALRI. Korps ini mulai melakukan seleksi penerimaan anggotanya pada tahun 1949 pasca disepakatinya hasil dari Konverensi Meja Bundar (KMB). Dari seleksi tersebut, diterimalah anggota Korps Komando sebanyak 1200 orang yang 95% anggotanya adalah berasal dari Corps Mariniers IV Tegal.</p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%">Dalam pelaksanaan Reorganisasi di Tentara Nasional Indonesia ini juga menumbulkan kekecewaan bagi beberapa pihak, salah satunya adalah golongan Atmadji (<span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%">Bagian Sejarah KKO-AL, 1971: 9). Atmadji sebelum terjadinya Reorganisasi sendiri menjabat sebagai Kepala TLRI (Tentara Laut Republik Indonesia). Organisasi ini sesuai keputusan Komisis Reorganisasi Angkatan Laut harus melebur ke dalam Angkatan Darat. Atmadji yang merasa kecewa dengan keputusan tersebut akhirnya terlibat dalam pemberontakan Partai Komunis Indonesia Madiun. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Dari beberapa pemaparan tersebut, peneliti memfokuskan kajian yang menarik untuk dikaji yaitu bagaimana proses Reorganisasi dan Rasionalisasi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut? Alasan pengambilan judul <span style="mso-spacerun:yes"> </span>tentang masalah tersebut yakni: <i style="mso-bidi-font-style:normal">Pertama, </i>kurangnya penulisan sejarah terutama sejarah militer, khususnya tentang sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut. Beberapa tulisan tentang sejarah militer di Indonesia, mayoritas membahas tentang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Sedangkan seperti yang kita ketahui, di Indonesia tidak hanya Angkatan Darat saja yang berperan dalam sejarah Indonesia. Masih ada Angkatan Laut serta Angkatan Udara yang juga turut aktif dalam dinamika sejarah militer di negara tersebut. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Kedua</i>, pengambilan masalah tentang Reorganisasi dan Rasionalisasi di Angkatan Laut dikarenakan terdapat fenomena unik yang terjadi pada dinamika kemiliteran yang ada pada organisasi militer tersebut. Seperti, beberapa organisasi yang ada di Angkatan Laut ketika berlangsungnya Reorganisasi dan Rasionalisasi tersebut dimasukkan ke dalam Angkatan Darat khususnya Daerah Komado IV Diponogoro yang berada di Jawa Tengah, konflik internal yang terjadi dalam Angkatan Laut antara perwira lulusan KNIL dengan perwira lulusan Laskar, konflik yang terjadi akibat dari kebijakan Komisi Reorganisasi Angkatan Laut yang menimbulkan kekecewaan bagi beberapa pihak yang organisasinya harus dilebur ke Angkatan darat atau bahkan dibubarkan (seperti golongan Atmadji), pembentukan Korps Komando yang sebenarnya merupakan metamorfosa dari </span>Corps Mariniers yang sempat dibubarkan. Fenomena-fenomena tersebut memang tidak berdampak besar seperti yang terjadi dalam Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat hingga berdampak nasional dengan terjadinya peristiwa Juli 1952. Namun, yang terjadi dala Angkatan Laut ini justru akan melahirkan tentara sangat diandalkan oleh presiden Soekarno. Tercatat beberapa tokoh Angkatan Laut khususnya Korps Komando yang merupakan orang kepercayaan dari Soekarno, seperti Jenderal Hartono, Jenderal Usman dan Ali.<span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Tahun kajian yang peneliti fokuskan yakni dari tahun 1948 hingga 1950. Hal tersebut didasarkan pada tahun 1948 ini Hatta selaku Perdana Menteri Republik Indonesia pada saat itu mengusulkan untuk dilakukannya Reorganisasi dan Rasionalisasi tentara, dan pada tahun yang sama tepatnya pada tanggal 2 Januari 1948 Soekarno mengesahkan usul tersebut (Sundhaussen, 1988: 64). Tahun 1950 dijadikan tahun akhir kajian dikarenakan peneliti ingin melihat konsekuensi dari adanya Reorganisasi dan Rasionalisasi tersebut setelah berlangsung selama dua tahun. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Berdasarkan fakta di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji permasalahan tentang Reorganisasi dan Rasionalisasi dalam Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut. Sekaligus peneliti juga ingin mengetahui konsekuensi dari adanya peristiwa tersebut terhadap dinamika kemiliteran dalam organisasi militer tersebut. Oleh karena itu, peneliti merumuskan permasalahan tersebut dalam sebuah proposal penelitian yang berjudul <b style="mso-bidi-font-weight:normal">REORGANISASI DAN RASIONALISASI TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN LAUT (TNI-AL) 1948-1950: <i style="mso-bidi-font-style:normal">Dari Pembentukan Komisi Reorganisasi (KRAL) hingga Terbentuknya Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL).<o:p></o:p></i></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><o:p> </o:p></span></i></b></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-21.3pt;line-height:200%;mso-list:l3 level1 lfo1"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Rumusan dan Batasan Masalah<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Berdasarkan beberapa pokok pemikiran yang dipaparkan di atas terdapat satu permasalahan utama yang akan dikaji yaitu “bagaimana proses reorganisasi dan rasionalisasi yang terjadi pada Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL)?” Agar permasalahan yang akan dikaji lebih jelas dan fokus, penulis akan merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:49.65pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l9 level1 lfo2"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Bagaimana pengaruh </span>Komisi Reorganisasi Angkatan Laut (KRALRI) terhadap pengintegrasian Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut?<span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height: 200%"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:49.65pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l9 level1 lfo2"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Bagaimana pengaruh terbentuknya Korps Komando terhadap pengintegrasian tentara dalam Angkatan Laut?<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:49.65pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l9 level1 lfo2"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Apa saja hambatan yang terjadi pada proses Reorganisasi dan Rasionalisasi dalam militer Angkatan Laut itu?<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:49.65pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l9 level1 lfo2"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Bagaimana dampak dari adanya Reorganisasi dan Rasionalisi TNI-AL terhadap dinamika perpolitikan nasional?<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:49.65pt;mso-add-space: auto;text-indent:0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-21.3pt;line-height:200%;mso-list:l3 level1 lfo1"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menjawab berbagai pertanyaan permasalahan yang telah dirumuskan sebagai berikut, yakni untuk : <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:35.45pt;text-indent:-18.0pt; line-height:200%;mso-list:l6 level1 lfo6"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Mendeskripsikan pengaruh dari </span><span style="mso-ansi-language:IN">Komisi Reorganisasi Angkatan Laut (KRALRI), baik itu tugas, fungsi serta konsekuensi yang ditimbulkan dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh komisi tersebut terhadap pengintegrasian tentara Angkatan Laut Republik Indonesia.</span><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:35.45pt;text-indent:-18.0pt; line-height:200%;mso-list:l6 level1 lfo6"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-ansi-language:IN">Menjelaskan pengaruh terbentuknya Korps Komando terhadap pengintegrasian tentara di Angkatan Laut, baik itu pengaruh secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap proses integrasia tentara, </span><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:35.45pt;text-indent:-18.0pt; line-height:200%;mso-list:l6 level1 lfo6"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Menganalisis hambatan-hambatan yang terjadi pada proses reorganisasi dan rasionalisasi di dalam militer Angkatan Laut itu, baik itu yang berasal dari internal Angkatana Laut itu sendiri hingga hambatan eksternal dari pihak lain selain Angkatan tersebut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:35.45pt;text-indent:-18.0pt; line-height:200%;mso-list:l6 level1 lfo6"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Menganalisis dampak dari adanya Reorganisasi dan Rasionalisi TNI-AL, diantaranya tentang kepemimpinan dalam organisasi militer tersebut, hingga tentara yang profesional.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:35.45pt;text-indent:0cm;line-height: 200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language: IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:35.45pt;text-indent:0cm;line-height: 200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language: IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:35.45pt;text-indent:0cm;line-height: 200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language: IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;line-height: 200%;mso-list:l0 level1 lfo5"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Memperkaya penulisan mengenai sejarah khususnya sejarah militer di Indonesia. Sehingga nantinya dapat menimbulkan wawasan baru dan mengembangkan sejarah militer yang belum terkaji oleh para sejarawan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;line-height: 200%;mso-list:l0 level1 lfo5"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Memberikan pengetahuan tentang dinamika perkembangan militer di Indonesia, khususnya dinamika yang terjadi di Angkatan Laut Republik Indonesia.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;line-height: 200%;mso-list:l0 level1 lfo5"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Memperkaya tulisan akademis tentang dinamika yang ada di Angkatan Laut Indonesia, karena selama ini penulisan tentang organisasi militer tersebut dinilai relatif kurang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space: auto;text-indent:-21.3pt;line-height:200%;mso-list:l3 level1 lfo1"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Kajian Pustaka<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Dalam kajian ini, peneliti menggunakan beberapa teori dan pendapat para tokoh tentang konsep kemiliteran. Dengan menggunakan beberapa teori tersebut, diharapkan nantinya akan membantu peneliti dalam mengkaji permasalahan tentang Reorganisasi dan Rasionalisasi yang terjadi pada Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut. Adapun beberapa teori dan pendapat para ahli tersebut diantaranya adalah:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l4 level1 lfo11"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal">Teori Konflik<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%">Munculnya konflik internal dalam Angkatan Laut ini disebabkan oleh distribusi kekuasaan dan wewenang secara tidak merata. Hal ini sependapat dengan Dahrendorf (Nazsir, 2009: 24) yang mengatakan bahwa distribusi kekuasaan dan wewenang secara tidak merata akan menjadi faktor yang menentukan konflik sosial yang sistematis. Hal senada juga diungkapkan oleh Weber (Beilharz, 2005: 369). Beliau mengemukakan bahwa konflik dalam arena politik sebagai sesuatu yang sangat fundamental. Konflik tersebut merupakan pertentangan untuk memperoleh kekuasaan dan dominasi oleh sebagian individu dan kelompok tertentu terhadap yang lain. Begitu pula dengan konflik yang terjadi dalam TNI-AL ini. Munculnya konflik internal dalam Angkatan Laut ini disebabkan oleh distribusi kekuasaan dan wewenang secara tidak merata. </p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%">Konflik ini mulai terlihat jelas ketika dipilihnya Simatupang sebagai Kepala Staf Angkatan Perang (KSAP) dengan pangkat Mayor, Kolonel Nasution sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Komodor Suryadharma sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), serta Subijakto sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL). Dengan diangkatnya mereka, maka semakin mempertegas dominasi perwira-perwira mantan KNIL dalam jabatan strategis militer Indonesia. Hal ini menimbulkan kecemburuan dari para perwira yang berasal dari mantan PETA atau perwira yang berasal dari organisasi kelaskaran dan pemuda. </p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l4 level1 lfo11"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Teori tentang Elemen Kekuatan Negara<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Morgenthau (Rudy, 2009: 97-102) menyatakan bahwa terdapat dua elemen penting untuk memperkuat kekuatan negara, yakni: <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l1 level1 lfo12"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Elemen power yang nyata (<i style="mso-bidi-font-style:normal">tangible)</i><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:42.55pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l1 level1 lfo12"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Elemen power yang tidak nyata (<i style="mso-bidi-font-style:normal">intangible</i>)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Kekuatan militer dianggap penting dalam usaha memperkuat negara dan untuk menjaga kedaulatan negara. Kedaulatan negara menurut Budiardjo (2010: 54) dijadikan unsur penting dalam pembentukan negara di samping harus adanya wilayah penduduk, serta pemerintah. Maka untuk menjaga kedaulatan tersebut dibutuhkan militer yang kuat. Morgenthau mengklasifikasikan elemen militer tersebut sebagai elemen power yang nyata (<i style="mso-bidi-font-style: normal">tangible), </i>sebagaimana diungkapkan bahwa:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt;text-indent:14.15pt;line-height: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt">Elemen power ini sangat erat kaitannya dengan gagasan tradisional yang mengatakan bahwa power didukung oleh kekuatan militer. Baik kekuatan militer maupun mobilitasnya bisa dianggap sebagai elemen yang nyata karena kekuatan dan mobilitas tersebut bisa diukur menurut anggaran yang dikeluarkan untuk tujuan pertahanan dan keamanan (Morgenthau dalam Rudy, 2009: 97-102)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Melanjutkan apa yang diungkapkan oleh Morgenthau, Hayati dan Yani (2007:71) juga mengemukakan bahwa:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt;text-indent:14.15pt;line-height: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt">Untuk mengetahui seberapa jauh keefektifan dari kekuatan militer ini, maka kita harus berhadapan dengan berbagai hal, yakni: keterampilan dan pendidikan pasukan, mutu kepemimpinan, motivasi, moril, kesetiaan, pertempuran yang pernah dialami, strategi, dan taktik.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt;text-indent:14.15pt;line-height: 200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Jika melihat pendapat tersebut, dominasi yang dilakukan oleh perwira lulusan KNIL jelas untuk menjaga kekuatan negara. Matanasi (2007: 24-26) menjelaskan bahwa memang para anggota KNIL diberikan keterampilan dan pendidikan pasukan, disamping juga diajarkan tentang kepemimpinan dan berbagai pengalam perang yang telah mereka alami. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Untuk membuat tentara ini kuat sehingga mendukung negara yang memiliki kekuatan, maka menurut Coplin dan Marbun (2003: 124) ada tiga kriteria yang harus diperhatikan, yakni:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:35.45pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l10 level1 lfo13"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Jumlah pasukan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:35.45pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l10 level1 lfo13"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Tingkat kepelatihan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:35.45pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l10 level1 lfo13"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">c)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Sifat perlengkapan militernya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Kebijakan Hatta tentang perlu diadakannya Reorganisasi dan Rasionalisasi dalam tubuh militer Indonesia ini jelas dimaksudkan untuk memperkuat militer negara ini. Dalam implikasinya, kebijakan tersebut akan menciptakan susunan militer yang baik dan sempurna. Hal tersebut kemudian dipertegas oleh Machiavelli (2008:101) yang mengatakan bahwa untuk membuat tentara yang baik, tentara tersebut haruslah warga sipil dari negara tersebut yang sudah dilatih militer, bukan malah menyewa tentara bayaran. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-21.3pt;line-height:200%;mso-list:l3 level1 lfo1"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Metode dan Teknik Penelitian<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini tadalah metode historis. Metode historis adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman peninggalan masa lampau (Gottschalk, 1986: 32). Sebagaimana dikemukakan pula oleh Ismaun (2005: 35) bahwa metode ilmiah sejarah adalah proses untuk menguji dan mengkaji kebenaran rekaman dan peningggalan-peninggalan masa lampau dengan menganalisis secara kritis bukti-bukti dan data-data yang ada sehingga menjadi penyajian dan cerita sejarah yang dapat dipercaya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Mengenai langkah-langkah dalam penelitian ini menurut Sjamsuddin (2007: 85-239) antara lain sebagai berikut : <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:35.45pt;text-indent:-14.15pt; line-height:200%;mso-list:l8 level1 lfo3"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Heuristik, yaitu proses pengumpulan sumber-sumber sejarah yang berhubungan dengan skripsi ini. Dalam tahap ini, penulis melakukan pencarian sumber-sumber sejarah baik yang berupa wawancara, buku, dokumen, maupun artikel. Realisasi dari tahap ini, penulis mencaba mengunjungi beberapa perpustakaan yang dianggap mempunyai sumber-sumber yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji. Diantaranya penulis mengunjungi Perpustakaan UPI, Perpustakaan TNI Angkatan Darat, Perpustakaan TNI Angkatan Laut, Perpustakaan Dinas Sejarah Tentara Nasional Indonesia, Perpuastakaan Nasional, Perpustakaan Arsip Nasional, dan Perpustakaan Marinir. Selain itu, penulis juga mencoba mengkaji sumber-sumber artikel dari internet yang dianggap relefan dengan pembahasan ini. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:35.45pt;text-indent:-14.15pt; line-height:200%;mso-list:l8 level1 lfo3"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Kritik Sumber, merupakan langkah selanjutnya dari metode ilmiah sejarah yang dilakukan ketika sumber-sumber sejarah telah ditemukan. Kritik sumber terbagi kedalam dua, yaitu Kritik Eksternal dan Kritik Internal. Kritik Eksternal ditujukan untuk menilai otentisitas sumber sejarah. Dalam kritik ekstern dipersoalkan bahan dan bentuk sumber, umur, dan asal dokumen, kapan dibuat, dibuat oleh siapa, instansi apa, atau atas nama siapa. Dalam tahapan ini, penulis mencoba menilai sumber-sumber sejarah tersebut berdasarkan ketentuan dari kritik eksternal. Kritik Internal lebih ditujukan untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya. Pada tahap ini, penulis membandingkan isi dari sumber-sumber sejarah dari satu penulis buku dengan penulis buku lainnya dengan maksud agar fakta-fakta sejarah yang diperoleh lebih valid untuk mendukung pembahasan yang akan dikaji.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:35.45pt;text-indent:-14.15pt; line-height:200%;mso-list:l8 level1 lfo3"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Interpretasi adalah proses pemberian penafsiran atas fakta-fakta sejarah yang telah dikritisi melalui kritik sumber. Dalam hal ini, proses ini dilakukan untuk memberikan makna pada fakta-fakta sejarah agar dapat mendukung peristiwa yang dikaji. Dalam tahap ini, penulis memberikan penafsiran pada fakta-fakta sejarah yang diperoleh selama penelitian dengan menghubungkan beberapa fakta menjadi suatu kesatuan makna yang sejalan dengan peristiwa tersebut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:35.45pt;text-indent:-14.15pt; line-height:200%;mso-list:l8 level1 lfo3"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Historiografi merupakan tahapan terakhir dari metode ilmiah sejarah dalam penulisan skripsi ini. Dimana dalam historiografi ini, fakta-fakta yang telah melalui berbagai macam proses kemudian disusun menjadi satu kesatuan sejarah yang utuh sehingga terbentuklah suatu skripsi. Dalam proses ini, penulis mengerahkan seluruh daya pemikiran dan menuangkannya ke dalam skripsi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu sintesis dari seluruh penelitian yang telah dilakukan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Untuk mendukung hasil sintesis, peneliti menggunakan pendekatan interdisipliner yaitu pendekatan yang menggunakan satu disiplin ilmu yang dominan, yang ditunjang oleh ilmu-ilmu sosial lainnya. Dalam hal ini, penulis mengambil satu disiplin ilmu yaitu ilmu sosial yang berupa ilmu politik, psikologi, serta sosiologi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:35.45pt;text-indent:-21.3pt; line-height:200%;mso-list:l5 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Studi Kepustakaan, yaitu mencari sumber baik berupa buku, artikel dan dokumen yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, yang kemudian dikaji untuk memperoleh solusi dalam memecahkan permasalahan penelitian.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:35.45pt;text-indent:-21.3pt; line-height:200%;mso-list:l5 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Studi Dokumenter, yaitu suatu cara dalam pengumpulan data melalui media visual berupa foto-foto, gambar, serta arsip-arsip yang diambil pada waktu melakukan penelitian di lapangan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:35.45pt;text-indent:-21.3pt; line-height:200%;mso-list:l5 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Wawancara, adalah suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan keterangan yang dilakukan melalui percakapan dengan beberapa narasumber<span style="mso-spacerun:yes"> </span>yang dianggap mempunyai keterkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:35.45pt;text-indent:0cm;line-height: 200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language: IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-21.3pt;line-height:200%;mso-list:l3 level1 lfo1"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">6.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Sistematika Penulisan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Mengenai sistematika penulisan yang digunakan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN">BAB I <span style="mso-tab-count:1"> </span>PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode dan teknik penulisan serta sistematika penulisan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN">BAB II TINJAUAN PUSTAKA<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Menjelaskan secara singkat tentang sumber-sumber kepustakaan yang dijadikan sebagai bahan referensi yang berhubungan dengan pokok pembahasan yang juga disertai dengan analisis yang dapat mempermudah dalam pemecahan masalah tersebut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN">BAB III METODOLOGI PENELITIAN<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Menjelaskan secara rinci tentang cara kerja penulis dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan sumber-sumber yang sesuai dengan permasalahan yang dikaji. Dalam ilmu sejarah, langkah-langkah tersebut meliputi : Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi, dan Historiografi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN">BAB IV TINJAUAN HISTORIS TENTANG </span><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%">REORGANISASI DAN RASIONALISASI TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN LAUT (TNI-AL) 1948-1950</span><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">Bab ini merupakan bagian utama dari skripsi yang berisi tentang kajian-kajian seperti yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Ada pun rumusan masalahnya yaitu mendeskripsikan proses terbentuknya Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL), mendeskripsikan proses kerja dari </span>Komisi Reorganisasi Angkatan Laut (KRALRI), menjelaskan <span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">latar belakang terbentuknya Korps Komando, menganalisis dampak dari adanya Reorganisasi dan Rasionalisi TNI-AL, serta menganalisis hambatan yang terjadi pada proses reorganisasi dan rasionalisasi di dalam militer Angkatan Laut itu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN">BAB V KESIMPULAN<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Merupakan bagian terakhir dari skripsi yang berisi pernyataan dan saran yang terangkum dari hasil analisis semua fakta yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji dari penulis yang diutarakan secara ringkas dan jelas.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:0cm;line-height:200%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language:IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:300%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:300%">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-ansi-language:IN">Az-Zaghul, I. A. (2004). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Psikologi Militer. </i>Jakarta: Khalifa Pustaka Al-Kautsar Grup.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language: IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-ansi-language:IN">Bagian Sejarah KKO-AL. (1971). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Korps Komando AL: Dari Tahun ke Tahun</i>. Jakarta: Bagian Sejarah KKO AL.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language: IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-ansi-language:IN">Beilharz, P. (2005). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Teori-Teori Sosial: Observasi Kritis Terhadap Para Filosof Terkemuka. </i>Jakarta: Pustaka Pelajar. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language: IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-ansi-language:IN">Bhakti, I. N. (2005). “Teori dan Praktek Hubungan Sipil-Militer di Indonesia”, dalam <i style="mso-bidi-font-style:normal">Dinamika Reformasi Sektor Keamanan</i>. Jakarta: Imparsial. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language: IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-ansi-language:IN">Budiardjo, M. (2010). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Dasar-Dasar Ilmu Politik </i>(Edisi Revisi). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language: IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-ansi-language:IN">Coplin, W. D. dan Marbun, M. (2003). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Pengantar Politik Internasional: Suatu Telaah Teoritik. </i>Bandung: Sinar Baru Algensindo.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language: IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-ansi-language:IN">Dinas Sejarah TNI-AL. (1973). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Sejarah Tentara Nasional Angkatan Laut (Periode Perang Kemerdekaan) 1945-1950. </i>Jakarta: Dinas Sejarah TNI-AL.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language: IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-ansi-language:IN">Dinas Sejarah TNI-AL. (1959). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Sejarah Perkembangan Angkatan Laut 1945-1950. </i>Jakarta: Dinas Sejarah TNI-AL.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language: IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-ansi-language:IN">Elson, R. E. (2008). <i style="mso-bidi-font-style:normal">The Idea of Indonesia: Sejarah Pemikiran dan Gagasan. </i>Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language: IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-ansi-language:IN">Gottschalk, L. (1986). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Mengerti Sejarah</i>. Jakarta: UI Press.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language: IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-ansi-language:IN">Hayati, S. dan Yani Ahmad. (2007). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Geografi Politik. </i>Bandung: PT. Rafika Aditama.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language: IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-ansi-language:IN">Huntington, S. P. (2003). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Prajurit dan Negara: Teori dan Politik Hubungan Miiter-Sipil. </i>Jakarta: PT. Gamedia Widiasarana Indonesia.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language: IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space:auto; text-indent:-1.0cm;line-height:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt">Ibrahim, I. (2010). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Indonesian Special Force: Pasukan Khusus Indonesia. </i>Yogyakarta: MataPadi Presindo. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt">Ismaun.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>(2005). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Sejarah Sebagai Ilmu</i>. Bandung: FPIPS UPI Bandung.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt">Machiavelli, N. (2008). <i style="mso-bidi-font-style:normal">The Prince: Sang Penguasa</i> (Terjemahan Natalia Trijaji). Surabaya: Selasar Surabaya Publishing.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt">Marbun, B. N. (2007). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Kamus Politik </i>(Edisi Revisi). Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt">Matanasi, P. (2007). <i style="mso-bidi-font-style:normal">KNIL (Koninklijk Nedherlandsche Indische Leger): Bom Waktu Tinggalan Belanda. </i>Yogyakarta: MedPress.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt">Muchri dan Sudarto, Sugeng. (1980). <i style="mso-bidi-font-style:normal">TNI-AL dalam Gambar 1945-1950. </i>Jakarta: Dinas Sejarah TNI-AL.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt">Rudy, T. M. (2009). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Pengantar Ilmu Politik: Wawasan Pemikiran dan Kegunaan. </i>Bandung: PT. Rafika Aditama.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space:auto; text-indent:-1.0cm"><span class="apple-style-span"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-weight:bold">Sjamsuddin, H. ( 2007). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Metodologi Sejarah. </i>Yogyakarta:<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ombak<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space: auto;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height: 150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space: auto;text-indent:-1.0cm;line-height:normal"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt">Skinner, Q. (1992). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Machiavelli: Dilema Kekuasaan dan Moral. </i>Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space: auto;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height: 150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space: auto;text-indent:-1.0cm;line-height:normal"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt">Sundhaussen, U. (1988). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Politik Militer Indonesia 1945-1967: Menuju Dwi Fungsi ABRI. </i>Jakarta: LP3ES.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space:auto; text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm">Nazsir, N. (2009).<i>Teori-Teori Sosiologi. </i>Bandung: Widya Padjadjaran.</p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space:auto; text-indent:-1.0cm;line-height:200%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 200%"><span class="apple-style-span"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-ansi-language:IN">Sumber Internet<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language:IN">Departemen Pertahanan Republik Indonesia. (2008). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Buku Putih Pertahanan Indonesia </i>[Online]. Tersedia: </span><i style="mso-bidi-font-style: normal"><u><span lang="EN-US"><a href="http://www.kemhan.go.id/">http://www.kemhan.go.id/</a></span></u></i><i style="mso-bidi-font-style:normal"><u><span style="mso-ansi-language:IN">.</span></u></i><span style="mso-ansi-language:IN"> [7 Desember 2010].</span><span style="mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span style="mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language:IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language:IN">Korps Marinir. (___). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Sejarah Marinir </i>[Online]. Tersedia: </span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><u><span style="mso-ansi-language:IN">http://www.marinir.mil.id/.</span></u></i><span style="mso-ansi-language:IN"> [26 November 2010].<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span style="mso-ansi-language:IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-ansi-language:IN">Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut. (___). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Sejarah TNI AL</i> [Online]. Tersedia: <i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://www.tnial.mil.id/</u></i>. [26 November 2010]. </span><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-ansi-language: IN"><o:p></o:p></span></b></p>Catatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5278161404905719204.post-62553911417117215292011-04-26T10:05:00.002+07:002011-04-26T10:11:55.442+07:00KEHIDUPAN MALAM (PROSTITUSI) LAS VEGAS dan SARITEM%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+align%3D%22center%22+style%3D%22text-align%3Acenter%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3EBAB+1%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+align%3D%22center%22+style%3D%22text-align%3Acenter%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3EPENDAHULUAN%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+align%3D%22center%22+style%3D%22text-align%3Acenter%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3E%0D%0A%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoListParagraph%22+style%3D%22margin-left%3A18.0pt%3Bmso-add-space%3Aauto%3B+text-indent%3A-18.0pt%3Bline-height%3Anormal%3Bmso-list%3Al8+level2+lfo5%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E1.1%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3ELATAR+BELAKANG+MASALAH%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3EAmerika+Serikat+merupakan+sebuah+benua+yang+luas+yang+terbagi+manjadi+tiga+bagian%2C+yakni+Amerika+bagian+utara%2C+Amerika+bagian+tengah+dan+Amerika+bagian+selatan.+Bentuk+pemerintahanya+sendiri+di+Amerika+terbagi+menjadi+Negara-negara+bagian+yang+berhak+mengatur+urusan+negaranya+sendiri+namun+tetap+ada+satu+pemerintahan+pusat+yang+mengatur+aspek-aspek+penting.+Pemerintahan+%3Cspan+lang%3D%22EN-US%22+style%3D%22mso-ansi-language%3A+EN-US%22%3En%3C%2Fspan%3Eegara+bagian+ini+berwenang+mengatur+berbagai+aspek+kehidupan+masyarakat+diantaranya+dalam+aspek+ekonomi%2C+budaya%2C+dan+termasuk+juga+sosial+serta+dampak-dampak+yang%3Cspan+style%3D%22mso-ansi-language%3AEN-US%22%3E+%3C%2Fspan%3Editimbulkan+dari+kebijakan+tersebut.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-tab-count%3A1%22%3E++++++++++++%3C%2Fspan%3ELas+Vegas+merupakan+salah+satu+negara+bagian+Amerika+Utara+yang+terkenal+dengan+kota+judi%2C+bahkan+Las+Vegas+mendapatkan+julukan+sebagai+kota+dosa+dimana+semua+kesenangan+dunia+tersedia+disana+terutama+perjudiannya.+Meskipun+Las+Vegas+terkenal+dengan+perjudiannya%2C+dan+memang+kehidupan+malam+yang+glamor+tidak+bisa+lepas+dari+masalah+prostitusi.+Prostitusi+ini+berkembang+dengan+pesat+sehingga+sudah+menjadi+rahasia+umum+dan+menjadi+hal+biasa.+Prostitusi+dianggap+sebagai+suatu+hal+yang+lumrah+apalagi+di+%3Cspan+lang%3D%22EN-US%22+style%3D%22mso-ansi-language%3A+EN-US%22%3En%3C%2Fspan%3Eegara+liberal+seperti+Amerika+Serikat+khususnya+wilayah+Las+Vegas.+%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3ESeperti+kita+ketahui+bahwa+kegiatan+prostitusi%3Cspan+style%3D%22mso-spacerun%3Ayes%22%3E++%3C%2Fspan%3Esudah+berlangsung+beribu-ribu+tahun+lamanya+dan%3Cspan+style%3D%22mso-spacerun%3Ayes%22%3E++%3C%2Fspan%3Eterus+berkembang%2C+fenomena+ini+ada+di%3Cspan+style%3D%22mso-ansi-language%3AEN-US%22%3E+%3C%2Fspan%3Emana-mana+bahkan+di%3Cspan+style%3D%22mso-ansi-language%3AEN-US%22%3E+%3C%2Fspan%3Eberbagai+belahan+dunia+lainnya+termasuk+juga+di+kota+Bandung.%3Cspan+style%3D%22mso-spacerun%3Ayes%22%3E++%3C%2Fspan%3ELayaknya+Las+Vegas%2C+di+Bandung+sendiri+terdapat+lokalisasi+tempat+praktek+prostitusi+dilaksanakan+yaitu+di+Saritem.+Keadaannya+tidak+jauh+berbeda+dengan+keadaan+di+Las+Vegas+baik+motif+praktek+maupun+dampak+bagi+masyarakat+sekitarnya.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3EDengan+memperhatikan+kesamaan+karakter+dan+keinginan+untuk+menguak+lebih+dalam+tentang+praktek+prostitusi+diantara+kedua+wilayah+itu%2C+maka+kelompok+kami+akan+mengkaji+mengenai+prostitusi+di+Las+Vegas+yang+dibandingkan+dengan%3Cspan+style%3D%22mso-spacerun%3Ayes%22%3E++%3C%2Fspan%3Eprostitusi+di+Saritem+Bandung+ditinjau+dari+segi+sosiologis+dan+%3Cspan+lang%3D%22EN-US%22+style%3D%22mso-ansi-language%3AEN-US%22%3Eh%3C%2Fspan%3Eistoris.+Menurut+kelompok+menarik+untuk+dikaji+karena+nampaknya+prostitusi+ini+sangat+dekat+dengan+kehidupan+kita+sehari-hari+bahkan+menyentuh+kehidupan+sosial+terutama+untuk+para+wanita+yang+menggeluti+dunia+malam.+Di+snilah+kelompok+merasa+tertarik+untuk+mencoba+mengakajinya+lebih+dalam+lagi.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-indent%3A36.0pt%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3A+normal%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoListParagraphCxSpFirst%22+style%3D%22margin-top%3A0cm%3Bmargin-right%3A0cm%3B+margin-bottom%3A0cm%3Bmargin-left%3A18.0pt%3Bmargin-bottom%3A.0001pt%3Bmso-add-space%3Aauto%3B+text-indent%3A-18.0pt%3Bline-height%3Anormal%3Bmso-list%3Al8+level2+lfo5%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E1.2%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3ERUMUSAN+MAKALAH%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoListParagraphCxSpLast%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+0cm%3B+text-indent%3A+36pt%3B+line-height%3A+normal%3B+%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3EDalam+penulisan+maklah+ini%2C+kami%3Cspan+style%3D%22mso-spacerun%3Ayes%22%3E++%3C%2Fspan%3Emembuat+beberapa+rumusan+masalah+yang+menjadi+pokok+pembahasan.+Rumusan+masalah+dapat+membatasi+pembahasan+agar+tidak+melebar.+Adapun+rumusan+masalah+yang+kami+tetapkan+adalah+bagaimana%3A+%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E1%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EAwal+kemunculan+Las+Vegas+dan+Saritem%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3F%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E2%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EDampak+Las+Vegas+dan+Saritem+pada+masyarakat+sekitarnya%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3F%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E3%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3ETanggapan+pemerintah+terhadap+dibukanya+lokalisasi+tersebut%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3F%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E4%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EPerbandingan+prostitusi%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3A+normal%22%3E+%3C%2Fb%3ELas+Vegas+dan+Saritem%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3F+%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+18pt%3B+%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoListParagraphCxSpFirst%22+style%3D%22margin-left%3A18.0pt%3Bmso-add-space%3A+auto%3Btext-indent%3A-18.0pt%3Bline-height%3Anormal%3Bmso-list%3Al8+level2+lfo5%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E1.3%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3ETUJUAN+PENULISAN%3C%2Fb%3E%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoListParagraphCxSpLast%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+0cm%3B+text-indent%3A+40.5pt%3B+line-height%3A+normal%3B+%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3EAdapun+tujuan+yang+ingin+di+capai+dari+penulisan+makalah+ini+adalah+untuk+menjawab+rumusan+masalah+diatas%2C+yakni+untuk+mengetahui%3A%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E1%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EAwal+kemunculan+Las+Vegas+dan+Saritem%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E2%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EDampak+Las+Vegas+dan+Saritem+pada+masyarakat+sekitarnya%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E3%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3ETanggapan+pemerintah+terhadap+dibukanya+lokalisasi+tersebut%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E4%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EPerbandingan+prostitusi%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3A+normal%22%3E+%3C%2Fb%3ELas+Vegas+dan+Saritem%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoListParagraphCxSpFirst%22+style%3D%22margin-left%3A18.0pt%3Bmso-add-space%3A+auto%3Btext-indent%3A-18.0pt%3Bline-height%3Anormal%3Bmso-list%3Al8+level2+lfo5%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E1.4%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3EMETODE+PENULISAN%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoListParagraphCxSpMiddle%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+0cm%3B+text-indent%3A+36pt%3B+line-height%3A+normal%3B+%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3EAdapun+penulisan+makalah+yang+kami+buat+ini+adalah+dengan+menggunakan+metode+analisis+deskriptif.+Metode+analisis+deskriptif+memiliki+arti+bahwa+permasalahan+makalah+dijabarkan+secara+jelas+dan+menyeluruh+dengan+berbagai+pandangan+dan+pengkajian+yang+relevan.+Adapun+cara+untuk+mengumpulkan+sumber+dalam+pembuatan+makalah+ini+adalah+dengan+cara+studi+kepustakaan.+Kami+menggunakan+studi+kepustakaan+ini+dengan+cara+memilih+buku-buku+yang+sesuai+dengan+kajian+materi+yang+disusun+oleh+penyusun%2C+kami+juga+melengkapi+data+dengan+menggunakan+artikel-artikel+dalam+internet+yang+relevan+sesuai+permasalahan+yang+dibahas.%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoListParagraphCxSpMiddle%22+style%3D%22margin-left%3A18.0pt%3Bmso-add-space%3A+auto%3Bline-height%3Anormal%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoListParagraphCxSpLast%22+style%3D%22margin-top%3A0cm%3Bmargin-right%3A0cm%3B+margin-bottom%3A0cm%3Bmargin-left%3A18.0pt%3Bmargin-bottom%3A.0001pt%3Bmso-add-space%3Aauto%3B+text-indent%3A-18.0pt%3Bline-height%3Anormal%3Bmso-list%3Al8+level2+lfo5%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E1.5%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3ESISTEMATIKA+PENULISAN+MAKALAH%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3EUntuk+menguraikan+isi+dari+makalah+ini%2C+kami+membuat+sistematika+penulisan+untuk+mempermudah+pembaca+dalam+memahami+isi+makalah.+Berikut+adalah+sistematika+penulisan+makalah+kami+%3A%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3EBab+pertama+dalam+makalah+ini+merupakan+pendahuluan%2C+yang+berisi+latar+belakang+masalah%2C+rumusan+masalah%2C+tujuan+dari+penulisan+makalah%2C+dan+yang+terakhir+adalah+sistematika+penulisan+dari+makalah+ini.%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3EDalam+bab+kedua%2C+%3C%2Fspan%3Etinjauan+umum+mengenai+prostitusi+%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-spacerun%3Ayes%22%3E+%3C%2Fspan%3Eyakni+merupakan+hal-hal+yang+mendasari+kami+mengan%3C%2Fspan%3Eg%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3Ekat+makalah+%3A%3C%2Fspan%3E+%E2%80%9CKehidupan+Malam+%28Prostitusi%29%3Cspan+style%3D%22mso-spacerun%3Ayes%22%3E++%3C%2Fspan%3ELas+Vegas+Dan+Saritem%3A+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3EKajian+Komprehensif+Historis+dan+Sosiologi%E2%80%9D.%3C%2Fi%3E+%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3EBab+ketiga+yang+ber%3C%2Fspan%3Eisi+tentang+pembahasan+makalah.%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E+Kami+bagi+menjadi+%3C%2Fspan%3Eempat%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E+sub+bab+pembahasan+yaitu+%3A+pada+sub+bab+pertama+membahas%3C%2Fspan%3E+awal+kemunculan+Las+Vegas+dan+Saritem%2C+%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3Esub+bab+kedua+tentang+%3C%2Fspan%3Edampak+Las+Vegas+dan+Saritem+pada+masyarakat+sekitarnya%2C+%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3Esub+bab+ketiga+tentang+t%3C%2Fspan%3Eanggapan+pemerintah+terhadap+dibukanya+lokalisasi+tersebut%2C+%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3Esub+bab+keempat%3C%2Fspan%3E+perbandingan+prostitusi%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3E+%3C%2Fb%3ELas+Vegas+dan+Saritem%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E.%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3EDan+pada+bab+terakhir+merupakan+kesimpulan+dari+seluruh+pembahasan+dalam+makalah+ini.+%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-indent%3A36.0pt%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNormal%22+align%3D%22center%22+style%3D%22margin-bottom%3A0cm%3Bmargin-bottom%3A.0001pt%3B+text-align%3Acenter%3Bline-height%3Anormal%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3EBAB+2%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNormal%22+align%3D%22center%22+style%3D%22margin-bottom%3A0cm%3Bmargin-bottom%3A.0001pt%3B+text-align%3Acenter%3Bline-height%3Anormal%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3ETINJAUAN+UMUM+MENGENAI+PROSTITUSI%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3EKata+pelacur%2C+menurut+Kartini+Kartono+%281992%3A+199%29+adalah+berasal+dari+bahasa+Latin+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3A+normal%22%3EPro-stituere+%3C%2Fi%3Eatau+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3Epro-stauree%2C+%3C%2Fi%3Eyang+berarti+membiarkan+diri+berbuat+zinah+atau+melakukan+pencabulan.+Pengertian+prostitusi+Menurut+kamus+Besar+Bahasa+Indonesia+%282006%3A+409%29+adalah+perihal+menjual+diri+sebagai+pemuas+laki-laki.+Prostitusi+menurut+Oxford+Learner%E2%80%99s+Pocket+Dictionary+%282000%3A+344%29+%3Cspan+style%3D%22mso-spacerun%3Ayes%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3Eperson+who+has+sex+for+money.+%3C%2Fi%3ESedangkan+menurut+Soedjono+%281977%3A+14%29+kata+pelacuran+yang+identik+dengan+kata+asing+prostitusi+berasal+dari+bahasa+latin+%E2%80%9Cprostituo%E2%80%9D%2C+yang+kira-kira+diartikan+sebagai+pelaku+yang+terang-terangan+menyerahkan+diri+pada+perzinahan.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-tab-count%3A1%22%3E++++++++++++%3C%2Fspan%3EKartini+Kartono+%281992%3A+240%29+memaparkan+mengenai+jenis+prostitusi+dan+lokalisasi+yang+dibagi+Menurut+aktivitasnya.+Jenis+prostitusi+tersebut+diantaranya+adalah%3A+%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3Ea%29%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EProstitusi+yang+terdaftar%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+%22%3EPelakunya+diawasi+oleh+bagian+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3EVice+Control+%3C%2Fi%3Edari+Kepolisian+yang+dibantu+dan+bekerja+sama+dengan+Jawatan+Sosial+dan+Jawatan+Kesehatan.+Pada+umumnya+mereka+dilokalisasi+dalam+suatu+daerah+tertentu.+%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3Eb%29%3Cspan+style%3D%22font%3A73ETermasuk+dalam+kelompok+ini+ialah+mereka+yang+melakukan+prostitusi+secara+gelap-gelapan+dan+liar%2C+baik+secara+perorangan+maupun+kelompok.+Aktivitasnya+tidak+terorganisir%2C+tempatnya+pun+tidak+menentu.+%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EProstitusi+yang+tidak+terdaftar%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+%22%%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-tab-count%3A1%22%3E++++++++++++%3C%2Fspan%3ESelain+itu+Kartini+Kartono+%281992%3A+242+dalam+2008%3A+19%29%2C+mengkategorikan+prostitusi+Menurut+jumlahnya.+Yaitu%3A%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3Ea%29%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EProstitusi+yang+beroperasi+secara+individu%3B+merupakan+%E2%80%9C%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3Esingle+operator%E2%80%9D%3C%2Fi%3E%2C+atau%3B%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3Eb%29%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EProstitusi+yang+bekerja+dengan+bantuan+organisasi+dan+%E2%80%9Csindikat%E2%80%9D+yang+teratur+rapi.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3ESedangkan+menurut+tempat+penggolongan+atau+lokasinya%2C+prostitusi+dapat+dibagi+menjadi+3+jenis%2C+diantaranya%3A%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3Ea%29%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3ESegresi+atau+lokalisasi%2C+yang+terisolir+atau+terpisah+dari+kompleks+penduduk+lainnya.+Komplek+ini+dikenal+sebagai+daerah+%E2%80%9Clampu+merah%E2%80%9D%2C+atau+petak-%5Betak+daerah+tertutup.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3Eb%29%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3ERumah-rumah+panggilan+%28%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3A+normal%22%3Ecall+houses%2C+%3C%2Fi%3Etempat+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3Erendezvous%2C%3C%2Fi%3E+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3EParlour%3C%2Fi%3E%29.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3Ec%29%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EDi+balik+front-organisasi+atau+di+balik+bisnis-bisnis+terhormat+%28apotik%2C+salon+kecantikan%2C+rumah+makan%2C+tempat+mandi+uap+dan+pijat%2C+pertunjukan+wayang%2C+sirkus%2C+dan+lain+sebagainya%29.%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3E%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+18pt%3B+%22%3EMenurut+hasil+penelitian+Soedjono+Partodidja+%28dalam+Soedjono%2C+1977%3A+79-80%29%2C+pelacuran+dapat+dibedakan+menurut+tempat+dan+tarif+yang+mereka+pungut%2C+maka+mereka+dapat+dibagi+menjadi%3A%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3Ea%29%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EGolongan+Rendah%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3A+normal%22%3E%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+54pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E1%29%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EPelacur+yang+bergelandangan+sepanjang+tempat-tempat+umum+dan+bisa+disebut+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3Estreet+prostitutes.%3C%2Fi%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+54pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E2%29%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EPelacur+yang+bersarang+di+tempat+pelacuran+di+kampung+atau+di+pinggir+kota+%28hoerenkroten%29%3B+taruinya+amat+rendah.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3Eb%29%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EGolongan+Menengah%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3A+normal%22%3E%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+%22%3EPelacuran+yang+bersarang+di+rumah-rumah+pengunapan+atau+rumah-rumah+bordil+yang+cukup+baik+milieunya.+Pada+golongan+ini+juga+dapat+dimasukkan+pula+pelacur+yang+tersdapat+di+kota-kota+pelabuhan+yang+mencari+mangsanya+di+kalangan+pelaut+dan+atau+orang+asing+yang+bermukim.+%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3Ec%29%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EGolongan+Atas%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3A+normal%22%3E%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+%22%3EPelacur+yang+bersarang+di+hotel-hotel+besar%2C+rumah-rumah+makan+yang+mentereng%2C+atau+pelacur+yang+memiliki+rumah+sendiri.+%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22margin-left%3A36.0pt%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E+%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNormal%22+align%3D%22center%22+style%3D%22margin-bottom%3A0cm%3Bmargin-bottom%3A.0001pt%3B+text-align%3Acenter%3Bline-height%3Anormal%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3EBAB+3%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNormal%22+align%3D%22center%22+style%3D%22margin-bottom%3A0cm%3Bmargin-bottom%3A.0001pt%3B+text-align%3Acenter%3Bline-height%3Anormal%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3EKEHIDUPAN+MALAM+%28PROSTITUSI%29%3Cspan+style%3D%22mso-spacerun%3Ayes%22%3E++%3C%2Fspan%3ELAS+VEGAS+dan+SARITEM%3A%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNormal%22+align%3D%22center%22+style%3D%22margin-bottom%3A0cm%3Bmargin-bottom%3A.0001pt%3B+text-align%3Acenter%3Bline-height%3Anormal%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3E%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3EKAJIAN+KOMPREHENSIF+HISTORIS+dan+SOSIOLOGI%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fi%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E%3Cp+class%3D%22MsoNormal%22+align%3D%22center%22+style%3D%22margin-bottom%3A0cm%3Bmargin-bottom%3A.0001pt%3B+text-align%3Acenter%3Bline-height%3Anormal%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3E%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3E%0D%0A%3C%2Fi%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNormal%22+style%3D%22margin-bottom%3A0cm%3Bmargin-bottom%3A.0001pt%3Bline-height%3A+normal%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3E3.1+%3Cspan+style%3D%22mso-spacerun%3Ayes%22%3E+%3C%2Fspan%3EAWAL+KEMUNCULAN+LAS+VEGAS+dan+SARITEM%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNormal%22+style%3D%22margin-top%3A0cm%3Bmargin-right%3A0cm%3Bmargin-bottom%3A0cm%3B+margin-left%3A22.3pt%3Bmargin-bottom%3A.0001pt%3Bline-height%3Anormal%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3E3.1.1+LAS+VEGAS%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3EWilayah+metropolitan+Las+Vegas+terdiri+dari+Las+Vegas+Valley%2C+sebuah+rawa+seluas+600+mil+peraspek+%281600+km%C2%B2%29%2C+dan+daerah+sekitarnya%2C+yang+merupakan+bagian+dari+Kabupaten+Clark+di+selatan+%3Ca+href%3D%22http%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FNevada%22+title%3D%22Nevada%22%3ENevada%3C%2Fa%3E.+Wilayah+ini+memiliki+konsentrasi+penduduk+terbesar+di+negara+bagian+ini.+Sejarah+wilayah+metropolitan+Las+Vegas+bersamaan+dengan+sejarah+kota+Las+Vegas.+%E2%80%9CLas+Vegas%E2%80%9D+sering+digunakan+untuk+menggambarkan+seluruh+wilayah+yang+diliputi+dalam+artikel+ini.+Merupakan+wilayah+metropolitan+dengan+pertumbuhan+tercepat+di+AS%2C+dengan+populasi+meningkat+25%25+sejak+2000+hingga+2006%2C+dan+populasinya+mencapai+dua+juta+jiwa.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3EWilayah+metropolitannya+meliputi+kota+Las+Vegas%2C+Henderson%2C+North+Las+Vegas%2C+Boulder+City%2C+dan+wilayah+tak+berhubungan+lain+yang+mengelilingi+kota+tersebut.+Tahun+2005%2C+lembah+ini+melayani+34.7+juta+pengunjung.+Wilayah+ini+adalah+bagian+dari+Wilayah+Statistik+Metropolitan+Las+Vegas-Paradise%2C+seperti+dijelaskan+Biro+Sensus+Amerika+Serikat+yang+meliputi+keseluruhan+Kabupaten+Clark.Menurut+perkiraan+sensus+2006%2C+wilayah+metropolitan+Las+Vegas+memiliki+1.7+juta+penghuni%2C+dan+komunitas+etnis+Hawaii+terbesar+di+luar+Hawaii+itu+sendiri.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3ELas+Vegas+%28Bahasa+Indonesia%3A+%E2%80%9CPadang+Rumput%E2%80%9D%29+dinamai+oleh+orang+Spanyol+dalam+kumpulan+karavan+Antonio+Armijo%2C+yang+menggunakan+air+di+wilayah+itu+ketika+berjalan+ke+utara+dan+barat+di+sepanjang+Old+Spanish+Trail+dari+Texas.+Tahun+1800-an%2C+daerah+Las+Vegas+Valley+memiliki+sumur+artesis+yang+memunculkan+daerah+hijau+luas+atau+padang+rumput+%28vegas+dalam+bahasa+Spanyol%29%2C+dan+dinamai+Las+Vegas.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3EWilayah+ini+sebelumnya+ditinggal+oleh+petani+Mormon+tahun+1854+dan+kemudian+menjadi+situs+benteng+Angkatan+Darat+AS+tahun+1864%2C+memulai+hubungan+panjang+antara+selatan+Nevada+dan+militer+AS.+Sejak+1930-an%2C+Las+Vegas+telah+ditetapkan+sebagai+pusat+%3Ca+href%3D%22http%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FPerjudian%22+title%3D%22Perjudian%22%3Eperjudian%3C%2Fa%3E+juga+%3Ca+href%3D%22http%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fw%2Findex.php%3Ftitle%3DKota_resor%26amp%3Baction%3Dedit%26amp%3Bredlink%3D1%22+title%3D%22Kota+resor+%28halaman+belum+tersedia%29%22%3Ekota+resor%3C%2Fa%3E+yang+ditujukan+pada+orang+dewasa.+Real+estat+murah+memulai+ledakan+penduduk+di+Lembah+Las+Vegas+tahun+1990-an+dan+berlanjut+hingga+hari+ini.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+22.3pt%3B+%22%3EPangkalan+Udara+Nellis+terletak+di+Timur+laut+ujung+lembah.+Pegunungan+yang+digunakan+pilot+Nellis+dan+tanah-tanah+lain+yang+digunakan+oleh+berbagai+agensi+federal+membatasi+pertumbuhan+lembah+ke+utara.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+22.3pt%3B+%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3A+normal%22%3E3.1.2+SARITEM%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3EDaerah+prostitusi+ini+sudah+ada+sejak+tahun+1800-an%2C+atau+lebih+tepat+sekitar+tahun+1830%2C+saat+itu+juga+bersamaan+dengan+adanya+tanam+paksa+di+Nusantara.+Dikisahkan+nama+lokalisasi+Saritem+erat+kaitannya+dengan+nama+gadis+belia+asal+kota+kembang+Bandung+bernama+Saritem.+Saritem+memang+berwajah+cantik+dan+berkulit+putih.+Pesona+Saritem+ternyata+memikat+seorang+pembesar+Belanda+kala+itu.+Kemudian+Saritem+dijadikan+gundiknya.+Sejak+itulah+gadis+Saritem+menjadi+%E2%80%98Nyonya+Belanda%E2%80%99.+Namanya+pun+berganti+menjadi+Nyi+Saritem.+Beberapa+tahun+kemudian+Saritem+disuruh+Kompeni+mencari+wanita+untuk+dijadikan+teman+kencan+serdadu+Belanda+yang+masih+lajang.+Waktu+itu+daerah+Gardu+Jati+dijadikan+sebagai+tangsi+atau+markas+militer+serdadu+Belanda.+Untuk+kegiatan+itu+Saritem+difasilitasi+sebuah+rumah+yang+lumayan+besar.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3ELambat+laun+perempuan-perempuan+yang+dikumpulkan+Saritem+bertambah+banyak.+Saritem+mengumpulkan+perempuan-perempuan+dari+berbagai+daerah+dari+Bandung+dan+sekitarnya%2C+seperti+Cianjur%2C+Sumedang%2C+Garut%2C+dan+Indramayu.+Sejak+itu+nama+Saritem+mulai+tersohor.+Yang+datang+ke+rumah+yang+dikelolanya+pun+bertambah+banyak.+Tidak+hanya+dari+kalangan+serdadu+yang+lajang.+Serdadu+yang+lanjut+usia+pun+juga+berdatangan+ke+tempat+Saritem.+Bahkan+beberapa+warga+pribumi+ada+juga+yang+datang.+Antusiasme+serdadu+dan+beberapa+masyarakat+pribumi+terhadap+tempat+memadu+kasih+ala+Saritem.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3EHal+ini+membuat+teman-teman+Saritem+yang+juga+menjadi+gundik+tentara+Belanda+tertarik+membuka+usaha+serupa.+Mereka+rata-rata+perempuan+bekas+binaan+Saritem.+Sejak+perang+kemerdekaan+1945+tangsi+militer+serdadu+Belanda+berhasil+dikuasai+pejuang+Republik+Indonesia.+Namun%2C+bisnis+Saritem+tidak+tersentuh.+%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3ESetelah+Indonesia+merdeka+tempat+itu+semakin+banyak+saja+dikunjungi+tamu.+Meski+Saritem+telah+tiada+toh+tetap+saja+masyarakat+mengenal+lokasi+itu+dengan+sebutan+Saritem.+Selanjutnya+rumah-rumah+penduduk+pun+berdiri+di+sekitar+lokasi+Saritem.+Lokasi+Saritem+berada+di+tengah-tengah+pemukiman+penduduk.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3EPerkembangan+prostitusi+Saritem+dipicu+juga+dengan+pertumbuhan+alat+transportasi%2C+terutama+kereta+api+ditambah+dibangunnya+jalur+Batvia-Bandung+dan+Bandung-Surabaya+pada+tahun+1875-1894.+Hal+lain+yang+mendukung+perkembanagn+kawasan+Saritem+dengan+adanya+kebijakan+pemerintah%2C+pada+saat+itu+juga+masyarakat+sekitar+yang+rupanya+berinisiatif+sendiri+menjadikan+Saritem+sebagai+tempat+prostitusi.+%3Cspan+style%3D%22mso-spacerun%3Ayes%22%3E+%3C%2Fspan%3EDengan+perkembangannya+pada+tahun+1930-an%2C+Bandung+yang+mendapat+julukan+%E2%80%98%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3EParis+Van+Java%E2%80%99+%3C%2Fi%3Eyang+membuat+orang-orang+tidak+lagi+merasa+segan+untuk+pergi+ketempat+prostitusi%2C+karena+%E2%80%98Paris+Van+Java%E2%80%99+indentik+dengan+kota+metropolitan+yang+biasanya+kegiatan+seperti+itu+sudah+tidak+lagi+tabu.+%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+31.5pt%3B+text-indent%3A+-31.5pt%3B+%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3E3.2+DAMPAK+LAS+VEGAS+dan+SARITEM+PADA+MASYARAKAT+SEKITARNYA%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+18pt%3B+%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3A+normal%22%3E3.2.1+LAS+VEGAS%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3EDengan+dibukanya+Las+Vegas+dan+segala+kehidupan+malamnya+yang+tidak+pernah+%E2%80%98tidur%E2%80%99+mempunyai+dampak+terhadap+masyarakat+yang+sudah+terbiasa+dengan+kehidupan+malam+ditambah+pula+dengan+adanya+tempat-tempat+pendukung+seperti+Kasino%2C+hotel-hotel%2C+mall%2C+serta+hiburan+lainnya+sehingga+tempat+prostitusi+di+daerah+tersebut+sangat+mudah+didapatkan.+%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3EPendapatan+rata-rata+untuk+seorang+pemilik+rumah+di+kota+%2444.069%2C+dan+pendapatan+rata-rata+untuk+sebuah+keluarga+%2450.465.+Pria+memiliki+pendapatan+rata-rata+%2435.511+daripada+%2427.554+oleh+wanita.+%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-tab-count%3A1%22%3E++++++++++++%3C%2Fspan%3ETercatat+ada+beberapa+nama+tempat+persinggahan%2C+yaitu%3A+Las+Vegas+telah+berkembang+ke+sektor+perbelanjaan%2C+khususnya+barang-barang+berkualitas+tinggi%2C+jauh+dari+perjudian+sebagai+atraksi+besar.Mal-mal+besar+meliputi%3A%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E%C3%98%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EBonanza+Gift+Store%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-a%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22font-family%3AWingdings%3B+mso-fareast-font-family%3AWingdings%3Bmso-bidi-font-family%3AWingdings%22%3E%3Cspan+style-list%3AIgnore%22%3E%C3%98%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspalign%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22font-family%3AWingdings%3B+mso-fareast-font-family%3AWingdings%3Bmso-bidi-font-family%3AWingdings%22%3E%3Cspan+style%3D%22mson%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EThe+Boulevard+Mall%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22font-family%3AWingdings%3B+mso-fareast-font-family%3AWingdings%3Bmso-bidi-font-family%3AWingdings%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E%C3%98%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EGalleria+at+Sunset%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22font-family%3AWingdings%3B+mso-fareast-font-family%3AWingdings%3Bmso-bidi-font-family%3AWingdings%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E%C3%98%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EGrand+Canal+Shoppes%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22font-family%3AWingdings%3B+mso-fareast-font-family%3AWingdings%3Bmso-bidi-font-family%3AWingdings%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E%C3%98%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EFashion+Outlets+of+Las+Vegas%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22font-family%3AWingdings%3B+mso-fareast-font-family%3AWingdings%3Bmso-bidi-font-family%3AWingdings%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E%C3%98%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EFashion+Show+Mall%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22font-family%3AWingdings%3B+mso-fareast-font-family%3AWingdinars%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22fgs%3Bmso-bidi-font-family%3AWingdings%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E%C3%98%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EThe+Forum+Shops+at+Caesont-family%3AWingdings%3B+mso-fareast-font-family%3AWingdings%3Bmso-bidi-font-family%3AWingdings%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E%C3%98%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3ELas+Vegas+Premium+Outlets%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22font-family%3AWingdings%3B+mso-fareast-font-family%3AWingdings%3Bmso-bidi-font-family%3AWingdings%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E%C3%98%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EMeadows+Mall%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22font-family%3AWingdings%3B+mso-fareast-font-family%3AWingdings%3Bmso-bidi-font-family%3AWingdings%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E%C3%98%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EMiracle+Mile+Shops%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22font-family%3AWingdings%3B+mso-fareast-font-family%3AWingdings%3Bmso-bidi-font-family%3AWingdings%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E%C3%98%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3EStratosphere+Tower+Shops%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-18pt%3B+%22%3E%3C%21--%5Bif+%21supportLists%5D--%3E%3Cspan+style%3D%22font-family%3AWingdings%3B+mso-fareast-font-family%3AWingdings%3Bmso-bidi-font-family%3AWingdings%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-list%3AIgnore%22%3E%C3%98%3Cspan+style%3D%22font%3A7.0pt+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3E++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%21--%5Bendif%5D--%3ETown+Square%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3ESebagai+tambahan+ke+mal%2C+banyak+kasino+di+the+Strip+menawarkan+pilihan+perbelanjaan.+%3Cspan+style%3D%22mso-spacerun%3Ayes%22%3E+%3C%2Fspan%3ESelain+itu+juga+Banyak+properti+hotel%2C+kasino+dan+resor+terbesar+di+dunia+terletak+di+Las+Vegas.+Delapan+belas+dari+dua+puluh+lima+hotel+terbesar+di+dunia+menurut+jumlah+kamar+terletak+di+the+Strip%2C+dengan+total+67.000+kamar.+Bertahun-tahun%2C+Las+Vegas+telah+disebut+Arrowhead+Highway%2C+%E2%80%9CSalt+Lake+Highway%E2%80%9D%2C+U.S.+Route+91%2C+dan+%3Ci%3ELos+Angeles+Highway%3C%2Fi%3E.+Salah+satu+keunikan+kota+Las+Vegas+adalah+temanya+yang+bermacam.+Pemberian+tema+hotel%2C+kasino%2C+dan+restoran+di+the+Strip+telah+menjadikan+kota+ini+salah+satu+kota+tujuan+populer+bagi+turis.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-family%3A+%26quot%3BTimes+New+Roman%26quot%3B%22%3ESeperti+tercatat+%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Abold%22%3EGuinness+Book+of+Record%3C%2Fspan%3E%2C+tahun+2000+saja%2C+Las+Vegas+yang+berada+di+Negara+Bagian+Nevada%2C+AS%2C+mendulang+penghasilan+%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Abold%22%3ERp+72+triliun%3C%2Fspan%3E.+Pada+tahun+itu%2C+Las+Vegas+didatangi+35+juta+pengunjung.+%3C%2Fspan%3EMenurut+data+tahun+2000%2C+pendapatan+per+kapita+kota+adalah+%2422.060.+Sekitar+6.6%25+keluarga+dan+8.9%25+penduduk+berada+di+bawah+garis+kemiskinan%2C+termasuk+5.4%25+dibawah+18+tahun+dan+6.3%25+berusia+65+atau+lebih.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+22.5pt%3B+%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3A+normal%22%3E3.2.2+SARITEM%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-tab-count%3A1%22%3E++++++++++++%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3EJika+dilihat+dari+letak+geografis%2C+tempat+prostitusi+yang+sejenis+%E2%80%9CSaritem%E2%80%9D+kebanyakan+berada+dekat+dengan+stasiun+kereta+api.+Mengapa+tempat+seperti+itu+biasanya+di+jadikan+akses+untuk+usaha+prostitusi%3F+Karena+dilihat+dari+awal+mulanya+dibangun+jalur+kereta+api+itu+seiring+pula+berkembang+tempat+penginapan-penginapan+atau+losmen+atau+bisa+juga+hotel+yang+biasa+didalamnya+menyediakan+jasa-jasa+panti+pijat.+Orang+yang+biasa+di+pekejakan+kebanyakan+dari+penduduk+sekitar.+Tidak+hanya+menyediakan+jasa+panti+pijat+saja%2C+bahkan+pengunjung+bebas+melakukan+transaksi+protistusi.+Dari+hal+tersebut+mulai+berkembangnnya+kegiatan+prostitusi+di+Bandung+dengan+pesat.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-tab-count%3A1%22%3E++++++++++++%3C%2Fspan%3EDengan+banyaknya+pengunjung+yang+datang+ke+lokalisasi+tersebut%2C+menambah+pendapatan+pada+masyarakat+sekitarnya+seperti+contoh+tukang+parkir%2C+penjaja+makanan+dan+minuman%2C+tempat+penyewaan+kamar+dan+lain+sebagainya+yang+penunjang+pendapat+utama+pendudukarga.+Hal+itu+pula+menjadikan+baik+para+PSK+maupun+orang+yang+berkepentingan+didalamnya+sehingga+kehilangan+sumber+pendapatan.+Dan+p+sekitar.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-tab-count%3A1%22%3E++++++++++++%3C%2Fspan%3ESemenjak+ditutupnya+lokalisasi+Saritem%2C+banyak+mendapatkan+reaksi+yang+cukup+keras+dari+wara+pengunjung+kehilangan+tempat+%E2%80%9Cpenyalurannya%E2%80%9D+.+%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+27pt%3B+text-indent%3A+-27pt%3B+%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3E3.3+TANGGAPAN+PEMERINTAH+TERHADAP+DIBUKANYA+LOKALISASI+TERSEBUT%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+22.5pt%3B+%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3A+normal%22%3E3.3.1+LAS+VEGAS%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+27pt%3B+%22%3EDengan+dasar+moralitas%2C+prostitusi+adalah+tindakan+yang+tidak+bermoral+dan+karena+itu+tidak+boleh+dilegalkan.+Jadi%2C+di+banyak+kota+di+Amerika+prostitusi+adalah+kegiatan+ilegal.+Masalahnya+dengan+membuat+tindakan+ini+ilegal+justru+menciptakan+%E2%80%98%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3A+normal%22%3Eunderground+activity%E2%80%99%3C%2Fi%3E+yang+berimbas+pada+tingginya+tingkat+eksploitasi+terhadap+pekerja-pekerjanya+juga+persoalan+perlindungan+terhadap+penyakit+menular+seksual+yang+tidak+memadai.+Satu+caranya+agar+prostitusi+tidak+berkembang+peast+di+Las+Vegas+adalah%2C+pelanggan+prostitusi+yang+tertangkap+diharuskan+mengambil+kursus+dengan+biaya+sendiri.+Di+kursus+ini+mereka+diajarkan+tentang+efek+negatif+dari+tindakan+mereka+dan+mengajarkan+orang-orang+ini+cara+membangun+hubungan+yang+baik+sehingga+mereka+lebih+sukses+dalam+membangun+intimasi+dengan+pasangan+mereka+dan+tidak+mencari+pemuasan+diri+secara+instan+seperti+itu.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+27pt%3B+%22%3EMenurut+hasil+studi+dari+satu+lembaga+penelitian%2C+program+ini+cukup+berhasil+dan+mengurangi+terulangnya+kasus+serupa+dari+pelaku+yang+sama.+Selain+itu+program+ini+juga+bagus+karena+tidak+membuat+si+pelaku+dipermalukan+di+depan+umum+yang+bisa+membuat+keluarganya+ikut-ikutan+menanggung+akibatnya.+Selain+itu+dengan+mempublikasikan+foto+dan+informasi+dari+pelanggan+prostitusi+yang+tertangkap+dan+terbukti+melakukan+transaksi.+Sayangya+efek+dari+kebijakan+ini+tidak+mengurangi+jumlah+pelanggan+yang+ditangkap.+Memang+membuat+pelanggan+dari+kalangan+menengah+agak+kapok+tapi+justru+pelanggan+dari+kelas+bawah+lebih+banyak+yang+tertangkap.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+27pt%3B+%22%3ESebenarnyaada+dua+mazhab+yang+secara+tegas+berbeda+dalam+pemikiran+tentang+pengendalian+masalah+pelacuran+di+Amerika+Serikat%2C+termasuk+di+Las+Vegas.+Kaum+moralis+dan+kaum+fanatik+menyerang+pelacuran+tanpa+mempertimbangkan+dasar-dasar+kebobrokan+dan+akibat-akibat+yang+kompleks+dari+kampanyenya.+Mereka+menurut+daerah+yang+dilokalisir+dan+rumah-rumah+pelacuran+dan+memasukkan+para+pelacur+ke+dalam+penjara.+Mereka+tak+berbuat+apa-apa+untuk+memindahkan+sebab-sebab+pelacuran%2C+malah+dengan+mudah+menyebarkan+dimana+hal+itu+tidak+dapat+dikontrol+dan+diperiksa+secara+efektif.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+27pt%3B+%22%3EMazhab+yang+lebih+praktis+menentang+dengan+pendapat+bahwa+kita+tak+dapat+mengusir+%E2%80%9Csetan-setan+itu%E2%80%9D%2C+tanpa+memindahkan+sebabnya+sedang+sebab-sebab+itu+sendiri+tak+dapat+dipindahkan+secepatnya.+Programnya+meliputi+daerah-daerah+penampungan%2C+izin-izin+umum%2C+pengobatan+medis+yang+sempurna%2C+perlindungan+pelacur+terhadap+pemerasan+oleh+pihak+yang+tidak+bertanggung+jawab+dan+peningkatan+pendidikan+kesehatan.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+22.5pt%3B+%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3A+normal%22%3E3.3.2+SARITEM%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3ETerence%3Cspan+style%3D%22mso-ansi-language%3A+EN-US%22%3E+%3C%2Fspan%3EH.+Hull+%281997%3A+23-24%29+menjelaskan+bahwa+sampai+saat+ini+belum+ada+undang-undang+di+Indonesia+yang+melarang+menjual+jasa+seks+atau+mereka+yang+membantu+dan+menyediakan+pelayanan+seks+atau+melakukan+aktivitas+sejenisnya.+Hukum+pidana+hanya+melarang+mereka+yang+membantu+dan+menyediakan+pelayanan+seks+secara+illegal+seperti+yang+tertera+pada+KUHP+%28Kitab+Undang-undang+Hukum+Pidana%29+pasal+296%2C+297%2C+dan+506.+KUHP+juga+melarang+perdaganagan+wanita+dan+anak-anak+dibawah+umur.+Pasal+tersebut+berbunyi+sebagai+berikut%3A%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3EPasal+296%3C%2Fb%3E%3A%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3EBarang+siapa+yang+pekerjaannya+atau+kebiasaannya%2C+dengan+sengaja+mengadakan+atau+memudahkan+perbuatan+cabul+dengan+orang+lin%2C+dipidana+dengan+pidana+penjara+selama-lamanya+satu+tahun+empat+bulan+atau+denda+sebanyak-banyaknya+lima+belas+ribu+rupiah.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3EPasal+297%3A%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3EPedagangan+wanita+dan+perdagangan+anak+laki-laki+yang+belum+dewasa%2C+diancam+pidana+penjara+paling+lama+enam+tahun.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3EPasal+506%3A%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3EBarang+siapa+menarik+keuntungan+dari+perbuatan+cabul+seorang+wanita+dan+menjadikan+sebagai+pencaharian%2C+diancam+dengan+kerungan+paling+lama+satu+tahun.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3EMenganggapi+adanya+tempat+lokalisasi+prortitusi+di+Kota+Bandung+yang+bernama+Saritem%2C+serta+pendapat+beberapa+masyarakat+Bandung+merasa+imej+Kota+kembang+Bandung+selalu+tercemar+dengan+keberadaan+Saritem%2C+maka+upaya+penutupan+akhirnya+dilakukan+tahun+1999+saat+Walikota+Bandung+dijabat+Aa+Tarmana.+Hanya+saja+penutupan+itu+tidak+berjalan+lama.+Beberapa+bulan+kemudian+bisnis+esek-esek+kembali+berjalan.+Lagi+pula+uang+yang+terkumpul+dari+beragam+retribusi+baik+yang+resmi+atau+tidak+resmi+jumlahnya+lumayan+menggiurkan.+Dalam+sebulan+uang+yang+terkumpul+bisa+mencapai+miliaran+rupiah.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3EUang-uang+haram+tersebut+sebagian+besar+mengalir+ke+kantong-kantong+pejabat+terkait.+Pemkot+Bandung+pun+segera+menerbitkan+Peraturan+Daerah+%28Perda%29+Kota+Bandung+No.+11%2F1995+tentang+Ketertiban%2C+Kebersihan%2C+dan+Keindahan+%28Perda+K3%29.+Adanya+Perda+ini+Saritem+tidak+bisa+mengelak+dari+hukuman+%22mati%22.+Perda+itu+mulai+efektif+berlaku+November+2006.+Esensi+dari+Perda+tersebut+adalah+melarang+setiap+praktik+prostitusi+di+Kota+Bandung.+Dengan+efektifnya+Perda+K3+ini%2C+mau+tidak+mau%2C+Saritem+pun+harus+bubar.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3E%E2%80%9CVonis+mati%E2%80%9D+%3Cspan+style%3D%22mso-spacerun%3Ayes%22%3E+%3C%2Fspan%3Eterhadap+Saritem+akhirnya+dieksekusi%2C+Rabu+%2818%2F4%2F2007%29.+Sebanyak+73+rumah+yang+selama+ini+dijadikan+tempat+prostitusi+disegel.+Tidak+hanya+itu+aparat+juga+berjanji+akan+terus+mengawasi+kawasan+itu.+Tetapi%2C+tetap+saja+penutupan+ini+masih+dirundung+keraguan.+Soalnya+rumah-rumah+bordil+itu+hanya+disegel+saja.+Tidak+dibongkar.+Besar+kemungkinan+para+mucikari+dan+warga+akan+menghidupkan+kembali+lokalisasi+Saritem.+%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3E3.4+PEBANDINGAN+PROSTITUSI+LAS+VEGAS+dan+SARITEM%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3ESetelah+mencoba+memaparkan+data+dan+fakta+yang+kami+peroleh%2C+akhirnya+kami+mencoba+untuk+menginterpretasikan+mengenai+perbandingan+prostitusi+yang+ada+di+Las+Vegas+dan+Saritem+terutama+dilihat+dari+aspek+historis+dan+sosiologi-nya.+%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3A+normal%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Ctable+class%3D%22MsoTableMediumShading2Accent5%22+border%3D%221%22+cellspacing%3D%220%22+cellpadding%3D%220%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bborder-collapse%3A+collapse%3B+border-top-style%3A+none%3B+border-right-style%3A+none%3B+border-bottom-style%3A+none%3B+border-left-style%3A+none%3B+border-width%3A+initial%3B+border-color%3A+initial%3B+%22%3E++%3Ctbody%3E%3Ctr+style%3D%22mso-yfti-irow%3A-1%3Bmso-yfti-firstrow%3Ayes%22%3E+++%3Ctd+width%3D%2243%22+valign%3D%22top%22+style%3D%22width%3A32.4pt%3Bborder-top%3Asolid+windowtext+2.25pt%3B+++border-left%3Anone%3Bborder-bottom%3Asolid+windowtext+2.25pt%3Bborder-right%3Anone%3B+++background%3A%234BACC6%3Bmso-background-themecolor%3Aaccent5%3Bpadding%3A0cm+5.4pt+0cm+5.4pt%22%3E+++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+align%3D%22center%22+style%3D%22text-align%3Acenter%3Bmso-yfti-cnfc%3A+++517%22%3E%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3Awhite%3Bmso-themecolor%3Abackground1%22%3ENo%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E+++%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+width%3D%22156%22+valign%3D%22top%22+style%3D%22width%3A117.0pt%3Bborder-top%3Asolid+windowtext+2.25pt%3B+++border-left%3Anone%3Bborder-bottom%3Asolid+windowtext+2.25pt%3Bborder-right%3Anone%3B+++background%3A%234BACC6%3Bmso-background-themecolor%3Aaccent5%3Bpadding%3A0cm+5.4pt+0cm+5.4pt%22%3E+++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+align%3D%22center%22+style%3D%22text-align%3Acenter%3Bmso-yfti-cnfc%3A+++1%22%3E%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3Awhite%3Bmso-themecolor%3Abackground1%22%3EAspek+yang+dilihat%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E+++%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+width%3D%22222%22+valign%3D%22top%22+style%3D%22width%3A166.5pt%3Bborder-top%3Asolid+windowtext+2.25pt%3B+++border-left%3Anone%3Bborder-bottom%3Asolid+windowtext+2.25pt%3Bborder-right%3Anone%3B+++background%3A%234BACC6%3Bmso-background-themecolor%3Aaccent5%3Bpadding%3A0cm+5.4pt+0cm+5.4pt%22%3E+++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+align%3D%22center%22+style%3D%22text-align%3Acenter%3Bmso-yfti-cnfc%3A+++1%22%3E%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3Awhite%3Bmso-themecolor%3Abackground1%22%3ELas+Vegas%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E+++%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+width%3D%22195%22+valign%3D%22top%22+style%3D%22width%3A146.2pt%3Bborder-top%3Asolid+windowtext+2.25pt%3B+++border-left%3Anone%3Bborder-bottom%3Asolid+windowtext+2.25pt%3Bborder-right%3Anone%3B+++background%3A%234BACC6%3Bmso-background-themecolor%3Aaccent5%3Bpadding%3A0cm+5.4pt+0cm+5.4pt%22%3E+++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+align%3D%22center%22+style%3D%22text-align%3Acenter%3Bmso-yfti-cnfc%3A+++1%22%3E%3Cb%3E%3Cspan+style%3D%22color%3Awhite%3Bmso-themecolor%3Abackground1%22%3ESaritem%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E+++%3C%2Ftd%3E++%3C%2Ftr%3E++%3Ctr+style%3D%22mso-yfti-irow%3A0%22%3E+++%3Ctd+width%3D%2243%22+valign%3D%22top%22+style%3D%22width%3A32.4pt%3Bborder%3Anone%3Bbackground%3A%234BACC6%3B+++mso-background-themecolor%3Aaccent5%3Bpadding%3A0cm+5.4pt+0cm+5.4pt%22%3E+++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+align%3D%22right%22+style%3D%22text-align%3Aright%3Bmso-yfti-cnfc%3A68%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3Awhite%3Bmso-themecolor%3Abackground1%3Bmso-bidi-font-weight%3Abold%22%3E1%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E+++%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+width%3D%22156%22+valign%3D%22top%22+style%3D%22width%3A117.0pt%3Bborder%3Anone%3Bbackground%3A%23D8D8D8%3B+++mso-background-themecolor%3Abackground1%3Bmso-background-themeshade%3A216%3B+++padding%3A0cm+5.4pt+0cm+5.4pt%22%3E+++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22mso-yfti-cnfc%3A64%22%3EAwal+Berdirinya%3C%2Fp%3E+++%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+width%3D%22222%22+valign%3D%22top%22+style%3D%22width%3A166.5pt%3Bborder%3Anone%3Bbackground%3A%23D8D8D8%3B+++mso-background-themecolor%3Abackground1%3Bmso-background-themeshade%3A216%3B+++padding%3A0cm+5.4pt+0cm+5.4pt%22%3E+++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22mso-yfti-cnfc%3A64%22%3E1930-an+ketika+Las+Vegas+++ditetapkan+sebagai+tempat+perjudian%3C%2Fp%3E+++%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+width%3D%22195%22+valign%3D%22top%22+style%3D%22width%3A146.2pt%3Bborder%3Anone%3Bbackground%3A%23D8D8D8%3B+++mso-background-themecolor%3Abackground1%3Bmso-background-themeshade%3A216%3B+++padding%3A0cm+5.4pt+0cm+5.4pt%22%3E+++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22mso-yfti-cnfc%3A64%22%3ESekitar+tahun+1800-an%2C+++tepatnya+tahun+1830+katika+tanam+paksa+di+Nusantara+di+berlakukan+%3C%2Fp%3E+++%3C%2Ftd%3E++%3C%2Ftr%3E++%3Ctr+style%3D%22mso-yfti-irow%3A1%22%3E+++%3Ctd+width%3D%2243%22+valign%3D%22top%22+style%3D%22width%3A32.4pt%3Bborder%3Anone%3Bbackground%3A%234BACC6%3B+++mso-background-themecolor%3Aaccent5%3Bpadding%3A0cm+5.4pt+0cm+5.4pt%22%3E+++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+align%3D%22right%22+style%3D%22text-align%3Aright%3Bmso-yfti-cnfc%3A4%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3Awhite%3Bmso-themecolor%3Abackground1%3Bmso-bidi-font-weight%3Abold%22%3E2%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E+++%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+width%3D%22156%22+valign%3D%22top%22+style%3D%22width%3A117.0pt%3Bborder%3Anone%3Bpadding%3A0cm+5.4pt+0cm+5.4pt%22%3E+++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22%3EAspek+Dampak+Pada+Masyarakat+Sekitar+%3C%2Fp%3E+++%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+width%3D%22222%22+valign%3D%22top%22+style%3D%22width%3A166.5pt%3Bborder%3Anone%3Bpadding%3A0cm+5.4pt+0cm+5.4pt%22%3E+++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22%3EPendapatan+masyrakat+yang+tinggal+Las+Vegas+rata-rata+++%2450.465+dikerenakan+banyaknya+pemasukan+dari+tempat-tempat+hiburan.%3C%2Fp%3E+++%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+width%3D%22195%22+valign%3D%22top%22+style%3D%22width%3A146.2pt%3Bborder%3Anone%3Bpadding%3A0cm+5.4pt+0cm+5.4pt%22%3E+++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22%3EBanyak+masyarakat+yang+membuka+usaha+di+sekitar+++saritem%2C+yang+menjadikan+nya+sebagai+salah+satu+pendapatan+yang+utama+baik+++bagi+PSK+maupun+orang+yang+berkepentingan+membuka+usaha+disana.%3C%2Fp%3E+++%3C%2Ftd%3E++%3C%2Ftr%3E++%3Ctr+style%3D%22mso-yfti-irow%3A2%3Bmso-yfti-lastrow%3Ayes%22%3E+++%3Ctd+width%3D%2243%22+valign%3D%22top%22+style%3D%22width%3A32.4pt%3Bborder%3Anone%3Bborder-bottom%3Asolid+windowtext+2.25pt%3B+++background%3A%234BACC6%3Bmso-background-themecolor%3Aaccent5%3Bpadding%3A0cm+5.4pt+0cm+5.4pt%22%3E+++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+align%3D%22right%22+style%3D%22text-align%3Aright%3Bmso-yfti-cnfc%3A68%22%3E%3Cspan+style%3D%22color%3Awhite%3Bmso-themecolor%3Abackground1%3Bmso-bidi-font-weight%3Abold%22%3E3%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fp%3E+++%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+width%3D%22156%22+valign%3D%22top%22+style%3D%22width%3A117.0pt%3Bborder%3Anone%3Bborder-bottom%3Asolid+windowtext+2.25pt%3B+++background%3A%23D8D8D8%3Bmso-background-themecolor%3Abackground1%3Bmso-background-themeshade%3A+++216%3Bpadding%3A0cm+5.4pt+0cm+5.4pt%22%3E+++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22mso-yfti-cnfc%3A64%22%3EAspek+Tanggapan+Pemerintah%3C%2Fp%3E+++%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+width%3D%22222%22+valign%3D%22top%22+style%3D%22width%3A166.5pt%3Bborder%3Anone%3Bborder-bottom%3Asolid+windowtext+2.25pt%3B+++background%3A%23D8D8D8%3Bmso-background-themecolor%3Abackground1%3Bmso-background-themeshade%3A+++216%3Bpadding%3A0cm+5.4pt+0cm+5.4pt%22%3E+++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22mso-yfti-cnfc%3A64%22%3EPemerintah+mengadakan+program+++bagi+pelanggan+yang+tertangkap+mengenai+bimbingan+masalah+prostitusi+di+++tinjau+dari+dampak+negative+yang+dilakukannya.%3C%2Fp%3E+++%3C%2Ftd%3E+++%3Ctd+width%3D%22195%22+valign%3D%22top%22+style%3D%22width%3A146.2pt%3Bborder%3Anone%3Bborder-bottom%3Asolid+windowtext+2.25pt%3B+++background%3A%23D8D8D8%3Bmso-background-themecolor%3Abackground1%3Bmso-background-themeshade%3A+++216%3Bpadding%3A0cm+5.4pt+0cm+5.4pt%22%3E+++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22mso-yfti-cnfc%3A64%22%3EBagi+yang+melakukan+prostitusi+++dikenakan+hukuman+%3C%2Fp%3E+++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22mso-yfti-cnfc%3A64%22%3Eyang+tertera+pada+KUHP+%28Kitab+++Undang-undang+Hukum+Pidana%29+pasal+296%2C+297%2C+dan+506.%3C%2Fp%3E+++%3C%2Ftd%3E++%3C%2Ftr%3E+%3C%2Ftbody%3E%3C%2Ftable%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Btext-indent%3A+36pt%3B+%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E+%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+align%3D%22center%22+style%3D%22text-align%3Acenter%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3EBAB+4%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+align%3D%22center%22+style%3D%22text-align%3Acenter%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3EKESIMPULAN%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-tab-count%3A1%22%3E++++++++++++%3C%2Fspan%3EDari+pemaparan+di+atas%2C+dapat+disimpulkan+bahwa+kegiatan+prostitusi+baik+di+Las+Vegas+maupun+di+Saritem+Bandung+bahkan+diwilayah+dunia+bagian+lainnya+kegiatan+seperti+itu+sudah+biasa+ada.+Jika+kita+mengkaji+kawasan+Las+Vegas+yang+merupakan+kota+metropolis+yang+terbiasa+dengan+dunia+malam%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3A+normal%22%3Enya%3C%2Fi%3E+merupakan+tempat+berkumpulnya+orang+dewasa.+Disana+terdapat+tempat-tempat+hiburan+seperti+hotel%2C+resor%2C+mall+yang+dari+situ+didapatkan+devisa+yang+tinggi.+Berdasarkan+data+penghasilan+pendapatan+rata-rata+untuk+sebuah+keluarga+saja+%2450.465.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-tab-count%3A1%22%3E++++++++++++%3C%2Fspan%3ELas+Vegas+yang+terkenal+dengan+kota+pusat+perjudian+yang+telah+ditetapkan+sejak+tahun+1930-an%2C+ternyata+memiliki+sisi+dunia+gemerlap+lainnya%2C+dan+kegiatan+prostitusi+itu+tidak+terlepas+dari+kehidupan+dunia+malam+Las+Vegas.+Di+Amerika+sendiri+meskipun+hal+itu+dilegalkan+namun+ada+hukuman+atau+sangsi+berupa+hukuman+moral%2C+biasanya+orang+yang+tertangkap+melakukan+prostitusi+akan+di+foto+dan+informasi+dari+pelanggan+prostitusi+yang+tertangkap+dan+terbukti+melakukan+transaksi.+atau+pelanggan+yang+ditangkap+mereka+diajarkan+tentang+efek+negatif+dari+tindakan+mereka+dan+mengajarkan+orang-orang+ini+cara+membangun+hubungan+yang+baik+sehingga+mereka+lebih+sukses+dalam+membangun+intimasi+dengan+pasangan+mereka+dan+tidak+mencari+pemuasan+diri+secara+instan+seperti+itu.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-tab-count%3A1%22%3E++++++++++++%3C%2Fspan%3EDi+Saritem%2C+umumnya+di+Indonesia%2C+pemerintah+tidak+pernah+melegalkan+kegiatan+prostistusi+namun+nampaknya+hal+tersebut+masih+saja+ada+bahkan+dilakukan+secara+sembunyi-sembunyi.+Jika+ditilik+secara+Yuridis+pemerintah+mengeluarkan+hukuman+yang+tertera+di+dalam+KUHP+%28Kitab+Undang-undang+Hukum+Pidana%29+pasal+296%2C+297%2C+dan+506.+Namun+selain+itu+juag+terdapat+hukuman+moral+dimana+pekerjaan+seperti+itu+dipandang+tidak+pantas+dilakukan.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E+%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+align%3D%22center%22+style%3D%22text-align%3Acenter%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3EDAFTAR+PUSTAKA%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+align%3D%22center%22+style%3D%22text-align%3Acenter%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3E%0D%0A%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3ESUMBER+BUKU%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+%22%3EChulsum%2C+Umi.+dan+Novia%2C+Windy.+%282006%29.+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3EKamus+Besra+Bahasa+Indonesia.+%3C%2Fi%3ESurabaya%3A+Kashiko.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+%22%3EDirdjosisworo%2C+Soedjono.+%281977%29.+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3EPelacuran+Ditinjau+Dari+Segi+Hukum+dan+Kenyataan+Dalam+Masyarakat.+%3C%2Fi%3EBandung%3A+PT+Karya+Nusantara.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+%22%3EHull%2C+Terence+H.%2C+Sulistyaningsih%2C+Endang.%2C+dan+Jones%2C+Gavin+W.+%281997%29.+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3EPelacuran+di+Indonesia%3B+Sejarah+dan+Perkembangannya.+%3C%2Fi%3EJakarta%3A+Pustaka+Sinar+Harapan.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+%22%3EHuky%2C+D+A+Wila.+%28___%29.+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3EPengantar+Sosiologi%3C%2Fi%3E.+Surabaya%3A+Usaha+Nasional.+Kartono%2C+Kartini.+1997.+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3A+normal%22%3EPatologi+Sosial%3C%2Fi%3E.+Jakarta%3A+PT.Raja+Grafindo+Persada.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+%22%3ELestari%2C+Asih.+2008.+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3EKehidupan+Pekerja+Seks+Komersial+%28PSK%29+Asal+Indramayu+di+Saritem+Tahun+1960-1998+%28Suatu+Kajian+Sosial-Budaya+dan+Ekonomi%29%3C%2Fi%3E.+Skripsi+Sarjana+pada+FPIPS+UPI%3A+tidak+diterbitkan.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+72pt%3B+text-indent%3A+-72pt%3B+%22%3EKartono%2C+Kartini.+%281997%29.+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3EPatologi+Sosial.+%3C%2Fi%3EJakarta%3A+PT+Raja+Grafindo+Persada.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+%22%3EMansyur%2C+Cholil.+%28___%29.+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3ESosiologi+Masyarakat+Kota+%26amp%3B+Desa%3C%2Fi%3E.+Surabaya%3A+Usaha+Nasional.+%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+%22%3EOxford+University.+%282000%29.+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3EOxford+Learner%E2%80%99s+Pocket+Dictionary+%28%3C%2Fi%3Ethird+ed.%29.+New+York%3A+Oxford+University+Press.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3ESajogyo%2C+Pudjiwati.+%281985%29.+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3A+normal%22%3ESosiologi+Pembangunan.+%3C%2Fi%3EJakarta%3A+PT+Etasa+Dinamika.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+%22%3ESarwono%2C+Sarlito+Wirawan.+%28Eds%29+%281981%29.+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3ESeksualitas+%26amp%3B+Fertilitas+Remaja.+%3C%2Fi%3EJakarta%3A+CV+Rajawali.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+%22%3ESupardan%2C+Dadang.+%282008%29.+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3EPengantar+Ilmu+Sosial+Sebuah+Kajian+Pendekatan+Struktural.+%3C%2Fi%3EJakarta%3A+PT+Bumi+Aksara.+%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+%22%3E%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3ESUMBER+INTERNET%3Co%3Ap%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fb%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+%22%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Aitalic%22%3EErnanto%2C+Didit.+%282007%2C+19+April%29.+%3C%2Fspan%3E%3Cspan+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Abold%22%3ETamat+Sudah+Riwayat+Saritem.+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3ESinar+Harapan%3C%2Fi%3E+%5BOnline%5D.+Tersedia%3A+%3C%2Fspan%3E%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3E%3Cu%3Ehttp%3A%2F%2Fwww.sinarharapan.co.id%2Fberita%2F0704%2F19%2Fsh04.html%3C%2Fu%3E.+%3C%2Fi%3E%5B22+Februari+2009%5D.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+%22%3EMLS.+%282007%2C%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3Anormal%22%3E+%3C%2Fb%3E24+April%29.+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3A+normal%22%3EKisah+Saritem+%3C%2Fi%3E%5BOnline%5D.+Tersedia%3A+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3A+normal%22%3E%3Cu%3Ehttp%3A%2F%2Fmls04.blogspot.com%2F2007%2F04%2Fkisah-saritem.html.+%3C%2Fu%3E%3C%2Fi%3E%5B22+Februari+2009%5D.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNormal%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+line-height%3A+normal%3B+%22%3EWulandari+%2C+Catur+Ratna.+%282008%2C+5+Agustus%29.+%3Cspan+style%3D%22mso-font-kerning%3A+18.0pt%3Bmso-bidi-font-weight%3Abold%22%3EKawasan+Fenomenal+Miskin+Literatur.+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3EPikiran+Rakyat%3C%2Fi%3E+%5BOnline%5D.+Tersedia%3A+%3C%2Fspan%3E%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3E%3Cu%3Ehttp%3A%2F%2Fnewspaper.pikiran-rakyat.com%2Fprprint.php%3Fmib%3Dberitadetail%26amp%3Bid%3D50808%3C%2Fu%3E%3C%2Fi%3E%3Cu%3E.+%3C%2Fu%3E%5B22+Februari+2009%5D.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+%22%3E____.+%282009%2C+20+Januari%29.+Tata+Ruang+Alih+Fungsi+Saritem+Belum+Jelas.+Kompas+%5BOnline%5D.+Tersedia%3A+http%3A%2F%2Fcetak.kompas.com%2Fread%2Fxml%2F2009%2F01%2F20%2F15233699%2Falih.fungsi.saritem.belum.jelas.+%5B22+Februari+2009%5D.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+%22%3E____.+%28___%29.Wilayah+Metropolitan+Las+Vegas+%5BOnline%5D.+Tersedia%3A%3Cb+style%3D%22mso-bidi-font-weight%3A+normal%22%3E+%3C%2Fb%3Ehttp%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FWilayah_metropolitan_Las_Vegas.+%5B22+Februari+2009%5D.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+%22%3E____.+%28___%29.+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3ELas+Vegas%2C+Nevada%3C%2Fi%3E+%5BOnline%5D.+Tersedia%3A+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3E%3Cu%3Ehttp%3A%2F%2Fwapedia.mobi%2Fid%2FLas_Vegas%252C_Nevada%3Ft%3D10%3C%2Fu%3E%3C%2Fi%3E%3Cu%3E.+%3C%2Fu%3E%5B22+Februari+2009%5D.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+%22%3E%3Cu%3E%3Cspan+style%3D%22mso-spacerun%3Ayes%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3C%2Fu%3E___.+%28___%29+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3A+normal%22%3EProstitusi+dan+Kebijakan+Pemkot+di+Amerika+Serikat%3C%2Fi%3E+%5BOnline%5D.+Tersedia%3A+%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3E%3Cu%3Ehttp%3A%2F%2Falyntfernandes.multiply.com%2Fjournal%2Fitem%2F60%2FProstitusi_dan_Kebijakan_Pemkot_di_Amerika%3C%2Fu%3E%3C%2Fi%3E%3Cu%3E_.+%3C%2Fu%3E%5B22+Februari+2009%5D.%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNormal%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+line-height%3A+normal%3B+%22%3E%3Co%3Ap%3E+%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fp%3E++%3Cp+class%3D%22MsoNoSpacing%22+style%3D%22text-align%3A+justify%3Bmargin-left%3A+36pt%3B+text-indent%3A+-36pt%3B+%22%3E%3Ci+style%3D%22mso-bidi-font-style%3Anormal%22%3E%3Cu%3E%3Co%3Ap%3E%3Cspan+style%3D%22text-decoration%3Anone%22%3E+%3C%2Fspan%3E%3C%2Fo%3Ap%3E%3C%2Fu%3E%3C%2Fi%3E%3C%2Fp%3ECatatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5278161404905719204.post-67477636380629314642011-04-26T08:59:00.004+07:002011-04-26T10:05:13.806+07:00Konsep Dewa Raja dalam Tipe Kepemimpinnan di Keraton Yogyakarta<p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US">BAB 1<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:300%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:18.0pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l6 level2 lfo1"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US"><span style="mso-list: Ignore">1.1.</span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US"> Latar Belakang Masalah<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US">Asia Tenggara merupakan sebuah kawasan periferal, akan tetapi kawasan kuno ini strategis dengan menghubungkan jalur perdagangan antara Cina dan India. Dari situ pula, penyebaran kebudayaan kedua pengaruh bangsa tersebut masuk sebelum akhirnya pengaruh Islam dan Barat masuk.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US">Penyebaran kebudayaan India, nampaknya lebih berpengaruh kuat di kawasan Asia Tenggara daripada pengaruh budaya Cina. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh budaya Cina juga besar di beberapa bagian di Asia Tenggara. Hal ini terlihat dari corak-corak kerajaan-kerajaan kuno di Asia Tenggara yang lebih banyak memperlihatkan corak kerajaan Hindu-Budha, sehingga menunjukkan pengaruh budaya India yang signifikan. Barangkali, pengaruh itu tidak hanya sebatas pada agama, tetapi pengaruh itu juga terdapat dalam sistem politik dan kekuasaan di Asia Tenggara yang terlihat dalam konsepsi politik, bentuk dan tata pemerintahan di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US">Pengaruh budaya India terhadap masyarakat Asia Tenggara sangatlah besar terutama pada konsep negara dan pemerintahan serta kedudukan raja. Pengaruh ini ditandai dengan berdirinya negara-negara Hindu-Budha di wilayah Asia Tenggara. Konsep negara sebagian besar merupakan wujud pengaruh India yang berusaha menyelaraskan hubungan antara Raja, Dewa dan alam semesta. Penyelarasan hubungan antara Raja, Dewa dan alam semesta diwujudkan dalam sebuah konsep makrokosmos dan mikrokosmos.<span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US">Tentu banyak konsep-konsep politik dan kekuasaan dalam kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara ini. Namun nampaknya, konsep Dewa-Raja lah yang paling mewakili konsep polilitik dan kekuasaan pada sebagian besar raja-raja di Asia Tenggara seperti kerajaan kuno di Birma, Kamboja, Thailand, Nusantara, dan sebagainya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US">Pola pikir tentang kedudukan raja yang dipercaya bersifat Dewa tergantung kepada kepercayaan yang dianutnya. Bagi agama Hindu, Doktrin Brahma menjadi legitimasi kekuasaan Raja, sedangkan Doktrin Buddha menjadi legitimasi kekuasan raja-raja di kerajaan bercorak Buddha. </span><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI">Teori-teori tentang inkarnasi dan penitisan merupakan usaha atau alat untuk meligitimasi kekuasan. Selain itu juga, merupakan upaya untuk meninggikan posisi seorang Raja. Terkadang, legitimasi itu juga merupakan bentuk pembenaran atas kesalahan-kesalahan yang di lakukan oleh raja.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI">Khususnya di Nusantara yang merupakan negeri dengan banyak kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Budha telah memperlihatkan perwujudan konsep Dewa Raja ini dalam sistem politik dan kekuasaan raja. Walaupun akhirnya pengaruh Hindu-Budha tersebut lambat laun memudar seiring dengan masuknya pengaruh Islam dan Barat (Eropa) kemudian. Namun, konsepsi mengenai kekuasaan dengan konsep Dewa Raja ini selanjutnya tetap terlihat pada kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Nusantara. Meskipun terdapat beberapa perbedaan, namun konsepnya tetap serupa. Hal ini dapat terlihat pada Kerajaan Mataram Islam yang akhirnya terbagi menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI">Keraton Yogyakarta yang selanjutnya bergabung dengan NKRI terhitung lebih muda dibanding Kraton Surakarta,. Walaupun Kraton Yogyakarta bercorak Islam dan telah mendapat pengaruh modernisasi yang merasuk kedalam aspek-aspek kenegaraan dan masyarakat, namun perwujudan konsep Dewa-Raja tetap melekat dalam kekuasaan raja, kehidupan kenegaraan dan kepatuhan masyarakat sekitarnya terhadap sistem keraton. Meskipun konsep Dewa-Raja ini lebih kental dengan nuansa Hindu-Buddha, akan tetapi konsep ini menjadi corak serta karakter yang unik dan menarik dalam konsep kekuasaaan di Kerton Yogyakarta yang bercorak Islam.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI">Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk membahas dan mengangkat judul ” <b>SISTEM POLITIK DAN KEKUASAAN DI ASIA TENGGARA: <i style="mso-bidi-font-style:normal">Konsep Dewa Raja dalam Tipe Kepemimpinnan di Keraton Yogyakarta</i> </b>”. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm"><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="FI" style="mso-ansi-language:FI"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="FI" style="mso-ansi-language:FI"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US"><span style="mso-list: Ignore">1.2.</span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="FI" style="mso-ansi-language:FI"> </span><span lang="EN-US">Rumusan dan Batasan Masalah<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language:IN">Dalam penulisan makalah ini kami<span style="mso-spacerun:yes"> </span>membuat rumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan. Rumusan masalah dapat membatasi pembahasan agar tidak melebar. Adapun Rumusan masalah yang kami tetapkan adalah</span><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"> <span lang="EN-US">“<i style="mso-bidi-font-style:normal">bagaimana penerapan konsep politik dan kekuasaan di Keraton Yogyakarta?”<o:p></o:p></i></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Agar permasalahan yang akan dikaji lebih jelas dan fokus, penulis akan memberikan batasan permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 32.2pt; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Bagaimana sejarah singkat berdirinya Keraton Yogyakarta?<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 32.2pt; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="FI" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-ansi-language:FI;mso-bidi-font-style:italic">Bagaimana makna keraton dalam konsep kekuasaan dan pemerintahan raja?</span><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 32.2pt; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Mengapa Ibu Kota Yogyakarta menjadi simbol pusat magis kerajaan?</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 32.2pt; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US"><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Bagaimana peranan kosmis raja dalam s</span><span lang="EN-US">istem ketatanegaraan </span><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">di Keraton Yogyakarta</span><span lang="EN-US">?</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 32.2pt; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US"><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">Bagaimana raja-raja Yogyakarta memperkokoh legitimasinya?</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:18.0pt"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US"><span style="mso-list: Ignore">1.3.</span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US"> Tujuan Penulisan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menjawab berbagai pertanyaan permasalahan yang telah dirumuskan sebagai berikut, yakni untuk : <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 35.45pt; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">Mendeskripsikan tentang sejarah singkat berdirinya Keraton Yogyakarta</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 35.45pt; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">Mengidentifikasikan makna keraton dalam konsep kekuasaan dan pemerintahan raja.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 35.45pt; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">Mendeskripsikan ibu kota Yogyakarta sebagai pusat magis.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 35.45pt; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US"><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Mendeskripsikan peranan kosmis raja dalam s</span><span lang="EN-US">istem ketatanegaraan </span><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%">di Keraton Yogyakarta</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 35.45pt; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US"><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">menganalisis raja-raja Yogyakarta yang memperkokoh legitimasinya dengan menggunakan gelar-gelar dan upaca-upacara keagamaan yang dilakukan di Keraton Yogyakarta.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:35.45pt;mso-add-space: auto"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:35.45pt;mso-add-space: auto"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:35.45pt;mso-add-space: auto"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US"><span style="mso-list: Ignore">1.4.</span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US"> Metodologi Penulisan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode historis. Metode historis adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman peninggalan masa lampau (Gottschalk, 1986: 32). Sebagaimana dikemukakan pula oleh Ismaun (2005: 35) bahwa metode ilmiah sejarah adalah proses untuk menguji dan mengkaji kebenaran rekaman dan peningggalan-peninggalan masa lampau dengan menganalisis secara kritis bukti-bukti dan data-data yang ada sehingga menjadi penyajian dan cerita sejarah yang dapat dipercaya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><span style="mso-tab-count: 1"> </span>Mengenai langkah-langkah dalam penulisan makalah ini menurut Sjamsuddin (2007: 85-239) antara lain sebagai berikut : <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 35.45pt; text-indent: -21.25pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Heuristik, yaitu proses pengumpulan sumber-sumber sejarah yang berhubungan dengan makalah ini. Dalam tahap ini, penulis melakukan pencarian sumber-sumber sejarah baik yang berupa wawancara, buku, dokumen, maupun artikel. Realisasi dari tahap ini, penulis mencaba mengunjungi beberapa perpustakaan yang dianggap mempunyai sumber-sumber yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji. Selain itu juga kami mencoba mengkaji sumber-sumber artikel dari internet yang dianggap relefan dengan pembahasan ini. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 35.45pt; text-indent: -21.25pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Kritik Sumber, merupakan langkah selanjutnya dari metode ilmiah sejarah yang dilakukan ketika sumber-sumber sejarah telah ditemukan. Kritik sumber terbagi kedalam dua, yaitu Kritik Eksternal dan Kritik Internal. Kritik Eksternal ditujukan untuk menilai otentisitas sumber sejarah. Dalam kritik ekstern dipersoalkan bahan dan bentuk sumber, umur, dan asal dokumen, kapan dibuat, dibuat oleh siapa, instansi apa, atau atas nama siapa. Dalam tahapan ini, kami mencoba menilai sumber-sumber sejarah tersebut berdasarkan ketentuan dari kritik eksternal. Kritik Internal lebih ditujukan untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya. Pada tahap ini, kami membandingkan isi dari sumber-sumber sejarah dari satu penulis buku dengan penulis buku lainnya dengan maksud agar fakta-fakta sejarah yang diperoleh lebih valid untuk mendukung pembahasan yang akan dikaji.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 35.45pt; text-indent: -21.25pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Interpretasi adalah proses pemberian penafsiran atas fakta-fakta sejarah yang telah dikritisi melalui kritik sumber. Dalam hal ini, proses ini dilakukan untuk memberikan makna pada fakta-fakta sejarah agar dapat mendukung peristiwa yang dikaji. Dalam tahap ini, kami memberikan penafsiran pada fakta-fakta sejarah yang diperoleh dengan menghubungkan beberapa fakta menjadi suatu kesatuan makna yang sejalan dengan peristiwa tersebut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 35.45pt; text-indent: -21.25pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Historiografi merupakan tahapan terakhir dari metode ilmiah sejarah dalam penulisan makalah ini. Dimana dalam historiografi ini, fakta-fakta yang telah melalui berbagai macam proses kemudian disusun menjadi satu kesatuan sejarah yang utuh sehingga terbentuklah suatu makalah. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Untuk mendukung hasil sintesis, kami menggunakan pendekatan interdisipliner yaitu pendekatan yang menggunakan satu disiplin ilmu yang dominan, yang ditunjang oleh ilmu-ilmu sosial lainnya. Dalam hal ini, penulis mengambil satu disiplin ilmu yaitu ilmu sosial yang berupa ilmu Politik, Sosiologi, dan Antropologi. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Sedangkan teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini <span style="mso-spacerun:yes"> </span>adalah studi kepustakaan, yaitu mencari sumber baik berupa buku, artikel dan dokumen yang berkaitan dengan pembahasan yang kami kaji, kemudian dikaji untuk dapat menganalisis tentang pokok bahasan yang kami angkat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:18.0pt;mso-add-space: auto"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US"><span style="mso-list: Ignore">1.5.</span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US"> Sistematika Penulisan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Mengenai sistematika penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah sebagai berikut : <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">BAB 1 PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><span style="mso-tab-count: 1"> </span>Menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah dan batasannya, tujuan, metode dan teknik penulisan serta sistematika penulisan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 36pt; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Menjelaskan secara singkat tentang sumber-sumber kepustakaan yang dijadikan sebagai bahan referensi yang berhubungan dengan pokok pembahasan yang juga disertai dengan analisis yang dapat mempermudah dalam memberikan konsep dasar tentang masalah yang kami angkat..<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">BAB 3 </span><span lang="FI" style="mso-ansi-language:FI;mso-bidi-font-weight:bold">SISTEM POLITIK DAN KEKUASAAN DI ASIA TENGGARA: <i style="mso-bidi-font-style:normal">Konsep Dewa Raja dalam Tipe Kepemimpinnan di Keraton Yogyakarta</i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%">Bab ini merupakan bagian utama dari makalah yang berisi tentang kajian-kajian seperti yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Ada pun rumusan masalahnya yaitu </span><span lang="EN-US">Bagaimana sejarah singkat berdirinya Keraton Yogyakarta? </span><span lang="FI" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language:FI; mso-bidi-font-style:italic">Bagaimana makna keraton dalam konsep kekuasaan dan pemerintahan raja</span><span lang="EN-US">? </span><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Mengapa Ibu Kota Yogyakarta menjadi simbol pusat magis dari kerajaan? Bagaimana peranan kosmis raja dalam s</span><span lang="EN-US">istem ketatanegaraan </span><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%">di Keraton Yogyakarta</span><span lang="EN-US">? Bagaimana raja-raja Yogyakarta memperkokoh legitimasinya?</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">BAB 4 KESIMPULAN<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><span style="mso-tab-count: 1"> </span>Merupakan bagian terakhir dari makalah kami yang berisi pernyataan yang terangkum dari hasil analisis semua fakta yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji, yang diutarakan secara ringkas dan jelas.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US">BAB 2<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:300%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US">TINJAUAN PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">1.1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US">Konsep Makrokosmos dan Mikrokosmos</span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US">Makrokosmo dan Mikrokosmos adalah kepercayaan tentang kesejajaran antara jagad raya dan dua manusia (Geldern, 1972: 2 ). Konsep makrokosmos dan mikrokosmos, menurut kepercayaan ini kemanusiaan itu senantiasa berada di bawah pengaruh tenaga-tenaga yang bersumber pada penjuru mata angin dan pada bintang-bintang dan planet-planet. Tenaga-tenaga ini mungkin menghasilkan kemakmuran dan kesejahteraan atau berbuat kehancuruan, bergantung pada dapat tindakannya individu-individu dan kelompok-kelompok masyarakat, terutama sekali negara, berhasil dalam menyelaraskan kehidupan dan kegiatan mereka dengan jagat raya. Individu-individu bisa mengesahakan keselarasan demikian itu dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh astrologi, pengetahuan tentang hari-hari baik dari-hari naas, dan banyak lagi peraturan-peraturan kecilan lainnya. Keselarasan antara kerajaan dan jagat raya dapat dicapai dengan menyusun kerajaan itu sebagai gambaran dari jagat raya dalam bentuk kecil. </span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US">Menurut doktrin Brahma jagad ini terdiri dari <i style="mso-bidi-font-style:normal">Jambudwipa</i>, sebuah bentuk lingkaran dan terletak di pusat, di kelilingi oleh tujuh buah samudera berbentuk cincin dan tujuh buah benua lain berbentuk cincin juga. Di luar samudera terakhir dari ketujuh samudra tadi, jagad itu ditutup oleh barisan pegunungan yang sangat besar. Di tengah-tengah <i style="mso-bidi-font-style: normal">Jambudwipa</i>, jadinya di tengah-tengah jagad, berdirilah gunung meru, gunung kosmis yang diedari oleh matahari, bulan dan bintang-bintang. Di puncaknya terletak kota dewa-dewa yang dikellingi pula oleh tempat-tempat tinggal dari delapan <i style="mso-bidi-font-style:normal">lokapala</i> atau dewa-dewa penjaga jagad. Maka tampaklah oleh kita bahwa dalam hubungan ini ajaran-ajaran Brahma dan Budha itu, walaupun mengandung perbedaan-perbedaan dalam hal-hal kecil, namun bersesuaian juga tentang segi-segi pokoknya: bentuknya yang merupakan lingkaran dan susunan dalam wilayah-wilayah yang berpusat pada pusat lingkaran dengan mengelilingi Gunung Meru. Oleh karena sebab itu gambaran singkat dari konsepsi ini mempunyai pengertian simbolis yang sama bagi pengikut-pengikut setia dari kedua macam kepercayaan itu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: 200%; "><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US">1.2. Konsep Kosmis<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US">Kosmos (yaitu semua yang ada); berhubungan dengan jagat raya. Energi kosmis berada dimanapun di kosmos ini. Dialah yang mengikat galaksi-galaksi, planet-planet, manusia dan molekul. Dia adalah ruang antara semuanya. Energi kosmis adalah ikatan yang membuat keseluruhan kosmos dalam keteraturan. Dia adalah kekuatan kehidupan. Energi kosmis berkedudukan sangat penting untuk mengatur kehidupan kita dan untuk memperkaya consciousness (kesadaran) kita. Energi kosmis menjadi basis semua tindakan dan berfungsinya kita.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US">Sehingga dengan pengertian diatas kosmis bisa dikatakan sebagai inti dari segala sesuatu yang ada, sehingga bisa kita lihat penerapan konsep ini sebagai inti dari segalanya melalui konsep yang dilakukan <i style="mso-bidi-font-style:normal">Pancabuwana</i> dalam meletakkan keraton sebagai pusat. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Pancabuwana</i> memuat <i style="mso-bidi-font-style:normal">keblat papat lima pancer</i>. Artinya, bahwa <i style="mso-bidi-font-style:normal">buwana</i> manusia selalu dilingkupi oleh empat anasir dan keraton sebagai sentral (<i style="mso-bidi-font-style: normal">pancer</i>) kehidupan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US"><span style="mso-list: Ignore">1.3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US">Konsep Dewa Raja<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US">Konsep dewa raja, yaitu raja sebagai perwakilan dewa atau titisan dewa. Karena raja sebagai orang besar dan dianggap sebagai utusan Dewa untuk mengelola atau mengatur bumi. Raja dianggap sebagai seorang tokoh yang diidentikan dengan dewa (kultus dewa-raja). Kekuasaan raja dianggap tidak terbatas. Ia tak dapat diatur dengan cara-cara duniawi, tetapi dalam dirinya terdapat kekuatan yang mencerminkan roh dewa atau jiwa illahi yang mengendalikan kehendak pribadinya. Negara dianggap sebagai citra kerajaan para dewa, baik dalam aspek materialnya maupun aspek spiritualnya. Raja dan para pengawalnya harus memiliki kekuasaan dan kekuatan yang sepadan dengan yang dimiliki oleh para dewa. Konsep dewa raja ini juga dipergunakan oleh seorang raja untuk melegistimasi dirinya sebagai titisan dari seorang dewa sehingga dapat memperkuat posisinya dalam memegang kekuasaan.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%"><span style="mso-list:Ignore">1.4.</span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%"> Konsep Negara Mandala</span></b><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:150%"><span lang="EN-US">Secara sederhana kata mandala dapat dipahami sebagai konfigurasi kosmis yang menggambarkan ploting kedudukan dewa-dewa secara hierarkis. pandangan ini, jagad besar (makrokosmos) itu harus berhubungan dengan mikrokosmos yang bertemu dalam dalam satu titik di lingkaran kosmis itu. Dalam perspektif ini, sebuah mandala, pusat (<i style="mso-bidi-font-style: normal">center, centrum</i>) itu menjadi sangat penting. Keharmonisan makrokosmos dan mikrokosmos sangat bergantung pada apa yang terjadi di titik pusat ini. Pada mulanya, konfigurasi bentuk mandala itu berkembang dari bentuk persegi yang mewakili keempat penjuru mata angin, selanjutnya berkembang menjadi bentuk segi delapan, dua belas, tigapuluh dua, dan seterusnya, sehingga membentuk diagram-diagram tertentu. Dari sejumlah besar titik sudut itu maka bagian tengah merupakan bagian yang paling penting karena menjadi tempat kedudukan arca utama atau simbol lain yang menggantikan arca itu. Titik-titik di bagian luarnya secara melingkar dan mengelilingi titik tengah tadi merupakan tempat kedudukan dewa-dewa lain yang lebih rendah. Secara sistematis dan hierarkis, struktur dan hubungan antara dewa yang satu dengan yang lain, baik yang setingkat maupun yang tidak setingkat, baik secara vertikal maupun horisontal, secara keseluruhan saling terkait satu sama lain. Secara integral, konfigurasi dari dewa-dewa itu dapat digunakan sebagai sarana untuk meditasi dan di dalam ritual dapat berfungsi sebagai wadah bagi dewa-dewa itu. Untuk membedakan antara yantra dan mandala itu sendiri dapat dilihat melalui penggambaran dewa-dewa atau simbol-simbol tentang dewa itu. Di dalam mandala, umumnya, dewa-dewa itu digambarkan dalam wujud yang sangat raya dan lengkap hingga ke bagian-bagian detailnya. Sesuai dengan fungsinya di atas, yaitu sebagai sarana meditasi atau sebagai wadah dari dewa-dewa maka suatu mandala setidak-tidaknya dapat dibedakan dalam beberapa tipe bentuk apakah ia berfungsi sementara ataukah ia berfungsi permanen. Suatu mandala dapat diwujudkan dalam bentuk gambar atau lukisan, dapat terbuat dari bahan-bahan yang bersifat plastis, seperti pasir, nasi, atau mentega. Namun, juga dapat diwujudkan dalam bentuk komposisi sejumlah arca perunggu dan dalam bentuk suatu bangunan.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%">Meskipun kata mandala pada dasarnya berangkat dari pengertian tentang peta mengenai kosmos alam semesta dengan seluruh esensi perencanaannya, serta asal-usul dan akhirnya, tetapi lalu juga memiliki implikasi politis di dalam penerapannya, khususnya di bidang pemerintahan. Dalam struktur negara-negara klasik, baik di Asia Tenggara daratan maupun kepulauan yang pernah tersentuh oleh kebudayaan India, maka unit-unit politiknya, baik yang berskala regional maupun supraregional diatur dan diorganisasikan menurut konsep-konsep model pusat dan pinggiran yang secara keseluruhan menggambarkan mandala. Beberapa contoh: Kerajaan Sukothai di Thailand menurut sumber-sumber tertulis terbagi antara wilayah inti dan pinggiran. Kerajaan Angkor menurut Prasasti Suryawarman I (1002-1050) disebutkan pembagian wilayahnya menjadi tiga, yaitu <i>praman</i>, <i>wisaya</i>, dan <i>sruk</i>; yang berarti wilayah, distrik, dan desa, dan lain sebagainya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-indent:1.0cm"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US">BAB 3<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US">KONSEPSI POLITIK DAN KEKUASAAN DI ASIA TENGGARA:<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:300%"><b><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span lang="FI" style="mso-ansi-language:FI">Konsep Dewa Raja Dalam Tipe Kepemimpinan di Keraton Yogyakarta</span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></i></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US">3.1.</span></b><b><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI"> Sejarah Berdirinya Kasultanan Yogyakarta<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI">Sejarah berdirinya Kasultanan Yogyakarta diawali dengan perlawanan Pangeran Mangkubumi sebagai protes karena pengaruh VOC sudah menguasai Mataram. Disebutkan pada tahun 1742, pada masa Mataram diperintah Susuhunan Paku Buwana II yang beristana di Kartasura, terjadilah pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang Tionghoa. Peristiwa ini dalam sejarah dikenal dengan sebutan <i>Geger Pacinan </i>(Suyami, 2008: 20).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI">Sebelum berdirinya Kasultanan Yogyakarta, Kadipaten Mangkunegaran dan Kadipaten Pakualaman, pada waktu itu yang ada hanya Keraton Kasunanan Surakarta, pindahan dari Keraton Mataram Kartasura. Ketika istananya masih berada di Kartasura, terjadi peristiwa pemberontakan orang-orang China (Geger Pacinan) pada tahun 1740-1743. Paku Buwono II tidak berdaya menghadapi pemberontakan ini, dan hanya dengan bantuan Belanda lah peristiwa itu dapat dipadamkan. Karena istana Kartasura mengalami kerusakan yang parah sekali, lalu ibu kota dipindahkan ke Desa Solo, yang kemudian disebut Surakarta.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI">Namun, pada masa pemerintahan Sunan Paku Buwono II di Keraton Surakarta (1744), masih terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Tumenggung Mertopuro melawan Keraton Surakarta karena pengaruh VOC yang semakin kuat. Namun oleh Pangeran Mangkubumi (adik Paku Buwono II) Tumenggung Mertopuro dapat ditaklukannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI">Dalam suatu perundingan antara Paku Buwono II yang disampingi oleh Pangeran Mangkubumi (penasehat kepercayaannya) dengan pihak Belanda yang diwakili oleh Mr. Hoogendorf, utusan Belanda itu meminta Paku Buwono II untuk menyerahkan seluruh wilayah pesisir utara Jawa kepada VOC. Permintaan itu sebagai tuntutan atas jasa Belanda ketika berhasil memadamkan pemberontakan orang-orang Cina di Kartasura. Pangeran Mangkubumi tidak menyetujui permintaan itu, meski ia tahu bahwa kedudukan Paku Buwono II sangat sulit. Berawal dari masalah itu Pangeran Mangkubumi kemudian memohon izin dan doa restu kepada Paku Buwono II, untuk menentang dan mengangkat senjata melawan Kompeni Belanda/VOC. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI">Setelah mendapat restu dari Paku Buwono II, dengan memperoleh pusaka tombak Kyai Plered, lalu pada tanggal 21 April 1747, Pangeran Mangkubumi meninggalkan Keraton Surakarta menuju ke dalam hutan bersama keluarga dari pasukannya yang setia, untuk bergerilya melawan VOC. Dalam mengadakan perlawanannya itu, Pangeran Mangkubumi bergabung dengan RM. Said (Pangeran Sambernyawa) yang sudah lebih dahulu menentang Paku Buwono II dan VOC.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI">Sebelum Paku Buwono II wafat, kekuasaan seluruh tanah Jawa telah diserahkan kepada VOC (16 Desember 1749). Karena itu yang menobatkan/mengangkat raja-raja di tanah Jawa keturunan Paku Buwono II adalah VOC. Setelah Paku Buwono II wafat, Belanda mengangkat RM. Suryadi (Putra Mahkota) sebagai Sunan Paku Buwono III. Ia praktis jadi boneka, karena menurut<span style="mso-spacerun:yes"> </span>kontrak politik, raja tersebut hanya berkedudukan sebagai peminjam tanah VOC.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI">Ketika pemerintahan Paku Buwono III ini, perlawanan Pangeran Mangkubumi terhadap Belanda semakin menghebat. Dalam setiap pertempuran pasukan Belanda selalu terdesak oleh serangan Pangeran Mangkubumi. Bahkan ketika terjadi pertempuran sengit di Sungai Bogowonto, semua pasukan Belanda termasuk komandannya mati terbunuh. Akhirnya Belanda meminta kepada Pangeran Mangkubumi untuk berunding.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI">Kemudian terjadilah perjanjian antara ketiga pihak, yaitu Pangeran Mangkubumi, Paku Buwono III dan Belanda / VOC. Perjanjian itu diadakan di Desa Giyanti (Salatiga), pada tanggal 13 Februari 1755, maka disebut Perjanjian Giyanti. Akibat dari perjanjian itu, Kerajaan Mataram dibagi menjadi dua bagian, yaitu Keraton Kasunanan Surakarta dan Keraton Kasultanan Yogyakarta. Selanjutnya dengan daerah barunya itu, pangeran Mangkubumi mendirikan Kerajaan Mataram Yogyakarta di wilayah Beringan, pada tahun 1755. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI">Setelah satu bulan <i style="mso-bidi-font-style:normal">Palihan Negari</i>, yaitu tanggal 13 Maret 1755, Sri Sultan Hamengku Buwono mengumumkan bahwa sebagian dari Nagari Mataram yang sudah menjadi bagiannya diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat. Sejak saat itu Sri Sultan Hamengku Buwono lalu bersiap-siap untuk membangun ibu kota dan Keraton. Sementara bangunan keraton sedang dikerjakan, beliau dengan para pengikutnya bertempat di pesanggrahan yang terletak di Gamping, jaraknya lebih kurang 5 km di sebelah barat bangunan yang sedang dikerjakan untuk ibu kota. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI">Tempat yang dipilih untuk ibu kota Ngayogyakatrta Hadiningrat adalah di hutan beringan. Pemilihan tempat ini berdasarkan berbagai pertimbangan yang antara lain adalah atas dasar pertimbangan untuk menghormati tempat bersejarah.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI">Pada masa Mataram diperintah oleh Sri Susuhunan Amangkurat Jawi, di Beringin telah ada semacam kota kecil dan ada pesanggrahannnya yang disebut Garjitawati. Kemudian pada zaman Sunan Paku Buwono II bertahta di Kartasura, nama Pesanggrahan ini diganti ’Nygayogya’. Pada masa itu, Ngayogya dijadikan tempat pemberhentian jenazah para bangsawan yang akan dimakamkan di Imogiri.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="FI" style="mso-ansi-language:FI"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI"><span style="mso-list:Ignore">3.2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="FI" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-ansi-language: FI;mso-bidi-font-style:italic">Makna Keraton dalam Konsep Kekuasaan dan Pemerintahan Raja</span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="FI" style="mso-ansi-language:FI"><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; text-indent: 1cm; "><span lang="FI" style="mso-ansi-language:FI">Kepemimpinan masyarakat Jawa bertitik tolak pada pemerintahan yang bersifat kerajaan atau <i>istana centris</i>. Masyarakat Jawa selalu berpedoman pada kehidupan keraton. Mereka menjadikan Keraton Ngayogjakarta Hadiningrat dan keraton Surakarta Hadiningrat sebagai pusat pemerintahan. Walaupun secara nyata kedua keraton tersebut telah bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia namun segala kebijaksanaan yang diambil kedua keraton tersebut selalu dipatuhi oleh masyarakat Jawa terutama yang bermukim di wilayah Yogyakarta dan Surakarta atau Solo. Mereka sangat patuh dengan keputusan rajanya (Hadiatmaja dan Endah, 2009: 81).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; text-indent: 1cm; "><b><span lang="FI" style="mso-ansi-language:FI"><span style="mso-tab-count:1"> </span></span></b><span lang="FI" style="mso-ansi-language: FI">Seperti halnya konsep makrokosmos dan mikrokosmos di Asia Tenggara, di Keraton Yogyakarta dikenal kesejajaran antara jagat raya dan dunia yang tercermin dalam keselarasan antara kerajaan dan jagad raya. Dalam pembahasan ini, kesejajaran tersebut dapat dilihat dari simbol-simbol keraton maupun kerajaan. Walaupun konsep ini lebih dikenal dalam ajaran Budha di Asia Tenggara, namun dapat kita analisis dari kerajaan di Nusantara yang telah bercorak Islam, kendati gambaran itu agak kabur/memudar setelah adanya pengaruh tadi Islam dan Eropa.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; text-indent: 1cm; "><span lang="FI" style="mso-ansi-language:FI"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Secara morfologis kata ”keraton” terbentuk dari kata ’ratu’ dengan mendapat awalan <i>ka </i>dan akhiran <i>an </i>(ke-ratu-an) yang kemudian luluh menjadi ’keraton/kraton’. Kata ’<i>ratu</i>’ berarti raja. Adapun kata ”<i>keraton</i>” berarti ’tempat tinggal raja’ (Sutami, 2008:11). Sedangkan arti yang lebih luas lagi, dapat diuraikan secara sederhana bahwa, lingkungan seluruh struktur dan bangunan wilayah keraton mengandung arti tertentu yang berkaitan dengan salah satu pandangan hidup Jawa yang sangat esesnsial, yaitu <i>Sangkiang Paraning </i>(dari mana asalnya manusia dan kemana akhirnya manusia setelah mati) (Hertanto, 2008: 9).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; text-indent: 1cm; "><span lang="FI" style="mso-ansi-language:FI"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Keraton Yogyakarta dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1756 di wilayah Hutan Beringan. Nama hutan tersebut kemudian diabadikan untuk nama pasar di pusat kota, yaitu Pasar Beringharjo. Sedang istilah Yogyakarta berasal dari kata <i style="mso-bidi-font-style: normal">Yogya</i> dan <i style="mso-bidi-font-style:normal">Karta</i>. Yogya artinya baik, dan Karta artinya makmur. Namun, pengertian lain menyatakan, bahwa Yogyakarta atau <i style="mso-bidi-font-style:normal">Ngayogyakarta</i> itu berasal dari kata dasar <i style="mso-bidi-font-style:normal">Ayu+Bagya+ Karta</i>, menjadi <i style="mso-bidi-font-style:normal">Ngayogyakarta</i>.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; text-indent: 1cm; "><span lang="FI" style="mso-ansi-language:FI">Pusat wilayah Keraton Yogyakarta luasnya 14.000 meter persegi, dengan dikelilingi tembok (benteng) setinggi 4 meter dan lebar 3,5 meter. Di setiap sudutnya terdapat tempat penjagaan atau bastion, untuk melihat/mengawasi keadaan di luar maupun di dalam benteng Keraton. Di sebelah luar benteng dikelilingi oleh parit yang dalam yang disebut Jagang (sekarang sudah menjadi pemukiman penduduk) .Bangunan Keraton terdiri dari beberapa bagian yaitu:<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top:0cm" start="1" type="1"> <li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV">Tatag Pagelaran, Sitingil Utara </span></i><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV">dan sekelilingnya.<o:p></o:p></span></li> <li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV">Kemandhungan Utara </span></i><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV">atau <i>Keben </i><span style="mso-spacerun:yes"> </span>dan sekelilingnya (termasuk Masjid <i>Suranatan </i>dan <i>Ratawijayan</i>, tempat menyimpan kereta-kereta pusaka).<o:p></o:p></span></li> <li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV">Sri Manganti.</span></i><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV"><o:p></o:p></span></li> <li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV">Kedhaton </span></i><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV">(Inti keraton dengan pusat bangunan yang disakralkan yang disebut <i style="mso-bidi-font-style:normal">Prabayeksa</i>).<o:p></o:p></span></li> <li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV">Kemandungan Selatan </span></i><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV">dan sekelilingnya.<o:p></o:p></span></li> <li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV">Sitinggil Kidul </span></i><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV">(Selatan).<o:p></o:p></span></li> </ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Raja beserta seluruh keluarganya tinggal di dalam istana <span style="mso-bidi-font-style:italic">keraton</span>, sedangkan para kerabat dan kaum bangsawan beserta para abdi dalem tinggal di lingkungan sekitar <span style="mso-bidi-font-style:italic">keraton</span>, di luar istana, yang nama tempat tinggalnya disesuaikan dengan sifat atau nama penghuninya (Suyami, 2008: 13).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">3.3. Ibu Kota Yogyakarta Sebagai Pusat Magis dari Kerajaan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%">Terdapat perbedaan makna dari adanya ibu kota di Asia Tenggara jika dibandingkan dengan ibu kota di Eropa. <span style="mso-spacerun:yes"> </span>Di Asia tenggara ibu kota bukan saja sebagai pusat politis dan kebudayaan dari suatu bangsa, ia pun merupakan pusat magis dari kerajaan. Dahulu upacara mengelilingi ibu kota merupakan sebuah bagian-bagian yang sangat penting dalam upacara penobatan raja. Dengan upacara pengelilingan ini raja bukan saja menjadi pemilik ibu kota melainkan juga seluruh kerajaan. Memang susunan kosmologis dari keseluruhan negeri hanya dapat dirupakan dengan jumlah dan letak propinsi-propinsi dan dengan fungsi serta simbol-simbol gubernur-gubernurnya, tetapi arsitektur ibu kota bisa dibentuk sebagai gambaran yang lebih riil meyerupai bentuk jagad raya, sebuah mikrokosmos yang lebih kecil dalam makrokosmos, yaitu kerajaan tadi. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%">Peninggalan-peninggalan dari beberapa kota tua jelas sekali membuktikan cita-pikiran kosmologis itu yang memang membayangi keseluruhan susunan pemerintah. Untunglah sejumlah prasasti-prasasti dari beberapa bagian dari kronik-kronik pribumi dapat<span style="mso-spacerun:yes"> </span>membantu kita dalam memberikan tafsiran tentang sisa-sisa arkeologi ini</span><span lang="ES" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language:ES">.</span><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="ES" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language:ES">Dalam tata letak propinsi mau bangunan wilayah Yogyakarta memiliki simbol-simbol magis. </span><span lang="SV" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language:SV">Secara garis besar, wilayah Kraton Yogyakarta memanjang sepanjang 5 km, dari Panggung Krapyak di sebelah selatan hingga Tugu Kraton di sebelah utara, terdapat garis linier dualisme terbalik yang bisa dibaca secara simbolik filosofis. Sungai Code di sebelah timur dan Sungai Winongo di sebelah barat, antara Gunung Merapi dan Laut Selatan.</span><span lang="ES" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-ansi-language:ES"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="SV" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language:SV"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Dari arah selatan ke utara mulai dari Panggung Krapyak, melambangkan arti proses terjadinya manusia, mulai ketika masih berada di alam arwah (tempat tinggi), sampai lahir ke dunia lantaran ibu dan bapak. Di sini Kraton sebagai badan jasmani manusia, sedang Raja/Sultan adalah lambang jiwa sejati yang hadir ke dalam badan jasmani.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="SV" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language:SV"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Sedang dari arah utara ke selatan, melambangkan proses perjalanan manusia pulang kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebagai asal dari segala apa yang ada (<i style="mso-bidi-font-style:normal">dumadi</i>). Oleh karena itu sebutan <i style="mso-bidi-font-style:normal">Sangkan Paraning Dumadi</i> adalah sebutan lain untuk Tuhan dalam pandangan hidup Jawa. Panggung Krapyak adalah tempat tinggi, dalam hal ini adalah lambang asalnya manusia secara esesnsial di sisi tuhan sebagai tempat yang tinggi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="SV" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language:SV"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Bangunan tugu yang merupakan yang merupakan batas utara wilayah Keraton Yogyakarta, berjarak 2 Km dari Keraton. Bangunan tersebut pada zaman dahulu berbentuk <i style="mso-bidi-font-style:normal">golong-gilig</i> berarti <i style="mso-bidi-font-style:normal">Manunggaling Kawula Gusti</i> (manunggalnya raja dengan rakyat, sekaligus manunggalnya manusia dengan Tuhan). </span><span lang="ES" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language: ES">Selanjutnya, antara Tugu hingga Keraton terdapat jalan utama yang disebut Malioboro. Ada beberapa pendapat salah satunya cita-cita Sri Sultan Hemengkubuwono I yang melihat jalan tersebut sebagai pengejawantahan jalan hidupnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="SV" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language:SV">Gambaran sederhana adalah, Tugu Keraton Yogyakarta sebagai penjelmaan <i style="mso-bidi-font-style:normal">lingga</i> (laki-laki), dan Panggung Krapyak sebagai penjelmaan <i style="mso-bidi-font-style:normal">yoni </i>(perempuan). Keraton Yogyakarta sebagai lambang badan jasmani manusia yang berasal dari laki-laki/Bapak (<i style="mso-bidi-font-style:normal">lingga</i>) dan Perempuan/Ibu (<i style="mso-bidi-font-style:normal">yoni</i>). Jadi, <i style="mso-bidi-font-style:normal">lingga + yoni</i> = Keraton Yogyakarta (<i style="mso-bidi-font-style:normal">Sangkan Paraning Dumadi</i>).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="SV" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language:SV"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Keraton Yogyakarta ini menghadap ke arah utara, dengan halaman depan berupa lapangan yang disebut Alun-alun Lor (Alun-alun Utara), yang pada<span style="mso-spacerun:yes"> </span>jaman dahulu dipergunakan sebagai tempat mengumpulkan rakyat, latihan perang bagi para prajurit keraton, dan tempat penyelenggaraan upacara adat, serta untuk keperluan lainnya. Pada masa sekarang fungsi Alun-alun Lor hanya digunakan untuk Upacara Gerebeg dan perayaan Sekaten. Di bagian tengah Alun-alun Lor terdapat dua pohon beringin yang dikelilingi tembok, yang disebut Beringin Kurung (<i style="mso-bidi-font-style: normal">Waringin Kurung</i>). Dua pohon beringin yang bersebelahan itu, masing-masing bernama Kyai Dewadaru (sebelah barat), bibitnya berasal dari Majapahit, dan Kyai Wijayadaru (sebelah timur), bibitnya berasal dari Pajajaran. Kedua pohon beringin itu sebagai simbol, bahwa di dunia ini terdapat dua sifat berbeda yang saling bertentangan (dualisme). Sedangkan pohon beringin yang mengelilingi Aliun-alun Lor ini jumlahnya 62 pohon, serta ditambah dengan 2 pohon yang berada di tengah, sehingga jumlah seluruhnya menjadi 64 pohon beringin. Jumlah 64 itu menunjukkan usia Nabi Muhammad SAW ketika beliau wafat (menurut perhitungan tahun Jawa).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="SV" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-ansi-language:SV"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Dahulu di antara kedua beringin kurung tersebut sering digunakan untuk ’<i>pepe</i>’, yaitu suatu cara yang dilakukan oleh rakyat untuk minta keadilan kepada rajanya dengan cara duduk bersila diantara kedua pohon beringin kurung dengan mengenakan pakaian putih. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: 200%; "><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US">3.4. </span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%">Peranan Kosmis Raja dalam </span><span lang="EN-US">Sistem Ketatanegaraan </span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%">di Keraton Yogyakarta<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Peranan kosmis dari seorang raja merupakan alat seorang raja untuk meligitimasi kekuasaannya. Kita ambil contoh di Birma pelegitimasian kekuasaan raja disimbolkan dalam suatu keharusan memiliki empat orang permaisuri utama dan empat orang peramaisuri tingkat bawahan yang mempunyai gelar-gelar berdasarkan arah mata angin yaitu “permaisuri utara dari istana”, “permaisuri barat”, “permaisuri perumahan selatan” dan sebagainya. Tanda-tanda pada masa yang terlebih dahulu kamar-kamar permaisuri dibentuk menyerupai sebuah lingkaran yang mengeliingi kamar raja di tengahnya sebagai pusatnya. Hal ini memperlihatkan peranan raja sebagai pusat dari alam sejagad dan sebagai wakil dari indera, raja dewa-dewa di <i style="mso-bidi-font-style: normal">swarga</i> pada puncak gunung Meru.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Sir James George Scott menyatakan bahwa kegagalan Raja Thibaw (Raja terakhir Birma) yang tidak dapat memenuhi ketentuan yang telah ada itu dan berdasarkan konsep kosmik itu, memunculkan kegelisahan pada rakyatnya. Kegelisahan ini dianggap lebih besar dibandingkan akibat dari penyembelihan karib bait Raja yang dekat. Memeperlihatkan betapa pentingnya konsep kosmik itu (Robert Heine Geldern, 1972 :12).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Kosmis di Keraton Yogyakarta disimbolkan kedalam susunan istana (keraton) dengan ruangan-ruangan yang ada di dalamnya dan gerbang-gerbang yang mengelilinginya. Bangsal Kencana merupakan pusat raja memerintah yang menyatu dengan Bangsal Prabeyaksa merupakan tempat penyimpanan senjata-senjata pusaka keraton. Dalam bangsal Prabeyaksa ini terdapat sebuah lampu minyak Kyai Wiji, yang selalu dijaga abdi dalem agar tidak padam. Kedua<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Bangsal ini dikelilingi oleh pelataran Kedhaton, sehingga untuk mencapai pusat, harus melewati halaman yang berlapis-lapis menyerupai rangkaian <i style="mso-bidi-font-style: normal">bewa</i> (ombak) di atas lautan. Tatanan spasial Keraton ini bagaikan gunung dan dataran <i style="mso-bidi-font-style:normal">Jambu Dwipa</i>, yang dipandang sebagai benua pusatnya jagad raya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Tugu dan Bangsal Manguntur Tangkil atau Bangsal Kencana (tempat singgasana raja), terletak dalam garis lurus, ini mengandung arti, ketika Sultan duduk di singgasananya dan memandang ke arah Tugu, maka beliau akan selalu mengingat rakyatnya (<i>manunggaling kawula gusti</i>). <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US">Dalam kerajaan-kerajaan Asia Tenggara bagian daratan, ketatanegaraan berdasarkan pada penjuru mata angin, untuk sebagaian besar ditambah lagi dan diubah oleh adanya pembagian jabatan-jabatan di “kanan’ dan “kiri”, kanan dan kiri dalam hal ini berkenaan dengan posisi yang disediakan pada saat upacara-upacar. Pejabat-pejabat yang bertugas di dalam istana, mereka menempati tempat di sebelah kanan raja. Sedangkan pejabat-pejabat luar istana menempati sebelah kiri raja (Geldern, 1982: 14). Dalam implementasi di Keraton Yogyakata sendiri, pembagian jabatan itu diinterpretasikan ke dalam pembagaian pejabat luar keraton (<i style="mso-bidi-font-style:normal">peprintahan jawi</i>) dan dalam keraton (<i style="mso-bidi-font-style:normal">peprintahan lebet</i>). Pejabat dalam keratin bertugas mengurusi administrasi di dalam istana, seperti mengurus keuangan dan mengurus keprajuritan. Pejabat di luar keraton bertugas menjaga dan mengawasi hal-hal yang terjadi di luar keraton (Poesponegoro, 1993: 11-12). </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US">3.5. Legitimasi Raja di Keraton Yogyakarta<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US">Ketika kita membicarakan mengenai bagaimana seorang raja untuk menguatkan legitimasinya di Keraton Yogyakarta ini, sedikitnya ada dua konsep yang harus diperhatikan. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Pertama, </i>gelar raja yang dipakai raja; <i style="mso-bidi-font-style:normal">Kedua, </i>upacara keagamaan. Dengan kedua konsep tersebut, kita dapat mengetahui bagaimana cara raja-raja di Yogyakarta dapat menguatkan legitimasinya.</span></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US">Raja mempunyai kekuasaan sentral di dalam wilayah negaranya. Keabsahan (<i style="mso-bidi-font-style:normal">legitimacy</i>) kedudukan dan kekuasaan raja diperoleh karena warisan menurut tradisi. Apabila pada masa didirikannya negara oleh Panembahan Senopati pada tahun 1575, otoritas raja lebih banyak didasarkan pada charisma dan kelebihan kemampuan pribadinya, maka pada masa-masa kemudian otoritas raja telah dilembagakan menjadi tradisi (Poesponegoro, 1993: 5).</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Gelar Sultan Kraton Yogyakarta adalah<b style="mso-bidi-font-weight:normal"> </b>“<i>Kanjeng Sultan</i> <i>Hamengkubuwana Senapati Ing Nalaga Ngabdurrahman Sayidin Panatagama Kalipatullah</i>”, secara singkat hanya gelar ketiga yang yang dijadikan gelar panggilan di kraton Yogyakarta yaitu <i>Hamengkubuwana</i>. Gelar tersebut memiliki makna <i>Ngayogyakarta Adiningrat</i>, yang menyiratkan bahwa sultan Hamengkubuwana I mengidentifikasikan dirinya dengan Wisnu, sebab <i>Hamengkubuwana </i>berarti “Yang Memelihara Dunia”, jadi Wisnu. <i>Ngayogyakarta Adiningrat </i>berarti “Ayodya Yang Makmur, Yang Indah di Dunia”. Ayodya adalah nama ibukota kerajaan Rama, dan Rama adalah inkarnasi Wisnu. Dalam babad-babad, Sultan Hamengkubuwana sering dikatakan sebagai Wisnu yang sedang turun ke bumi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US">Raja-raja di Jawa juga memakai gelar <i style="mso-bidi-font-style:normal">Panembahan, Susuhunan (Sunan), </i>atau <i style="mso-bidi-font-style:normal">Sultan. </i>Agama Islam diangkat menjadi agama Negara. Gelar <i style="mso-bidi-font-style:normal">Sayidin Panatagama</i> yang berarti orang yang ahli dibidang keagaamaan, sering dipakai raja-raja Yogyakarta untuk menunjukan bahwa meraka dianggap sebagai pemuka agama. Penggunaan gelar <i style="mso-bidi-font-style:normal">Khalifatullah</i> juga menunjukan adanya unsure keagamaan dari kedudukan raja (Poesponegoro, 1993: 6). Penggunaan kedua gelar tersebut, tentu tidaklah lepas dari adanya sinkretisme antara Islam dengan unsure-unsur pra-Islam. Sinkretisme ini Nampak pada penarikan garis geneologi raja-raja di Jawa pada dua cabang nenek moyang, <i style="mso-bidi-font-style: normal">pertama, </i>cabang kanan (<i style="mso-bidi-font-style:normal">panengen</i>) sampai pada nabi-nabi dalam agama Islam dan <i style="mso-bidi-font-style:normal">kedua, </i>cabang kiri (<i style="mso-bidi-font-style:normal">pangiwo</i>) yang berakhir pada figure dewa-dewa agama Hindu. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US">Raja dipandang sebagai pusat kosmos dan dari raja terpancar kekuatan yang berpengaruh pada alam maupun masyarakat. Penempatan raja sebagai keturunan nabi-nabi dan dewa-dewa dimaksudkan untuk memperkokoh keabsahan (<i style="mso-bidi-font-style: normal">legitimacy</i>) sebagai raja (Geldern, 1982: 18). Anggapan ini dikaitkan dengan kepercayaan magis dari wahyu raja (<i style="mso-bidi-font-style: normal">pulung ratu</i>) dan konsep tentang pewaris keturunan darah raja (<i style="mso-bidi-font-style:normal">trahing kusuma rembesing madu</i>). Di kalangan masyarakat Jawa sendiri terdapat anggapan bahwa hanya orang yang masih mempunyai darah rajalah yang dapat menjadi raja. Sehingga raja yang berkuasa sering dianggap masih keturunan darah dari raja-raja masa lampau. Sikap hidup masyarakat Jawa yang lebih memilih pemimpin bukan karena atas dasar rasional tetapi emosional. Oleh karena itu, kharisma lebih penting dari pada kemampuan dalam memimpin. Wajar jika pemimpin yang kharismatik lebih disukai dari pada pemimpin rasional (Amin, 200: 214). Bahkan untuk lebih menguatkan legitimasinya, Sultan juga memerintahkan pujangga-pujangganya untuk menulis sejarah Jawa dengan maksud untuk memperlihatkan bahwa Sultan tersebut adalah penerus sah penguasa-penguasa Majapahit (Sofyan, 2004: 119-120).</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%">Disamping itu gelar “<i>Senapati Ing Nalaga”</i>, menunjukkan bahwa dia juga sebagai seorang panglima perang, yang mahir dalam bidang peperangan. Legitimasi kekuasaan ini juga dapat kita lihat dari silsilah raja-raja Mataram yang menunjukkan keunggulan <i>trah</i>, karena dari pihak ibu, Senapati sebagai pendiri dinasti, adalah keturunan para “wali”. Sementara itu dari pihak ayah, dia adalah keturunan raja Majapahit. Dengan demikian orang mendapat kesan, bahwa dinasti Mataram memang berhak dan layak memerintah kerajaan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Pandangan rakyat terhadap raja di atas lebih memperkuat otoritas raja dan sebaliknya memungkinkan raja untuk menuntut loyalitas sepenuhnya dari rakyat. Dalam kitab <i style="mso-bidi-font-style: normal">Wulang Reh, </i>tercantum ajaran yang menekankan agar rakyat mengabdi dengan sepenuh hati pada raja, raja dianggap sebagai Tuhan dan mengabaikan perintah raja sama dengan mengabaikan perintah Tuhan. Raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam kerajaan tercermin dalam kata <i style="mso-bidi-font-style: normal">ingsun </i>(aku) di dalam <i style="mso-bidi-font-style:normal">angger-angger </i>(peraturan-peraturan) kerajaan, seperti “<i style="mso-bidi-font-style: normal">ora ingsun lilani” </i>(tidak kuperkenankan), “<i style="mso-bidi-font-style: normal">bakal ingsun patrapi paukuman” </i>(akan kujatuhkanraja-raja di Jawa dengan Ratu Kidul menempatkan diri raja tidak hanya sebagai manusia biasa, tetapi manusia yang mempunyai kemampuan d hukuman) dan sebagainya (Poesponegoro, 1993: 8).</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US">Anggapan tentang adanya hubungan mistis antara an kekuatan di atas kodrat. Anggapan adanya hubungan akrab tersebut diperkuat dengan padanya ritual-ritual khusus, seperti adanya tarian <i style="mso-bidi-font-style:normal">Bedaya Ketawang, </i>upacara <i style="mso-bidi-font-style:normal">grebeg. <o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm"><i style="mso-bidi-font-style: normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US">BAB 4<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:300%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US">PENUTUP<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US"><span style="mso-list: Ignore">4.1.</span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US"> Kesimpulan <o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US">Berdasarkan pembahasan diatas kelompok kami menyimpulkan, konsep-konsep pelegitimasian yang digunakan di wilayah Asia Tenggara merupakan sebagai sebuah upaya untuk mengangkat dirinya sendiri untuk berkuasa, dimana pelegitimasian ini bagaimanapun bentuknya pada prinsipnya berupaya untuk meyakinkan orang lain bahwa hanya dirinyalah yang pantas berkuasa untuk menjadi pemimpin negara sekaligus pemimpin spiritual seperti halnya di daerah Yogyakarta.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US">Di daerah Yogyakarta pemimpin pemerintahan juga pemimpin spiritual, yang kemudian digambarkan dalam sebuah ibu kota yang menjadikan sebagai pusat magis yang menandakan keharmonisan antara sang pencipta, pemimpin pemerintah/spiritual dan rakyat. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:18.0pt"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:300%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: normal; "><span lang="EN-US">Amin, D. (Eds). (2000). <i style="mso-bidi-font-style: normal">Islam dan Kebudayaan Jawa. </i>Yogyakarta: Gama Media. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 36pt; text-indent: -36pt; line-height: normal; "><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV">Endraswara, S. (2003). <i>Falsafah Hidup Jawa. </i>Yogyakarta: Cakrawala.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: normal; "><span lang="EN-US">Geldern, R. H. (1982). <i style="mso-bidi-font-style: normal">Konsepsi Tentang Negara dan Kedudukan Raja di Asia Tenggara. </i>Jakarta: CV. Rajawali.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 36pt; text-indent: -36pt; "><span lang="SV" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;mso-ansi-language:SV">Gottschalk, L. (1986). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Mengerti Sejarah</i>. Jakarta: UI Press.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt;line-height: 150%"><span lang="SV" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%; mso-ansi-language:SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 36pt; text-indent: -36pt; line-height: normal; "><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV">Hadiatmaja, S dan Endah, K. (2009). <i>Pranata Sosial dalam Masyarakat Jawa</i>. Yogyakarta: Grafika Indah.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 36pt; text-indent: -36pt; line-height: normal; "><span lang="EN-US">Heine, Robert. Geldern; 1972; Konsepsi tentang Negara dan Kedudukan Raja di Asia Tenggara: Jakarata: CV Rajawali.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 36pt; text-indent: -36pt; line-height: normal; "><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV">Heryanto, F. (2003). <i>Menganal Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat</i>. Yogyakarta: Warna Grafika.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span lang="SV" style="mso-ansi-language:SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;line-height: normal; "><span lang="SV" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;mso-ansi-language:SV">Ismaun.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>(2005). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Sejarah Sebagai Ilmu</i>. Bandung: FPIPS UPI Bandung.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="SV" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height: 150%;mso-ansi-language:SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 36pt; text-indent: -36pt; line-height: normal; "><span lang="FI" style="mso-ansi-language:FI">Kuntowijoyo. (2004). <i>Raja, Priyayi, dan Kawula</i>. </span><span lang="ES" style="mso-ansi-language:ES">Yogyakarta: Ombak.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span lang="ES" style="mso-ansi-language:ES"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: normal; "><span lang="EN-US">Poesponogoro, M. D. dan Notosusanto. N. (1993). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Sejarah Nasional Indonesia IV </i>(Edisi ke-4). Jakarta: Balai Pustaka. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: normal; "><span lang="EN-US">Reid. A. (2004). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Sejarah Modern Awal Asia Tenggara: Sebuah Pemetaan. </i>Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 36pt; text-indent: -36pt; line-height: normal; "><span lang="ES" style="mso-ansi-language:ES">Ricklefs, M.C. (2004). <i>Sejarah Indonesia Modern</i>. Jakarta: Serambi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span lang="ES" style="mso-ansi-language:ES"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: normal; "><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;mso-bidi-font-weight:bold">Sjamsuddin, H. ( 2007). <i style="mso-bidi-font-style: normal">Metodologi Sejarah. </i>Yogyakarta:<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ombak.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-bidi-font-weight:bold"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: normal; "><span lang="EN-US">Sofyan. R. <i style="mso-bidi-font-style:normal">et al. </i>(2004). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Merumuskan Kembali Interaksi Islam-Jawa. </i>Yogyakarta: Gama Media. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 36pt; text-indent: -36pt; line-height: normal; "><span lang="ES" style="mso-ansi-language:ES">Suyami. (2003). <i>Upacara Ritual di Kraton Yogykarta: Refleksi Mithologi dalam Budaya Jawa</i>. Yogyakarta: Kepel Press.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 36pt; text-indent: -36pt; line-height: 200%; "><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US">Sumber Internet<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: normal; "><span lang="EN-US">Didu. <u>(2009</u><i style="mso-bidi-font-style:normal">).</i> <i style="mso-bidi-font-style:normal">Raja-Raja</i> <i style="mso-bidi-font-style: normal">Yogya </i><u>[Online].</u> Tersedia<u>: <i style="mso-bidi-font-style: normal">http://masdidit88.wordpress.com/2009/12/18/raja-raja-yogya/.</i></u> [27 Maret 2010].</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: normal; "><span lang="EN-US">EdsJok. (____). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Cosmic Energi (Energi Kosmis)</i>. [Online]. Tersedia: </span><i style="mso-bidi-font-style: normal"><u><span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:major-fareast">http://bekalkembali.blogspot.com</span></u></i><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US">. [</span></b><span lang="EN-US">31 Maret 2010]</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: normal; "><span lang="EN-US">Fauzan, A<u>.</u> (2005). <i style="mso-bidi-font-style: normal">Efek Berhaji</i> [Online]. Tersedia: <i style="mso-bidi-font-style: normal"><u>http://alvifauzan.blogspot.com/2005/01/efek-berhaji.html</u></i>. [27 Maret 2010].</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 36pt; text-indent: -36pt; line-height: normal; "><strong><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;font-weight: normal;mso-bidi-font-weight:bold">Runga, Mali Abraham. (2009). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Gempa Politik</i></span></strong><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt">. [online]. Tersedia: <a href="http://web.bisnis.com/pojok-kafe/archives/189%20%20%5b12">http://web.bisnis.com/pojok-kafe/archives/189<span style="mso-spacerun:yes"> </span>[12</a> April 2010]<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 36pt; text-indent: -36pt; line-height: normal; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt">Soeroso. (1998/1999). <i>Jantra dan Mandala dalam Arsitektur Candi</i>. Berkala Arkeologi Sangkhakala No. III/1998-1999. Medan: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional – Balai Arkeologi Medan. [online]. Tersedia: <a href="http://siwagrha.wordpress.com/2007/09/20/21/">http://siwagrha.wordpress.com/2007/09/20/21/</a> [12 April 2010]<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: normal; "><span lang="EN-US">Tede. (___). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Pembudakan dan Pemusyrikan di Keraton Berkedok Kebudayaan </i>[Online]. Tersedia: <i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://www.nahimunkar.com/pembudakan-dan-pemusyrikan-di-keraton-berkedok-kebudayaan/. </u></i>[27 Maret 2010].</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 36pt; text-indent: -36pt; line-height: normal; "><span lang="EN-US">Wikipedia. (___). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Daftar Raja Jawa </i>[Online]. Tersedia: <i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_raja_Jawa</u></i>. [27 Maret 2010]</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 36pt; text-indent: -36pt; line-height: normal; "><span lang="EN-US">_____. (2008). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Roh Yogya untuk Indonesia Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat</i> [Online]. Tersedia: <i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://www.hu-pakuan.com/sosokdetail.php?idberita=20080102135237.</u></i> [27 Maret 2010]</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 36pt; text-indent: -36pt; "><span lang="EN-US">_____<i style="mso-bidi-font-style:normal">. </i>(2001, 19 November). Menag: Kraton Yogya Merupakan Titik Puncak Kebudayaan Jawa Islam. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Gatra </i>[Online]. Tersedia<u>: <i style="mso-bidi-font-style:normal">http://www.gatra.com/artikel.php?id=12805.</i></u> [27 Maret 2010] </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt;line-height: 150%"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p>Catatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5278161404905719204.post-46335399513215085032011-04-26T08:55:00.000+07:002011-04-26T08:58:54.242+07:00<p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >PENERAPAN METODE <i>COOPERATIVE LEARNING </i>TIPE <i>TEAM <o:p></o:p></i></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span class="Apple-style-span" ><b><i><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">ASSISTED INDIVIDUALIZATION </span></i></b><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">UNTUK MENINGKATKAN <o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >KUALITAS PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI IPA 2 <o:p></o:p></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:300%"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:300%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >SMAN 5 BANDUNG<o:p></o:p></span></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">A.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Latar Belakang Masalah<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Pendidikan menurut Langevald (Somarya, 2010: 26) adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap pihak lain yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan. Mudyahrdjo (2001: 11) mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Dari pengertian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap pihak lain yang belum dewasa baik yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Untuk mewujudkan pendidikan yang ideal memang tidaklah mudah. Di Indonesia sendiri banyak terjadi persoalan dalam dunia pendidikan. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Salah satu alasan yang menyebabkan mutu pendidikan di Indonesia masih relatif rendah adalah kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional yang menggunakan pendekatan analisis input-output tidak efektif. Pendekatan ini beranggapan apabila kebutuhan input telah dipenuhi, maka otomatis output pendidikan akan baik, tetapi pada kenyataannya tidak terjadi demikian. Selama ini, kita terlalu menekankan input-output dan kurang memperhatikan proses pendidikan (Tiliyani, 2007: 1). <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Selain itu, masalah pun sering terjadi dalam proses pembelajaran. Dari observasi yang dilakukan di kelas XI IPA 2 SMAN 5 ini ditemukan berbagai persoalan dalam pembelajaran. Persoalan tersebut adalah kurang aktifnya siswa selama proses pembelajaran. Guru sendiri sebenarnya sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk turut aktif dalam pembelajaran, seperti pemberian kesempatan siswa untuk bertanya dan menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan. Namun, hal tersebut terlihat kurang mendapatkan respon dari siswa. Dari hasil observasi di kelas tersebut, terlihat hanya 2-3 siswa saja yang aktif dan itu pun dengan nama siswa yang sama. Selain masalah tersebut, guru juga terlihat kurang memanfaatkan media yang telah disediakan di dalam kelas seperti LCD Proyektor. Guru dalam mengajar hanya memanfaatkan papan tulis dan spidol saja. Memang dalam cara pengajaran tersebut guru menyampaikan materi yang mudah diterima oleh siswa. Hanya saja, jika lebih memanfaatkan media pembelajaran yang ada, maka pembelajaran akan lebih efektif dan menyenangkan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Menyikapi hal tersebut di atas dengan model pembelajaran <i>Cooperative Learning </i> tipe <i>Team Assisted Individualization</i> (TAI), diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah<b>, </b>khususnya di kelas XI IPA 2 SMAN 5 Bandung. <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">B.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Rumusan Masalah<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Berdasarkan beberapa pokok pemikiran yang dipaparkan di atas terdapat satu permasalahan utama yang akan dikaji yaitu “bagaimana penerapan metode <i>Cooperative Learning </i>tipe <i>Team Assisted Individualization </i>untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah di kelas XI IPA 2 SMAN 5 Bandung?” Agar permasalahan yang akan dikaji lebih jelas dan fokus, penulis akan merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: Apakah penerapan metode <i>Cooperative Learning<b> </b></i>tipe <i>Teams Assisted Individualization</i> (TAI) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah di kelas XI IPA 2 SMAN 5 Bandung?<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">C.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Tujuan Penelitian<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kualitas pembelajaran sejarah di kelas XI IPA 2 SMAN 5 Bandung dengan menggunakan metode <i>Cooperative Learning<b> </b></i>tipe <i>Teams Assisted Individualization</i> (TAI).</span><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span></b></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">D.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Manfaat Penelitian<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Manfaat yang peneliti harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memberi solusi terhadap masalah pembelajaran sejarah dan dapat meningkatkan keterampilan profesional guru sebagai pendidik.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Bagi peneliti, menambah wawasan dan pandangan di lingkungan pendidikan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Bagi dunia pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan info dan pertimbangan dalam rangka upaya meningkatkan mutu pendidikan guna mengatasi permasalahan yang ada.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">E.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Definisi Operasional<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Variabel penelitian menurut Sugiyono (2010: 61) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, adalah:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Variabel Independen</span></i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%; mso-bidi-font-family:"Times New Roman""> (X), variabel ini disebut juga sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya (Sugiyono, 2010: 61). Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian kami adalah Metode <i>Cooperative Learning </i>tipe <i>Team Assisted Individualization.</i><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Variabel Dependen </span></i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">(Y)<i>, </i>variabel ini disebut juga variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 61). Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian kami adalah kualitas pembelajaran sejarah di kelas XI IPA 2 SMAN 5 Bandung.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Terdapat beberapa konsep yang akan kami gunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, yakni:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Pembelajaran<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Belajar, menurut Sadirman (2006:20) didefinisikan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan sebagai kegiatan menuju terbentuknya pribadi seutuhnya. Sedangkan menurut Skiner dalam Sagala (2003:14) belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Gagne (Sagala, 2003:17) juga berpendapat bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil belajar merupakan kapabilitas yang timbul karena adanya stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Pembelajaran sendiri berasal dari kata belajar yang mendapat awalan <i>pe-</i> dan akhiran <i>-an</i>. Awalan dan akhiran tersebut dapat diartikan sebagai proses. Jadi pembelajaran adalah proses yang dilakukan oleh individu untuk mengubah tingkah laku, tidak hanya perubahan yang berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan dan sikap.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Metode <i>Cooperative Learning</i><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Metode Kooperatif adalah metode pembelajaran dengan membuat kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Roger dan Johnson (Lie, 2004: 31) mengungkapkan bahwa ada lima unsur dalam pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan belajar kelompok atau diskusi, yakni:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Saling ketergantungan pasif.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Tanggung jawab perseorangan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">c)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Tatap muka.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">d)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Komunikasi antar anggota.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">e)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Evaluasi proses kelompok.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Terdapat dua komponen penting dalam pembelajaran kooperatif. Rusman (2008:145) mengemukakan bahwa <i>cooperative task </i>atau tugas kerja sama dan <i>cooperative incentive structure </i>atau struktur insentif kerja sama adalah komponen yang dianggap penting dalam metode pembelajaran ini.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Metode <i>Cooperative Learning </i>tipe <i>Team Assisted Individualization</i><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Pembelajaran kooperatif tipe <i>Team Assisted Individualization </i>(TAI) ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual. Ciri khas pembelajaran model ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Dasar pemikiran dari <i>Team Assisted Individualization </i>adalah untuk mengadaptasi pengajaran terhadap perbedaan individual. Adapun perbedaan tersebut berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa karena siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang beragam.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Dalam pelaksanaannya, metode <i>Team Assisted Individualization </i>terbagi menjadi:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">1)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Pengelompokkan<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Pada proses pengelompokkan didasarkan pada proses belajar sebelumnya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">2)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Tahap Penyajian Materi<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Pada penyajian materi ini dilakukan melalui:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 49.65pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">a.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Pengajaran kelompok<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 49.65pt; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%; mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Jika terdapat materi pembelajaran yang kurang dipahami dalam suatu kelompok maka kelompok tersebut dapat meminta guru menjelaskan materi yang belum dipahami tersebut.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 49.65pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">b.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Pengajaran seluruh kelas<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 49.65pt; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%; mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Pengajaran ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Guru menyimpulkan penekanan materi yang dianggap penting dalam pembelajaran.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">3)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Kegiatan Kelompok<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Secara umum, <i>Team Assisted Individualization </i>terdiri dari delapan komponen utama, yakni:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 49.65pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">a.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Kelompok/Tim<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 49.65pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">b.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Tes pengelompokan<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 49.65pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">c.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Materi kurikulum<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 49.65pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">d.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Kelompok belajar<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 49.65pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">e.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Penilaian dan pengakuan tim<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 49.65pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">f.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Mengajar kelompok<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 49.65pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">g.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Lembar Kerja<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 49.65pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">h.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Mengajar seluruh kelas<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Tahapan yang harus ditempuh oleh guru dalam menerapkan metode ini, seperti yang dikutip dari Amin Suyitno (2006:10-11), adalah:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Guru menentukan suatu pokok bahasan yang akan disajikan kepada para siswanya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Guru menjelaskan kepada seluruh siswa tentang akan ditetapkannya model <i>Team Assisted Individualization, </i>sebagai suatu variasi model pembelajaran.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">c)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Guru menjelaskan kepada siswa tentang pola kerja sama antar siswa dalam suatu kelompok.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">d)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Guru menyiapkan materi bahan ajar yang harus dikerjakan kelompok.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">e)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Guru memberikan pre-test kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">f)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Guru menjelaskan materi secara singkat.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">g)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota 4-5 siswa pada setiap kelompoknya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">h)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Guru menugasi kelompok dengan bahan yang sudah disiapkan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">i)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melaporkan kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompokya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">j)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami materi bahan ajar yang diberikan guru, dan siap diberikan soal tes oleh guru.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">k)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Pada saat guru melakukan tes, tindakan ini mengadopsi komponen tes fakta.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">l)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal dengan menekankan strategi pemecahan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">m)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Guru dapat memberikan tes formatif sesuai dengan komponen yang ditentukan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Pembelajaran Sejarah<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari proses perubahan kehidupan manusia dan lingkungannya melalui dimensi waktu dan tempat yang mencakup aspek politik, sosial, ekonomi, budaya, geografi dan lain-lain (Hugiono dan Poerwantana 1993: 9). <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Pembelajaran sejarah di sekolah memiliki karakteristik sebagai pembelajaran yang memberikan pengalaman masa lampau untuk diterapkan pada masa sekarang. Pengetahuan masa lampau dapat berguna untuk memecahkan masa kini dan untuk merencanakan masa depan (<span class="apple-style-span">Daldjoeni, 1999:79)</span>. Pengalaman masa lampau dapat dijadikan pijakan untuk menyikapi kehidupan nyata saat sekarang dan selanjutnya menciptakan kehidupan masa yang akan datang. Artinya, pembelajaran sejarah di sekolah diharapkan mampu memberikan bekal sikap melalui peristiwa-peristiwa masa lampau.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Untuk memperjelas proses kerja dari definisi konseptual tersebut, maka diperlukan lah suatu definisi operasional. Terdapat beberapa definisi operasional yang akan digunakan, yakni:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Metode Pembelajaran Kooperatif (<i>Cooperative Learning)</i> merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Setiap anggota saling kerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Pada penelitian ini, digunakan metode Pembelajan Kooperatif tipe <i>Team Assisted Individualization. </i>Pada tipe <i>Team Assisted Individualization</i> ini siswa dikelompokkan ke dalam sebuah kelompok kecil yang dipimpin oleh seorang ketua kelompok. Ketua dalam kelompok tersebut adalah siswa yang mempunyai pengetahuan lebih dibandingkan dengan anggota kelompok yang lainnya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Proses belajar merupakan salah satu aspek yang berkaitan dengan proses kognitif aktual yang harus dilalui oleh siswa dalam rangka mencapai keberhasilan belajar. Proses ini berlangsung melalui proses penyerapan gagasan dan keterampilan baru melalui kegiatan belajar dan pembelajaran berupa pengingatan dalam waktu yang singkat (<i>Short Term Memory</i>), kemudian menyimpan informasi yang diterima agar kelak dapat digunakan kembali. Bagaimana pun proses belajar merupakan kegiatan yang rumit atau kompleks karena mencakup penggunaan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh dan rasa) dan proses kognitif dari pengingatan, pemecahan masalah dan<span class="apple-converted-space"><span style="color:black"> </span></span><em><span style="color:black">reasoning</span></em><span class="apple-converted-space"><span style="color:black"> </span></span>sehingga kondisi fisik dan psikologis harus dipertimbangkan dalam proses pembelajaran. Secara psikologis tingkat kesulitan materi belajar ranah pengetahuan yang diberikan harus dirancang dengan mempertimbangkan perkembangan intelektual siswa.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Pembelajaran Sejarah adalah mata pelajaran yang mempelajari proses perubahan kehidupan manusia dan lingkungannya melalui dimensi waktu dan tempat yang mencakup aspek politik, sosial, ekonomi, budaya, geografi, dan lain-lain. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran ini, adalah:<b><o:p></o:p></b></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Kurikulum<b><o:p></o:p></b></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Silabus<b><o:p></o:p></b></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">c)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)<b><o:p></o:p></b></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">d)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Materi dan bahan ajar<b><o:p></o:p></b></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">e)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Media pembelajaran<b><o:p></o:p></b></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">f)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Metode pembelajaran<b><o:p></o:p></b></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">g)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Evaluasi pembelajaran<b><o:p></o:p></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">F.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Metode Penulisan<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Desain yang digunakan untuk Penelitian Tindakan Kelas ini ialah model yang diperkenalkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart. Model yang di kembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart ialah bentuk model yang hampir sama yang telah dikembangkan oleh Kurt Lewin, di mana dalam satu siklus atau putaran terdiri atas empat komponen seperti yang dilaksanakan Lewin. Keempat komponen tersebut adalah: (a) Perencanaan (<i>planning)</i>, (b) tindakan (<i>acting</i>); (c) Observasi (<i>observation</i>), dan (d) refleksi (<i>reflection</i>). Sesudah satu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah ada refleksi, diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian seterusnya atau dengan beberapa kali siklus.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Uraian langkah kerja dalam model Kemmis dan Taggart yang digunakan ialah sebagai berikut :<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Perencanaan awal</span></i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">: Pada penelitian ini, observasi awal dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan di kelas X1 IPA 2 selama proses pembelajaran sejarah. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui metode apa yang diterapkan oleh guru kelas, media yang digunakan guru serta aktivitas siswa dalam pembelajaran sejarah.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Tindakan</span></i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">: Tahap tindakan merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model TAI. Adapun urutan kegiatan secara garis besar adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; line-height: 200%; "><span class="Apple-style-span" ><i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Placement Test and Team</span></i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height: 200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Guru menyiapkan materi bahan ajar yang harus dikerjakan kelompok.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Guru memberikan pre-test kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">c)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota 4-5 siswa pada setiap kelompoknya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Teaching Group<o:p></o:p></span></span></i></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">d)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Guru menjelaskan materi pembelajaran secara singkat.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><span class="Apple-style-span" ><i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Student Creative</span></i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%; mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">e)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Guru menugasi kelompok dengan bahan yang sudah disiapkan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Team Study<o:p></o:p></span></span></i></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">f)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Siswa membahas permasalahan yang diajukan oleh guru dan melaksanakan diskusi secara kelompok serta membuat rangkuman hasil diskusi kelompok untuk dipresentasikan di depan kelas. Guru membimbing siswa belajar dalam kelompok dengan berkeliling pada tiap-tiap kelompok.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">g)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melaporkan kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">h)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami materi bahan ajar yang diberikan guru, dan siap mempresentasikan tugas yang telah diberikan oleh guru<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" align="left" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Whole Class Unit<o:p></o:p></span></span></i></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">i)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Perwakilan salah satu kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, sedangkan kelompok lain menanggapi atau memberi pertanyaan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><span class="Apple-style-span" ><i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Fact test</span></i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%; mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">j)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Pada saat guru melakukan tes, tindakan ini mengadopsi komponen tes fakta.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">k)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal dengan menekankan strategi pemecahan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">l)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Guru dapat memberikan tes formatif sesuai dengan komponen yang ditentukan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Observasi</span></i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">: Observasi </span><span lang="SV">dengan menggunakan format observasi</span><span lang="SV" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""> </span><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">dilakukan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan tujuan agar memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang data aktivitas guru, aktivitas belajar siswa<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Refleksi</span></i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">: Setelah menyelesaikan satu siklus, peneliti bersama observer melakukan diskusi guna membahas hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan. Dari hasil observasi dan diskusi tersebut selanjutnya dijadikan sebagai bahan refleksi dalam rangka memperbaiki tindakan pada siklus berikutnya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Lokasi yang diambil untuk penelitian ini adalah kelas XI IPA 2 SMAN 5 Bandung. Alasan pengambilan lokasi tersebut karena di kelas tersebut kami menemukan beberapa masalah dalam pembelajaran, yakni:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 64.35pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 64.35pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Guru kurang memanfaatkan media pembelajaran yang telah disediakan oleh sekolah.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:64.35pt;line-height:200%"><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span> </span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 63.8pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Dua orang guru sejarah SMAN 5 Bandung, Satu guru sebagai peneliti dan satu guru yang lain sebagai pengamat<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 63.8pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Siswa kelas XI IPA 2 SMAN 5 Bandung yang berjumlah 40 siswa.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 63.8pt; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, kelompok kami menggunakan beberapa instrumen penelitian, yakni:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Observasi<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Wiriaatmadja (2009:110) membagi observasi ini ke dalam beberapa jenis, yakni: observasi terbuka, observasi terfokus, observasi terstruktur dan observasi sistematik. Pada penelitian ini, digunakan observasi terbuka. Hopkins seperti yang dikutip oleh Wiriaatmadja (2009:110) menjelaskan bahwa observasi terbuka adalah apabila pengamat atau observer melakukan pengamatannya dengan mengambil kertas dan pensil, kemudian mencatatkan segala sesuatu yang terjadi di kelas. <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Wawancara<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Terdapat dua jenis wawancara yang akan gunakan. Untuk guru, penulis memilih menggunakan wawancara tidak terstruktur. Sedangkan untuk mewawancari beberapa siswa di kelas XI IPA 2 SMAN 5 Bandung, penulis menggunakan wawancara terstruktur.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span>Pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dengan kerangka analisis sebagai berikut:</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">a.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Seleksi data, pengelompokkan dan pengolahan data dan interpretasi data<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">b.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Evaluasi dan refleksi terhadap hasil interpretasi data<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">c.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Tindak lanjut atau rekomendasi.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Kerangka pengolahan dan analisis data tersebut di atas akan dilakukan pada setiap siklus tindakan sampai peningkatan kualitas pembelajaran dianggap optimal. <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">G.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"">Sistematika Penulisan<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Mengenai sistematika penulisan yang digunakan dalam skripsi ini, adalah sebagai berikut : <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >BAB I PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan peneilitan, manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >BAB II DEFINISI OPERASIONAL<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Menjelaskan secara singkat tentang variabel-variabel yang ada dalam penelitian, definisi konseptual serta definisi operasional sebagai penjelas operasional dari definisi konseptual.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span class="Apple-style-span" ><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p> </o:p></span> </span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >BAB III METODOLOGI PENELITIAN<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Menjelaskan secara rinci tentang desain penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik pengolahan data.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%; mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%; mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >BAB IV PENERAPAN METODE <i>COOPERATIVE LEARNING </i>TIPE <i>TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION </i>UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI IPA 2 SMAN 5 BANDUNG<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Bab ini merupakan bagian utama dari skripsi yang berisi tentang hasil penelitian pada beberapa siklus yang telah dilakukan disertai dengan penjelasan dari data yang diperoleh selama berlangsungnya siklus-siklus tersebut.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >BAB V KESIMPULAN<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 200%; "><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:200%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Merupakan bagian terakhir dari skripsi yang berisi tentang kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian dan diakhiri dengan pemberian saran-saran.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:200%"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></p> <p class="MsoNoSpacing" align="center" style="text-align:center;line-height:300%"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:300%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span class="Apple-style-span" >Amin, S. (2006). <i>Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah</i>. Semarang: Universitas Negeri Semarang.<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="margin-left:36.0pt;text-align:justify;text-indent:-36.0pt; line-height:200%"><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></p> <p class="Default" style="margin-left:36.0pt;text-align:justify;text-indent:-36.0pt"><span class="Apple-style-span" >Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. (2006). <i>Penelitian Tindakan Kelas</i>. Jakarta: Bumi Aksara </span></p> <p class="Default" style="margin-left:36.0pt;text-align:justify;text-indent:-36.0pt; line-height:150%"><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span class="Apple-style-span" >Aqib, Z. (2006). <i>Penelitian Tindakan Kelas Untuk: Guru</i>. Bandung: Yrama Widya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt;line-height: 150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span class="Apple-style-span" ><span class="apple-style-span">Daldjoeni, N. (1999). <i>Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Mahasiswa IKIP (FKIP) dan Guru Sekolah</i>. Bandung: Alumni.</span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt;line-height: 150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span class="Apple-style-span" >Hugiono dan PK. Poerwantana. (1993). <i>Pengantar Ilmu Sejarah</i>. Jakarta: Rineka Cipta.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family: "Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span class="Apple-style-span" >Kochhar, S. K. (2008). <i>Pembelajaran Sejarah. </i>Jakarta: PT. Grasindo.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span class="Apple-style-span" >Kunandar. (2008). <i>Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. </i>Jakarta: Rajawali Pers.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span class="Apple-style-span" >Lie, A. (2009). <i>Cooperative Learning: Mempraktikan Coopeartive Learning di Ruang-Ruang Kelas. </i>Jakarta: Grasindo.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Margono, S. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span class="Apple-style-span" >Mudyahardjo, R. (2001). <i>Pengantar Pendidikan</i>. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span class="Apple-style-span" >Riyanto, Y. (1996). <i>Metodologi Penelitian Pendidikan. </i>Surabaya: SIC.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span class="Apple-style-span" >Sagala, S. (2003). <i>Belajar dan Pembelajaran</i>. Bandung: Alfabeta.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span class="Apple-style-span" >Sardiman, A. M. (2006). <i>Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. </i>Jakarta: Rajawali Press.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span class="Apple-style-span" >Somarya, D dan Nuryani, P. (2010). “Pengertian Pendidikan”, dalam <i>Landasan Pendidikan. </i>Bandung: Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span class="Apple-style-span" >Sugiyono. (2010). <i> Metode Penelitian Penididikan (Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif, dan R & D). </i>Bandung: Alfabeta.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span class="Apple-style-span" >Sukardi. (2003). <i>Metodologi Penelitian Pendidikan</i>. Yogyakarta: Bumi Aksara.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span class="Apple-style-span" >Tiliyani, B. (2007). <i>Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Team Assisted Individualization (TAI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX BSMP Negeri I Adiwerna Kabupaten Tegal dalam Pokok Bahasan Pangkat Tak Sebenarnya. </i>Skripsi Sarjana pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang: tidak diterbitkan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space:auto; text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%; mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><span class="Apple-style-span" >Wiriaatmadja, R. (2009). <i>Metode Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. </i>Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:1.0cm;mso-add-space:auto; text-indent:-1.0cm"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal"><span class="Apple-style-span" >Yamin, M. (2009). <i>Menggugat Pendidikan Indonesi: Belajar dari Paulo Freire dan Ki Hajar Dewantara. </i>Jakarta: Ar-Ruzz Media.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%; mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:36.0pt"><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:150%;mso-bidi-font-family:"Times New Roman""><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></span></p>Catatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5278161404905719204.post-73323501922877318902011-04-26T08:47:00.003+07:002011-04-26T08:55:03.673+07:00MILITER DAN PELANGGARAN HAM DI PAPUA PASCA OTONOMI KHUSUS<p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;text-indent:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight:normal">BAB 1<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;text-indent:0cm; line-height:300%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal">PENDAHULUAN<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:18.0pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;line-height:200%;mso-list:l4 level2 lfo21"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-list:Ignore">1.1.</span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"> Latar Belakang Masalah<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hak Asasi Manusia merupakan hak yang dimiliki oleh setiap orang sejak lahir dan merupakan sesuatu yang mutlak dimiliki serta tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. Negara berkewajiban melindungi hak setiap warga negaranya. Hak Asasi Manusia terdapat dalam UUD 1945 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teks_UUD_1945#BAB_X_-_WARGA_NEGARA" title="Teks UUD 1945"><span style="color:windowtext;text-decoration:none; text-underline:none">pasal 27 ayat 1</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teks_UUD_1945#BAB_X_-_WARGA_NEGARA" title="Teks UUD 1945"><span style="color:windowtext;text-decoration:none; text-underline:none">pasal 28</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teks_UUD_1945#BAB_XI_-_AGAMA" title="Teks UUD 1945"><span style="color:windowtext;text-decoration:none; text-underline:none">pasal 29 ayat 2</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teks_UUD_1945#BAB_XII_-_PERTAHANAN_NEGARA" title="Teks UUD 1945"><span style="color:windowtext;text-decoration:none; text-underline:none">pasal 30 ayat 1</span></a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teks_UUD_1945#BAB_XIII_-_PENDIDIKAN" title="Teks UUD 1945"><span style="color:windowtext;text-decoration:none; text-underline:none">pasal 31 ayat 1</span></a> dan setiap warga neagara berhak dilindungi haknya oleh negara karena HAM tercantum dalam UUD 1945.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Di Indonesia tidak jarang pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi di berbagai daerah. Pelanggaran tersebut juga sering dilakukan oleh siapa pun tidak terkecuali oleh anggota atau aparatur negara, seperti yang terjadi di Papua pada saat pemerintah memberlakukan Otonomi Khusus di Papua pada tahung 2001-2008. </p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><span style="mso-bidi-font-weight: bold">Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua</span> diberikan oleh Negara Republik Indonesia melalui Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"> dan</span> yang melatarbelakangi terjadinya Otonomi Khusus di Papua dikarenakan sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa. Keputusan politik penyatuan Papua (semula disebut Irian Barat kemudian berganti menjadi Irian Jaya) menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia pada hakikatnya mengandung cita-cita luhur. Namun kenyataannya berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang sentralistik belum sepenuhnya memenuhi rasa keadilan, belum sepenuhnya memungkinkan tercapainya kesejahteraan rakyat, belum sepenuhnya mendukung terwujudnya penegakan hukum, dan belum sepenuhnya menampakkan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) di Provinsi Papua, khususnya masyarakat Papua.<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US">Namun seiring dengan adanya otonomi yang diberikan pemerintah tersebut terjadi pula berbagai pelanggaran-pelanggaran HAM yang dilatarbelakangi oleh katidak</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US">berjalannya otonomi di Papua. Timbulnya gerakan-gerakan separatis yang berujung pada pelanggaran HAM baik itu oleh oknum yang din</span>a<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US">makan OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang ingin memisahkan diri dari Indonesia maupu</span>n<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"> anggota militer yang mengamankan para OPM.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US">Hal tersebutlah yang nantinya akan dibahas dan menjadi permasalahan utama panulisan makalah ini, adanya pelanggaran-pelanggaran HAM serta ketegangan-ketegangan karena banyaknya kasus yang terjadi di Papua.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 18pt; text-indent: 0cm; "><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-list:Ignore">1.2.</span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"> Rumusan Masalah<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam penulisan makalah ini kami<span style="mso-spacerun:yes"> </span>membuat beberapa rumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan. Rumusan masalah dapat membatasi pembahasan agar tidak melebar. Adapun Rumusan masalah yang kami tetapkan adalah: </p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Bagaimana gambaran umum konflik Papua?<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Mengapa militer campur tangan dalam konflik di Papua?<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Bagaimana kondisi Hak Asasi Manusia di Papua pasca Otonomi Khusus?<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Bagaimana proses pengadilan HAM di Papua?<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 18pt; text-indent: 0cm; "><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-list:Ignore">1.3.</span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"> Tujuan Penulisan<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Adapun tujuan yang ingin di capai dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menjawab rumusan masalah diatas, yakni:</p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Mendeskripsikan gambaran umum konflik Papua, baik yang melatarbelakangi terjadinya konflik di daerah tersebut hingga masalah laten yang menjadi penyebab konflik tersebut.<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Menganalisis alasan militer campur tangan dalam konflik di Papua.<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->mendeskripsikan kondisi Hak Asasi Manusia di Papua pasca Otonomi Khusus.<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 18pt; text-indent: 0cm; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->mendeskripsikan proses pengadilan HAM di Papua.<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-list:Ignore">1.4.</span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"> Metode Penulisan<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Adapun penulisan makalah yang kami buat ini adalah dengan menggunakan metode analisis kritis. Penulisan dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan bahasan sumber tulisan. Pengkritikan terhadap kebenaran sumber tersebut baik kritik eksternal maupun kritik internal; Menginterpretasikan sumber-sumber yang didapat, dan menyusunya dalam sebuah historiografi. Kami berusaha untuk menampilkan sebuah kajian historis tentang masalah yang terjadi di Papua dengan interpretasi yang mendalam.</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><o:p> </o:p></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-list:Ignore">1.5.</span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"> Sistematika Penulisan<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Untuk menguraikan isi dari makalah ini, kami membuat sistematika penulisan untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi makalah. Dimulai dengan kata pengantar kemudian dilanjutkan dengan bab satu pendahuluan, bab dua landasan teoritis, bab tiga pembahasan, bab empat kesimpulan, dan terahir daftar pustaka.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam bab satu kami membahasa mengenai latar belakang masalah yang menjadi pendorong dibuatnya makalah ini, rumusan masalah sebagai batasan kajian, tujuan penulisan makalah yang ingin dicapai dari penulisan, metode penulisan yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam bab dua berisikan landasan teoritis menganai Hak Asasi Manusia secara konseptual serta Otonomi Khusus. Bab tiga membahas tentang gambaran umum konflik Papua, campur tangan militer pada konflik di Papua, kondisi Hak Asasi Manusia di Papua pasca Otonomi Khusus, serta proses pengadilan HAM di Papua. Pada bab empat ini berisi kesimpulan dari isi materi dan diakhri dengan daftar pustaka.</p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;text-indent:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight:normal">BAB 2<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;text-indent:0cm; line-height:300%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal">LANDASAN TEORITIS<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-list:Ignore">2.1.</span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"> Pengertian Hak Asasi Manusia<o:p></o:p></b></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:1.0cm; line-height:150%">Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (<i>Declaration of Independence of USA</i>) dan tercantum dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/UUD%2745" title="UUD'45"><span style="color:windowtext;text-decoration:none;text-underline:none">UUD 1945</span></a> Republik Indonesia, seperti pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teks_UUD_1945#BAB_X_-_WARGA_NEGARA" title="Teks UUD 1945"><span style="color:windowtext;text-decoration:none; text-underline:none">pasal 27 ayat 1</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teks_UUD_1945#BAB_X_-_WARGA_NEGARA" title="Teks UUD 1945"><span style="color:windowtext;text-decoration:none; text-underline:none">pasal 28</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teks_UUD_1945#BAB_XI_-_AGAMA" title="Teks UUD 1945"><span style="color:windowtext;text-decoration:none; text-underline:none">pasal 29 ayat 2</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teks_UUD_1945#BAB_XII_-_PERTAHANAN_NEGARA" title="Teks UUD 1945"><span style="color:windowtext;text-decoration:none; text-underline:none">pasal 30 ayat 1</span></a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teks_UUD_1945#BAB_XIII_-_PENDIDIKAN" title="Teks UUD 1945"><span style="color:windowtext;text-decoration:none; text-underline:none">pasal 31 ayat 1</span></a>.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Contoh Hak Asasi Manusia (HAM):</p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">1)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak untuk hidup;</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">2)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak untuk memperoleh pendidikan;</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">3)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak untuk hidup bersama-sama seperti orang lain;</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">4)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama;</p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">5)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak untuk mendapatkan pekerjaan.</p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:1.0cm; line-height:150%">Ada pun <span class="apple-style-span"><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman";mso-fareast-theme-font:major-fareast">pembagian bidang, jenis dan macam Hak Asasi Manusia di dunia, yaitu:</span><o:p></o:p></span></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:35.45pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l19 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak Asasi Pribadi (<i style="mso-bidi-font-style:normal">Personal Right</i>)</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:2.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l5 level1 lfo5"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pindah tempat;</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:2.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l5 level1 lfo5"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat;</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:2.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l5 level1 lfo5"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">c)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan;</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:2.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l5 level1 lfo5"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">d)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini masing-masing.</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l19 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak Asasi Politik (<i style="mso-bidi-font-style:normal">Political Right</i>)</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:56.25pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l23 level1 lfo6"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan;</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:56.25pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l23 level1 lfo6"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan;</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:56.25pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l23 level1 lfo6"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">c)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak membuat dan mendirikan partai politik (parpol) dan organisasi politik lainnya;</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:56.25pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l23 level1 lfo6"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">d)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l19 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak Asasi Hukum (<i style="mso-bidi-font-style:normal">Legal Equality Right</i>)</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:2.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l9 level1 lfo7"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan;</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:2.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l9 level1 lfo7"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS);</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:2.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l9 level1 lfo7"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">c)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l19 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak Asasi Ekonomi (<i style="mso-bidi-font-style:normal">Property Right</i>)</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:2.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l24 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli;</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:2.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l24 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak;</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:2.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l24 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">c)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll;</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:2.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l24 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">d)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak kebebasan untuk memiliki susuatu;</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:2.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l24 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">e)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l19 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak Asasi Peradilan (<i style="mso-bidi-font-style:normal">Procedural Right</i>)</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:2.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l11 level1 lfo9"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan;</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:2.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l11 level1 lfo9"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan penyelidikan di mata hukum.</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l19 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">6.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak Asasi Sosial Budaya (<i style="mso-bidi-font-style:normal">Social Culture Right</i>)</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:2.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l17 level1 lfo20"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan;</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:2.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l17 level1 lfo20"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak mendapatkan pengajaran;</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:2.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l17 level1 lfo20"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">c)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.</p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:1.0cm; line-height:150%"><span style="mso-bidi-font-weight:bold">Sebenarnya, konsep HAM ini juga diatur dalam </span>UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM. Dalam Undang-Undang tersebut disebutkan bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1 ayat 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM).</p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:1.0cm; line-height:150%">Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang, dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku (Pasal 1 ayat 6 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM).</p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:1.0cm; line-height:150%">Dalam Undang-undang ini pengaturan mengenai Hak Asasi Manusia ditentukan dengan berpedoman pada Deklarasi Hak Asasi Manusia PBB, konvensi PBB tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita, konvensi PBB tentang hak-hak anak dan berbagai instrumen internasional lain yang mengatur tentang Hak Asasi Manusia. Materi Undang-undang ini disesuaikan juga dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan hukum nasional yang berdasarkan Pancasila, UUD 45 dan TAP MPR RI Nomor XVII/MPR/1998.</p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:1.0cm; line-height:150%">Hak-hak yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia terdiri dari:</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l20 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak untuk hidup. </p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:150%">Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, meningkatkan taraf kehidupannya, hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin serta memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat.</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l20 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan. </p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:150%">Setiap orang berhak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah atas kehendak yang bebas.</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l20 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak mengembangkan diri. </p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:150%">Setiap orang berhak untuk memperjuangkan hak pengembangan dirinya, baik secara pribadi maupun kolektif, untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l20 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak memperoleh keadilan. </p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:150%">Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan dengan mengajukan permohonan, pengaduan, dan gugatan, baik dalam perkara pidana, perdata, maupun administrasi serta diadili melalui proses peradilan yang bebas dan tidak memihak, sesuai dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan secara obyektif oleh hakim yang jujur dan adil untuk memperoleh putusan adil dan benar.</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l20 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak atas kebebasan pribadi. </p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:150%">Setiap orang bebas untuk memilih dan mempunyai keyakinan politik, mengeluarkan pendapat di muka umum, memeluk agama masing-masing, tidak boleh diperbudak, memilih kewarganegaraan tanpa diskriminasi, bebas bergerak, berpindah dan bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia.</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l20 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">6.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak atas rasa aman. </p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:150%">Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, hak milik, rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l20 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">7.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak atas kesejahteraan. </p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:150%">Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain demi pengembangan dirinya, bangsa dan masyarakat dengan cara tidak melanggar hukum serta mendapatkan jaminan sosial yang dibutuhkan, berhak atas pekerjaan, kehidupan yang layak dan berhak mendirikan serikat pekerja demi melindungi dan memperjuangkan kehidupannya.</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l20 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">8.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak turut serta dalam pemerintahan. </p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:150%">Setiap warga negara berhak turut serta dalam pemerintahan dengan langsung atau perantaraan wakil yang dipilih secara bebas dan dapat diangkat kembali dalam setiap jabatan pemerintahan.</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l20 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">9.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak wanita. </p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:150%">Seorang wanita berhak untuk memilih, dipilih, diangkat dalam jabatan, profesi dan pendidikan sesuai dengan persyaratan dan peraturan perundang-undangan. Di samping itu berhak mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan pekerjaan atau profesinya terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan dan atau kesehatannya.</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:150%"><o:p> </o:p></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l20 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">10.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Hak anak. </p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:150%">Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat dan negara serta memperoleh pendidikan, pengajaran dalam rangka pengembangan diri dan tidak dirampas kebebasannya secara melawan hukum.<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:1.0cm; line-height:150%">Sebagai warga negara yang baik, kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.</p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:1.0cm; line-height:150%">Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak Asasi Manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar Hak Asasi Manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan sehingga dengan adanya Komnas HAM ini diharapkan perkembangan HAM di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh HAM di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju Belanda dari Indonesia.</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-list:Ignore">2.2.</span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US"> </span>Pengertian Otonomi </b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US">Khusus</span><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><span style="mso-fareast-language: IN">Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi. Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Yang dimaksud satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus adalah daerah yang diberikan otonomi khusus. Daerah-daerah yang diberikan otonomi khusus ini adalah</span><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language: IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 35.45pt; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-fareast-language:IN">Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;</span><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;mso-fareast-language:IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 35.45pt; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-fareast-language:IN">Provinsi Aceh;</span><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language: IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 35.45pt; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-fareast-language:IN">Provinsi Papua; dan</span><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language: IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 35.45pt; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-fareast-language:IN">Provinsi Papua Barat.</span><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language: IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><span style="mso-fareast-language: IN">Daerah-daerah yang memiliki status istimewa dan diberikan otonomi khusus selain diatur dengan Undang-Undang Pemerintahan Daerah diberlakukan pula ketentuan khusus yang diatur dalam undang-undang lain.</span><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language:IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 36pt; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language:IN"><span style="mso-list: Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-fareast-language:IN">Bagi Provinsi DKI Jakarta diberlakukan <span style="mso-bidi-font-weight:bold">UU Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta sebagai Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia</span>;</span><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language:IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 36pt; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language:IN"><span style="mso-list: Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-fareast-language:IN">Bagi Provinsi NAD diberlakukan <span style="mso-bidi-font-weight:bold">UU Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh</span> dan <span style="mso-bidi-font-weight:bold">UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh</span>; dan</span><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;mso-fareast-language:IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 36pt; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language:IN"><span style="mso-list: Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-fareast-language:IN">Bagi Provinsi Papua dan Papua Barat diberlakukan <span style="mso-bidi-font-weight: bold">UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua</span>.</span><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language:IN"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US;mso-bidi-font-weight:bold"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-list:Ignore">2.3.</span></b><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"> <b style="mso-bidi-font-weight: normal">Konsep Pelaksanaan Otonomi Khusus di Papua Menurut </b></span><b><span style="mso-fareast-language:IN">UU Nomor 21 Tahun 2001</span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><span style="mso-bidi-font-weight: bold">Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua</span> diberikan oleh Negara Republik Indonesia melalui Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 (Lembaran Negara Tahun 2001 No. 135 dan Tambahan Lembaran Negara No. 4151) yang telah diubah dengan Perpu No. 1 Tahun 2008 (LN Tahun 2008 No. 57 dan TLN No. 4843). UU 21/2001 yang terdiri dari 79 pasal ini mengatur kewenangan-kewenangan Provinsi Papua dalam menjalankan Otonomi Khusus. Untuk materi lengkap bisa dilihat di dalam UU 21/2001. Selain hal-hal yang diatur secara khusus dalam UU ini, Provinsi Papua masih tetap menggunakan UU tentang Pemerintahan Daerah yang berlaku secara umum bagi seluruh daerah di Indonesia.</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Ada pun yang melatar belakangi terjadinya Otonomi khusus di Papua dikarenakan sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa. Keputusan politik penyatuan Papua (semula disebut Irian Barat kemudian berganti menjadi Irian Jaya) menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia pada hakikatnya mengandung cita-cita luhur. Namun kenyataannya berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang sentralistik belum sepenuhnya memenuhi rasa keadilan, belum sepenuhnya memungkinkan tercapainya kesejahteraan rakyat, belum sepenuhnya mendukung terwujudnya penegakan hukum, dan belum sepenuhnya menampakkan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) di Provinsi Papua, khususnya masyarakat Papua.</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Momentum reformasi di Indonesia memberi peluang bagi timbulnya pemikiran dan kesadaran baru untuk menyelesaikan berbagai permasalahan besar bangsa Indonesia dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Sehubungan dengan itu, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia pada tahun 1999 dan 2000 menetapkan perlunya pemberian status Otonomi Khusus kepada Provinsi Irian Jaya. Hal ini merupakan suatu langkah awal yang positif dalam rangka membangun kepercayaan rakyat kepada Pemerintah, sekaligus merupakan langkah strategis untuk meletakkan kerangka dasar yang kukuh bagi berbagai upaya yang perlu dilakukan demi tuntasnya penyelesaian masalah-masalah di Provinsi Papua.</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="mw-headline"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US"><span style="mso-list:Ignore">2.3.1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b></span><!--[endif]--><span class="mw-headline"><b style="mso-bidi-font-weight:normal">Wilayah Papua</b></span><span class="mw-headline"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Provinsi Papua terdiri atas Daerah Kabupaten dan Daerah Kota yang masing-masing sebagai Daerah Otonom. Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas sejumlah Distrik. Distrik (dahulu dikenal dengan Kecamatan) adalah wilayah kerja Kepala Distrik sebagai perangkat daerah Kabupaten/Kota; Distrik terdiri atas sejumlah kampung atau yang disebut dengan nama lain. Kampung atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah Kabupaten/Kota.<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Di dalam Provinsi Papua dapat ditetapkan kawasan untuk kepentingan khusus yang diatur dalam peraturan perundang-undangan atas usul Provinsi. Pemekaran Provinsi Papua menjadi Provinsi-provinsi yang baru dilakukan atas persetujuan MRP dan DPRP setelah memperhatikan dengan sungguh-sungguh kesatuan sosial-budaya, kesiapan sumberdaya manusia dan kemampuan ekonomi dan perkembangan di masa datang.</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-list:Ignore">2.3.2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><span class="mw-headline"><b style="mso-bidi-font-weight: normal">Pemerintahan</b></span><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Pemerintahan Daerah Provinsi Papua terdiri atas Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) sebagai badan legislatif, dan Pemerintah Provinsi sebagai badan eksekutif. Dalam rangka penyelenggaraan Otonomi Khusus di Provinsi Papua dibentuk Majelis Rakyat Papua (MRP) yang merupakan representasi kultural orang asli Papua yang memiliki kewenangan tertentu dalam rangka perlindungan hak-hak orang asli Papua, dengan berlandaskan pada penghormatan terhadap adat dan budaya, pemberdayaan perempuan, dan pemantapan kerukunan hidup beragama.</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">1)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span class="mw-headline">Legislatif</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Kekuasaan legislatif Provinsi Papua dilaksanakan oleh DPRP. Jumlah anggota DPRP adalah 1 1/4 (satu seperempat) kali dari jumlah anggota DPRD Provinsi Papua sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Sebagai contoh mudah, jika jatah anggota DPRD Papua menurut UU Susduk MPR, DPR, DPD, dan DPRD adalah 100 kursi maka jumlah kursi DPRP adalah 125 kursi.</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">2)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span class="mw-headline">Eksekutif</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Pemerintah Provinsi Papua dipimpin oleh seorang Kepala Daerah sebagai Kepala Eksekutif yang disebut Gubernur. Gubernur dibantu oleh Wakil Kepala Daerah yang disebut Wakil Gubernur. Tata cara pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur ditetapkan dengan Perdasus sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Berbeda dengan Provinsi-provinsi lain di Indonesia, yang dapat dipilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Papua memerlukan syarat khusus, diantaranya adalah Warga Negara Republik Indonesia dengan syarat-syarat:</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->orang asli Papua;</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengabdi kepada rakyat Provinsi Papua;</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">c)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana, kecuali dipenjara karena alasan-alasan politik; dan</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">d)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, kecuali dipenjara karena alasan-alasan politik.</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">3)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><span class="mw-headline">MRP</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">MRP beranggotakan orang-orang asli Papua yang terdiri atas wakil-wakil adat, wakil-wakil agama, dan wakil-wakil perempuan yang jumlahnya masing-masing sepertiga dari total anggota MRP. Keanggotaan dan jumlah anggota MRP ditetapkan dengan Perdasus. Masa keanggotaan MRP adalah 5 (lima) tahun. Pelantikan anggota MRP dilaksanakan oleh Menteri Dalam Negeri.</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">MRP mempunyai tugas dan wewenang, yang diatur dengan Perdasus, antara lain :</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list: Ignore">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->memberikan pertimbangan dan persetujuan terhadap bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang diusulkan oleh DPRP; dan<span style="mso-ansi-language:EN-US"> </span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list: Ignore">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->memberikan pertimbangan dan persetujuan terhadap Rancangan Perdasus yang diajukan oleh DPRP bersama-sama dengan Gubernur;</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-list:Ignore">2.3.3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><span class="mw-headline"><b style="mso-bidi-font-weight: normal">Partai Politik</b></span><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Penduduk Provinsi Papua dapat membentuk partai politik. Rekrutmen politik oleh partai politik di Provinsi Papua dilakukan dengan memprioritaskan masyarakat asli Papua. Partai politik wajib meminta pertimbangan kepada MRP dalam hal seleksi dan rekrutmen politik partainya masing-masing.<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-list:Ignore">2.3.4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><span class="mw-headline"><b style="mso-bidi-font-weight: normal">Peraturan Daerah</b></span><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) adalah Peraturan Daerah Provinsi Papua dalam rangka pelaksanaan pasal-pasal tertentu dalam UU 21/2001. Perdasus dibuat dan ditetapkan oleh DPRP bersama-sama Gubernur dengan pertimbangan dan persetujuan MRP. Peraturan Daerah Provinsi (Perdasi) adalah Peraturan Daerah Provinsi Papua dalam rangka pelaksanaan kewenangan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Perdasi dibuat dan ditetapkan oleh DPRP bersama-sama Gubernur.<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p> </o:p></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 32px; "><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-list:Ignore">2.3.5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><span class="mw-headline"><b style="mso-bidi-font-weight: normal">Perekonomian</b></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Usaha-usaha perekonomian di Provinsi Papua yang memanfaatkan sumber daya alam dilakukan dengan tetap menghormati hak-hak masyarakat adat, memberikan jaminan kepastian hukum bagi pengusaha, serta prinsip-prinsip pelestarian lingkungan, dan pembangunan yang berkelanjutan, yang pengaturannya ditetapkan dengan Perdasus. Pembangunan perekonomian berbasis kerakyatan dilaksanakan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat adat dan/atau masyarakat setempat yang dilakukan dalam kerangka pemberdayaan masyarakat adat agar dapat berperan dalam perekonomian seluas-luasnya. Penanam modal yang melakukan investasi di wilayah Provinsi Papua harus mengakui dan menghormati hak-hak masyarakat adat setempat. Pemberian kesempatan berusaha Perundingan yang dilakukan antara Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, dan penanam modal harus melibatkan masyarakat adat setempa<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US">t.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="mw-headline"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US"><span style="mso-list:Ignore">2.3.6.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b></span><!--[endif]--><span class="mw-headline"><b style="mso-bidi-font-weight:normal">Penegakan Hukum</b></span><span class="mw-headline"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span class="mw-headline"><span style="mso-list:Ignore">1)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span class="mw-headline">Kepolisian<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Tugas Kepolisian di Provinsi Papua dilaksanakan oleh Kepolisian Daerah Provinsi Papua sebagai bagian dari Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pengangkatan Kepala Kepolisian Daerah Provinsi Papua dilakukan oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan persetujuan Gubernur Provinsi Papua. Seleksi untuk menjadi perwira, bintara, dan tamtama Kepolisian Negara Republik Indonesia di Provinsi Papua dilaksanakan oleh Kepolisian Daerah Provinsi Papua dengan memperhatikan sistem hukum, budaya, adat istiadat, dan kebijakan Gubernur Provinsi Papua. Pendidikan dasar dan pelatihan umum bagi bintara dan tamtama Kepolisian Negara Republik Indonesia di Provinsi Papua diberi kurikulum muatan lokal, dan lulusannya diutamakan untuk penugasan di Provinsi Papua. Penempatan perwira, bintara dan tamtama Kepolisian Negara Republik Indonesia dari luar Provinsi Papua dilaksanakan atas Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan memperhatikan sistem hukum, budaya dan adat istiadat di daerah penugasan.<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span class="mw-headline"><span style="mso-list:Ignore">2)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span class="mw-headline">Kejaksaan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Tugas Kejaksaan dilakukan oleh Kejaksaan Provinsi Papua sebagai bagian dari Kejaksaan Republik Indonesia. Pengangkatan Kepala Kejaksaan Tinggi di Provinsi Papua dilakukan oleh Jaksa Agung Republik Indonesia dengan persetujuan Gubernur.<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span class="mw-headline"><span style="mso-list:Ignore">3)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span class="mw-headline">Peradilan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Kekuasaan kehakiman di Provinsi Papua dilaksanakan oleh Badan Peradilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Di samping kekuasaan kehakiman tersebut, diakui adanya peradilan adat di dalam masyarakat hukum adat tertentu. Peradilan adat adalah peradilan perdamaian di lingkungan masyarakat hukum adat, yang mempunyai kewenangan memeriksa dan mengadili sengketa perdata adat dan perkara pidana di antara para warga masyarakat hukum adat yang bersangkutan. Pengadilan adat disusun menurut ketentuan hukum adat masyarakat hukum adat yang bersangkutan.<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Pengadilan adat memeriksa dan mengadili sengketa perdata adat dan perkara pidana berdasarkan hukum adat masyarakat hukum adat yang bersangkutan. Pengadilan adat tidak berwenang memeriksa dan mengadili sengketa perdata dan perkara pidana yang salah satu pihak yang bersengketa atau pelaku pidana bukan warga masyarakat hukum adatnya.</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Hukum Adat adalah aturan atau norma tidak tertulis yang hidup dalam masyarakat hukum adat, mengatur, mengikat dan dipertahankan, serta mempunyai sanksi. Masyarakat Hukum Adat adalah warga masyarakat asli Papua yang sejak kelahirannya hidup dalam wilayah tertentu dan terikat serta tunduk kepada hukum adat tertentu dengan rasa solidaritas yang tinggi di antara para anggotanya.</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Pengadilan adat tidak berwenang menjatuhkan hukuman pidana penjara atau kurungan. Putusan pengadilan adat mengenai delik pidana yang perkaranya tidak dimintakan pemeriksaan ulang oleh pengadilan tingkat pertama, menjadi putusan akhir dan berkekuatan hukum tetap.<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="mw-headline"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US"><span style="mso-list:Ignore">2.3.7.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b></span><!--[endif]--><span class="mw-headline"><b style="mso-bidi-font-weight:normal">Adat Papua dan Perlindungannya</b></span><span class="mw-headline"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Adat adalah kebiasaan yang diakui, dipatuhi dan dilembagakan, serta dipertahankan oleh masyarakat adat setempat secara turun-temurun. Pemerintah Provinsi Papua wajib mengakui, menghormati, melindungi, memberdayakan dan mengembangkan hak-hak masyarakat adat dengan berpedoman pada ketentuan peraturan hukum yang berlaku. Masyarakat adat adalah warga masyarakat asli Papua yang hidup dalam wilayah dan terikat serta tunduk kepada adat tertentu dengan rasa solidaritas yang tinggi di antara para anggotanya.<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Hak-hak masyarakat adat tersebut meliputi hak ulayat masyarakat hukum adat dan hak perorangan para warga masyarakat hukum adat yang bersangkutan. Hak Ulayat adalah hak persekutuan yang dipunyai oleh masyarakat hukum adat tertentu atas suatu wilayah tertentu yang merupakan lingkungan hidup para warganya, yang meliputi hak untuk memanfaatkan tanah, hutan, dan air serta isinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penyediaan tanah ulayat dan tanah perorangan warga masyarakat hukum adat untuk keperluan apapun, dilakukan melalui musyawarah dengan masyarakat hukum adat dan warga yang bersangkutan untuk memperoleh kesepakatan mengenai penyerahan tanah yang diperlukan maupun imbalannya.</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Orang asli Papua berhak memperoleh kesempatan dan diutamakan untuk mendapatkan pekerjaan dalam semua bidang pekerjaan di wilayah Provinsi Papua berdasarkan pendidikan dan keahliannya. Dalam hal mendapatkan pekerjaan di bidang peradilan, orang asli Papua berhak memperoleh keutamaan untuk diangkat menjadi Hakim atau Jaksa di Provinsi Papua. Orang asli Papua adalah orang yang berasal dari rumpun ras Melanesia yang terdiri dari suku-suku asli di Provinsi Papua dan/atau orang yang diterima dan diakui sebagai orang asli Papua oleh masyarakat adat Papua. Sedangkan penduduk Papua, adalah semua orang yang menurut ketentuan yang berlaku terdaftar dan bertempat tinggal di Provinsi Papua<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="mw-headline"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US"><span style="mso-list:Ignore">2.3.8.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b></span><!--[endif]--><span class="mw-headline"><b style="mso-bidi-font-weight:normal">Hak Asasi dan Rekonsiliasi</b></span><span class="mw-headline"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan penduduk Provinsi Papua wajib menegakkan, memajukan, melindungi, dan menghormati Hak Asasi Manusia di Provinsi Papua. Untuk hal itu Pemerintah membentuk perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Pengadilan Hak Asasi Manusia, dan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi di Provinsi Papua. Untuk menegakkan Hak Asasi Manusia kaum perempuan, Pemerintah Provinsi berkewajiban membina, melindungi hak-hak dan memberdayakan perempuan secara bermartabat dan melakukan semua upaya untuk memposisikannya sebagai mitra sejajar kaum laki-laki.</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Dalam rangka pemantapan persatuan dan kesatuan bangsa di Provinsi Papua dibentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Tugas Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi adalah melakukan klarifikasi sejarah Papua untuk pemantapan persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan merumuskan dan menetapkan langkah-langkah rekonsiliasi.</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -1cm; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><span class="mw-headline"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US"><span style="mso-list:Ignore">2.3.9.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b></span><!--[endif]--><span class="mw-headline"><b style="mso-bidi-font-weight:normal">Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan</b></span><span class="mw-headline"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Setiap penduduk Provinsi Papua memiliki hak dan kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing. Pemerintah Provinsi Papua berkewajiban untuk menjamin:<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">a)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->kebebasan, membina kerukunan, dan melindungi semua umat beragama untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya;<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">b)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->menghormati nilai-nilai agama yang dianut oleh umat beragama;<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">c)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->mengakui otonomi lembaga keagamaan; dan<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -18pt; line-height: 150%; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">d)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->memberikan dukungan kepada setiap lembaga keagamaan secara proporsional berdasarkan jumlah umat dan tidak bersifat mengikat.<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Pemerintah mendelegasikan sebagian kewenangan perizinan penempatan tenaga asing bidang keagamaan di Provinsi Papua kepada Gubernur Provinsi Papua.<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Pemerintah provinsi bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang, jalur, dan jenis pendidikan di Provinsi Papua. Pemerintah provinsi wajib melindungi, membina, dan mengembangkan kebudayaan asli Papua. Pemerintah provinsi berkewajiban membina, mengembangkan, dan melestarikan keragaman bahasa dan sastra daerah guna mempertahankan dan memantapkan jati diri orang Papua. Selain bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa Inggris ditetapkan sebagai bahasa kedua di semua jenjang pendidikan. Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar di jenjang pendidikan dasar sesuai kebutuha<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US">n.</span><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;text-indent:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><br /></b></p><p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;text-indent:0cm"><b style="mso-bidi-font-weight:normal">BAB 3<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNoSpacing" align="center" style="text-align:center;text-indent:0cm; line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-fareast-language:IN">MILITER DAN PELANGGARAN HAM: <o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" align="center" style="text-align:center;text-indent:0cm; line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style: normal"><span style="mso-fareast-language:IN">Pelanggaran HAM oleh Militer di Papua Pasca Otonomi Khusus <o:p></o:p></span></i></b></p> <p class="MsoNoSpacing" align="center" style="text-align:center;text-indent:0cm; line-height:300%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style: normal"><span style="mso-fareast-language:IN">(2001-2008)<o:p></o:p></span></i></b></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -21.3pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-list:Ignore">3.1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Gambaran Umum Konflik Papua Pasca Otonomi Khusus<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><span class="apple-style-span">Konflik Papua</span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="apple-style-span">adalah konflik yang terjadi di provinsi</span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="MsoHyperlink"><span style="color:windowtext;text-decoration:none;text-underline:none">Papua</span></span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="apple-style-span">dan</span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="MsoHyperlink"><span style="color:windowtext;text-decoration:none;text-underline:none">Papua Barat</span></span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="apple-style-span">di</span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="MsoHyperlink"><span style="color:windowtext;text-decoration:none;text-underline:none">Indonesia</span></span><span class="apple-style-span">. Konflik ini terjadi sejak wilayah ini menjadi bagian dari</span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="MsoHyperlink"><span style="color:windowtext;text-decoration:none; text-underline:none">Indonesia</span></span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="apple-style-span">pada tahun</span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="MsoHyperlink"><span style="color:windowtext;text-decoration:none; text-underline:none">1963</span></span><span class="apple-style-span">. Setelah menjadi provinsi ke-26 di Indonesia tersebut, </span><span class="MsoHyperlink"><span style="color:windowtext;text-decoration:none;text-underline:none">Organisasi Papua Merdeka </span></span><span class="apple-style-span">(OPM) telah melancarkan pemberontakan berskala kecil. Pengibaran </span><span class="MsoHyperlink"><span style="color:windowtext;text-decoration:none; text-underline:none">Bendera Bintang Kejora</span></span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="apple-style-span">dan demonstrasi damai dianggap ilegal. Wilayah ini kaya akan sumber daya alam, semakin memanaskan konflik. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="apple-style-span">Namun, jika kita melihat secara historis, konflik di Papua ini telah terjadi jauh sebelum berintegrasinya wilayah tersebut ke dalam NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Anari (2008) bahkan menyebut bahwa konflik ini telah terjadi sejak tahun 1528. Bahkan ketika berintegrasi dengan NKRI, Papua yang menjadi provinsi ke 26 </span><span style="mso-fareast-language:IN">Republik Indonesia tidak melalui suatu Undang-Undang tetapi hanya melalui PENPRES No. 1 tahun 1963 untuk Provinsi Papua yang berkedudukan di Jayapura<span style="mso-spacerun:yes"> </span>dan INPRES No. 1 Tahun 2003 untuk Provinsi Papua Barat yang berkedudukan di Manokwari. PENPRES No.1 Tahun 1963 dan KEPRES No. 2 telah memberikan Otonomi Khusus Papua dengan mata uang sendiri Irian Barat Rupiah (IB. Rp) untuk menggantikan mata uang Niuew Guinea Gulden tetapi kemudian dicabut oleh Orde Baru melalui Ketetapan MPRS No.21 Tahun 1966 Pasal 6, yang berbunyi Kedudukan Khusus Irian Barat ditiadakan selanjutnya disamakan dengan Otonomi Daerah Lainnya di Indonesia. Kemudian diganti dengan REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun) tetapi gagal juga ketika Orde Baru ditumbangkan oleh mahasiswa pada zaman Reformasi kemudian dikembalikan lagi ke Otonomi Khusus melalui UU No. 21 Tahun 2001 oleh Megawati Soekarno Putri.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebenarnya, masalah laten yang terjadi pada konflik Papua ini adalah keinginan masyarakat Papua untuk pemenuhan atas hak politik, sosial, dan ekonomi penduduk asli<span style="mso-fareast-language:IN">. Dan semuanya itu dianggap oleh masyarakat Papua belum dipenuhi oleh pemerintah. Pemerintah Republik Indonesia berusaha untuk memecahkan masalah tersebut dengan mengeluarkan kebijakan otonomi khusus </span>(otsus) <span style="mso-fareast-language:IN">di Papua. </span>Otonomi khusus ini mulai diberlakukan sejak tahun 2001 dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 <i style="mso-bidi-font-style: normal"><u>(http://www.setneg.go.id/).</u></i> Menurut <span style="mso-bidi-font-weight: bold">August Kafiar<b> </b></span>(2009 ; <i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://www.suarapembaruan.com/</u></i>) sebenarnya secara konseptual salah satu tujuan penting diberlakukan Otonomi Khusus di Papua adalah berkaitan erat dengan tuntutan tentang pemenuhan atas hak politik, sosial, dan ekonomi penduduk asli Papua sebagai warga negara Indonesia yang sama dan sederajat dengan saudara-saudaranya di wilayah Indonesia lain. Bagi mereka, kucuran dana yang besar dan banyaknya program pembangunan itu adalah kewajiban pemerintah, sedangkan hak-hak tadi adalah tuntutan yang tidak bisa ditukar dengan uang. <span style="mso-fareast-language: IN">Kambuaya (2006:8; </span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://www.setneg.go.id/</u></i><span style="mso-fareast-language:IN">) berpendapat bahwa dengan dikeluarkannya kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan di Provinsi Papua dan Papua Barat, dengan provinsi-provinsi lainnya di tanah air, serta akan memberikan peluang bagi orang asli Papua untuk berkiprah di wilayahnya sebagai subjek sekaligus objek pembangunan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language:IN">Dalam implementasinya, Otonomi Khusus ini dinilai belum mampu diimplementasikan secara efektif dan masih terdapat kesenjangan dalam realitas. Pemberlakuan kebijakan ini belum memberikan perubahan yang signifikan terhadap pelaksanaan fungsi pemerintahan dalam hal melayani (<i>service</i>), membangun (<i>development</i>), dan memberdayakan (<i>empowerment</i>) masyarakat. Akibat belum berjalannya Otonomi Khusus, tampak pada beberapa hal sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-fareast-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-fareast-language:IN">Laporan Biro Pusat Statistik (BPS), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan <i>United Nations Development Project</i> <i>(UNDP)</i> mengenai Pembangunan Manusia Indonesia Tahun 2004 yang berjudul: <i>The Economics of Democracy; Financing Human Development in Indonesia</i><span style="mso-bidi-font-style:italic"> (</span></span><cite><u>www.<span style="mso-bidi-font-weight:bold">bps</span>.go.id</u>/)</cite><span style="mso-fareast-language:IN">, mengemukakan bahwa secara nasional, kualitas sumber daya manusia Papua berada pada posisi yang sangat rendah. Angka <i>Human Development Index</i> <i>(HDI)</i> Papua pada tahun 2002 hanya mencapai 60,1, berada pada peringkat ke-29 dari 32 provinsi. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-fareast-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-fareast-language:IN">Menurut </span><span style="mso-bidi-font-weight: bold">Siti Komariah</span><span style="mso-fareast-language:IN"> (2009 ; </span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://www.setneg.go.id/) </u></i><span style="mso-fareast-language:IN"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Dalam pandangan Masyarakat Adat Papua pada evaluasi yang dilakukan terhadap implementasi kebijakan Otonomi Khusus Papua. Otonomi Khusus tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat adat Papua. Sebagai konsekuensi dari penilaian ini, Dewan Adat Papua (DPA) pada bulan Agustus 2004 atas nama masyarakat adat, menyatakan menolak dan mengembalikan Otonomi Khusus Papua. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-fareast-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-fareast-language:IN">Masih banyak di antara komponen masyarakat Papua yang belum memahami secara baik dan benar hakikat Otonomi Khusus Papua. Hal ini terbukti dari adanya berbagai persepsi, penafsiran, bahkan kebijakan yang keliru, baik dari para elit politik Papua, para praktisi, akademisi, maupun masyarakat luas terhadap materi muatan yang termaktub dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-fareast-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-fareast-language:IN">Belum memadainya perangkat hukum sebagai landasan taktis dan teknis dalam mengimplementasikan Undang-Undang Otonomi Khusus Papua. Selama enam tahun implementasi Otonomi Khusus Papua, perangkat hukum dalam bentuk Peraturan Daerah Istimewa (Perdasi) dan Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) yang sudah dirumuskan dan ditetapkan hanya empat Perdasi. Padahal Undang-Undang Otonomi Khusus Papua mengamanatkan pembuatan 17 Perdasi dan 11 Perdasus. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-fareast-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-fareast-language:IN">Sejumlah institusi yang pembentukannya diamanatkan oleh Undang-Undang Otonomi Khusus Papua, masih belum terbentuk, antara lain: Pengadilan Hak Asasi Manusia, Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, dan Peradilan Adat. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-fareast-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">6.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="mso-fareast-language:IN">Undang-Undang Otonomi Khusus Papua, juga mengamanatkan perubahan struktur dan kewenangan pemerintahan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Misalnya, perubahan kecamatan menjadi distrik atau desa menjadi kampung. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><strong><span style="font-weight: normal;mso-bidi-font-weight:bold">Ditetapkannya Otonomi Khusus di Papua ternyata belum memberikan solusi atas tuntutan masyarakat di daerah tersebut. Terbukti pasca ditetapkannya kebijakan pemerintah tersebut di tanah papua, pelanggaran HAM baik secara fisik dan psikis masih terjadi.</span></strong> <strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold">Haluk (2009) menemukan beberapa pelanggaran HAM yang terjadi di Papua pasca ditetapkannya Otonomi Khusus</span></strong>.</p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><o:p> </o:p><span class="Apple-style-span" style="line-height: 32px; "><b style="mso-bidi-font-weight:normal">3.2.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Campur Tangan Militer Pada Konflik di Papua</b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sistem demokrasi adalah keniscayaan bagi negara modern. Huntington (2001: 4) seorang realis yang fokus pada isu-isu peradaban, demokrasi dan hubungan sipil-militer, mendefinisikan demokrasi, sebagai “suatu bentuk pemerintahan, berdasarkan sumber wewenang bagi pemerintah, tujuan yang dilayani oleh pemerintah, dan prosedur untuk membentuk pemerintahan”. Oleh karena itu negara sebagai organisasi yang besar diberikan wewenang oleh masyarakatnya untuk menjalankan kewajiban tersebut. Tujuan negara adalah berupaya mengkonsolidasikan tujuan dan kepentingan bersama dikalangan masyarakat secara umum.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jadi segala sesuatu yang diberikan oleh masyarakat (seperti membayar pajak, kerelaan untuk tunduk/menurut) kepada negara dapat diukur. Ukurannya adalah sejauhmana masyarakat dapat merasakan atau mendapatkan kembali hak-haknya atau hak-haknya tidak terlanggar dan terpenuhi. Russell Hardin (1999: 22) mengatakan: <i>“we need goverment in order to maintain the order that enables us to invest effort in our own wellbeing and to deal with others in the expectations that we will not be violated”.<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><o:p> </o:p></i><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-style:italic">3.2.1.</span></b><i> </i><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-bidi-font-style:italic">Tugas Pokok dan Fungsi Militer dalam Negara</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-top: 12pt; ">Dalam suatu sistem demokrasi di mana negara berperan sebagai pelindung masyarakat dari ancaman dan gangguan, maka posisi militer di dalam sebuah negara sudah semestinya berfungsi agar ancaman dan gangguan itu menjadi minimal. Fungsi itu bisa dikatakan sebagai kewajiban pokok dari sebuah institusi militer. Dengan demikian posisi militer atau angkatan bersenjata merupakan sebuah institusi yang sah atau lazim jika memang disepakati dalam sebuah organisasi yang bernama negara, yang mempunyai kewajiban berkaitan dengan perlindungan negara demi memproteksi masyarakat dari ancaman fisik. Edward Luttwak dalam hal ini mengatakan bahwa:</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: 14.2pt; line-height: normal; "><i>“The goverment will not only be protected by the professional defenses of the state the armed forces, the police, and the security agencies but it will also be supported by a whole range of political forces. In a sophisticated and democratic society these will include political parties, sectional interest, regional, ethnic, and religious groupings. Their interaction and mutual opposition results in a particular balance of forces which the goverment in some way represents”.<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: 14.2pt; line-height: normal; "><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: 14.2pt; line-height: normal; ">(Pemerintah tidak hanya dilindungi oleh aparatur pertahanan profesional yang dimiliki Negara – angkatan perang, polisi dan badan-badan keamanan – tetapi juga ditopang oleh kekuatan-kekuatan politik secara luas. Dalam masyarakat demokratis dan kompleks, kekuatan ini mencakup partai politik, kelompok-kelompok kepentingan, regional, etnis dan kelompok-kelompok agama. Interaksi dari kekuatan ini – dan oposisi yang berjalan – menghasilkan sebuah perimbangan kekuatan terhadap pemerintah)</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;line-height: normal; "><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Lebih jauh mengenai fungsi militer dalam negara demokratis bisa kita pelajari dari prinsip-prinsp yang ditawarkan Dietrich Genschel. Prinsip-prinsip dimaksud adalah sebagai berikut:</p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -14.2pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Militer merupakan bagian dari kekuasaan eksekutif suatu tata kelola pemerintahan. Dengan demikian, militer merupakan elemen pemisahan kekuasaan dalam sistem politik yang demokratis, yang ditandai dengan pemisahan kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -14.2pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Militer berada di bawah kepemimpinan politik yang telah disahkan secara demokratis, dengan jabatan menteri pertahanan dipegang oleh sipil.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -14.2pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Militer mengikuti pedoman politik yang digariskan.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -14.2pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Militer patuh dan tunduk pada hukum.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -14.2pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Militer dibatasi oleh tugas-tugas yang telah ditetapkan oleh konstitusi; secara regular menjaga keamanan eksternal negara (dari serangan atau ancaman dari luar) dan menjaga pertahanan negara. Dalam kasus-kasus tertentu dengan situasi dan batas-batas tertentu yang digariskan secara jelas. (Militer dapat dilibatkan) dalam upaya-upaya untuk menjaga keamanan internal negara dibawah komando polisi.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -14.2pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">6.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Militer bersifat netral dalam politik.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -14.2pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">7.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Militer tidak dibenarkan memiliki akses untuk memperoleh dukungan-dukungan keuangan diluar anggaran pendapatan dan belanja negara.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -14.2pt; ">8. Militer dikendalikan oleh parlemen, kepemimpinan politik, kekuasaan kehakiman, dan masyarakat sipil secara umum.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 42.55pt; text-indent: -14.2pt; ">9. Militer memiliki tanggung jawab yang jelas berdasarkan keahlian profesional yang dimilikinya dan dengan itu, memiliki harkat dan martabatnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Untuk menunjang prinsip-prinsip sebagaimana diutarakan di atas diperlukan prasyarat:</p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><i>Kerangka konstitusi</i>; menetapkan nilai-nilai sosial (martabat manusia dan hak asasi manusia) dan pemerintah yang berdasarkan pada hukum, menetapkan pemisahan kekuasaan (kekuasaan legislatif, eksekutif, yudikatif), mendefinisikan peran dan tugas militer;</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><i>Parlemen yang berfungsi</i>; (dipilih melalui) pemilihan secara bebas, (bersifat) multi partai, (dan memiliki) substruktur-substruktur yang perlu (seperti panitia anggaran, panitia pertahanan, ombudsman parlemen); </p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><i>Pemerintahan sipil; </i>dengan rantai komando (politik) yang jelas. Presiden, Menteri Pertahanan dan dengan menempatkan Kepala Pertahanan dibawah Menteri Pertahanan – di Jerman mata rantai Komando ini mulai dari Presiden ke Perdana Menteri, dan seterusnya;</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><i>Kekuasan kehakiman yang mandiri</i>; tanpa pengadilan-pengadilan khusus yang berada di luar tanggungjawabnya (seperti pengadilan militer);</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><i>Organisasi militer</i>; yang terstruktur, terdidik, dan terpimpin sedemikian rupa sehingga tidak mencampuri atau membahayakan masyarakat sipil, tetapi dengan tetap mempertahankan efektivitas militer yang tinggi;</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">6.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><i>Masyarakat sipil yang matang; </i>yang bersatu di bawah ketentuan-ketentuan dasar konstitusi dan mengambil sikap pluralistik tetapi toleran dalam kehidupan bermasyarakat, yang pada gilirannya memerlukan;</p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">7.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]--><i>Publik terdidik</i>; yang bersedia berpartisipasi dalam kehidupan politik dan kehidupan bermasyarakat, mampu menyeimbangkan kebebasan individual dan kemandirian dengan komitmen terhadap kebaikan bersama (termasuk pertahanan), serta media yang bebas dan beragam; </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sementara beberapa hal pokok yang perlu ditempatkan dibawah kendali politik/parlemen adalah:</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">1. Hubungan sipil dan militer integrasi militer ke dalam masyarakat;</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">2. Kerangka hukum, kesejahteraan sosial dan keamanan;</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">3. Gaya kepemimpinan, pelatihan dan pendidikan;</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">4. Kesiapan tempur.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -21.3pt; line-height: 200%; "><b style="mso-bidi-font-weight: normal">3.2.2.</b> <b style="mso-bidi-font-weight:normal">Landasan Campur Tangan TNI dalam Kasus HAM di Papua Barat<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kasus HAM di Papua merupakan kasus HAM yang terberat dikarenakan sejak berlakunya atau ditetapkannya Papua berintegrasi bersama NKRI sejak 1 Desember 1962 maka sejak itu pula Papua Barat dijadikan sebagai Daerah Operasi Militer karena situasi pada saat itu masih labil, sering terjadinya gangguan baik dari dalam maupun dari luar. Semenjak beralihnya kekuasaan dari Orde Lama kepada Orde Baru dominasi Militer sangat besar sehingga dalam ungkapan singkat, paradigma baru itu dirumuskan dalam jargon dalam<span style="mso-bidi-font-style:italic"> Kontras (2005: 26)</span> :</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: 14.2pt; line-height: normal; "><span style="mso-bidi-font-style: italic">“tidak selalu harus di depan, tidak lagi menduduki tapi mempengaruhi, tidak lagi mempengaruhi secara langsung, tetapi tidak langsung, siap membagi peran dengan pihak sipil dalam pengambilan keputusan penting dengan komponen bangsa yang lain.” </span>Jargon baru ini mengantikan jargon lama yang <span style="mso-bidi-font-style:italic">full-power </span>yaitu “<span style="mso-bidi-font-style:italic">TNI sebagai stabilisator dan dinamisator</span>”. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;line-height: normal; "><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jika disimak lebih dalam Paradigma Baru TNI mengisyaratkan beberapa hal penting, <i>pertama </i>TNI dalam perpolitikan Indonesia tidak seluruhnya mundur melainkan bersyarat yaitu sejauh tidak melucuti hak <i>privilleg </i>(keistimewaan) yang telah dan sedang dinikmati. Jika <i>privilege </i>itu terganggu maka TNI akan memberanikan diri maju kedepan baik secara langsung maupun tidak langsung. Artinya TNI tidak akan surut dari panggung politik begitu saja. Contoh dari tidak surutnya TNI dari panggung politik secara langsung itu bisa dilihat dari banyaknya para purnawirawan TNI yang menjadi pimpinan paratai politik peserta Pemilu 2004 dan menjadi calon anggota DPD dan Caleg DPR-RI. Perlu diingat bahwa sepanjang Orba, TNI itu adalah organisasi kekuatan politik yang sesungguhnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i>Kedua</i>, Jargon itu mengisyaratkan bahwa dalam merumuskan paradigma barunya, TNI tetap sebagai kekuatan politik utama. Hal itu terlihat pada kalimat “<i>dalam mengambil keputusan penting TNI siap berbagi peran dengan komponen bangsa yang lain</i>”. Di masa Orba, TNI adalah institusi yang berperan secara tunggal dalam mengambil dan membuat keputusan penting. Dalam masa reformasi ini TNI siap berbagi dengan pihak kedua yaitu komponen bangsa lain, yakni pemerintahan sipil.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i>Ketiga</i>, dalam berbagi peran dengan pihak sipil ini, dalam paradigma barunya TNI tidak sama sekali menyadari bahwa peranannya dimasa lalu adalah peranan yang telah menciptakan ‘kekacauan’. Disamping itu juga, TNI tidak menyadari bahwa dalam masa demokratisasi ini, sebagai norma-norma yang terpapar di depan, TNI hanyalah pelaksana dari pemerintahan sipil. Dengan kata lain TNI dengan paradigma barunya tidak mengubah secara signifikan budaya dan postur dari TNI dalam ruang sosial-politik. Dengan paradigma barunya TNI tetap berada dalam ruang konservatisme dengan kepercayaan pada supremasi sipil dalam pengelolaan negara. Hal tersebut berdampak pula terhadap kehidupan pemerintahan sekarang pasca dikeluarkan Undang-Undang Otonomi Daerah dan Militer dapat belajar dari kasus lepasnya Timor-Timur dari NKRI sehingga tindakan yang dilakukan militer di Papua Barat tidak lain dengan cara kekerasan walaupun menyangkut pelanggaran HAM demi terwujudnya stabilitas Negara.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -21.3pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b><span style="mso-list:Ignore">3.3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b>Kondisi Hak Asasi Manusia di Papua Pasca Otonomi Khusus<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; ">Selama reformasi berlangsung kondisi hak asasi manusia tidak menjadi lebih baik dibandingkan ketika rezim Soeharto berkuasa. Aksi-aksi kekerasan dan bentuk-bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia terus berlangsung dan memprihatinkan. Hampir semua peristiwa pelanggaran Hak Asasi Manusia itu berkaitan erat dengan operasi-operasi militer penumpasan separatisme yang dilancarkan. Terbukanya ruang berekspresi dan penyampaian pendapat ketika reformasi bergulir memberi kesempatan yang luas kepada masyarakat Papua untuk menyampaikan aspirasinya. Namun, ekspresi masyarakat Papua ditanggapi dengan tindakan represif aparat keamanan, apalagi ketika aspirasi merdeka terus didengungkan. Menjaga keutuhan NKRI menjadi legitimasi aparat keamanan untuk terus melakukan pengejaran dan penumpasan Operasi Papua. Akibatnya aksi kekerasan kerap dialami masyarakat biasa.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; ">Beroperasinya perusahaan-perusahaan besar di Papua tetap mengambil peran atas terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia. Eksploitasi besar-besaran, kerusakan lingkungan dan penyerobotan hak adat terus berlangsung. Tuntutan masyarakat atas perlakuan tidak adil dijawab dengan kehadiran aparat keamanan dan operasi-operasi penumpasan separatisme.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; ">Sementara itu, berlakunya Otonomi Khusus belum menjadikan kondisi Hak Asasi Manusia lebih baik dari sebelumnya. Ketidaksiapan PEMDA dan campur tangan pusat menimbulkan konflik di tengah masyarakat. Sementara itu, dinamika politik lokal, praktik-praktik korupsi menjadikan Papua terus dalam keterpurukan. Sehingga berbagai bentuk hak ekonomi, sosial dan budaya terabaikan</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; ">Operasi-operasi anti separatisme terus berlanjut dan terus menimbulkan korban jiwa. Di antaranya pada bulan September 2001 tokoh OPM Merauke, Willem Onde, ditemukan tewas berlumurah darah di salah satu sungai di Asiki, pedalaman Merauke. Selain itu, tanggal 23 September 2001 dua anggota OPM tewas ditembak anggota TNI di Pos 511 Kostrad, Bonggo, Jayapura. Penembakan terjadi setelah ratusan anggota OPM dengan senjata tradisional berusaha menyerang pos tersebut. Pada bulan Oktober 2001 OPM melancarkan aksinya Ilaga, Kabupaten Puncak Jaya dengan membakar sejumlah faslitias umum, dan menyerang Koramil. Sebelumnya, peristiwa itu, Kodam XVII/Trikora mengirimkan pasukan ke Ilaga. Tanggal 4 Oktober 2001 TNI berhasil merebut Lapangan Terbang Ilaga dan memulihkan keamanan di Ilaga tanpa ada perlawan dari pihak OPM yang telah melarikan diri. Walaupun demikian, aparat keamanan terus melakukan pengejaran. Dalam melakukan operasi ini aparat keamanan melakukan tindakan-tindakan kekeraran pula terhadap masyakat.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; ">Operasi pengejaran dan penumpasan terhadap OPM di Papua terus berlanjut, pada tanggal 10 Oktober 2001 Markas Besar Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Hans Youweni di sekitar Desa Marwei Kecamatan Pantai Timur, Bonggo, Irian Jaya, dikuasai pasukan Batalyon Infantri 611. Tanggal 16 Oktober, Tim Gabungan TNI-Polri yang dipimpin Mayor Inf Isak dari Satgas Tribuana berhasil menyergap tujuh anggota Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) di sekitar Kali Kopi, Kecamatan Mimika Baru, Kabupaten Mimika. Mereka ditangkap dan ditahan di Polres Mimika. Di bulan November 2001, sebanyak 18 anggota OPM, yang dianggap sebagai pelaku pembakaran KM Jala Perkasa di Kecamatan Kimaam, Merauke, ditangkap aparat Polres Merauke. Sementara itu, pada tanggal 16 November 2001 Polsek Waropen Atas, Yapen Waropen, diserang sekitar 100 anggota OPM. Selanjutnya, pengejaran dan penyisiran<span style="mso-spacerun:yes"> </span>dilakukan aparat Polsek.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; ">Puncak dari operasi militer di tahun 2001 adalah penculikan dan penangkapan terhadap, Ketua Presidium Dewan Papua, Theys Hiyo Eluay, pada bulan November 2001. Awalnya militer menyangkal bahwa Kopassus sebagai pelakunya. Pembunuhan Theys ini telah membuat suasana tegang di Papua semakin meningkat. Demostrasi dan kerusuhan berlangsung di beberapa daerah di Papua. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; ">Pada tahun 2001 aparat keamanan juga membentuk para-militer (milisi), di antaranya pada bulan Oktober 2001 Kodim 1702 Jayawijaya membentuk Satgas dengan jumlah anggota 170 orang. Pada awal 2002 tercatat pula pembentukan Barisan Merah Putih (BMP) oleh sejumlah tokoh Papua di Jakarta (termasuk mantan wakil Gubernur, J. Djopari). Tujuannya untuk menjaga keintegrasian Papua dalam NKRI, dan menghilangkan segala kegiatan yang beraspirasi kemerdekaan. Dalam kerangka ini pun Kodim membentuk Satgas Merah Putih pada awal 2002. Sementara itu, Eurico Guterres juga melakukan aktivitas membentuk barisan milisi di Timika. Namun, aktivitasnya kemudian dihentikan atas permintaan unsur pimpinan daerah Mimika dan Provinsi Papua.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; ">Kebijakan Presiden Megawati tampak berbeda dengan Gus Dur dalam menangani masalah Papua. Tahun 2002 operasi militer memburu separatisme terus berlanjut bahkan terjadi penambahan pasukan di Papua. Pada tanggal 28 Mei 2002 satu kompi Pasukan Tempur Kodam I Bukit Barisan dikirim ke Papua, bergabung dengan satuan lainnya untuk membasmi gerakan separatisme di daerah tersebut. Situasi di Papua terus tak menentu sementara aparat keamanan semakin arogan. Pada tanggal 4 Agustus 2002 sedikitnya 20 anggota Polda Papua menganiaya Frengky Rengrenggulu di Jayapura. Tindakan main hakim sendiri 20 anggota penegak hukum itu mengakibatkan wajah Frengky babak belur, 8 buah gigi rontok dan lengan kirinya ditikam dengan sangkur. Papua semakin bergolak setelah terjadi peristiwa penembakan terhadap konvoi kendaraan karyawan P.T. Freeport di kilometer 62-63 dari Tembagapura ke arah Timika pada tanggal 13 Agustus 2002. Dalam peristiwa tersebut 3 karyawan P.T. Freeport tewas, termasuk 2 orang warga AS, dan 12 orang lainnya luka-luka.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; ">Pengerahan pasukan digelar untuk memburu para pelaku penembakan. Diduga keras pelakunya adalah militer dalam kaitannya dengan bisnis pengamanan Freeport. Sementara pihak militer menyatakan bahwa pelakunya adalah OPM sehingga operasi penumpasan OPM kembali mendapat legitimasinya. Pada bulan Desember, tim gabungan Polsek Demta dan Satgas TNI yang bertugas di daerah itu mengklaim telah menggerebek pusat logistik di Jayapura, dan menangkap dua orang anggota OPM. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; ">Sementara itu, pada tanggal 17 Desember telah terjadi kontak senjata antara OPM pimpinan Matias Wenda dengan TNI di perbatasan Jayapura-Papua Nugini (PNG). Peristiwa ini berawal dari penyerangan terhadap mobil pejabat provinsi yang sedang menjemput Duta Besar RI di PNG di perbatasan. Di penghujung 2002 kembali lagi terjadi peristiwa penembakan, istri dan anak Direktur Lembaga Studi dan Advokasi Hak Asasi Manusia (Elsham) Papua, serta Ny Yeni Ireuw Meraudje ditembak oleh orang tak dikenal di perbatasan Jayapura-Papua Nugini (PNG) saat dalam perjalanan dari Jayapura menuju Vanimo (PNG). Aksi penembakan diperbatasan tersebut terus terjadi di tahun 2003. Di antaranya di awal 2003 Konvoi tim olah TKP Mabes Polri yang akan menyelidiki kasus penembakan istri direktur ELSHAM diberondong peluru oleh sejumlah orang bersenjata di perbatasan RI-PNG. Akibat insiden ini Danrem 172/Praja Wira Yakti Letkol Inf Agus Mulyadi mengeluarkan perintah pengejaran dan pengepungan terhadap OPM pimpinan Matias Wenda.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; ">Sementara itu, OPM terus meningkatkan serangannya dengan menyerang Kodim 1702 Wamena pada tanggal 4 April 2003. Serangan itu mengakibatkan dua anggota TNI tewas. Berikutnya, TNI melakukan pengejaran dan penyisiran. Sejumlah orang ditahan dan disiksi di Markas Kodim 1702. Bahkan salah seorang diantaranya meninggal di tahanan karena disiksa. Amnesty Internasional melaporkan bahwa TNI telah melakukan penyiksaan terhadap sejumlah penduduk desa, ketika memburu penyerang Kodim 1702/Jayawijaya di Wamena, Papua. Pengejaran dilakukan oleh pasukan gabungan dari Kopasus, Batalyon 413 Kostrad, dan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat Kostrad. Pasukan. Dalam pengejaran tersebut, aparat keamanan membakar puluhan rumah penduduk, sekolah, puskesmas dan perumahan guru serta ternak yang jumpai di kampung-kampung sekitar Kuyawage. Akibatnya telah terjadi pelanggaran berat hak asasi manusia di Wamena. Rangkaian kejadian ini dikenal dengan peristiwa Wamena.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; ">Di samping itu, kebijakan pemerintah pusat yang membagi Provinsi Papua menjadi tiga bagian telah menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Pelaksanaan kebijakan tersebut ditandai diresmikannya Provinsi Irjabar tanggal 6 Februari 2003. Kebijakan pemekaran Papua ini telah menyebabkan situasi Papua semakin buruk akibat pro dan kontra pemekaran. Misalnya di Provinsi Irian Jaya Tengah telah terjadi konflik antar kelompok pro dan anti pemekaran, konflik ini kemudian menjadi perang adat di Timika pada tanggal 23-27 Agustus 2003. Dalam peristiwa itu 5 orang meninggal dan 108 orang luka-luka.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; ">Berikutnya pada tanggal 31 Agustus, terjadi pula pembunuhan terhadap 2 orang dan melukai 4 orang warga non-Papua di Timika. Pada bulan Juli 2003, Polres Jayawijaya menahan dua orang yang dituduh mengibarkan bendera Melanesia “Bintang 14” di halaman gedung DPRD Wamena. Pengibaran “bendera 14” ini tampak sebagai penanda adanya aspirasi lain yang tumbuh di kalangan masyarakat Papua, yaitu: Melanesia Merdeka. Bendera ini kembali dikibarkan pada bulan November 2003 di Manowari. Kemudian 50 orang yang dianggap pelaku ditangkap aparat kepolisian. Di daerah lain, pada tanggal 4 November 2003 sebuah operasi penyerangan oleh satuan gabungan TNI di Pegunungan Jayawijaya menewaskan gembong OPM Yustinus Murib, selain itu satuan TNI menewaskan sekitar 10 anggota OPM yang bergerak di Pegunungan Jayawijaya Tengah.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; ">Di tahun 2004, tepatnya bulan Maret seorang pempinan OPM, Leo Wresman tewas dalam kontak senjata antara pasukan TPM/OPM dengan Satgas Kompi Rajawali Yonif 753 AFT di Desa Kamenawari 40 km arah barat Kota Sarmi. Aparat keamanan, Satgas Kompi Rajawali Yonif 753 BKO Korem 172 PWY, terus meningkatkan operasi penyisiran di tempat-tempat yang diduga menjadi persembunyian empat anggota kelompok GPK yang meloloskan diri saat terjadi kontak senjata antara TNI dengan GPK. Berkaitan dengan operasi tersebut, seorang ibu, bernama Fransina Sawen (27), diamankan anggota TNI di Koramil Sarmi. Sementara itu, dalam kaitannya dengan pelaksanaan Pemilu tahun 2004, pada bulan April, sekelompok orang tak dikenal yang jumlah sekitar 20 orang dengan bersenjatakan panah, tombak, kapak dan parang menghadang Petugas Pengamanan (PAM) Pemilu dan petugas Panwalu yang akan melaksanakan pendistribusian logistik di Kampung Yowit Distrik Okaba Kabupaten Merauke.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; ">Tanggal 20 April, Aparat Kepolisian bentrok dengan kelompok orang tak dikenal bersenjata kelewang dan panah di desa Mariendi, Distrik Purwata, Kabupaten Bintuni, Irian Jaya Barat. Akibatnya beberapa orang dari kelompok tersebut tewas. Di Manokwari, terjadi penahanan terhadap tiga orang anggota OPM, menyusul insiden berdarah di hutan belantara distrik Babo, Kabupaten Teluk Bintuni, Irian Jaya Barat tanggal 20 April. Dalam insiden tersebut satu orang anggota OPM tewas ditembak pasukan Brimob. Sementara di daerah Garade Kampung Munia, perbatasan Distrik Mulia dengan Distrik Ilu, Kabupaten Puncak Jaya, pada tanggal 17 Agustus 2004, dua anggota kelompok sipil bersenjata pimpinan Guliat Tabuni tewas tertembak dalam kontak senjata lawan TNI selama dua jam di daerah Garage Kampung Munia. Di bulan Oktober, 6 orang tewas dalam aksi penghadangan dan penembakan yang dilakukan kelompok sipil bersenjata (KSB) terhadap iring-iringan kendaraan PT Modern di Kampung Munia, Distrik Ilu, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Sementara di Kabupaten Puncak Jaya, terjadi pembunuhan warga sipil non-Papua pada tanggal 12 Oktober 2004 menyusul dilakukannya operasi militer gabungan pasukan Kopasus, TNI AD, Polisi dan Brimob yang memburu Goliat Tabuni. Militer menuding kelompok Goliat Tabuni sebagai pelakunya. Sebelumnya, pada bulan September aparat militer telah menangkap dan akhirnya menembak mati pendeta Elisa Tabuni dalam keadaan tangan terikat tali. Sedangkan anaknya berhasil melarikan diri dalam keadaan tangan terikat karena tidak mengetahui keberadaan Goliat Tabuni. Berikutnya, dalam rangka operasi tersebut, militer menangkap dan mengintimidasi pendeta Yason Kogoya. Tanggal 17 Oktober, pasukan militer melancarkan operasi darat dan udara terhadap penduduk sipil.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; ">Helikopter TNI menembak dan meluncurkan bom-bom ke perkampungan penduduk sipil. Walaupun bom tersebut tidak meledak, menyebabkan sekitar 5000-an penduduk mengunsi ke hutan. Bergantinya Presiden setelah Pemilu 2004 belum merubah kondisi Papua. Rangkaian kekerasan masih terjadi, di antaranya pada bulan Desember 2004 aparat kepolisian membubarkan aksi ratusan warga Papua - yang menamakan diri Parlemen Jalanan Rakyat Sipil untuk Politik di Papua - saat mengibarkan bendera Bintang Kejora di Lapangan Trikora, Jayapura. Beberapa hari sebelumnya, aparat kepolisian telah mengeluarkan larangan resmi. Operasi penumpasan terus terjadi sepanjang tahun 2005 dan awal 2006.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; ">Situasi yang buruk selama reformasi menjadi alasan bagi 43 warga Papua meminta suaka di Australia di awal bulan Januari 2006. Berikutnya di bulan Januari 2006 telah terjadi penembakan di Distrik Waghete, Kabupaten Paniai yang mengakibatkan 1 orang meninggal dan tiga warga sipil lainnya terluka. Di bulan Februari 2006, terjadi penembakan terhadap 3 orang pendulang emas di tepi Sungai Aikwa dalam operasi penertiban penambangan liar di Distrik Tembagapura. Sementara pada bulan Maret 2006, demostrasi yang menuntut penutupan PT. Freeport berlangsung, yang diakhiri dengan terbunuhnya beberapa aparat keamanan di depan kampus Universitas Cendrawasih. Kekerasan sepanjang reformasi tersebut menunjukkan bahwa situasi Papua belum menjadi baik. Begitu pula pelaksanaan Otsus belum mampu meredam gelombang kekerasan di Papua. Rangkaian kekerasan tersebut berakibat buruk pada kondisi Hak Asasi Manusia bagi warga Papua. Di bawah ini beberapa kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi sepanjang reformasi.</p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -21.3pt; line-height: 200%; background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; "><!--[if !supportLists]--><b><span style="mso-list:Ignore">3.3.1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b>Peristiwa Wasior (2001)<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Peristiwa ini bermula dari penyerangan oleh sekelompok orang bersenjata terhadap PT Darma Mukti Persada (DMP) di Kecamatan Wasior pada tanggal 31 Maret 2001. Dalam peristiwa tersebut tiga orang pegawai PT DMP menjadi korban. Pada tanggal 13 Juni 2001 terjadi lagi penyerangan terhadap <i style="mso-bidi-font-style:normal">base camp </i>CV Vatika Papuana Perkasa (VPP) di desa Wondiboi. Dalam peristiwa ini 5 orang anggota Brimob tewas dan 1 orang warga sipil tewas.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Setelah peristiwa tersebut, Polda Papua melakukan pengejaran dan penyisiran terhadap pelaku penyerangan ke berbagai desa dan kecamatan di sekitar Wasior. Dalam proses pengejaran tersebut diduga telah terjadi pula pelanggaran berat Hak Asasi Manusia. Sehingga Komnas HAM melakukan penyelidikan terhadap peristiwa ini. Kesimpulan hasil penyelidikan dan semua berkasnya telah diserahkan Komnas HAM ke Kejaksaan Agung untuk dilakukan penyidikan. Tetapi, sampai sekarang hasil penyelidikan Komnas HAM tersebut belum ditindaklanjuti oleh Kejaksaan Agung.</p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -21.3pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b><span style="mso-list:Ignore">3.3.2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b>Peristiwa Pembunuhan Theys (November 2001)<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ketua Presidium Dewan Papua (PDP) Theys Hiyo Eluay hari Sabtu, 10 November 2001 diculik. Esok harinya, ia ditemukan telah tewas di Koya Tengah, Kecamatan Muara Tami, Kabupaten Jayapura. Jenazah Theys ditemukan tertelungkup di jok mobil dengan wajah babak belur dan luka di pelipis, dahi, dan leher. Peristiwa ini menyulut kemarahan masyarakat Sentani, daerah asal Theys. Ratusan warga Sentani membakar dua rumah toko, dua bank (BRI dan BPD Irja), dan 12 bangunan lainnya, situasi pun mencekam sampai ke hari-hari berikutnya. Penculikan yang berakhir pembunuhan ini diduga terkait erat dengan aktivitas politik Theys dan kawan-kawannya. Saat ia dibunuh, Theys berstatus sebagai tahanan luar dan sedang diadili di Pengadilan Negeri Jayapura dengan dakwaan melakukan sejumlah kegiatan makar dengan tujuan memisahkan Irian Jaya dari NKRI. Banyak pihak berpendapat bahwa pembunuhan Theys adalah upaya terakhir untuk membungkam keinginan rakyat Papua untuk merdeka.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Desakan dari berbagai pihak mengharuskan Pemerintah membentuk Komisi Penyelidik Nasional (KPN) untuk menyelidik kasus pembunuhan Theys. KPN menemukan adanya keterlibatan Kopassus dalam pembunuhan Theys. Menyikapi temuan tersebut, pada tanggal 03 Januari 2003, tujuh anggota Kopassus didakwa dalam pengadilan militer di Surabaya. Dakwaannya adalah secara bersama-sama atau sendiri sengaja melakukan penganiayaan sehingga menyebabkan hilangnya nyawa Theys. Pemeriksaan kasus Theys melalui pengadilan militer ini ditolak oleh sejumlah pihak, alasan utamanya adalah karena kasus Theys adalah pelanggaran Hak Asasi Manusia. Setelah beberapa kali sidang akhirnya pada bulan April 2003 pengadilan militer memutuskan bahwa ketujuh terdakwa terbukti bersalah dan dihukum 2-3,5 tahun penjara. Putusan ini sangat mengecewakan masyarakat Papua karena dinilai tidak memenuhi rasa keadilan.</p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -21.85pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b><span style="mso-list:Ignore">3.3.3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b>Peristiwa Wamena (2003)<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada bulan April 2003 telah terjadi pembobolan gudang senjata api milik Kodim Wamena. Setelah peristiwa ini TNI melakukan operasi pengejaran dan penyisiran di Komnas HAM telah melakukan penyelidikan dalam peristiwa ini dan menyimpulkan telah terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat. Namun, walaupun hasil penyelidikan Komnas HAM tersebut telah disampaikan kepada penyidik Jaksa Agung, sampai sekarang kasus tersebut belum ada tindak lanjutnya. </p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -21.85pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-list:Ignore">3.3.4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal">Penetrasi Modal dan Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Papua<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Saat ini setidaknya terdapat tiga situs utama sumber daya alam yang menjadi sasaran eksploitasi di Papua, yaitu: pertambangan, kayu (hutan) dan gas alam. Pertambangan diwakili oleh P.T. Freeport Indonesia, penebangan kayu oleh perusahaan-perusahaan HPH, dan gas alam oleh P.T. LNG Tangguh. Beroperasinya ketiga perusahaan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung turut menyumbang praktik-praktik pelanggaran Hak Asasi Manusia di Papua. Bentuk-bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di antaranya praktik-praktik diskriminasi dan pelarangan atau pembatasan aktivitas ekonomi oleh pihak perusahaan, perebutan tanah, perusakan lingkungan, dan praktik-praktik represif aparat keamanan yang berkolaborasi dengan perusahaan.</p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -21.3pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-list:Ignore">3.3.5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal">Freeport<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebelum Papua bergabung dengan NKRI, PT. Freeport Indonesia sudah melakukan kegiatan produksi tidak lama setelah menandatangani kontrak karya dengan Indonesia. Gunung Ertsberg yang mengandung banyak mineral dieksploitasi. Padahal, daerah tersebut merupakan tempat masyarakat sekitar menggantungkan hidupnya. Berdasarkan kontraknya dengan pemerintah Indonesia, Freeport membangun istana tempat berlangsungnya penambangan. Kota Tembagapura dibangun, masyarakat sekitar diusir, lahan luas tempat berburu dicaplok tanpa ganti rugi. Perlakuan seperti ini mengundang perlawanan dari masyarakat setempat, protes masyarakat kerap mengganggu aktivitas perusahaan sehingga diperlukan pengamanan. Ancaman dari OPM menjadi legitimasi bagi kehadiran aparat</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Keamanan di sekitar wilayah tambang. Gunung Rrasberg yang bersebelahan dengan Ertberg, pada tahun 1988 ditemukan mengandung cadangan mineral yang sangat besar. Sejak mengeksploitasi gunung tersebut, Freeport menjadi penghasil tembaga dan emas terbesar di dunia, dan mendongkrak pentingnya Papua bagi Indonesia. Kekayaan melimpah yang dihasilkan Freeport menarik minat keluarga/kroni Soeharto dan petinggi-petinggi militer untuk ikut menikmati kekayaan yang dihasilkan Freeport. Di sisi lain, masyarakat sekitar tidak diperhatikan dan tetap miskin. Dalam kondisi ini kecemburuan sosial dapat saja terjadi, terutama pada masyarakat pendatang yang terlihat berlimpah setelah ikut menikmati recehan Freeport. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kekerasan makin meningkat di Timika setelah terjadi penembakan karyawan Freeport pada tahun 1994 oleh orang tak dikenal. Freeport meminta bantuan pengamanan dari tentara sehingga AD mengirimkan pasukan tambahan. Operasi militer digelar dan akibatnya 37 orang warga Papua telah dibunuh oleh pasukan tentara. Freeport dan militer membawa bencana bagi kondisi hak asasi manusia di Papua. Perlakuan tidak adil Freeport terhadap masyarakat sekitar telah pula menyebabkan konflik antara suku Amungme dan suku Dani sehingga sebelas orang tewas pada tahun 1997.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Arus reformasi di tahun 1998 menjadikan Freeport sebagai salah satu sasaran reformasi. Terutama berkaitan dengan aktivitasnya terhadap lingkungan, pembagian keuntungan, dan perlakuan adil kepada masyarakat sekitar sehingga ada tuntutan peninjauan kembali terhadap ketentuan-ketentuan kontraknya dengan pemerintah. Di sisi lain, walaupun Freeport telah menyadari kesalahannya – di antaranya pada tahun 2000 dan 2001 telah menandatangani kesepakatan dengan masyarakat Kamoro dan Amungme mengenai serangkaian proyek ekonomi dan sosial – gangguan keamanan terus meningkat di wilayah Freeport sehingga kehadiran aparat keamanan terus dibutuhkan. Serangan-serangan terhadap Freeport kerap terjadi, misalnya pada tanggal 25 Mei 2002 sekitar 20 orang mendobrak gedung-gedung Freeport di kota perusahaan Kuala Kencana.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selain itu, kebijakan Freeport telah mengakibatkan terjadinya penembakan pada tahun 2006 di Distrik Tembagapura. Berawal dari adanya penambangan liar di sepanjang Sungai Aikwa sebagai tempat pembuangan limbah tambang berupa tailing. Limbah tersebut ternyata masih mengandung emas sehingga mengundang kegiatan mendulang emas bagi masyarakat masyarakat sekitarnya, di antaranya penduduk Kampung Wa’a dan Banti, Distrik Tembagapura. Mereka berduyun melakukan penambangan liar dan hasilnya dijual di Kota Timika dengan harga Rp 80.000 hingga 130.000 per gram. Bagi Freeport, aktivitas tersebut dinilai mengganggu sehingga diperlukan penertiban oleh aparat gabungan petugas satuan pengamanan Freeport. Akibatnya pada bulan Februari 2006, terjadi pengusiran dan berakhir dengan kerusuhan yang menimbulkan korban. Di antaranya dua satpam Freeport mengalami luka-luka akibat dipanah oleh pendulang, sementara itu 3 orang pendulang mengalami luka tembak.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Peristiwa ini menambah kebencian masyarakat terhadap Freeport semakin meninggkat sehingga aksi penutupan satu-satunya jalan menuju lokasi penambangan Grasberg dari pemukiman karyawan dilakukan keesokan harinya. Aksi ini memaksa Freeport menghentikan kegiatan penambangan selama beberapa hari. Aksi penutupan tersebut mengundang pula aksi massa berupa unjuk rasa mahasiswa yang dilakukan di Jakarta, Manado, dan Jayapura pada tanggal 26 Februari 2006. Aksi berikutnya di Jakarta (27 Februari 2006) berakhir dengan bentrokan. Aksi-aksi mahasiswa terus berlanjut hingga bulan Maret 2006 yang menuntut penutupan P.T. Freeport. Namun, aksi ini berakhir setelah terjadi insiden berdarah di depan Universitas Cedrawasih yang menewaskan beberapa aparat keamanan.</p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -21.85pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b><span style="mso-list:Ignore">3.3.6.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b>Perusahaan-Perusahaan Kayu<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selain tambang, penebangan kayu merupakan sumber kekayaan yang cepat mendatangkan kekayaan di Papua. Perusahaan terbesar yang ada di Papua adalah Djajanti Group, yang pemegang sahamnya termasuk keluarga Suharto serta mantan pejabat-pejabat tinggi dan petinggi-petinggi milter. Perusahaan lainnya adalah Barito Pacific Timber dan Hanurata. Setelah Suharto jatuh, monopoli industri hutan menghadapi tantangan dari baru dari daerah. Misalnya pada kawasan bagian barat Sorong, hutan-hutan tengah ditebang oleh pengusahan yang bekerjasama dengan Bupati Sorong serta perwira-periwira aparat keamanan. Eksploitasi besar-besaran terjadi di daerah Sorong yang menyimpan banyak pohon merbau. Aktivitas-aktivitas illegal logging banyak terjadi di daerah ini yang melakukan penyelundupan kayu gelondongan.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selain itu di Bintuni juga terjadi kasus penyelundupan dan penebangan kayu ilegal besar-besaran. Di Bintuni beroperasi PT. Djajanti Gorup selama puluhan tahun. Diduga, para pelakunya di-<i style="mso-bidi-font-style:normal">backing</i> orang-orang kuat. Dalam melakukan aktivitasnya, perusahaan ini sering tidak mengindahkan batas-batas wilayah adat. Terkadang pula ganti rugi yang diberikan tidak setimpal dengan kerugian yang dialami masyarakat. Tuntutan dari masyarakat dianggap mengganggu aktivitas perusahaan. Sehingga perusahaan melegitimasi pendirian-pendirian pos pengamanan di sekitar perusahaan-perusahaan tersebut. Lagipula, diindikasikan bahwa aparat keamanan di sana melakukan bisnis kayu. Protes masyarakat sering dihadapi dengan operasi-operasi aparat keamanan yang berakibat terjadinya pelanggaran hak asasi manusia. Misalnya pada tanggal 31 Maret telah terjadi penembakan oleh sekelompok orang bersenjata terhadap tiga orang karyawan perusahaan kayu di Wasior. Akibat peristiwa ini dikerahkan pasukan Brimob untuk memburu para pelaku dan melindungi perusahaan kayu yang lainnya. Aksi ini menimbulkan ketakutan luar biasa bagi masyarakat sekitar. Apalagi pada tanggal 3 Mei pasukan tersebut menyerang penduduk sipil, 6 orang dinyatakan tewas.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sementara itu, pada tanggal 21 April 2004 telah terjadi penghadangan terhadap aparat kepolisian yang mengawal uang ganti PT. Djayanti Group untuk warga Babo dari Kampung Meried ke Babo, Kabupaten Bintuni, Irian Jaya Barat. Uang Rp 150 juta rupiah dinilai tidak sepadan untuk mengganti hak ulayat seluas 250 hektar, padahal masyarakat menuntut ganti rugi sebesar Rp 300 juta. Akibat penghadangan itu, 2 orang penghadang tewas oleh aparat kepolisian.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Walaupun telah ada pelarangan illegal logging pada tahun 2001, aktivitas tersebut terus berlangsung. Banyak pelaku illegal logging tertangkap namun proses hukumnya terlihat mandeg. Berdasarkan siaran pers LBH Papua dan ELSHAM pada tanggal 2004, sepanjang 2001-2004 telah terjadi lima kasus <i style="mso-bidi-font-style: normal">illegal logging,</i> namun kasus-kasus tersebut belum ditindaklanjuti pihak berwenang. Di antaranya:</p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;text-indent: -14.7pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">1)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Pada tahun 2001 terdapat 8 kasus <i style="mso-bidi-font-style: normal">ilegal loging</i> dengan 8 pelaku yang semuanya warga Indonesia dengan kerugian negara 1.122 batang kayu olahan jenis merbau;</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -14.7pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">2)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Pada tahun 2002 tendapat 7 kasus <i style="mso-bidi-font-style: normal">ilegal loging</i> dengan pelaku 10 orang WNI dengan kerugiarkan negara 2145 batang kayu log jenis merbau, 34 unit alat berat serta 1000 M<sup>3</sup> kayu olahan jenis merbau;</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -14.7pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">3)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Pada tahun 2003 terdapat 2 kasus di Desa Mayado dan desa Barma Kecamatan Merdey Kabupaten Manokwari yang dilakukan oleh PT Arta Mas dan PT Trilyon Abadi Perkasa melibatkan 17 WNA asal Malaysia dan 3 WNI serta menggunakan 77 alat berat dan 840 batang kayu log jenis merbau yang saat ini masih disidangkan di Pengadilan Negeri Manokwari;</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -14.7pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">4)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Pada bulan Januari 2004 pihak TNI AL telah menangkap kapal asing berbendera Vietnam yang mengangkut ribuan kubik kayu dari Sorong yang ditaksir kerugian negara sekitar 17 milyar namun kasus ini tidak jelas penyelesaiannya;</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;text-indent: -14.7pt; "><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list:Ignore">5)<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span><!--[endif]-->Pada Januari 2004 terdapat satu kasus di distrik Bintuni Kabupaten Teluk Bintuni yang dilakukan oleh PT.Marindo Utarma Jaya yang berkedudukan di Jakarta dengan direktur Yudi Firmansyah dan melibatkan 15 WNA asal Malaysia dengan menggunakan 117 unit alat berat, 3 tongkang, 4 unit <i style="mso-bidi-font-style:normal">tug boat</i> dan 3 unit<i style="mso-bidi-font-style: normal"> crane</i> serta menghasilkan 10.000 batang kayu log.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -21.85pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b><span style="mso-list:Ignore">3.3.7.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b>LNG Tangguh: Potensi Konflik dan Pelanggaran Hak Asasi Manusia<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; ">Sumber gas bumi yang kaya di Papua mengundang perusahaan asing yang besar untuk beroperasi di sana. Di antaranya adalah proyek LNG Tangguh yang dilaksanakan BP. Proyek ini akan mengambil gas bumi di Teluk Berau-Bintuni di bagian barat Papua. Sebagian besar ladangnya merupakan daerah lepas pantai, dan menyalurkannya melalui jalur pipa menuju pabrik di daratan. Rencananya proyek ini pada tahun 2006 sudah mulai mengeskpor gas bumi tersebut. Proyek LNG Tangguh ini akan menggunakan lahan seluas 3.000 hektar. Di areal itu akan terjadi pemindahan penduduk. Pada bulan Juli 2004, sekitar 101 KK dari 127 KK yang berada di Kampung Tanah Merah Lama (TML) Distrik Babo, Kabupaten Teluk Bintuni telah memilih untuk dipindahkan ke Kampung Tanah Merah Baru (TMB) dan 26 KK ke Kampung Onar.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; ">Walaupun telah ada pendekatan yang sangat berbeda dengan Freeport, proyek ini akan berakibat sangat besar terhadap petani dan nelayan yang menghuni teluk, selain terhadap ekonomi dan masyarakat pedalaman, termasuk kota-kota Sorong, Manokwari, dan Fakfak. Pencemaran lingkungan akibat aktivitas LNG Tangguh merupakan ancaman utama bagi masyarakat Papua. Perselisihan-perselihan dengan masyarakat setempat dapat terjadi, terutama mengenai hak atas tanah yang dijadikan areal LNG Tangguh. Selain itu, ancaman juga datang dari aparat keamanan walaupun masyarakat telah secara tegas menolak kehadiran aparat keamanan di lokasi proyek.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -21.85pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b><span style="mso-list:Ignore">3.3.8.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b>Otonomi Khusus dan Kondisi Hak Asasi Manusia<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; ">Sejak 1 Januari 2002 secara resmi diberlakukan otonomi khusus (Otsus) bagi Papua, sejak itu pula nama Irian Jaya diganti dengan Papua. Namun, pemberlakuan Otsus ini belum disertai dengan perangkat peraturan perundang-undangan lainnya. Aktivitas pemprov pada tahun pertama disibukkan dengan sosialisasi dan edukasi UU Otsus Papua tersebut ke birokrasi di seluruh Papua sembari menyiapkan perangkat-perangkat pendukung, di antaranya MRP. Dalam tahun pertama, perangkat yang paling penting, yaitu Majelis Rakyat Papua, juga belum terbentuk akibat pemerintah pusat begitu lamban menyusun peraturan pemerintahnya. Di sisi lain, belum siapnya Otonomi Khusus, pemerintah pusat berencana untuk melaksanakan pemekaran Papua menjadi tiga Provinsi. Rencana tersebut telah menimbulkan pro-kontra di antara elit politik lokal dan masyarakat Papua. Masing-masing mendesak pemerintah untuk menjalankan pemekaran dan menghentikan pemekaran. Sampai tahun 2003, isu politik di Papua dipanaskan dengan pro-kontra pencabutan UU Nomor 45 Tahun 1999 dan Inpres nomor 1 tahun 2001 tentang pemekaran wilayah Papua. </p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; ">Ketidaksiapan pemeritah daerah dan pro-kontra pemekaran Papua mengakibatkan kondisi Hak Asasi Manusia memburuk di dua ranah sekaligus. Praktik-praktik korupsi, eksploitasi Sumber Daya Alam untuk mengejar pendapatan daerah, kebijakan penataan kota, dan arus investasi yang dibuka lebar telah menambah persoalan bagi pemenuhan Hak Asasi Manusia di Papua. Konflik horizontal yang berujung pada kekerasan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia serta kondisi Hak ekosob yang belum tertangani yang menyebabkan peristiwa-peristiwa kelaparan, serangan dan wabah penyakit, gagal panen kerap terjadi di tahun-tahun berikutnya. Konflik yang terjadi akibat pro-kontra pemekaran adalah Peristiwa Timika yang terjadi pada tanggal 23 Agustus 2003. Pasca pendeklarasian propinsi Irian Jaya Tengah, telah berakibat 8 orang meninggal dunia, 112 orang luka-luka, aksi pemerkosaan dan kekerasan seksual lainnya serta beberapa individu mendapat teror dan intimidasi.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; ">Di Papua setidaknya terdapat tiga wabah penyakit yang belum tertangani dengan baik, di antaranya adalah HIV/AIDS, Muntaber, dan TBC. Dalam kasus penyebaran HIV/AIDS, Provinsi Papua yang berpenduduk 2,3 juta jiwa dikategorikan siaga satu plus. Sampai Desember 2002, terdapat 1.263 kasus dari 724 1.263, terdiri dari 724 HIV dan 539 AIDS. Kasus besar di Merauke, yakni 527 kasus terdiri 307 AIDS dan 220 HIV. Pada bulan maret saja di Merauke terdapat lebih dari 600 kasus HIV/AIDS. Laju penyebaran virus ini hampir 95% ditularkan melalui hubungan seksual. Sementara itu, pada tahun 2003, data yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi Papua sampai akhir Agustus 2003 terdapat 1018 kasus yang terdiri dari 382 AIDS dan 636 HIV.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; ">Dalam kasus muntaber, di awal tahun 2004 diberitakan sebanyak 38 warga Distrik Borme, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, meninggal dunia akibat terserang diare. Kasus diare ini mewabah di 10 desa di Kecamatan Borme. Kesepuluh desa tersebut adalah Desa Sigipur, Arima, Orban, Taramlu, Nongge, Palur, Weime, Humharu, Werde, dan Desa Borme. Saat itu jumlah penderita diare sebanyak 1.857 orang, kasus terbesar terdapat di Desa Taramlu, yakni sekitar 270 orang. Sementara itu di tahun 2006 diberitakan pula sekitar 100 warga Kabupaten Jayawijaya dilaporkan meninggal dunia akibat muntah berak yang melanda daerah itu sepanjang 13 Maret-24 April 2006. Wabah ini menyerang sekitar 630 orang. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Jayawijaya, jumlah korban meninggal akibat wabah muntah berak (muntaber) sejak 13 Maret-23 April 2006 mencapai 90 orang.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; ">Sementara korban meninggal di RSUD Wamena per 24 April 2006 sebanyak 10 orang sehingga total korban meninggal dunia sebanyak 100 orang. Kebanyakan para korban berasal dari Kota Wamena dan distrik di sekitar Wamena. Wabah muntaber ini terus menyebar ke beberapa wilayah di Kabupaten Jayawijaya, tercatat 9 distrik terserang, diantaranya Kurulu, Hom-Hom, Musatfak, Wamena, Pugima, Assolokobal, Bolakme, Asologaima, dan Hubikosi. Korban terus meningkat hingga pada akhir April 2006 tercatat total korban mencapai 2.090 orang dan 141 orang meninggal dunia. Sementara itu, terdapat juga penyakit TBC yang belum tertangani di Papua. Tercatat setidaknya sebanyak 200 orang lebih di Pegunungan Bintang menderita. Ancaman lainnya adalah gizi buruk dan kelaparan. Pada tahun 2003 tercatat sekitar Sekitar 27,3 persen balita masih menderita kekurangan gizi.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;margin-left: 0cm; ">Ancaman kelaparan terus menghantui Papua, pada tahun 2000 telah terjadi kelaparan di Bonggo, sebelah timur Jayapura, yang mengakibatkan 17 Transmigran mati kelaparan. Sebagian besar disebabkan kekurangan makan dan kondisi hidup yang sangat buruk. Pada tahun 2006 kelaparan terjadi di Yahukimo. </p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:150%"><o:p> </o:p></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:21.3pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-21.3pt;line-height:200%; mso-list:l22 level2 lfo25"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-list:Ignore">3.4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal">Proses Pengadilan HAM di Papua<o:p></o:p></b></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:1.0cm; line-height:150%">Kasus pelanggaran HAM di <acronym>Papua</acronym> dinilai tidak jelas dan banyak pelaku kasus pelanggaran HAM <acronym>Papua</acronym> tidak terungkap, sehingga dibutuhkan adanya Pengadilan HAM di <acronym>Papua</acronym>, namun ironisnya hingga sekarang ini belum ada pengadilan yang mampu memecahkan permasalahan HAM yang terjadi di daerah tersebut. </p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; ">Salah satu kasus pelanggaran HAM di Papua yang sampai saat ini masih belum jelas adalah Kasus Abepura. Kasus yang terjadi pada tahun 2005 ini masih belum menemui titik terang. Berbagai pihak yang merasa simpati, seperti Solidaritas Nasional Untuk Kasus Abepura. Lembaga ini adalah gabungan dari lembaga-lembaga yang ada dan peduli terhadap permasalahan penegakan HAM di Papua, seperti LBH Papua, ALDP, SKP Keuskupan Jayapura, JPIC Sinode GKI, KONTRAS Papua, ELSHAM Papua, Dewan Adat Papua, LPDAP, STT GKI, STFT Fajar Timur, AMPTPI, AMP, HMI Jayapura, PMKRI Jayapura, GMKI Jayapura, Parlemen Jalanan, Tim Kemanusiaan Papua, Komunitas Survivor Abepura, Solidaritas Perempuan Papua, LP3A-P, IMM Jayapura, Front Pembebasan Penindasan Papua, Asrama Ninmin, FNMP, DEMMAK.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dukungan penuntasan kasus pelanggaran HAM di Papua ini tidak hanya datang dari LSM lokal saja, bahkan LSM internasional pun ikut peduli terhadap kasus yang terjadi tanah Papua. Bahkan Franciscans International, LSM Internasional yang bermarkas di Jenewa, Swis, telah melayangkan surat kepada Leandro Despouy, Pelapor Khusus PBB tentang Kemandirian Hakim dan Pengacara. Dalam surat tertanggal April 2004, kedua lembaga meminta agar pertama, beliau mendesak Pemerintah Indonesia agar menjamin supaya persidangan berjalan dengan adil, tidak memihak, dan memenuhi kriteria pengadilan HAM internasional; kedua, memantau dari dekat jalannya persidangan; dan ketiga, melaporkan segala perkembangan kepada prosedur khusus PBB yang terkait.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">LSM-LSM internasional lainya, seperti Amnesty International, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Human Rights Watch</i>, yang terus memantau kasus ini sejak awal tidak ketinggalan langkah. Dalam pernyataan pers Amnesty International pada 7 Mei 2004 di London (Inggris) ini mendesak Pemerintah Indonesia supaya menjamin terselenggaranya pengadilan HAM yang adil, jujur, dan memenuhi standar pengadilan HAM internasional (<i style="mso-bidi-font-style: normal"><u><span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman";mso-fareast-theme-font: major-fareast">http://keadilandipapuaindonesia.blogspot.com/)</span></u></i>. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Apa yang dilakukan beberapa lembaga sosial yang merasa simpati terhadap kondisi HAM di Papua ini pada dasarnya adalah menuntut ketegasan dari pemerintah Indonesia agar bertindak dan tidak menutup mata<span style="mso-spacerun:yes"> </span>terhadap banyaknya kasus pelanggaran HAM terutama oleh pihak militer yang terjadi di bumi Papua.</p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:150%"><br /></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNoSpacing" align="center" style="text-align:center;text-indent:0cm; line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal">BAB 4<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNoSpacing" align="center" style="text-align:center;text-indent:0cm; line-height:300%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal">PENUTUP<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 21.3pt; text-indent: -21.3pt; line-height: 200%; "><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-list:Ignore">4.1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal">Kesimpulan<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><span lang="DE" style="mso-ansi-language: DE">Keadaan Papua dengan status </span>O<span lang="DE" style="mso-ansi-language: DE">tonomi </span>Khusus<span lang="DE" style="mso-ansi-language:DE"> dari pemerintah tidak demikian menjadikan Papua aman damai serta tentram. Justru di</span><span lang="DE"> </span><span lang="DE" style="mso-ansi-language:DE">balik itu semua timbul berbagai macam konflik serta pelanggaran-pelanggaran HAM. Hal tersebut terjadi karena memang Papua belum siap untuk diberikan hak Otonomi Khusus untuk mengurus wilayahnya sendiri. Banyaknya potensi Sumber Daya Alam tidak sesuai dengan Sumber Daya Manusia yang dimiliki. Pelanggaran serta banyaknya kasus di Papua sendiri menjadikan Papua suatu daerah yang rawan konflik dan masih sulit menyelesaikannya di ranah hukum.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><span lang="DE" style="mso-ansi-language: DE">Wilayah Papua perlu penenganan yang lebih serius lagi dari pemerintah agar dapat tetap menjadi bagian dari Indonesia serta kekayaan alamnya pun dapat dimanfaatkan oleh warga masyarakat Papua sendiri. Penyelesaian dalam pelanggaran HAM juga perlu diperhatikan oleh pemerintah agar tidak terjadi konflik yang berkepanjangan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><span lang="DE" style="mso-ansi-language: DE">Penyelesaian yang berlarut-larut akan menjadikan wilayah Papua semakin tidak stabil maka gerakan separatis seperti OPM semakain kuat ingin memisahkan diri dari wilayah Republik Indonesia ini. Peran pemerintah sangatlah penting untuk kembali menstabilkan keadaan di Papua agar masyarakatnya dapat hidup nyaman aman tentram tentunya dengan Sumber Daya Alam yang mereka nikmati sendiri dan tidak dieksploitasi oleh negara lain.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 0cm; "><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p> </o:p></b></p> <p align="center" style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:center; line-height:300%"><span style="color: rgb(68, 68, 68); ">DAFTAR PUSTAKA<b><o:p></o:p></b></span></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm"><span class="apple-style-span"><span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:major-fareast">Alim, M. (2001). <i style="mso-bidi-font-style: normal">Demokrasi dan Hak Asasi Manusia dalam Konstiitusi Madinah dan UUD 1945</i>. Yogyakarta: UII Press.<o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm;line-height:150%"><span class="apple-style-span"><span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:major-fareast"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal;mso-layout-grid-align:none;text-autospace:none">Amiruddin, (1999). Mengenai TNI sebagai organisasi politik, “<i>Dwifungsi ABRI: Perspektif Sejarah dan Masa Depannya</i>.” Dalam Diponegoro 74: Jurnal HAM dan Demokrasi, YLBHI, III/07/1999. hal. 21-28. Jakarta: YLBHI.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;mso-layout-grid-align: none;text-autospace:none"><i><o:p> </o:p></i></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-weight:bold;mso-bidi-font-style:italic">Anari, J.<i> </i></span><span style="mso-spacerun:yes"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal">(2008). Analisis Penyebab Konflik Papua. </i>Papua Barat: Organisasi Pribumi Papua Barat (OPPB).</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm;line-height:150%"><o:p> </o:p></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm"><span class="apple-style-span"><span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:major-fareast">Bahar, S. (1997). <i style="mso-bidi-font-style: normal">Hak Asasi Manusia</i>. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt;line-height: 150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt">Budiardjo, M. (2010). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Dasar-Dasar Ilmu Politik </i>(Edisi Revisi). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.</p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt;line-height: 150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt">Elson, R. E. (2008). <i style="mso-bidi-font-style:normal">The Idea of Indonesia: Sejarah Pemikiran dan Gagasan. </i>Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm;line-height:150%"><span class="apple-style-span"><span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:major-fareast"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal;mso-layout-grid-align:none;text-autospace:none">Genschel, D. (2002).<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Makalah berjudul “Tempat dan Peran Militer Dalam Masyarakat Sipil Yang Demokratis. Pengalaman Reformasi Militer Jerman”</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;mso-layout-grid-align: none;text-autospace:none"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal;mso-layout-grid-align:none;text-autospace:none">Hardin, R. (1999)<span style="mso-spacerun:yes"> </span>“Do We Want Trust In Government?” Dalam <i>Democracy and Trust</i>, edited by Mark E. Warren. New York: Cambrigde University press.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;mso-layout-grid-align: none;text-autospace:none"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal;mso-layout-grid-align:none;text-autospace:none">Huntington, S. P. (1989). <i>Democratization In The Late Twentieth Century. (Gelombang Demokratisasi Ketiga </i><span style="mso-bidi-font-style:italic">: </span>terjemahan oleh Asril Marjohan 2001). Jakarta: Grafiti.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;mso-layout-grid-align: none;text-autospace:none"><o:p> </o:p></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm"><span class="apple-style-span"><span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:major-fareast">KOMNAS HAM. (1998). <i style="mso-bidi-font-style: normal">Membangun Jaringan Kerjasama Hak Asasi Manusia</i>. Jakarta: KOMNAS HAM.<o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm;line-height:150%"><span class="apple-style-span"><span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:major-fareast"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal;mso-layout-grid-align:none;text-autospace:none"><span style="color:#231F20">Kontras. (2005). Politik Militer Dalam Transisi Demokrasi Indonesia Catatan KontraS Paska Perubahan Rezim 1998. Jakarta: KontraS.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;mso-layout-grid-align: none;text-autospace:none"><span style="color:#231F20"><o:p> </o:p></span></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm">Muzaffar, C. (1995). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Hak Asasi Manusia dalam Tata Dunia Baru (Menggugat Dominasi Global Barat)</i>. Bandung: Mizan.</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm;line-height:150%"><o:p> </o:p></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm">Undang-Undang RI No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm;line-height:150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: normal">Widjojo, M. S. <i style="mso-bidi-font-style:normal">et al</i>. (2010). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Papua Road Map Negotiating The Past, Improving The Present, and Securing The Future</i>. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.</p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:0cm"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:0cm;line-height:200%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal">Sumber Internet<o:p></o:p></b></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm">Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan <span style="mso-bidi-font-style:italic">United Nations Development Project</span> <span style="mso-bidi-font-style:italic">(UNDP<i>. </i>(2004)<i>. The Economics of Democracy; Financing Human Development in Indonesia </i>[Online]. Tersedia: <i><u>http://</u></i></span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>www.<span style="mso-bidi-font-weight: bold">bps</span>.go.id/</u></i><cite><span style="font-style:normal;mso-bidi-font-style: italic">. [1 Oktober 2010].<o:p></o:p></span></cite></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm;line-height:150%"><cite><span style="font-style:normal;mso-bidi-font-style:italic"><o:p> </o:p></span></cite></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm"><span class="apple-style-span"><span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:major-fareast">Fauzi, M. L. (2007). <i style="mso-bidi-font-style: normal">Konsep Hak Asasi Manusia</i>. </span></span><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman";mso-fareast-theme-font:major-fareast">[Online]. Tersedia: http://mlatiffauzi.wordpress.com/</span>. [04 Oktober 2010].</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm;line-height:150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><strong><span style="font-weight:normal">Haluk, M. (2010). </span></strong><i style="mso-bidi-font-style:normal">Gambaran Umum Kondisi Ham Pasca Otonomi Khusus Di Tanah Papua</i> [Online]. Tersedia: <i style="mso-bidi-font-style: normal"><u>http://www.wartapapuabarat.org/.</u></i> [1 Oktober 2010].</p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-weight:bold">Kafiar, A. (2009, September 8). </span>Memaknai Manfaat Otonomi Khusus Papua bagi Penduduk Asli. <i style="mso-bidi-font-style: normal">Suara Pembaruan </i>[Online]. Tersedia: <span style="mso-bidi-font-weight: bold"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span><i style="mso-bidi-font-style: normal"><u>http://www.suarapembaruan.com/.</u></i> [1 Oktober 2010].</p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span class="date4">Karim, Y. (2010, 16 Juni). Bom Waktu Konflik Papua. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Papua Barat News </i>[Online]. Tersedia: </span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://www.papuabaratnews.com/</u></i>. [1 Oktober 2010].</p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm">Komariah, S. (2009). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Otonomi Khusus dan Percepatan Pembangunan di Tanah Papua</i> [Online]. Tersedia: <i style="mso-bidi-font-style: normal"><u>http://www.setneg.go.id</u>/.</i><span style="mso-spacerun:yes"> </span>[1 Oktober 2010].</p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm">Lembaga Studi & Advokasi Indonesia. (2009). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Catatan Kondisi Hak Asasi Manusia di Papua</i> [Onlne]. Tersedia: <i style="mso-bidi-font-style: normal"><u>http://www.elsam.or.id/</u></i>. [1 Oktober 2010].</p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span class="post-author">Pakage</span><span class="post-author"><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman";mso-fareast-theme-font:major-fareast">, R. (2009). </span></span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:major-fareast">Memburu Keadilan</span> </i><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:major-fareast">di</span> </i><i style="mso-bidi-font-style: normal"><span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman";mso-fareast-theme-font: major-fareast">Papua Indonesia</span></i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman";mso-fareast-theme-font:major-fareast"> [Online]. Tersedia: <i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://keadilandipapuaindonesia.blogspot.com/.</u></i><span style="mso-spacerun:yes"> </span>[5 Oktober 2010].</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:0cm"><o:p> </o:p></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm">Suwandi, M. (2002). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Pokok_Pokok Pikiran Konsepsi Dasar Otonomi Derah Indonesia (dalam Upaya Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang Demokratis dan Efisien)</i>. <span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:major-fareast">[Online]. Tersedia: <i style="mso-bidi-font-style: normal"><u>http://www.indonesia-ottawa.org/</u></i></span>. [04 Oktober 2010].</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm;line-height:150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-fareast-language:IN">Tim Lesperssi. (2008). <i style="mso-bidi-font-style: normal">Konflik Domestik Pasca Soeharto</i> [Online]. Tersedia: </span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://lesperssi.org/</u></i>. [1 Oktober 2010].</p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span class="date4">Universitas Paramadina. (2010). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Diskusi Masalah Konflik Papua </i>[Online]. Tersedia: </span><i style="mso-bidi-font-style: normal"><u>http://www.paramadina.ac.id/.</u></i> [1 Oktober 2010].</p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%"><o:p> </o:p></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman";mso-fareast-theme-font:major-fareast">Wikipedia. (___). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Hak Asasi Manusia</i>. [Online]. Tersedia: <i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://id.wikipedia.org/wiki/</u></i></span>. [04 Oktober 2010].</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm;line-height:150%"><o:p> </o:p></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman";mso-fareast-theme-font:major-fareast">Wikipedia. (___). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Otonomi </i></span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman";mso-fareast-theme-font:major-fareast;mso-ansi-language:EN-US">Khusus</span></i><span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman";mso-fareast-theme-font:major-fareast">. [Online]. Tersedia: <i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://id.wikipedia.org/wiki/</u></i></span>. [04 Oktober 2010].<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman";mso-fareast-theme-font:major-fareast">Wikipedia. (___). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Otonomi</i></span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:major-fareast;mso-ansi-language:EN-US"> <span lang="EN-US">Khusus Papua</span></span></i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman";mso-fareast-theme-font:major-fareast"> [Online]. Tersedia: <i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://id.wikipedia.org/wiki/</u></i></span>. [04 Oktober 2010].</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm;line-height:150%"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm">Wikipedia. . (<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language:EN-US">___</span>). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Konflik Papua</i> [Online]. Tersedia: <i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://id.wikipedia.org/</u>.<span style="mso-spacerun:yes"> </span></i>[1 Oktober 2010].</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm;line-height:150%"><span class="apple-style-span"><span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:major-fareast"><o:p> </o:p></span></span></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm"><span class="apple-style-span"><span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:major-fareast">_____. (2006). <i style="mso-bidi-font-style: normal">Pengertian, Macam, dan Jenis Hak Asasi Manusia (HAM) yang Berlaku Umum-Global Pelajaran Ilmu PPKN/SMP Indonesia</i>. </span></span><span style="mso-fareast-font-family:"Times New Roman";mso-fareast-theme-font:major-fareast">[Online]. Tersedia: <i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://organisasi.org/</u></i></span>. [04 Oktober 2010].</p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm;line-height:150%"><o:p> </o:p></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm"><span style="mso-bidi-font-weight:bold">_____. (2009). <i style="mso-bidi-font-style: normal">Tugas Kuliah Tentang Otonomi Daerah</i>. </span><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman";mso-fareast-theme-font:major-fareast">[Online]. Tersedia: <i style="mso-bidi-font-style:normal"><u>http://tutorialkuliah.blogspot.com/</u></i></span>. [04 Oktober 2010].</p>Catatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5278161404905719204.post-26234005515720002262010-03-22T05:46:00.011+07:002011-04-26T08:18:35.654+07:00Proposal ilmiah tentang rokok<div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold; "><span class="Apple-style-span">Industri Rokok dan Pembangunan Desa:</span></span></div><span style="font-weight:bold;"><div style="text-align: center;">Eksistensi Pabrik Rokok Subur Terhadap Dinamika Sosial-Ekonomi</div><div style="text-align: center;">Masyarakat Desa Astanalanggar Kabupaten Cirebon Tahun 1971-2009</div></span><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><span class="Apple-style-span"><span style="font-weight:bold;"><div style="text-align: center;">Oleh</div><div style="text-align: center;">Rifky Azhari</div><div style="text-align: center;">0705447</div></span><br /><br /><br /></span><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span">1. <span>Latar Belakang Masalah Penelitian</span></span></b></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Dewasa ini kemiskinan semakin marak saja terdapat di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (http://www.bps.go.id/), presentase penduduk miskin di Indonesia sampai tahun 1996 masih sangat tinggi, yaitu sebesar 17,5% atau 34,5. Hal ini sangat kontras sekali dengan cita-cita bangsa yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat disebutkan bahwa Indonesia ingin menjadi negara yang adil dan makmur. Dengan banyaknya angka kemiskinan di Indonesia, secara otomatis akan memperlambat proses pembangunan di negara tersebut. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Berbagai program telah dicanangkan oleh pemerintah Republik Indonesia untuk menaggulangi semakin meluasnya kemiskinan tersebut, salah satunya adalah pengembangan perekonomian dengan pendekatan “dari bawah” (http://www.menkokesra.go.id). Dengan cara seperti ini, pembangunan di setiap daerah akan lebih merata. Karena dengan pendekatan tersebut, pembangunan tidak lagi terfokus kepada daerah perkotaan saja. Dengan demikian diharapkan setiap daerah mampu untuk mengoptimalkan potensi perekonomian yang ada di daerahnya masing-masing, sehingga pemerataan kesejahteraan penduduk pun akan lebih merata. Terdapat dua kata kunci dalam pembangunan daerah tersebut, yaitu pembangunan daerah disesuaikan dengan prioritas dan potensi daerah masing-masing dan adanya keseimbangan pembangunan antar daerah. Dalam implementasinya, bermacam cara telah dilakukan, seperti pengembangan industri di desa-desa baik itu industi rumah tangga maupun industri kecil. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Tidak dapat dipungkiri bahwa pengembangan industri daerah sangat berperan besar dalam pembangunan perekonoman dan pembangunan di daerah tersebut, termasuk industri kecil. Dengan adanya industri kecil di daerah tersebut, maka masyarakat akan terserap sebagai tenaga kerja, sehingga angka kemiskinan dapat ditekan. Demi kelancaran program tersebut diperlukan suatu kebijakan strategis yang mampu mendorong berkembangnya industri kecil, khususnya yang terdapat di pedesaan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Pemerintah sudah berupaya agar pertumbuhan industri kecil di setiap tingkat terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu kebijakan pemerintah tersebut dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) no 10 tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah, serta Undang-Undang no 9 tahun 1995 tentang usaha kecil. Dengan peraturan itu, maka pemerintah berupaya untuk memberdayakan usaha menengah agar nantinya merka dapat berkembang dan meningkat jumlahnya menjadi usaha yang tangguh, mandiri dan unggul serta mempunyai daya saing yang tinggi baik dalam negeri maupun luar negeri. Peraturan ini berlaku untuk semua industri yang terdapat di Indonesia, termasuk di dalamnya adalah industri rokok.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Terdapatnya perubahan orientasi industri, dimana tidak hanya fokus di daerah perkotaan tetapi juga mulai melihat potensi desa untuk mendirikan industrinya. Hal itu juga terjadi di Kabupaten Cirebon. Di Kabupaten Cirebon sendiri banyak terdapat industri rokok, khususnya industri rokok kretek. Tercatat 61 pabrik rokok kretek yang tersebar di 6 kecamatan dan 9 desa di Kabupaten Cirebon (Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon, 2009: 1-2). Maraknya industri rokok di Kabupaten Cirebon ini tentu saja membawa konsekuensi terhadap dinamika sosial-ekonomi desa yang ada di wilayah tersebut. Memang jika dilihat secara geografis, kondisi alam di Kabupaten Cirebon sendiri dinilai sangat startegis sebagai daerah indstri rokok. Letaknya yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, serta Kota Cirebon sendiri sangat strategis untuk daerah pemasarannya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Kondisi geografis Kabupaten Cirebon yang merupakan dataran rendah, maka sebagian besar mata pencaharian warganya adalah sebagai petani dan buruh tani dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya. Dilihat dari penghasilan para petani dan buruh tani, setidaknya penghasilan tersebut belum dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan hidup masyarakat Kabupaten Cirebon. Mengingat hasil panen pada umumnya rata-rata hanya dapat dilaksanakan dua kali dalam setahun. Oleh karena itu, kehadiran industri rokok diharapkan dapat memberikan tambahan penghasilan dalam menunjang kebutuhan hidup masyarakat Kabupaten Cirebon. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Begitu pula yang terjadi di Desa Astanalangga Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon. Pekerjaan masyarakat di desa tersebut mayoritas adalah petani dan buruh tani harus tunjang dengan usaha lainnya. Mengingat jika mereka hanya mengandalkan sektor pertanian saja yang panen dua kali dalam setahun, kebutuhan mereka akan sulit untuk terpenuhi. Untuk menanggulangi masalah tersebut, mereka akhirnya memilih pekerjaan tambahan sebagai tenaga kerja di perusahaan rokok yang ada di desa tersebut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Di Desa Astanalangga Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon terdapat 28 industri rokok, jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan desa lainnya yang terdapat di Kabupaten Cirebon. Diantara banyaknya pabrik rokok di desa ini, PR (Pabrik Rokok) Subur bisa disebut sebagai pionir awal berkembangnya pabrik rokok. PR Subur ini adalah industri rokok dengan jenis kretek. Mulai merintis usaha pada tahun 1960 awalnya memproduksi adalah rokok “putih” atau rokok tak bermerk. Hingga pada awal tahun 1971 pemerintah Kabupaten Cirebon mulai “mencium” potensi dari perusahaan ini hingga akhirnya pada tahun ini juga diberikan izin pendirian industri rokok dengan nama PR Subur. Produk dari PR Subur ini menggunakan merk dagang Panah Mas.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Dalam pembuatan rokok, tidak semua orang dapat melakukannya. Diperlukan suatu keahlian khusus agar mutu dari produk yang dihasilkan akan terjamin. Maka untuk itu dipilihlah para wanita yang dinilai tekun dan rapih dalam mengerjakan sesuatu dibandingkan dengan laki-laki. Maka tak heran di setiap perusahaan rokok banyak sekali pekerja wanita. Pekerja laki-laki memang ada, tetapi mereka hanya ditugaskan sebagai pengangkut tembakau, atau yang bertugas menjadi distributor ke warung-warung rokok saja.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Setiap industri pasti mengalami pasang surut. Begitu pula dengan PR Subur. Pada tahun 1971 dan 1998-2003 industri ini mengalami perkembangan yang pesat. Sedangkan dari akhir tahun 1971-1998 industri ini pernah merasakan “gulung tikar” akibat kebijakan harga cukai yang melambung cukup tinggi. Dengan naiknya harga cukai pengusaha rokok Subur tidak mampu untuk membeli cengkeh, karena keuntungan yang mereka peroleh tak sebanding dengan harga cukai pada masa itu. Di tahun 1998 PR Subur melihat adanyanya suatu peluang usaha, disaat Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi akibat lemahnya fundamental perekonomian Indonesia (Adiningsih, 2008: 8). Akibat dari lemahnya fundamental perekonomian tersebut adalah naiknya harga-harga barang dan penurunan daya beli masyarakat. Berbagai cara dilakukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya akan tetapi kebutuhan untuk merokok bagi beberapa masyarakat harus terpenuhi. PR Subur memberikan alternatif untuk memenuhi kebutuhan akan rokok masyarakat dengan menawarkan rokok yang harganya relatif terjangkau dengan Rp. 500 /bungkus. Dengan harga tersebut, minat masyarakat untuk membeli rokok dari PR Subur pun meningkat. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Pada tahun 2003, produk dari PR Subur ini telah mampu menjangkau pasar rokok di Bengkulu, Palembang, dan Papua. Proses pendistribusian produk dilakukan pada awalnya dengan tidak sengaja. Ketika ada warga Desa Astanalanggar Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon pulang ke kampung halamnnya setelah merantau cukup lama. Ketika kembali ke tempat asal warga tersebut, mereka membawa rokok dari PR Subur. Di daerah rantau tersebut mereka membagikan rokok yang dibawa kepada teman-temannya, respon dari konsumen tersebut sangat bagus. Hingga akhirnya permintaan akan rokok dari PR Subur itu pun mengalami peningkatan. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Sebenarnya banyak masalah yang mampu menghambat perkembangan dari PR Subur. Masalah itu berasal dai persaingan dengan perusahaan rokok kecil sendiri, perusahaan rokok besar, serta kebijakan pemerintah. Persaingan dengan pabrik rokok lain dinilai relatif kecil yaitu, hanya masalah persaingan harga jual dan pendistribusian produk rokok ke pasaran. Untuk menaggulangi masalah tersebut, para pengusaha rokok yang ada di Desa Astanalanggar telah melakukan kesepakatan tentang pembagian daerah pendistribusian dari rokok yang telah dihasilkan oleh pabrik rokok masing-masing.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Persaingan dengan perusahaan rokok besar pun terjadi dalam dinamika perusahaan rokok Subur. Berdasarkan hasil penelitian awal, masalah yang sering dihadapi oleh PR Subur serta pabrik rokok lainnya adalah pengawasan yang sangat ketat dari Dirjen Bea dan Cukai terhadap pabrik rokok kecil. Jika industri rokok kecil sangat diawasi sekali dalam hal pembuangan limbah rokok sehingga limbah tersebut tidak bisa dipergunakan kembali dengan alasan tidak baik untuk kesehatan, maka yang terjadi di perusahaan rokok besar adalah sebaliknya. Limbah yang ada di perusahaan rokok besar justru dipergunakan kembali untuk pembuatan rokok dengan merk berbeda dan dijual di pasaran. Masalah lainnya yang terjadi adalah perbedaan kualitas antara rokok yang dihasilkan oleh pabrik rokok kecil dengan perusahaan rokok besar yang berujung kepada minat beli masyarakat terhadap rokok tersebut. Untuk menyiasati masalah itu, PR Subur membuat bungkus dari rokok yang merka produksi hampir sama seperti kemasan rokok yang dihasilkan oleh perusahaan rokok besar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Pada tahun 2009, Menteri Keuangan Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan no 181/PMK.011/2009 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau, Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai no P-43/BC/2009 tentang Tata Cara Penetapan Tarif Cukai Hasil Tembakau, serta Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai no SE-27/BC/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Penetapan Tarif Cukai Hasil Tembaka. Latar belakang dikeluarkannya peraturan itu adalah agar sistem tarif cukai hasil tembakau menjadi sederhana, terciptanya kelancaran administrasi penerapan tarif cukai hasil tembakau dan peningkatan pelayanan bagi pengusaha pabrik hasil tembakau atau importer. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Dengan adanya kebijakan tersebut, hampir seluruh industri rokok yang terdapat di Kabupaten Cirebon mengalami “gulung tikar” dalam berproduksi, termasuk juga PR Subur. Hal ini dikarenakan dalam kebijakan tersebut dinyatakan kenaikan PPN untuk industri rokok kecil sebesar 8,4% /batang bandingkan dengan kenaikan PPN pabrik rokok besar yang hanya 1,5% /batang. Hal tersebut sungguh memberatkan bagi para industri rokok kecil seperti PR Subur. Dengan keuntungan sebesar Rp. 5000/ 200 bungkus dianggap tak sebanding dengan pajak yang harus mereka keluarkan. Belum lagi dengan peraturan tersebut, semua industri rokok kecil harus mengurangi jumlah produknya. Akan tetapi para pengusaha rokok kecil terutama PR Subur berusaha agar industri ini tetap berjalan sehingga pembangunan serta dinamika sosial-ekonomi masyarakat di desa tersebut dapat berjalan dengan lancar. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Masyarakat menilai jika pabrik itu masih berproduksi, mereka akan diuntungkan, khususnya para perempuan. Pabrik rokok ini mampu menyerap seluruh pekerja wanita yang terdapat di desa tersebut. Dengan demikian, maka perekonomian masyarakat di Desa Astanalanggar dapat berjalan. Selain itu, sebagian keuntungan yang diperoleh dari penjualan rokok dialokasikan untuk pembangunan Desa Astanalanggar, seperti untuk pembangunan jembatan, pendirian mushala, serta pendirian sekolah. Limbah dari sisa tembakau yang digunakan untuk rokok pun dapat dimanfaatkan bagi pertanian warga sebagai pencegahan terhadap hama sebelum padi ditanam. Bahkan dari limbah rokok tersebut, pada akhir tahun 2009 Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon mengusulkan adanya pembuatan pupuk dari bahan limbah rokok. Namun sayang hal itu baru sebatas wacana dan belum terealisasikan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Pemerintah Daerah Cirebon sendiri sudah berupaya menyelamatan pabrik rokok kecil di Kabupaten Cirebon ini agar tetap berproduksi. Upaya tersebut baru sebatas sosialisasi peningkatan mutu, sosialisasi masalah pengoptimalisasi SDM, serta bantuan berupa alat-alat produksi. Namun, upaya dinilai tidak cukup membantu. Karena masalah utama dari pabrik rokok tersebut adalah peraturan pemerintah yang dinilai menghambat mereka untuk berproduksi. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Dari beberapa pemaparan tersebut, peneliti memfokuskan kajian yang menarik untuk dikaji yaitu bagaimana PR Subur ini mampu bertahan pasca dikeluarkannya Peraturan pemerintah yang dirasa menghambat produksi dari PR Subur seta persaingan dari industri rokok besar? Alasan mengambil tentang pasang surut PR Subur di Desa Astanalangga Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon adalah, Pertama, kurangnya penulisan sejarah, khususnya sejarah lokal tentang perkembangan industri rokok kecil di Kabupaten Cirebon dalam rentang waktu 1971-2009 yang merupakan salah satu sektor berhubungan langsung dengan masyarakat. Kedua, pengambilan daerah Desa Astanalangga Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon sebagai pusat kajian dikarenakan daerah ini merupakan daerah yang mempunyai pabrik rokok kretek terbanyak di Kabupaten Cirebon. Ketiga, pengambilan PR Subur didasarkan bahwa pabrik rokok ini dianggap sebagai industri rokok pertama yang ada di Desa Astanalanggar. Keempat, industri ini menjadi salah satu mata pencaharian sambilan yang juga dapat disejajarkan dengan mata pencaharian utama merka yaitu bertani. Selain itu juga, alasan lain yang menjadi pertimbangan adalah peneliti mengharapkan dengan mengkaji pembahasan ini semoga dapat menemukan dan memberikan solusi alternatif terbaik bagi pengusaha rokok kecil agar tetap bertahan sehingga pembangunan di desa tersebut akan tetap berjalan. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Tahun kajian yang peneliti fokuskan tahun 1971-2009. Hal tersebut didasarkan tahun 1971 sebagai tahun awal berdirinya secara resmi industri rokok PR Subur setelah dari tahun 1960 perusahaan ini menjadi peusahaan yang belum mendapat izin dari PEMDA Cirebon. Tahun 2009 dijadikan sebagai akhir kajian karena pada tahun itu perkembangan industri rokok kecil mengalami masa yang sulit pasca dikeluarkannya peraturan pemerintah yang dinilai cukup menghambat perkembangan dari industri rokok kecil termasuk PR Subur. Persaingan antar perusahaan rokok lainnya juga meningkat. Sehingga dengan adanya hambatan tersebut, membuat para pengusaha PR Subur harus memutar otak agar usahanya tetap berjalan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Berdasarkan fakta di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji permasalahan tentang dinamika industri rokok kecil yang terdapat di Desa Astanalanggar Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon ini, khususnya PR Subur. Sekaligus peneliti juga ingin mengetahui seberapa besar kontribusi PR Subur terhadap perkembangan sosial-ekonomi masyarakat Desa Astanalanggar. Oleh karena itu, peneliti merumuskan permasalahan tersebut dalam sebuah proposal penelitian yang berjudul Industri Rokok dan Pembangunan Desa: Eksistensi Pabrik Rokok Subur Terhadap Dinamika Sosial-Ekonomi Masyarakat Desa Astanalanggar Kabupaten Cirebon Tahun 1971-2009. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><span><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><b><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; "><b>2. Rumusan dan Batasan Masalah</b></span></div></b></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Berdasarkan beberapa pokok pemikiran yang dipaparkan di atas terdapat satu permasalahan utama yang akan dikaji yaitu “bagaimana PR Subur ini mampu bertahan pasca dikeluarkannya peraturan pemerintah yang dinilai menghambat produksi rokok serta persaingan dari industri rokok besar? Agar permasalahan yang akan dikaji lebih jelas dan fokus, penulis akan memberikan batasan permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">1. Bagaimana kondisi sosial-ekonomi masyarakat Desa Astanalanggar Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon antara kurun waktu 1971-2009?</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">2. Bagaimana upaya para pengusaha rokok Subur dalam mengembangkan Desa Astanalanggar Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon selama kurun waktu kajian?</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">3. Bagaimana konsekuensi keberadaan industri rokok Subur dalam mengembangkan Desa Astanalanggar Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon selama 38 tahun?</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">4. Bagaimana peran pemerintah daerah Kabupaten Cirebon dalam menangani permasalahan industri rokok kecil ini?</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><b>3.<span> </span></b><span style="font-weight:bold;">Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menjawab berbagai pertanyaan permasalahan yang telah dirumuskan sebagai berikut, yakni untuk : </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">1. Mendeskripsikan kondisi sosial-ekonomi masyarakat Desa Astanalanggar Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon. antara kurun waktu 1971-2009. Ada pun aspek yang akan diteliti meliputi kondisi sosial, ekonomi, serta tingkat pendidikan masyarakat Desa Astanalanggar Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">2. Mendeskripsikan upaya dari pengusaha rokok Subur dalam mengembangkan industri rokok Subur di Desa Astanalanggar Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon selama kurun waktu kajian melalui berbagai faktor untuk melihat peningkatan dan penurunan industri ini baik dari segi faktor modal, tenaga kerja, produksi, dan pemasarannya, serta upaya pengusaha dalam menyiasati adanya peraturan pemerintah yang menghambat perkembangan industri rokok kecil dan persaingan usaha dari perusahaan rokok besar. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">3. Menjelaskan konsekuensi keberadaan industri rokok Subur terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat Desa Astanalanggar Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon selama 38 tahun sebagai suatu pola pembangunan industri pedesaan di Kabupaten Cirebon. Ada pun konsekuensinya meliputi tingkat kesejahteraan yakni penghasilan berupa upah yang diterima oleh pekerja, keuntungan yang diperoleh pengusaha, munculnya tingkat pendidikan yang baru, pembangunan fisik yang sudah dilakukan di desa tersebut dan sebagainya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">4. Menjelaskan peran pemerintah daerah Kabupaten Cirebon dalam menangani permasalahan industri rokok kecil pada umumnya dan PR Subur khususnya yang meliputi perhatian PEMDA Cirebon terhadap industri rokok kecil yang berupa bantuan dan sosialisasi.peningkatan mutu produksi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">1. Memperkaya penulisan mengenai sejarah khususnya sejarah lokal di Desa Astanalanggar Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon. Sehingga nantinya dapat menimbulkan wawasan baru dan mengembangkan sejarah lokal di desa tersebut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">2. Memberikan pengetahuan tentang dinamika masyarakat pedesaan di Kabupaten Cirebon terutama di sekitar Pabrik Rokok Subur dalam memenuhi kelangsungan hidupnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">3. Memberikan solusi alternatif tentang permasalahan yang terjadi di industri rokok kecil sehingga nantinya dapat diimplementasikan secara bersama-sama dengan PEMDA Cirebon serta pengusaha PR Subur itu sendiri.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><span style="font-weight:bold;"><div style="text-align: justify;">4. Kajian Pustaka</div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa konsep. Konsep tersebut yaitu tentang pembangunan desa dan kewirausahaan. Dengan konsep tersebut, diharapkan akan membantu peneliti dalam penelitian tentang Perkembangan Industri Rokok Subur di Desa Astanalanggar Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon Tahun 1971—2009. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Konsep pertama yang peneliti gunakan adalah tentang pembangunan desa. Peter Hagul (1992: 15) dalam bukunya yang berjudul Pembangunan Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat, menjelaskan bahwa pembangunan desa adalah suatu proses yang membawa peningkatan kemampuan penduduk pedesaan menguasai lingkungan sosial yang disertai meningkatnya tingkat hidup merka akibat dari penguasaan tersebut. Surjadi (1983: 21) dalam bukunya yang berjudul Pembangunan Masyarakat Desa, menjelaskan bahwa pasca Perang Dunia II kesadaran akan pembangunan yang menekankan pembangunan kearah yang sempit dan spesifik dihubungkan dengan kebutuhan serta kesejahteraan anggota masyarakat setempat mulai tumbuh. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Dalam implementasinya, sebagian besar pemerintah negara-negara berkembang mulai mendorong pembangunan taraf nasional dan menyiapkan program-program spesial yang menstimulir dan menolong orang-orang untuk mengembangkan cara-cara hidup masyarakat setempatnya, program ini kemudian dikenal juga sebagai Pembangunan Masyarakat. Pembangunan ini dipandang sebagai suatu proses transformasi pada dasaranya akan membawa perubahan dalam proses alokasi sumber-sumber ekonomi, proses distribusi manfaat, dan proses akumulasi yang membawa pada peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan (Sumodiningrat, 1997: 17). Dengan demikian angka kemiskinan dan pengangguran di desa dapat ditekan secara perlahan tapi pasti. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Dalam pembangunan ini, masyarakat desa tentu saja boleh mengadakan penyesuaian dirinya untuk mengubah dan mengembangkan cara-cara hidupnya tanpa bantuan dari luar dalam jenis apa pun. Akan tetapi dewasa ini kebanyakan masyarakat desa justru memerlukan bantuan untuk memungkinkan mereka mengadakan penyusuaian pada perkembangan yang cepat berlangsung disekelilingnya. Di Indonesia sendiri program pembangunan masyarakat desa sudah ada sejak tahun 1947 melalui Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan yang kemudian terbentuklah kementerian khusus yang mengurusi pembangunan masyarakat desa yang disebut Kementerian Pembangunan (Surjadi, 83: 310). </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Berbagai program pun telah dilaksanakan agar pembangunan desa berjalan dengan lancar. Namun hal tersebut terlepas dari masalah-masalah yang terjadi dalam penerapannya. Ada pun masalah yang terjadi diantaranya sasaran yang dituju hanya kelompok yang sama atau orang yang itu-itu saja. Dengan kata lain, berbagai layanan itu hanya dapat dirasakan oleh sekelompok kecil orang desa saja (Surjadi, 83: 312). </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Konsep berikutnya yang akan digunakan peneliti adalah Kewirausahaan. Kewirausahaan menurut Gambhir (Sunendar, 2007: 10) adalah one who owns, organizes, manages and assumes the risk of business or enterprise. Dari definisi tersebut, terdapat dua hal yang harus diperhatikan, yaitu kepemilikan (ownership) dan resiko (risk). Maksudnya, setiap orang yang ingin menjadi wirausahawan harus memiliki kepemilikan dan siap menanggung resiko apa pun nanti. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Di berbagai negara, wirausahawan sering dianggap sebagai model peranan atau contoh yang patut ditiru karena ia memiliki semangat, tekad, dan kreativitas. Lebih dari itu, mereka seringkali dianggap sebagai “pahlawan ekonomi” yang mempunyai kemampuan untuk berinovasi dan menciptakan serta memanfaatkan peluang ekonomi yang ada di hadapan merka. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Kewirausahaan tidak hanya menyangkut kepentingan ekonomi saja, tetapi juga kepentingan sosial dan kepentingan-kepentingan lain yang bersifat personal atau kolektif, bahkan kepentingan untuk berprestasi juga ada dalam kewirausahaan. Hal ini juga berlaku untuk usaha tradisional yang memprioritaskan untuk mempertahankan dan melanggengkan pekerjaan, wirausaha berusaha mengambil resiko dengan bereksperimen menciptakan pekerjaan baru. Terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan dalam usaha tradisional. Pertama, usaha tradisional dapat dipenuhi oleh satu keterampilan saja, seperti pembuatan rokok. Kedua, wirausaha terus berupaya menemukan cara-cara baru untuk bertahan dan memperluas jangkauan usahanya khususnya untuk factor distribusi produk yang dihasilkannya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Untuk memahami perilaku wirausaha dengan baik, kita harus mengidentifikasi karekteristik yang berhubungan erat dengan wirausahawan. Timmons (Sunendar, 2007: 17-18) memaparkan sedikitnya terdapat beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh wirausahawan, yaitu:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">1. Komitmen dan tekad</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">2. Kepemimpinan</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">3. Pencarian peluang</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">4. Toleransi terhadap resiko dan ketidakpastian</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">5. Kreatif, mandiri dan mampu beradptasi</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">6. Bermotivasi tinggi</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Berdasarkan pernyataan di atas peneliti menangkap adanya karakteristik tersebut dalam jiwa pengusaha rokok Subur. Mereka memiliki komitmen yang ditinggi terhadap pekerjaan. Dengan jiwa kepemimpinan yang dimiliki oleh pengusaha rokok Subur mereka dapat mengambil keputusan tepat menyangkut produksi dan distribusi dari rokok itu. Pengusaha rokok Subur pintar melihat peluang, kondisi masyarakat yang sedang sulit, sedangkan keinginan untuk merokok relatif tinggi maka pada tahun 1998 pengusaha rokok ini memulai kembali produksi rokoknya setelah dari akhir tahun 1971 mereka “gulung tikar”. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">5<span>.</span><span style="font-weight:bold;"> Metode dan Teknik Penelitian</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini tadalah metode historis. Metode historis adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman peninggalan masa lampau (Gottschalk, 1986: 32). Sebagaimana dikemukakan pula oleh Ismaun (2005: 35) bahwa metode ilmiah sejarah adalah proses untuk menguji dan mengkaji kebenaran rekaman dan peningggalan-peninggalan masa lampau dengan menganalisis secara kritis bukti-bukti dan data-data yang ada sehingga menjadi penyajian dan cerita sejarah yang dapat dipercaya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Mengenai langkah-langkah dalam penelitian ini menurut Sjamsuddin (2007: 85-239) antara lain sebagai berikut : </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">1. Heuristik, yaitu proses pengumpulan sumber-sumber sejarah yang berhubungan dengan skripsi ini. Dalam tahap ini, penulis melakukan pencarian sumber-sumber sejarah baik yang berupa wawancara, buku, dokumen, maupun artikel. Realisasi dari tahap ini, penulis mencaba melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam masalah yang akan dikaji, mengunjungi beberapa perpustakaan yang dianggap mempunyai sumber-sumber yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji. Diantaranya penulis mengunjungi Perpustakaan UPI, dan Perpustakaan Palasari. Selain itu, penulis juga mencoba mengkaji sumber-sumber artikel dari internet yang dianggap relefan dengan pembahasan ini. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">2. Kritik Sumber, merupakan langkah selanjutnya dari metode ilmiah sejarah yang dilakukan ketika sumber-sumber sejarah telah ditemukan. Kritik sumber terbagi kedalam dua, yaitu Kritik Eksternal dan Kritik Internal. Kritik Eksternal ditujukan untuk menilai otentisitas sumber sejarah. Dalam kritik ekstern dipersoalkan bahan dan bentuk sumber, umur, dan asal dokumen, kapan dibuat, dibuat oleh siapa, instansi apa, atau atas nama siapa. Dalam tahapan ini, penulis mencoba menilai sumber-sumber sejarah tersebut berdasarkan ketentuan dari kritik eksternal. Kritik Internal lebih ditujukan untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya. Pada tahap ini, penulis membandingkan isi dari sumber-sumber sejarah dari satu penulis buku dengan penulis buku lainnya dengan maksud agar fakta-fakta sejarah yang diperoleh lebih valid untuk mendukung pembahasan yang akan dikaji.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">3. Interpretasi adalah proses pemberian penafsiran atas fakta-fakta sejarah yang telah dikritisi melalui kritik sumber. Dalam hal ini, proses ini dilakukan untuk memberikan makna pada fakta-fakta sejarah agar dapat mendukung peristiwa yang dikaji. Dalam tahap ini, penulis memberikan penafsiran pada fakta-fakta sejarah yang diperoleh selama penelitian dengan menghubungkan beberapa fakta menjadi suatu kesatuan makna yang sejalan dengan peristiwa tersebut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">4. Historiografi merupakan tahapan terakhir dari metode ilmiah sejarah dalam penulisan skripsi ini. Dimana dalam historiografi ini, fakta-fakta yang telah melalui berbagai macam proses kemudian disusun menjadi satu kesatuan sejarah yang utuh sehingga terbentuklah suatu skripsi. Dalam proses ini, penulis mengerahkan seluruh daya pemikiran dan menuangkannya ke dalam skripsi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu sintesis dari seluruh penelitian yang telah dilakukan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Untuk mendukung hasil sintesis, peneliti menggunakan pendekatan interdisipliner yaitu pendekatan yang menggunakan satu disiplin ilmu yang dominan, yang ditunjang oleh ilmu-ilmu sosial lainnya. Dalam hal ini, penulis mengambil satu disiplin ilmu yaitu ilmu sosial yang berupa ilmu ekonomi, Sosiologi, dan Antropologi. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">1. Studi Kepustakaan, yaitu mencari sumber baik berupa buku, artikel dan dokumen yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, yang kemudian dikaji untuk memperoleh solusi dalam memecahkan permasalahan penelitian.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">2. Studi Dokumenter, yaitu suatu cara dalam pengumpulan data melalui media visual berupa foto-foto, gambar diambil pada waktu melakukan penelitian di lapangan atau pun dokumen-dokumen lainnya yang berupa peraturan-peraturan pemerintah Republik Indonesia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">3. Wawancara, adalah suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan keterangan yang dilakukan melalui percakapan dengan beberapa narasumber yang dianggap mempunyai keterkaitan dengan permasalahan yang dikaji. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><span style="font-weight:bold;"><div style="text-align: justify;">6. Sistematika Penulisan</div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Mengenai sistematika penulisan yang digunakan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">BAB I PENDAHULUAN</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah dan batasannya, tujuan dan manfaat penelitian, metode dan teknik penulisan serta sistematika penulisan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">BAB II TINJAUAN PUSTAKA</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Menjelaskan secara singkat tentang sumber-sumber kepustakaan yang dijadikan sebagai bahan referensi yang berhubungan dengan pokok pembahasan yang juga disertai dengan analisis yang dapat mempermudah dalam pemecahan masalah tersebut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">BAB III METODOLOGI PENELITIAN</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Menjelaskan secara rinci tentang cara kerja penulis dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan sumber-sumber yang sesuai dengan permasalahan yang dikaji. Dalam ilmu sejarah, langkah-langkah tersebut meliputi : Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi, dan Historiografi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">BAB IV KEHIDUPAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT DESA ASTANALANGGAR KECAMATAN LOSARI KABUPATEN CIREBON (1971-2009)</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Bab ini merupakan bagian utama dari skripsi yang berisi tentang kajian-kajian seperti yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Ada pun rumusan masalahnya yaitu menjelaskan tentang kondisi sosial-ekonomi masyarakat Desa Astanalanggar Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon antara kurun waktu 1971-2009, upaya para pengusaha rokok Subur dalam mengembangkan Desa Astanalanggar Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon selama kurun waktu kajian, konsekuensi keberadaan industri rokok Subur dalam mengembangkan Desa Astanalanggar Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon selama 38 tahun, peran pemerintah daerah Kabupaten Cirebon dalam menangani permasalahan industri rokok kecil ini.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">BAB V KESIMPULAN</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Merupakan bagian terakhir dari skripsi yang berisi pernyataan dan saran yang terangkum dari hasil analisis semua fakta yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji dari penulis yang diutarakan secara ringkas dan jelas.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><span style="font-weight:bold;"><div style="text-align: justify;">DAFTAR PUSTAKA</div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Adiningsih, S. et al. (2008). Satu Dekade Pasca Krisis Indonesia: Badai Pasti Berlalu. Yogyakarta: Kanisius.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Alma, B. (2008). Kewirausahaan. Jakarta: Alfabeta.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Collier, W. L. et al. (1996). Pendekatan Baru Dalam Pembangunan Pedesaan di Jawa: Kajian Pedesaan Selama Dua Puluh Lima Tahun. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Effendi, T. N. (1995). Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja dan Kemiskinan. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Hagul, P. (Eds). (1992). Pembangunan Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Jakarta: CV. Rajawali. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Ismaun. (2005). Sejarah Sebagai Ilmu. Bandung: FPIPS UPI Bandung.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Siagran, H. (1986). Pokok-pokok Pembangunan Masyarakat Desa. Bandung: Alumni.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Sitanggang, H. (Eds). (1995). Corak dan Pola Kehidupan Sosial Ekonomi Pedesaan: Studi Tentang Kewiraswastaan Pada Masyarakat di Plered. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Sjamsuddin, H. ( 2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Soekanto, S. (2005). Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Sukirno, S. (2006). Ekonomi Mikro: Teori Pengantar (Edisi Ketiga). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Sumodiningrat, G. (1997). Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat (Edisi Kedua). Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Sunendar, D. (Eds). (2007). Kewirausahaan (Untuk Pemelajaran Bahasa dan Seni). Bandung: Basen Press.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Surjadi. A. (1983). Pembangunan Masyarakat Desa. Bandung: Alumni.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Sumber Dokomen</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Cirebon. (2009). Laporan Akhir Penyusunan SON Produksi Bersih Bagi Pabrik Rokok Kecil di Kabupaten Cirebon Tahun Anggaran 2009. Cirebon: Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Cirebon.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Dirjen Bea dan Cukai. (2009). Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai no P-43/BC/2009 tentang Tata Cara Penetapan Tarif Cukai Hasil Tembakau. Jakarta: Departemen Keuangan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Dirjen Bea dan Cukai. (2009). Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai no SE-27/BC/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Penetapan Tarif Cukai Hasil Tembaka. Jakarta: Departemen Keuangan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Menteri Keuangan. (2009). Peraturan Menteri Keuangan no 181/PMK.011/2009 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau. Jakarta: Departemen Keuangan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Presiden Republik Indonesia. (1995). Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil. Jakarta: Sekretaris Negara Republik Indonesia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Presiden Republik Indonesia. (1998). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1998 Tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil. Jakarta: Sekretaris Negara Republik Indonesia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Presiden Republik Indonesia. (1999). Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1999 Tentang Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah. Jakarta: Sekretaris Negara Republik Indonesia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Presiden Repuyblik Indonesia. (2008). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Jakarta: Sekretaris Negara Republik Indonesia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Sumber Internet</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Badan Pusat Statistik. (1996). Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Penduduk (P2) menurut provinsi tahun 1996 [Online]. Tersedia: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=23¬ab=1. [10 Maret 2010].</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Departemen Sosial RI. (2005). Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Sistem Kesejahteraan Sosial Nasional [Online]. Tersedia: http://kfm.depsos.go.id/mod.php?mod=userpage&page_id=3. [10 Maret 2010]. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. (2009). Pembangunan Desa Tertinggal Disediakan Dana Rp 1,09 Trilun [Online]. Tersedia: http://www.menkokesra.go.id/content/view/11599/39/. [10 Maret 2010].</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Wawancara</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Deni Yulianto, Desa Astanalanggar Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon, pengawas produksi PR Subur (27 Februari 2010).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Kusen, Desa Astanalanggar Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon, pendiri dan pemilik PR Subur (27 Februari 2010).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Suhardi, Desa Astanalanggar Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon, humas PR Subur (27 Februari 2010).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><span style="font-weight:bold;"><div style="text-align: justify;">LAMPIRAN-LAMPIRAN</div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Lampiran 1. Data Industri Rokok di Kabupaten Cirebon</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Data Persebaran Industri Rokok di Kabupaten Cirebon</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">No. Nama Perusahaan Alamat Perusahaan Nama Pemilik</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">1 PR. Gemilang Jaya Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Tiah BT. Warmin</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">2 PR Sangjaka Jati Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Sunendi</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">3 PR Tinta Ria Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Ahmad Edi Junaedi</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">4 PR Tujuh Langit Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Suharto</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">5 PR Raihan Fuji Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Nurjaenudin Bin Jured</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">6 PR Dwi Putra Manunggal Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Amirudin Bin Sudirman</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">7 PR Hamid jaya Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Aliyah</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">8 PR Subur Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Kusen Bin Nawi</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">9 PR Karma Baru Taman Indah Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Warkini Witati</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">10 PR Hidup Baru Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Masri’ah</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">11 PR Falmas Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Moh Dam Bin Taum</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">12 PR Al Hidayah Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Kusnadi</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">13 PR Mulya Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Muhari Bin Karwiyah</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">14 PR Barokah Jaya Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Darwiyah</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">15 PR Aji Rasa Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Rohensih</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">16 PR Kretek Slamet Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Mudri</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">17 PR Sumber Alam Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Sahuri</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">18 PR Kretek Penuntun Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Aktori</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">19 PR Makmur Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Walidun</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">20 PR Jaya Mandiri Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Deni Yulianto</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">21 PR Mekar Jaya Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Mirno</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">22 PR Persterdapatr Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Yana Firginawan</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">23 PR Amanat Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">24 PR Aji Satha Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Akhmad Khaerudin</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">25 PR Silva Jaya Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon JUndiyah</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">26 PR Bumi Jaya Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Suhardi Bin Rambiyad</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">27 PR Gurun Pijak Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Warid Bin Awarah</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">28 PR Puing Morgana Desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon Saudi Bin Raswin</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">29 PR Bima Sakti Putra Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon Carudin</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">30 PR Tri In One Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon Waryad</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">31 PR Triplex Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon Satori Ardiyanto</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">32 PR Bata Merah Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">33 PR Putra Kasur Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon Makmuri Bin Maskud</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">34 PR Chandramawa Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon Dulkarom Bin Raswin</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">35 PR Billi Putra Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon Narjo</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">36 PR Pandawa Putra Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon Madrais</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">37 PR Darma Luhur BD. Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon Baedi’</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">38 PR Darma Luhur TM. Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon Watmo</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">39 PR Darma Luhur TM. Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon Wahidin</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">40 PR Darma LUhur SK Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon Sawidin</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">41 PR Alisa Widya Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon Yunaenah</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">42 PR Hikmah Putra Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon Rudi</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">43 PR Saudara Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon Haeriyanto</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">44 PR Safutri Jaya Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon Khotimah</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">45 PR Rokin Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon Sriyanah</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">46 PR Darma Luhur RK Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon Rokimah Bt Kterdapats</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">47 PR Samiaji Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon Sunaningsih</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">48 PR Joe Jaya Putra Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon Juana Bin Salt</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">49 PR Eka Putra Maju Bersama Desa Losari Lor Kec. Losari Kab. Cirebon Siti Khomisoh</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">50 PR Tiga Bersaudara Desa Losari Kidul Kec. Losari Kab. Cirebon Nukidin</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">51 PR Mitra Mandir Desa Losari Kidul Kec. Losari kab. Cirebon Subali Bakti</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">52 PR Berkah Jaya Desa Pasuruan Kec. Pabedilan Kab. Cirebon Jhaiyah BT. Talib</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">53 PR Putra Manunggal Jaya Desa Pasuruan Kec. Pabedilan Kab. Cirebon Edi Susendi Bin Wardi</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">54 PR Putra Eddyti Desa Pasuruan Kec. Pabedilan Kab. Cirebon Suminah Binti Abdul Talib</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">55 PR Cakra Desa Pasuruan Kec. Pabedilan Kab. Cirebon </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">56 PR Hany Jayatama SR Desa Pasuruan Kec. Pabedilan Kab. Cirebon Sopandi</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">57 PR Trubus Uni Jaya Desa Pasuruan Kec. Pabedilan Kab. Cirebon Tabrani</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">58 PR Osman Sutjinto Desa Jungjang Kec. Arjawinangun Kab. Cirebon Osman Sutjinto</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">59 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Desa Kasugengan Lor Kec. Depok Kab. Cirebon Gulang Putu Jayaputra</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">60 CV. Trio Djamlang Desa Megu Gede Kec. Weru Kab. Cirebon Muzaed</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">61 PR Dua Merpati Desa Tangkil Kec. Susukan Kab. Cirebon Ahmad Zaeni</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon Tahun 2009.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(0, 0, 255); font-family:Verdana;font-size:12px;"></span><br /></div>Catatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5278161404905719204.post-83153756029699275442010-03-09T06:26:00.003+07:002011-04-26T08:18:57.121+07:00PENYEBARAN ISLAM di ASIA TENGGARA: MORO SAMPAI ABAD XX<div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold; "><i>ABSTRACT</i></span></div><div style="text-align: justify;">Tulisan ini akan membahas mengenai Islam di Asia Tenggara yang memiliki berbagai macam proses dan perkembangannya sendiri, dimana setiap negara memiliki perbedaan dalam proses Islamisasi dan juga perkembangannnya. Namun, ada satu kesamaan yang dapat ditarik dari keberagaman Islamisasi yang terdapat di Asia Tenggara, dimana Islam datang pertama kali dilakukan melalui perdagangan sampai pada akhirnya sukses setelah melalui politik. </div><i><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; "><i>Key words</i>: Islamisasi, Moro, Jalur Perdagangan, Politik. </span></div></i><div style="text-align: justify;"><br /></div><span style="font-weight:bold;"><div style="text-align: justify;">Proses Islamisasi di Asia Tenggara</div></span><div style="text-align: justify;">Azyumardi Azra (2005: 2-19) menyampaikan beberapa teori yang berhubungan dengan datangnya Islam ke Asia tenggara. Pertama, Pijnappel berpendapat bahwa Islam datang ke Asia Tenggara berasal dari anak Benua India, yaitu Gujarat dan Malabar. Menurut dia, adalah orag-orang Arab bermazhab Syafi’i yang bermigrasi dan menetap di wilayah India tersebut yang membawa Islam ke Asia Tenggara. Pendapat ini didukung oleh Snouck Hurgronje yang mengatakan bahwa Islam berpijak kokoh di beberapa kota pelabuhan kota Anak Benua India, Muslim Deccan-banyak di antara mereka tinggal di sana sebagai pedagang perantara dalam perdagangan Timur Tengah ke Asia Tenggara (Azra, 2005: 3). Selain itu, Islam di India Selatan sama dengan Asia Tenggara dalam mengutamakan bulan kedelapan melihat ini sebagai bukti bahwa asal usul Islam di Asia Tenggara adalah India (Reid, 2004: 30). </div><div style="text-align: justify;">Kedua, Moquette berpendapat bahwa Islam datang ke Asia Tenggara berasal dari Gujarat. Hal ini dibuktikan setelah ia mengamati bentuk batu nisan di Pasai dan di makam Maulânâ Mâlik ‘Ibráhîm di Gresik, ternyata bentuknya sama seperti batu nisan yang ada di Cambay, Gujarat (Ricklefs, 2008: 8). Ketiga, Fatimi berpendapat bahwa Islam disebarkan ke Asia Tenggara berasal dari Bengal. Hal ini dibuktikan dengan batu nisan yang ada di makam Mâlik Al-Shâlih berbeda dengan batu nisan yang ada di Gujarat, tetepi lebih mirip dengan bentuk dan gaya nisan yang ada di Bengal, teori ini kemudian berkembang menadi “teori natu nisan” (Azra, 2005: 4; lihat juga Ricklefs, 2008: 8 dan Mubarok, 2008: 253). Keempat, Marrison berpendapat bahwa Islam yang disebarkan ke Asia Tenggara berasal dari pantai Coromandel pada abad ke-13 M. Argumennya diperkuat dengan menunjuk kepada kenyataan bahwa pada masa Islamisasi Samudera Pasai, yang raja pertamanya wafat pada 698/1297, Gujarat masih merupakan kerajaan Hindu. Barulah setahun kemudian (699/1298), Cambay, Gujarat ditaklukan kekuasaan Muslim (Azra, 2005:4). Ia menyokong teori ini dengan menunjuk kepada persamaan mazhab fikih dari kedua wilayah tersebut. Mayoritas muslim di Nusantara adalah pengikut mazhab Syafi’i, yang juga cukup dominan di wilayah Coromandel dan Malabar, seperti disaksikan oleh para Ibn Bathuthah ketika ia mengunjungi kawasan ini. Menurut arnold, para pedagang dari Coromandel dan Malabar mempunyai peranan penting dalam perdagangan antara India dan Nusantara. Sejumlah besar pedagang ini mendatangi pelabuhan-pelabuhan dagang dunia Melayu-Indonesia dimana mereka ternyata tidak hanya terlibat dalam perdagangan, tetapi juga dalam penyebaran islam. Kelima, Crawfurd berpendapat bahwa Islam yang disebarkan di Asia Tenggara berasal dari Arab. Pendapat ini didukung oleh Hamka dan W. P. Goenevelt (Hasan dan Sumitro, 1994: 18-20 ; Mubarok, 2008: 256) yang menyatakan argumen bahwaa) madzhab yang dianut oleh kerajaan Islam Pasai pada waktu itu adalah madzhab Syafi’i; dan madzhab itu berasal dari Mekkah; dan b) gelar-gelar raja Pasai yang dipakai pada waktu itu adalah gelar raja-raja Mesir. </div><div style="text-align: justify;">Siti Maryam dkk (2003: 377 ; Mubarok, 2008: 254) menginformasikan tentang waktu kedatangan Islam. Pertama, sebagian ahli berpendapat bahwa Islam datang ke Asia Tenggara pada abad pertama hijriah (abad VII M) yang dibuktikan dengan pendapat I’Tsing yang menyatakan bahwa Sriwijaya sudah menjalin hubungan dengan khalifah Mu’awiyah Ibn Abi Sufyan (661 M) dan khalifah Umar Ibn Abd Al-Aziz (717-720 M); dan kedua, Islam masuk ke Asia Tenggara pada abad XIII M dengan hipotesis akibat keruntuhan dinasti Abbasiyah oleh Hulagu (1258 M). </div><div style="text-align: justify;">Azyumardi Azra (1989: xvi ; Mubarok, 2008: 254) mengatakan bahwa perkembangan Islam di Asia Tenggara mengalami tiga tahap: pertama, Islam disebarkan oleh para pedagang yang berasal dari Arab, India, dan Persia di sekitar pelabuhan. Pada tahap ini, para ulama yang juga merangkap sebagai pedagang memiliki peran besar dalam penyebaran Islam. Di samping itu, penyebaran Islam tahap pertama ini sangat diwarnai oleh aspek mistik Islam (tasawuf). Tahap pertama ini berlangsung hingga Majapahit runtuh (abad XV M).</div><div style="text-align: justify;">Kedua, sejak datang dan berkuasanya Belanda di Indonesia, Inggris di Semenanjung Malaya, dan Spanyol di Pilipina, sampai abad XIX M; dan ketiga, tahap liberalisasi kebijakan pemerintah kolonial, terutama Belanda di Indonesia. Pada tahap ini, proses Islamisasi di Asia Tenggara sampai bentuknya seperti sekarang ini. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><span style="font-weight:bold;"><div style="text-align: justify;">Pola dan Saluran Penyebaran Islam di Asia Tenggara</div></span><div style="text-align: justify;">Islam di Asia Tenggara sampai abad ke 18, oleh H.J. de Graaf. Islam masuk ke Asia tenggara melalui tiga metode, yakni :</div><div style="text-align: justify;">1) Oleh para pedagang Muslim dengan jalur perdagangan yang damai. Peranan pedagang muncul dari situasi Malaya dan kepulauan Nusantara di sepanjang jalur perdagangan antara Asia Barat dan Timur jauh serta Maluku. Pedagang Muslim dan barang-barangnya disambut dengan baik. Mereka menjadi mitra dagang dan sekutu politik para penguasa lokal menggeser peranan orang-orang Hindu.</div><div style="text-align: justify;">2) Oleh para da’i dan orang suci (wali) yang datang dari India atau Arab yang sengaja bertujuan mengislamkan orang-orang kafir dan meningkatkan pengetahuan mereka yang telah beriman. Ajaran para da’i dikenal karena unsure sufismenya. Tulisan-tulisan dan dakwah-dakwah para da’i menyebabkan penduduk setempat menjadi tersentuh dengan masyarakat dunia yang lebih luas daripada yang telah mereka kenal saat itu.</div><div style="text-align: justify;">3) Dengan kekuasaan dan memaklumkan perang terhadap negara-negara penyembah berhala. Menempuh jalan perang untuk menyebarkan keimanan di kalangan orang-orang kafir. Sisa-sisa kerajaan Majapahit ditaklukkan dengan jalan jihad atau perang suci ini.</div><div style="text-align: justify;">VoA Islam menyebutkan mengenai kedatangan Islam di negara-negara yang ada di Asia Tenggara hampir semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan para pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan. Pada abad ke-5 sebelum Masehi Kepulauan Melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang yang berlayar ke Cina dan mereka telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar Pesisir. Kondisi semacam inilah yang dimanfaatkan para pedagang Muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam pada warga sekitar pesisir.</div><div style="text-align: justify;">1) Saluran perdagangan</div><div style="text-align: justify;">Pada taraf permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui perdagangan. Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat pedagang-pedagang Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia. Saluran Islamisasi melaui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Mereka berhasil mendirikan masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya. Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai Bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang masuk Islam, bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi karena faktor hubungan ekonomi dengan pedagang-rpedrarrgarng Muslim. Perkembangan selanjutnya mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.</div><div style="text-align: justify;">2) Saluran perkawinan</div><div style="text-align: justify;">Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi isteri saudagar-saudagar itu. Sebelum dikawin mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim.</div><div style="text-align: justify;">Dalam perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan; tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campa yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.</div><div style="text-align: justify;">3) Saluran pendidikan</div><div style="text-align: justify;">Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwah ketempat tertentu mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan Sunan Giri di Giri. Keluaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan Agama Islam.</div><div style="text-align: justify;">4) Saluran kesenian</div><div style="text-align: justify;">Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.</div><div style="text-align: justify;">5) Saluran politik</div><div style="text-align: justify;">Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.</div><div style="text-align: justify;">Untuk lebih memperjelas bagaimana proses masuknya agama Islam di Asia Tenggara ini, ada 3 teori diharapkan dapat membantu memperjelas tentang penerimaan Islam yang sebenarnya</div><div style="text-align: justify;">a. Menekankan peran kaum pedagang yang telah melembagakan diri mereka di beberapa wilayah pesisir lndonesia, dan wilayah Asia Tenggara yang lain yang kemudian melakukan asimilasi dengan jalan menikah dengan beberapa keluarga penguasa local yang telah menyumbangkan peran diplomatik, dan pengalaman lnternasional terhadap perusahaan perdagangan para penguasa pesisir. Kelompok pertama yang memeluk agama lslam adalah dari penguasa lokal yang berusaha menarik simpati lalu-lintas Muslim dan menjadi persekutuan dalam bersaing menghadapi pedagang-pedagang Hindu dari Jawa. Beberapa tokoh di wilayah pesisir tersebut menjadikan konversi ke agama lslam untuk melegitimasi perlawanan mereka terhadap otoritas Majapahit dan untuk melepaskan diri dari pemerintahan beberapa lmperium wilayah tengah Jawa.</div><div style="text-align: justify;">b. Menekankan peran kaum misionari dari Gujarat, Bengal dan Arabia. Kedatangan para sufi bukan hanya sebagai guru tetapi sekaligus juga sebagai pedagang dan politisi yang memasuki lingkungan istana para penguasa, perkampungan kaum pedagang, dan memasuki perkampungan di wilayah pedalaman. Mereka mampu mengkomunikasikan visi agama mereka dalam bentuknya, yang sesuai dengan keyakinan yang telah berkembang di wilayah Asia Tenggara. Dengan demikian dimungkinkan bahwa masuknya Islam ke Asia Tenggara agaknya tidak lepas dengan kultur daerah setempat.</div><div style="text-align: justify;">c. Lebih menekankan makna lslam bagi masyarakat umum dari pada bagi kalangan elite pemerintah. Islam telah menyumbang sebuah landasan ldeologis bagi kebajikan lndividual, bagi solidaritas kaum tani dan komunitas pedagang, dan bagi lntegrasi kelompok parochial yang lebih kecil menjadi masyarakat yang lebih besar (Lapidus, 1999:720-721). Agaknya ketiga teori tersebut bisa jadi semuanya berlaku, sekalipun dalam kondisi yang berbeda antara satu daerah dengan yang lainnya. Tidak terdapat proses tunggal atau sumber tunggal bagi penyebaran lslam di Asia Tenggara, namun para pedagang dan kaum sufi pengembara, pengaruh para murid, dan penyebaran berbagai sekolah agaknya merupakan faktor penyebaran lslam yang sangat penting.</div><div style="text-align: justify;">Pada perkembangannya Islam mampu menjadi agama mayoritas di Asia Tenggara. Banyak faktor yang menerangkan tentang hal tersebut, antara lain :</div><div style="text-align: justify;">1) Pedagang Muslim asing yang datang ke Asia Tenggara memperkenalkan Islam guna mendapatkan keunggulan ekonomi dan politik di kalangan masyarakat pribumi. Para pedagang Muslim memperkenalkan ketentuan-ketentuan hukum Islam mengenai perdagangan dan mengambil keuntungan ekonomi secara maksimal sehingga mampu membatasi adanya pilihan terhadap agama-agama lain.</div><div style="text-align: justify;">Bangsa Barat datang dengan membawa agama Kristen. Namun Kristen tidak begitu berkembang di Nusantara tapi justru Islam-lah yang berkembang pesat karena penyebaran Islam tidak dihalangi oleh pemerintah kolonial dan mereka juga tidak memaksakan agama Kristen kepada penduduk setempat. Kehadiran kolonis merangsang terjadinya proses Islamisasi dan intensifikasi lebih lanjut di kawasan ini. Identifikasi kolonis sebagai penjajah kafir, menjadikan Islam sebagai wadah integrative masyarakat pribumi yang saat itu terbelah oleh berbagai faktor sosial dan cultural dalam menghadapi penjajah Barat. Kepercayaan nenek moyang atau system tradisional lainnya tidak mampu tampil sebagai alternative identifikasi dan mekanisme pertahanan diri di tengah meningkatnya bahaya dan sewenag-wenangan kolonisme Barat, kecuali Jawa yang pernah jadi pusat kekuasaan politik Hindu-Budha yang sudah diinternalisasikan dengan kebudayaan Jawa, maka tidak ada wilayah lain di Asia Tenggara yang mendalam dipenetrasi oleh Hindu-Budha. Ketentuan-ketentuan universal-transendetal Hindu tidak pernah berlaku, di Jawa sekalipun. Sistem adat atau tradisi pribumi yang sangat bersifat lokal, partikularistik dan divisive, sehingga tidak bisa tiharapkan tampil menjadi faktor integrative.</div><div style="text-align: justify;">2) Adanya kesamaan bentuk Islam yang pertama kali datang ke Indonesia dengan sifat mistik dan sinkretisme kebudayaan nenek moyang setempat. Islam tasawwuf diterima oleh penduduk pribumi sehingga Islam mampu hidup berdampingan secara damai dengan kepercayaan nenek moyang Jawa. Muncul kaum santri, abangan dan priyayi.</div><div style="text-align: justify;">3) Teori lain menurut ahli-ahli Kristen. Sifat Islam yang sederhana mengandung unsure-unsur perkauman (tribalisme) yang menyebabkan Islam mudah dan cepat berkembang di kalangan masyarakat yang memiliki system kepercayaan dan tradisi yang tidak canggih. Kesederhanaan Islam cukup dengan membaca dua kalimat shahadah. Tapi Islam bukan sekedar shahadah tetapi banyak mengandung banyak ajaran lain yang menyangkut segala aspek kehidupan. Seperti yang diungkapkan oleh Snouck Hourgonje bahwa Islam tidak sesederhana itu karena perkembangan Islam di Timur Tengah sendiri diwarnai dengan Liberalisme.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><span style="font-weight:bold;"><div style="text-align: justify;">Masuknya Islam ke Filipina</div></span><div style="text-align: justify;">Dalam proses Islamisasi di Asia Tenggara, agaknya yang terus menjadi sorotan adalah masalah perdagangan. Hal ini didukung oleh Tom Pires dan Marcopolo yang menyatakan bahwa kontak lewat perdagangan ini adalah penjelasan yang paling tepat mengenai Islamisasi. Akan tetapi, Van Leur dan Scrhrieke justru berpandangan lain. Mereka berdua lebih memandang bahwa faktor-faktor politik paling berperan dalam Islamisasi di Asia Tenggara. Ada juga yang memadang imam-imam Sufilah yang punya andil lebih, yaitu Johns dan Fatimi. Kesemua pendapat tersebut akhirnya didamaikan oleh pendapat Reid (2004: 22-23) : “kehadiran Islam tentu saja dibawa oleh para pedagang dan acapkali diperkuat oleh kekuatan politik dan militer.”</div><div style="text-align: justify;">Untuk menganalisis bagaimana sesungguhnya islamisasi yang terjadi di Filipina, maka perdebatan di atas adalah dasar yang cukup jelas untuk dijadikan pertimbangan mengenai suatu bentuk atau proses islamisasi yang terjadi di Filipina.</div><div style="text-align: justify;">Sejarah masuknya Islam di Filipina tidak dapat dilepaskan dari kondisi sosio kultural wilayah tersebut sebelum kedatangan Islam. Filipina adalah sebuah Negara kepulauan yang terdiri dari 7107 pulau dengan berbagai suku dan komunitas etnis. Sebelum kedatangan Islam, Filipina adalah sebuah wilayah yang dikuasai oleh kerajaan-kerajaan. Islam dapat masuk dan diterima dengan baik oleh penduduk setempat setidaknya karena ajaran Islam dapat mengakomodasi berbagai tradisi yang telah mendarah daging di hati mereka.</div><div style="text-align: justify;">Para ahli sejarah menemukan bukti abad ke-16 dan abad ke-17 dari sumber-sumber Spanyol tentang keyakinan agama penduduk Asia Tenggara termasuk Luzon, yang merupakan bagian dari Negara Filipina saat ini, sebelum kedatangan Islam. Sumber-sumber tersebut memberikan penjelasan bahwa sistem keyakinan agama yang sangat dominan ketika Islam datang pada abad ke-14 sarat dengan berbagai upacara pemujaan untuk orang yang sudah meninggal. Hal ini jelas sekali tidak sejalan dengan ajaran Islam yang menentang keras penyembahan berhala dan politeisme. Namun tampaknya Islam dapat memperlihatkan kepada mereka bahwa agama ini memiliki cara tersendiri yang menjamin arwah orang yang meninggal dunia berada dalam keadaan tenang, yang ternyata dapat mereka terima (Reid, 2004: 24-25).</div><div style="text-align: justify;">Selain itu, Di antara semua agama besar di dunia, Islam barangkali yang paling serasi dengan dunia perdagangan. Al-Qur’an maupun Al-Hadits sebagai sumber tertinggi dalam agama Islam banyak memuji kepada pedagang yang dapat dipercaya. Islam dibawa oleh pedagang dan dengan cepat menyesuaikan dirinya dengan gaya hidup atau kondisi kota-kota dagang yang relatif makmur. Dengan demikian bagi kebanyakan orang Filipina Islam selalu diidentikan dengan kekayaan, keberhasilan dan kekuasaan. Jadi tidak aneh jika orang yang memliki ambisi di bidang perdagangan mulai mengasimilasi Islam meskipun belum paham mengenai ajaran pokok Islam (Reid, 2004: 36-37).</div><div style="text-align: justify;">Di sisi lain, tidak dapat diragukan lagi bahwa skala perdagangan Asia Tenggara mulai melesat sangat pesat pada penghujung abad ke-14. Hasil dari perdagangan ini, kota-kota berkembang dengan kecepatan sangat mencengangkan termasuk sepanjang wilayah pesisir kepulauan Filipina. Para pedagang dari berbagai negeri bertemu dan menimbulkan adanya pertukaran baik di bidang ilmu pengetahuan maupun agama. Mereka yang cenderung bergerak di bidang perniagaan segera tertarik dengan kepercayaan baru ini yang tentu dengan berbagai alasan. pepohonan, gunung, atau roh nenek moyang tidak dapat dibawa bepergian dengan mudah. Pedangang ini butuh keyakinan yang dapat diterapkan secara luas. Jika dia keluar maka dia butuh bahasa melayu dan butuh penerimaan dari lingkungan serta relasi di kota perdagangan. Islam menyediakan sistem kepercayaan maupun sistem sosial bagi pedagang ini yang dapat di terapkan kapan pun dan di mana pun.</div><div style="text-align: justify;">Setelah masyarakat Filipina mengenal Islam, belum banyak yang memeluk agama ini karena keterbatasan jangkauan dan kesempatan untuk menjangkau daerah lain terutama di pedalaman. Pada abad ke 14 M, sisa-sisa kekuasaan Sriwijaya ditumpas oleh Majapahit. Banyak pangeran dan prajurit melarikan dri ke berbagai wilayah Melayu. Di pulau Jolo terdapat kerajaan Bagunda. Menurut Mubarok, sebuah riwayat mengatakan bahwa seorang Arab yang tengah melakukan perjalanan dari Sumatera dan Kalimantan menikah dengan anak perempuan raja Baguinda (Mubarok, 2008: 262).</div><div style="text-align: justify;">Hal ini didukung oleh apa yang ditemukan Azra. Menurutnya sebuah tarsilah (silsilah) raja-raja muslim dari kesultanan Sulu di Filipina menerangkan Islam disebarkan diwilayah ini oleh seorang arab yang bernama Syarif Auliya Karim Al-Makhdum yang datang dari Malaka pada tahun 1380. Setelah itu, datang juga orang Arab yang bernama ’Amin Allah al-Makhdum, yang juga dikenal dengan sebutan Sayyid al-Niqab. Ia dipercaya datang bersama sejumlah muslim Cina. Gelombang Islamisasi di sulu selanjutnya terjadi ketika seorang Arab bernama Sayyid abu Bakr ke wilayah ini. Menurut Hunt, seorang pengembara barat di Sulu saat itu menjelaskan bahwa “seorang Sufi lain datang dari Mekah, bernama Sayyid Barpaki, berhasil memasukkan hampir seluruh penduduk ke dalam Islam” (Azra, 2005: 10-11).</div><div style="text-align: justify;">Ajaran Islam yang simpatik menarik banyak kalangan. Salah satunya adalah Kabungsuwan Manguindanao, raja terkenal dari Manguindanao, yang akhirnya memeluk Islam. Dari sinilah awal peradaban Islam di wilayah ini dimulai. Manguindanao sendiri kemudian menjadi seorang Datu yang berkuasa atas propinsi Davao di bagian tenggara pulau Mindanao. Karena kekuasaan Datu, Islam menyebar ke berbagai daerah sekitarnya, terutama daerah kepulauan dan pantai. Sepanjang garis pantai kepulauan Filipina semuanya berada dibawah kekuasaan pemimpin-pemimpin Islam yang bergelar Datu atau Raja bahkan setelah kedatangan orang-orang Spanyol (eramuslim.com).</div><div style="text-align: justify;">Kiranya, begitulah proses masuknya islam di Filipina. Dikenal dari sebuah interaksi ekonomi (dagang), ada juga yang sengaja disiarkan, lalu akhirnya dikembangkan secara luas oleh kekuasaan politik yang dalam hal ini adalah raja sebagai pemimpin tertinggi dalam suatu kerajaan..</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><span><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><b><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; "><b>Perkembangan Umat Islam di Moro</b></span></div></b></span><div style="text-align: justify;">Perkembangan Islam di Moro setelah proses penyebaran Islam di Filipina umumnya dan di Mindanao yang di diami oleh orang-orang Moro khususnya secara garis besar terbagi menjadi tiga bagian. Dalam fase ini, ketiga bagian secara keseluruhannya yang berlangsung sampai sekarang merupakan masa atau fase perlawanan yang dilancarkan oleh bangsa Moro terhadap para penjajah.</div><div style="text-align: justify;">Yang pertama yaitu pada masa kolonialisme Spanyol, yang kedua adalah pada masa imperialism Amerika Serikat, yang ketiga adalah fase peralihan antara pemerintah Amerika Serikat ke tangan Pemerintah baru Filipina, dan yang ke-empat adalah pada masa pasca-kemerdekaan dimana pada masa ini pemerintah Filipina sendiri yang melakukan tekanan terhadap bangsa Moro.</div><div style="text-align: justify;">a) Masa Kolonial Spanyol</div><div style="text-align: justify;">Orang-orang Spanyol memasuki bumi Filipina pada tanggal 16 Maret tahun 1521 dibawah pimpinan Ferdinand de Magellans, yang pada masa itu sedang melakukan ekspedisi untuk mengelilingi dunia. Namun, yang dilakukan oleh Ferdinand de Magellans tidak hanya sekedar melakukan penjelajahan semata, namun juga membawa misi kolonialisme sebagaimana yang tertanam dalam semangat eksplorasi orang-orang Spanyol dan Portugis pada masa Imperialisme Kuno, yakni Gold (mencari kekayaan), Glory (menambah wilayah kekuasaan), dan Gospel (misi penyebaran agama (Katolik Kristen).</div><div style="text-align: justify;">Seperti halnya yang dilakukan oleh pelaut-pelaut lainnya seperti Vasco da Gama dari Portugis yang menemukan rute pelayaran ke India melalui Afrika atau Christoper Colombus yang ‘menemukan’ benua Amerika. Sebagai perbandingan, mereka dating tidak sekedar melakukan eksplorasi tetapi juga membawa misi kolonialisme dengan semangat Gold, Glory, dan Gospel. Dalam beberapa sumber pun menyebutkan bahwa mereka melakukan pembantaian terhadap penduduk asli yang mereka temui. Seperti orang-orang Zamorin di yang berdiam di India bagian Selatan yang dibantai oleh Vasco da Gama maupun orang-orang Amerika asli yang dibunuhi oleh pasukan Colombus di pulau yang kini dikenal El Savador.</div><div style="text-align: justify;">Spanyol tidak hanya menjajah, tapi juga membawa misi Kristen di bumi Islam tersebut. Pada 1578, negeri Matador ini mengadu domba rakyat Filipina untuk memereangi orang-orang Islam di selatan. Spanyol melabelinya dengan nama perang suci, hingga dari sinilah kemudian timbul kebencian dan rasa curiga orang-orang Kristen Filipina terhadap Bangsa Moro yang Islam hingga sekarang. Sejarah mencatat, orang Islam pertama yang masuk Kristen akibat politik yang dijalankan kolonial Spanyol ini adalah istri Raja Humabon dari pulau Cebu, kemudian Raja Humabon sendiri dan rakyatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam hal ini, yaitu pada kaitannya yang dilakukan Ferdinand de Magellams ketika ‘singgah’ di Filipina, Pasukan Spanyol melakukan penaklukan baik dengan kekuatan militer (hard power), dimana mereka mengobarkan peperangan terus menerus selama 375 tahun untuk menaklukan seluruh kepulauan Filipina, maupun dengan melakukan Kristenisasi terhadap penguasa setempat (Soft Power) seperti pengkristenan yang mereka lakukan terhadap istri Raja Humabon dari Pulau Cebu dan kemudian terhadap Raja Humabon sendiri dan terakhir rakyatnya mengikutinya.</div><div style="text-align: justify;">Namun dalam masa selama 375 tahun tersebut Spanyol tidak dapat menundukan Kepulauan Mindanao di bagian selatan Filipina baik dengan Kristenisasi maupun dengan kekuatan senjata, karena orang-orang Moro yang mendiami Mindanao di Filipina Selatan memiliki keyakinan yang teguh terhadap ajaran Islam berhubung merekalah orang Filipina paling awal yang mengenal Islam karena pendatang Muslim dari luar sendiri menjejakan kaki di Filipina pertama kali di bagian selatan (Mindanao). Dengan kekuatan bersenjatapun orang-orang Moro tidak menerima karena bangsa Moro memang memiliki watak yang keras sehingga sulit ditaklukan. Sebagaimana yang tertera pada kutipan berikut:</div><div style="text-align: justify;">…Ketika kolonial Spanyol menaklukan wilayah utara dengan mudah dan tanpa perlawanan berarti, tidak demikian halnya dengan wilayah selatan. Mereka justru menemukan penduduk wilayah selatan melakukan perlawanan sangat gigih, berani dan pantang menyerah…..Tentara kolonial Spanyol harus bertempur mati-matian kilometer demi kilometer untuk mencapai Mindanao-Sulu (kesultanan Sulu takluk pada tahun 1876). Menghabiskan lebih dari 375 tahun masa kolonialisme dengan perang berkelanjutan melawan kaum Muslimin. Namun, walaupun demikian, kaum Muslimin tidak pernah dapat ditundukan secara total. </div> <div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seperti yang tel;ah disebutkan dalam kutipan paling awal diatas, upaya yang dilakukan Spanyol dalam mengadu domba sesama rakyat Filipina dengan merekrut orang-orang Filipina yang telah dikristenkan untuk turut memerangi bangsa Moro ternyata tetap saja menemui kegagalan dan tidak membuahkan hasil, sehingga kedaulatan bangsa Moro dari penjajahan asing tetap utuh.</div><div style="text-align: justify;">b) Masa Imperialisme Amerika Serikat</div><div style="text-align: justify;">Amerika Serikat (AS) mendapatkan kepulauan Filipina dengan membelinya seharga US$ 20 juta ketika Spanyol menjualnya pada AS pada tahun 1898 melalui Traktat Paris. Namun, penjualan ini pada dasarnya tidak dapat dianggap sah atau tidak berlaku bagi Mindanao karena Mindanao sendiri tidak dapat ditaklukan oleh kolonialis Spanyol sehingga tidak termasuk dalam koloni Spanyol, sehingga Spanyol menjual kepulauan di selatan Filipina ini hamnya dengan klaim bahwa seluruh Filipina termasuk Mindanao merupakan wilayah koloni Spanyol. Sehingga hal ini akan berakibat pada AS sendiri dimana AS akan mengalami serentetan pertempuran dari tahun 1914-1923 dengan bangsa Moro karena bangsa ini terus melakukan perlawanan terhadap penjajah AS yang dating sebagai penjajah baru menggantikan kaum penjajah sebelumnya, yakni Spanyol.</div><div style="text-align: justify;">Sekalipun Spanyol gagal menundukkan Mindanao dan Sulu, Spanyol tetap menganggap kedua wilayah itu merupakan bagian dari teritorialnya. Secara tidak sah dan tak bermoral Spanyol kemudian menjual Filipina kepada Amerika Serikat seharga US$ 20 juta pada tahun 1898 melalui Traktat Paris.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Klaim Spanyol atas dua kepulauan tersebut jika dilihat pada masa penjajahan Filipina oleh Amerika Serikat ternyata Amerika Serikat sendiri telah memiliki cara tersendiri untuk ‘menundukkan’ orang-orang Moro, mereka dating dengan damai dan memperlihatkan diri sebagai sosok yang bersahabat. Hal ini dikarenakan Amerika Serikat sedang disibukkan oleh pemberontakan Emilio Eguinaldo. Baru setelah pemberontakan Eguinaldo berhasil ditumpas oleh AS, AS mulai berani melakukan campur tangan dan penjajahan terbuka terhadap bangsa Moro, dan akibatnya bangsa Moro pun melalkukan serentetan perlawanan seperti yang telah disebutkan di paragraph awal.</div><div style="text-align: justify;">Karena Amerika Serikat melihat bahwa tekanan senjata tidak efektif, merekapun melancarkan penjajahan gaya baru dengan melakukan ‘asimilasi’ melalui pendidikan. Hasilnya, budaya dan arus pemikiran Barat pun menjalar di masyarakat Moro sehingga bangsa Moro yang baru setelah diinfiltrasi melalui pemikiran ini terpecah-pecah, tidak bersatu padu seperti sebelumnya, sehingga merika Serikat dapat menghadapi ancaman mereka dengan lebih mudah.</div><div style="text-align: justify;">c) Fase Peralihan</div><div style="text-align: justify;">Sebelum Amerika Serikat memberikan kemerdekaan dan meninggalkan Filipina, pada masa yang singkat ini merupakan fase peralihan dari imperialism Amerika Serikat menuju kemerdekaan Filipina. Amerika Serikat meninggalkan jejak di Filipina dengan menerapkan sebuah hokum dimana hukum tersebut merupakan hokum yang digunakkan sebagai alat untuk menyita tanah-tanah milik umat Islam Moro. Akibat dari tindakan ini adalah tanah yang menjadi komponen utama di sebuah masyarakat agraris dimana tanah merupakan sumber penghasilan keseharian sekaligus mata pencaharian tidak lagi dimiliki oleh orang-orang Islam sehingga dapat berdampak pada perekonomian mereka.Yang lebih buruk lagi, tanah-tanah itu diambil alih oleh para pemodal-pemodal asing Amerika Serikat yang mengambil alih tanah tersebut, dan hal ini merupakan penjajahan ekonomi Amerika Serikat terhadap bangsa Moro.</div><div style="text-align: justify;">Namun hal yang lebih buruk pada fase peralihan ini adalah ketika senator Manuel L. Quezon menerapkan kebijakan dengan memperbanyak jumlah bangsa Filipina non-Muslim di Mindanao sehingga dalam waktu berikutnya umat Islam di Mindanao pun menjadi minoritas di tanah kelahirannya sendiri, sebagaimana termaktub dalam paragraph berikut:</div><div style="text-align: justify;">Manuel L. Quezon, seorang senator, (1936-1944) berusaha memperbanyak jumlah bangsa Filipina non-Muslim. Konsep penjajahan AS melalui koloni diteruskan oleh pemerintah Filipina begitu AS hengkang dari negeri tersebut. Sehingga perlahan tapi pasti orang-orang Moro menjadi minoritas di tanah kelahiran mereka sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka dari itu, jika ada anggapan bahwa Amerika Serikat tidak memperlakukan negara lain (koloni) sebagai jajahan sebagaimana banga Eropa, hal itu merupakan sebuah kemustahilan, karena pada kenyataannya Filipina justru diinfiltrasi secara pemikiran dan ekonomi oleh Amerika Serikat sehingga di kemudian hari bangsa Filipina ini sendiri akan ‘menjajah’ bangsa minoritas di negerinya sendiri yang dalam sejarahnya merupakan etnis ilipina yang paling gigih dalam melawan penjajah.</div><div style="text-align: justify;">d) Fase Kemerdekaan</div><div style="text-align: justify;">Kemerdekaan bangsa Filipina ternyata tidak memberikan kemerdekaan pula terhadap bangsa Moro, Pemerintah Filipina sendiri ternyata menjadi penjajah baru bagi bangsa Moro, sehingga hal ini memicu munculnya gerakan-gerakan perlawanan yang terorganisir dari bangsa Moro sendiri, seperti MIM, Anshar-el-Islam, MNLF, MILF, MNLF-Reformis, BMIF. </div><div style="text-align: justify;">Namun, ironisnya, terpecahnya gerakan-gerakan perlawanan bangsa Moro ini sekalipun masing-masing gerakan memiliki organisasi yang rapih, namun di satu sisi memperlemah kekuatan perlawanan karena dalam penerapan cara untuk kemerdekaan pada kenyataannya seringkali berlawanan. Selain itu, perbedaan ideologis masing-masing gerakan akibat infiltrasi pemikiran Imperialisme Amerika Serikat di Filipina turut memberikan pengaruh pada perbedaan-perbedaan ideology tersebut.</div><div style="text-align: justify;">Akibatnya sangat terasa sampai sekarang, karena meskipun telah ratusan tahun bangsa Moro telah berjuang menghadapi kaum penjajah baik itu kaum kolonialis Spanyol, Imperialis Amerika Serikat, dan yang terakhir pemerintah Filipina sendiri, namun bangsa Moro sekalipun dikenal sebagai bangsa yang gigih dalam melakukan perlawanan belum dapat meraih kemerdekaan secara penuh dan utuh hingga sekarang.</div> <div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><b>DAFTAR PUSTAKA</b></div><div style="text-align: justify;">Azra, Azyumardi. (2005). Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII Akar Pembaharuan Islam Indonesia (Edisi Revisi). Jakarta: Prenada Media. </div><div style="text-align: justify;">Mubarok, Jaih. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV. Pustaka Islamika. </div><div style="text-align: justify;">Reid, Anthony. (2004). Sejarah Modern Awal Asia Tenggara: Sebuah Pemetaan. Jakarta: Pustaka LP3ES.</div><div style="text-align: justify;">Ricklefs, M. C. (2008). Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta</div><div style="text-align: justify;">Yatim, Badri. (2008). Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Sumber Internet</b></div><div style="text-align: justify;">Ciw. (2009). Sejarah Masuknya Islam di Filipina [Online]. Tersedia: http://www.suaramedia.com/sejarah-islam/sejarah-masuknya-islam-di-filipina.html. [15 Agustus 2009].</div><div style="text-align: justify;">VoA-Islam. (2009). Sejarah Asia Tenggara (3) : Awal Mula Masuknya Peradaban Islam [Onlinbe]. Tersedia: http://www.voa-islam.com/news/se-asia/2009/07/09/175/sejarah-asia-tenggara-(3awal-mula-masuknya-peradaban-islam/. [15 Agustus 2009]. </div><div style="text-align: justify;">Zunainingsih, Memik. (2009). Perspektif Islam di Asia Tenggara [Online]. Tersedia: http://memik.blog.uns.ac.id/2009/04/20/perspektif-islam-di-asia-tenggara/. [15 Agustus 2009]. </div><div style="text-align: justify;">_____. (2009). Muslim Moro: Dari Satu Penjajah ke Penjajah Lainnya [Online]. Tersedia: www.eramuslim.com/gerakan-dakwah/muslim-moro-dari-satu-penjajah-ke-penjajah-lainnya.htm. [15 Agustus 2009].</div>Catatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5278161404905719204.post-2617449918345245772010-02-24T06:10:00.001+07:002011-04-26T08:23:58.960+07:00Pendidikan dan Keluarga:(Peranan Orangtua (keluarga) terhadap Pengaruh Media Televisi pada Anak)<div style="text-align: center;"><b><span class="Apple-style-span" >BAB 1</span></b></div><div style="text-align: center;"><b><span class="Apple-style-span" >PENDAHULUAN</span></b></div><div style="text-align: center;"><b><span class="Apple-style-span" ><br /></span></b></div><b><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; "><b><span class="Apple-style-span" >1.1 Latar Belakang Masalah</span></b></span></div></b><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat, atau suatu organisasi bio-psiko-sosio-spiritual dimana anggota keluarga terkait dalam suatu ikatan khusus untuk hidup bersama dalam ikatan perkawinan dan bukan ikatan yang sifatnya statis dan membelenggu dengan saling menjaga keharmonisan hubungan satu dengan yang lain atau hubungan silaturrahim. Ia merupakan lingkungan budaya yang pertama dan utama dalam menanamkan norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan perilaku yang penting bagi kehidupan pribadi dan masyarakat sehingga kemajuan suatu bangsa ditentukan pula oleh pembinaan anak dalam keluarga. Dalam konteks pendidikan, keluarga berperan sebagai tempat pembinaan akhlak anak, pembinaan intelektual, pembentukan kepribadian.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pembinaan akhlak dan kepribadian merupakan satu kesatuan utuh yang dilakukan melalui contoh dan teladan dari orangtua. Perilaku sopan santun orang tua dalam pergaulan dan hubungan antara ibu, bapak dan masyarakat. Pada tahap ini anak merupakan individu yang sedang melakukan imitasi (meniru) dari perilaku orang-orang dewasa dan lingkungannya. Peran keluarga pada tahap ini sangat penting karena akan berpengaruh terhadap persepsi dan psikologis anak. Sementara peran intelektual dalam keluarga berupaya untuk meningkatkan kualitas manusia, baik intelektual, spiritual maupun sosial karena manusia yang berkualitasakan mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Namun tidak semua keluarga menjalankan peran tersebut. Kesibukan dan aktivitas orang tua terkadang mengalihkan peranan mereka sebagai figur yang dominan dengan keluarga. Selain itu tingkat pendidikan orang tua pun turut menentukan kualitas mendidik. Terutama pemahaman mereka terhadap media hiburan seperti Televisi yang saat ini merupakan media populer yang turut mempengaruhi karakter anak terutama dalam hal pendidikannya. Televisi telah menjadi "agama baru" yang khotbahnya didengar dengan penuh keharuan dan disaksikan penuh hikmat oleh jemaat yang lebih besar daripada jemaat mana pun.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Menurut data penelitian di Amerika Serikat, anak usia satu tahun yang mengonsumsi televisi selama tiga jam sehari dapat stimulus berlebihan. Hal ini mengakibatkan anak terganggu konsentrasinya dan tidak fokus saat mengerjakan sesuatu, melahirkan sifat agresif atau impulsif, termasuk mengikuti adegan-adegan berbahaya di televisi. Selain itu, data statistik Amerika Serikat menyebutkan bahwa sampai tamatan SMA telah menghabiskan waktu sekitar 15.000 jam untuk menonton televisi. Jumlah waktu tersebut lebih banyak daripada waktu yang digunakan untuk kegiatan apa pun kecuali tidur. Di Indonesia, anak rata-rata menonton televisi selama 3 jam sehari maka dalam setahun ia sudah menghabiskan waktu sekitar 1.095 jam. Apabila sejak umur 4 atau 5 tahun sudah mulai menonton, maka pada waktu ia lulus SMA, sama seperti di Amerika, ia juga sudah menghabiskan sekitar 15.000 jam untuk menonton televisi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Lukman Hakim (http://lukmannulhakim.multiply.com/journal/item/11) mengungkapkan bahwa ”dari penelitian terhadap 260 anak-anak sekolah dasar di Jakarta, Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) membuktikan, televisi ternyata medium yang banyak ditonton dengan alasan paling menghibur”. Hasil penelitian sebelumnya juga menunjukkan acara anak-anak di seluruh televisi swasta hanya 32 jam dari kebiasaan anak-anak Indonesia menonton selama 68 jam dalam sepekan. Ini berarti selama 36 jam anak-anak menonton acara televisi yang sebenarnya tidak pantas ditonton oleh mereka. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak tidak mungkin diisolasi dari tayangan televisi. Sifat audio visual yang melekat pada televisi sangat efektif dalam merekam kejadian, peristiwa atau khayalan sehingga kekuatan mengingat dapat mencapai 50%.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dengan demikian, televisi menjadi media aktif dalam mempengaruhi pikiran anak. Ini dapat berdampak positif maupun negatif. Bagi media pembelajaran televisi dapat berperan positif yang dapat memberikan pesan-pesan edukatif dalam aspek kognitif, apektif, ataupun psikomotor. Pesan-pesan instruksional seperti percobaan di laboratorium, teknik close-up, penggunaan grafis atau animasi, sudut pengambilan gambar, teknik editing, serta trik-trik lainnya dapat menimbulkan kesan tertentu sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Media televisi dapat berpengaruh negatif ketika anak berada pada posisi pasif dan tidak kritis, hanya menerima pesan televisi sehingga apa yang ia tonton dianggap sebagai kewajaran, karena pada usia dini anak belum memiliki batasan nilai. Akibatnya ia akan meniru apapun yang ditayangkan oleh televisi termasuk tontonan yang bermuatan kekerasan. Hal ini akan berdampak pada pembentukan perilakunya di masyarakat. Maka menurut penulis, peran orang tua dalam menyikapi hal ini sangatlah penting. Pendidikan anak dalam keluarga adalah lebih utama dalam mentransformasikan nilai-nilai sosial dan pendidikannya. Anak ibarat kertas putih yang dapat ditulisi dan diwarnai dengan warna apapun tergantung kita yang mewarnainya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dengan demikian, beberapa hal yang telah diuraikan diatas menjadi daya tarik penulis dalam mengkaji permasalahan mengenai ”Pendidikan dan Keluarga:P<span style="font-style:italic;">eranan Orangtua (keluarga) terhadap Pengaruh Media Televisi pada Anak</span>”.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" >1.2 Rumusan Masalah</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1. Bagaimana peranan pendidikan dalam keluarga ?</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2. Bagaimana hubungan pendidikan dan keluarga?</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >3. Bagaimana peranan orangtua (keluarga) terhadap pengaruh media televisi pada anak?</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" >1.3 Tujuan Penulisan</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan secara umum, yaitu:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1. Mendeskripsikan peranan pendidikan dalam keluarga.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2. Mendeskripsikan hubungan pendidikan dan keluarga.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >3. Mendeskripsikan peranan orangtua (keluarga) terhadap pengaruh media televisi pada anak.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" >1.4 Sistematika Penulisan</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >`Hasil dari kajian ini akan disusun kedalam empat bab yang terdiri dari Pendahuluan, Landasan Teoritis, Pembahasan dan Kesimpulan. Adapun fungsi dari pembagian ini bertujuan memudahkan penulis dalam mensistematisasikan dalam memahami penulisan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Bab 1 Pendahuluan. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang masalah yang di dalamnya berisi penjelasan mengapa masalah yang dikaji muncul dan penting serta mengenai alasan pemilihan masalah tersebut sebagai judul. Pada bab ini juga berisi perumusan masalah yang disajikan dalam bentuk pertanyaan untuk mempermudah penulis mengkaji dan mengarahkan pembahasan, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Bab 2 Landasan Teoritis</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Bab ini memaparkan landasan teori yang penulis anggap memiliki keterkaitan dan relevan dengan masalah yang dikaji yaitu mengenai ”Pendidikan dan Keluarga.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Bab 3Pembahasan</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pendidikan dan Keluarga</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Bab ini merupakan isi utama dari tulisan sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Hubungan Pendidikan dan Keluarga serta mengangkat Peranan Orangtua (keluarga) terhadap Pengaruh Media Televisi pada Anak.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Bab 4 Kesimpulan. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Bab ini mengemukakan kesimpulan yang merupakan jawaban serta analisis penulis terhadap masalah-masalah secara keseluruhan yang merupakan hasil dari kajian. Hasil akhir ini merupakan pandangan serta interpretasi penulis mengenai inti dari pembahasan. Pada bab ini penulis mengemukakan beberapa kesimpulan yang didapatkan setelah mengkaji permasalahan yang telah diajukan sebelumnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" ><br /></span></b></div><div style="text-align: center;"><b><span class="Apple-style-span" >BAB 2</span></b></div><div style="text-align: center;"><b><span class="Apple-style-span" >LANDASAN TEORI</span></b></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" >2.1 Pengertian Pendidikan </span></b></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Kata pendidikan menurut etimologi berasal dari kata dasar didik. Apabila diberi awalan me-, menjadi mendidik maka akan membentuk kata kerja yang berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran). Sedangkan bila berbentuk kata benda akan menjadi pendidikan yang memiliki arti proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Chulsum dan Novia, 2006: 195). Menurut UU no.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secar aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara (Landasan Pendidikan, 2007: 215).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" >2.2 Pengertian Keluarga</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Kata keluarga dapat diambil kefahaman sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat, atau suatu organisasi bio-psiko-sosio-spiritual dimana anggota keluarga terkait dalam suatu ikatan khusus untuk hidup bersama dalam ikatan perkawinan dan bukan ikatan yang sifatnya statis dan membelenggu dengan saling menjaga keharmonisan hubungan satu dengan yang lain atau hubungan silaturrahim. Sementara satu keluarga dalam bahasa Arab adalahal-Usrohyang berasal dari kata al-asruyang secara etimologis mampunyai arti ikatan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keluarga adalah orang yang menjadi penghuni rumah, seisi rumah; bapak besarta ibudan anak-anaknya; satuan kekerabatan yang mendasar dalam masyarakat (Chulsum dan Novia, 2006: 360).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" >2.3 Bentuk-bentuk Keluarga</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Goode (dalam http://notok2001.blogspot.com) dapat mengklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk-bentuk keluarga:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1) Keluarga nuklir (nuclear family) sekelompok keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum memisahkan diri membentuk keluarga tersendiri.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2) Keluarga luas (extentended family) yaitu keluarga yang terdiri dari semua orang yang berketurunan dari kakek, nenek yang sama termasuk dari keturunan masing-masing istri dan suami.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >3) Keluarga pangkal (sistem family) yaitu jenis keluaarga yang menggunakan sistem pewarisan kekayaan pada satu anak yang paling tua, seperti banyak terdapat di Eropa pada zaman Feodal, para imigran Amerika Serikat, zaman Tokugawa di Jepang, seorang anak yang paling tua bertanggungjawab terhadap adik-adiknya yang perempuan sampai ia menikah, begitu pula terhadap saudara laki-laki yang lainnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >4) Keluarga gabungan (joint family) yaitu keluarga yang terdiri dari orang-orang yang berhak atas hasil milik keluarga, mereka antara lain saudara laki-laki pada setiap generasi, dan sebagai tekanannya pada saudara laki-laki, sebab menurut adat Hindu, anak laki-laki sejak lahirnya mempunyai hak atas kekayaan keluarganya</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" >2.4 Fungsi Keluarga</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Fungsi keluarga, Menurut WHO (1978 dalam wordpress.com) adalah sebagai berikut: </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1) Fungsi Biologis</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >a) Untuk meneruskan keturunan;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >b) Memelihara dan membesarkan anak;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >c) Memenuhi kebutuhan gizi kleuarga;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >d) Memelihara dan merawat anggota keluarga;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2) Fungsi Psikologis</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >d) Memberikan identitas keluarga.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >3) Fungsi Sosialisasi</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >a) Membina sosialisasi pada anak;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >b) Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan anak;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >c) Meneruskan nilai-nilai keluarga;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >4) Fungsi Ekonomi</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >b) Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >c) Menabung untuk memenuhi kebutuhah keluarga di masa yang akan datang. Misalnya : pendidikan anak, jaminan hari tua.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >5) Fungsi Pendidikan</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: center;"><b><span class="Apple-style-span" >BAB 3</span></b></div><div style="text-align: center;"><b><span class="Apple-style-span" >PENDIDIKAN DAN KELUARGA</span></b></div><div style="text-align: center;"><b><span class="Apple-style-span" ><br /></span></b></div><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" >3.1 Hubungan Pendidikan dan Keluarga</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Keluarga sebagai persekutuan hidup adalah lingkungan pendidikan yang pertama, dasar alasannya itensitas dan tanggung jawab pendidikan yang diemban dan dilaksanakan orangtuanya yang disebut tanggungjawab yang kodrati.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pendidikan di dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak. Anak menurut kamus Sosiologi adalah sesseorang yang menurut hukum mempunyai usia tertentu, sehingga dianggap hak dan kewajibannya terbatas pula (Soekanto, 1983).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Anak sejak lahir dan ketika masih kecil berada dibawah pengaruh orangtuanya. Pengaruh orangtuanya tersebut membawa garis pembimbing hidup yang salah satunya menentukan bahagia atau tidaknya seseorang dalam hidupnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Oleh karena itu, para orang tua harus betul-betul membina anak-anaknya sehingga menjadi anak yang sholeh yang pada akhirnya terbentuklah keluarga sakinah yang bisa mengantarkan kepada terbentuknya negara yang sejahtera. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Adapun hubungan pendidikan dan keluarga dapat dilihat melalui beberapa hal dibawah ini yaitu sebagai berikut:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1) Pembinaan Akidah dan Akhlak</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Akhlak adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk perilaku, pendidikan dan pembinaan akhlak anak. Keluarga dilaksanakan dengan contoh dan teladan dari orang tua. Perilaku sopan santun orang tua dalam pergaulan dan hubungan antara ibu, bapak dan masyarakat. Dalam hal ini setiap individu akan selalu mencari figur yang dapat dijadikan teladan ataupun idola bagi mereka.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2) Pembinaan Intelektual</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pembinaan intelektual dalam keluarga memgang peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas manusia, baik intelektual, spiritual maupun sosial.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >3) Pembinaan Kepribadian dan Sosial</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pembentukan kepribadian terjadi melalui proses yang panjang. Proses pembentukan kepribadian ini akan menjadi lebih baik apabila dilakukan mulai pembentukan produksi serta reproduksi nalar tabiat jiwa dan pengaruh yang melatarbelakanginya. Mengingat hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat menjaga emosional diri dan jiwa seseorang. Dalam hal yang baik ini adanya kewajiban orang tua untuk menanamkan pentingnya memberi dukungan kepribadian yang baik bagi anak didik yang relatif masih muda dan belum mengenal pentingnya arti kehidupan berbuat baik, hal ini cocok dilakukan pada anak sejak dini agar terbiasa berprilaku sopan santun dalam bersosial dengan sesamanya. Untuk memulainya, orang tua bisa dengan mengajarkan agar dapat berbakti kepada orang tua agar kelak si anak dapat menghormati orang yang lebih tua darinya.</span></div> <div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>3.2 Peranan Pendidikan dalam Keluarga</b> </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Keluarga amat sangat berperan terhadap pendidikan. Hal tersebut dapat dilihat melalui peranannya yaitu sebagai berikut:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1. Sebagai peletak dasar filsafat hidup dan keagamaan</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2. Keluarga sebagai pembentu watak, moral dan kepribadian</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >3. Sebagai agen pendidikan ekonomi</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >4. Sebagai agen sosialisasi: penghubung mereka dan masyarakat</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >5. Sebagai agen pendidikan politik. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >6. Keluarga berperan sebagai pelindung dan pendidik anggota-anggota keluarganya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >7. Sebagai pendidik orangtua memegang peranan penting sebagai penyambung, pemyaring dan penafsir kehidupan masyarakat dan kebudayaan terhadap anaknya. Peranan tersebut, dapat dirinci sebagai berikut:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >a. Sebagai jembatan yang menghubungkan dunia anak dan dunia dewasa</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >b. Menghubungkan anak dengan dunia nilai dan dengan masyarakatnya</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >c. Sebagai pengamat sifat dan perkembangan anak</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >d. Memonitor dan mengawasi kelangsungan pendidikan, mengadakan dan melengkapi dana dan fasilitas</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >8. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >9. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >10. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Adapun keluarga yang salah satu fungsinya seperti yang dikemukakan Melly Rifa’i (Abdulhak, 1998:191) sebagai pendidik anak, yaitu bahwa keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak, shingga pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya sangat dipengaruhi oleh kehidupan keluarga tersebut. Pendidikan dalam keluarga meliputi berbagai aspek pertumbuhan dan perkembangan jasmani, akhlak, agama dan sopan santun. Sedangakan fungsi keluarga sebagai sosialisasi anak, yaitu mendidik anak dengan harapan mengembangkan prinsip sosialitas dalam rangka mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" >3.3 Tujuan Pendidikan dalam Keluarga</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Orangtua merupakan pendidik dan guru pertama dan terutama bagi seorang anak, sehingga pendidikan bagi seorang anak diawali dengan pendidikan melalui keluarga.. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Adapun tujuan pendidikan keluarga menurut Kartini Kartono (Abdulhak: 1998), yaitu sebagai berikut:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1. Peghormatan dan kepatuhan pada orangtua yang akan menjadi basis kepatuhan pada kewibawaan dan kekuasaan formal ditengah masyarakat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2. Pencapaian kesejahteraan lahir bathin bagi segenap anggota keluarga sekarang dan masa yang akan datang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >3. Membangkitkan kecerdasan/intelektual, loyalitas keluarga, solidaritas, kolektivitas/kegotongroyongan familial diantara segenap anggota keluarga untuk menghadapi pengaruh-pengaruh eksternal yang sering mengganggu integritas keluarga .</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" >3.4 Peranan Orangtua (keluarga) terhadap Pengaruh Media Televisi pada Anak</span></b></div><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" >3.4.1 Dampak Televisi terhadap anak </span></b></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Televisi merupakan benda yang hampir dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia bahkan sudah menjadi kebutuhan sekunder. Dengan adanya TV masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan informasi dan hiburan dengan tayangan-tayangan yang disajikan. Bagi anak-anak TV dapat menjadi penambah pegetahuan dengan menyaksikan tayangan pendidikan. Media pembelajaran televisi dapat berperan positif yang dapat memberikan pesan-pesan edukatif dalam aspek kognitif, apektif, ataupun psikomotor. Pesan-pesan instruksional seperti percobaan di laboratorium, teknik close-up, penggunaan grafis atau animasi, sudut pengambilan gambar, teknik editing, serta trik-trik lainnya dapat menimbulkan kesan tertentu sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan Namun pada kenyataannya, anak-anak lebih suka menonton film kartun dan sinetron dibandingkan dengan menonton tayangan pendidikan. Dari TV anak-anak dapat menyaksikan semua tayangan, bahkan termasuk yang belum layak mereka tonton, mulai kekerasan dan kehidupan seks dan memberikan banyak dampak negatif terhadap anak-anak, seperti: </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1. Maraknya iklan berbagai produk yang melebih-lebihkan keunggulan produk yang tidak sesuai dengan kenyataannya dapat menyebabkan anak menjadi konsumtif.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2. Menurut Elly Risman, tayangan TV mempengaruhi perkembangan kecerdasan, kemampuan berpikir dan imajinasi anak yang disebabkan kehadiran dua stimulus terus-menerus melalui bunyi dan gambar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >3. Banyaknya film kartun yang tidak layak disaksikan oleh anak-anak karena banyak memberikan penggambaran mengenai kekerasan fisik, kekuatan gaib atau mistik, serta penggambaran nilai dan moral yang tidak eksplisit. Film kartun tersebut 84% merupakan film kartun Jepang. Dalam sebuah artikel disebutkan beberapa judul film kartun yang tidak layak disaksikan oleh anak-anak, seperti: Shaman King, Samurai X, Super Gals, dan Hunter X Hunter karena dinilai mengandung materi tidak layak bagi penonton anak-anak. Selain itu film Spongebob Squarepants juga merupakan film yang tidak layak bagi anak-anak karena dianggap terlalu banyak menampilkan kekerasan dan bahasa kasar yang bersifat merendahkan orang lain dan masih banyak lagi film kartun yang tidak layak disaksikan oleh anak-anak.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >4. Dengan kebiasaan banyak menonton TV tanpa kontrol, mata anak akan mudah lelah. Kelelahan ini akan mempengaruhi fisik anak secara keseluruhan, sehingga menyebabkan ia malas melakukan banyak hal seperti belajar, bermain, olah raga dan dapat mengurangi konsentrasi anak.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >5. Dr. Endang Darmoutomo, MS, SpGK, mengungkapkan kecenderungan menonton TV terlalu lama akan meningkatkan angka obesitas pada anak-anak. Pasalnya selama menonton TV anak lebih banyak ngemil dan tidak melakukan aktivitas olah tubuh.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >6. Hanya dari menonton televisi saja otak kehilangan kesempatan mendapat stimulasi dari kesempatan berpartisipasi aktif dalam hubungan sosial dengan orang lain, bermain kreatif dan memecahkan masalah. Selain itu TV bersifat satu arah, sehingga anak kehilangan kesempatan mengekplorasi dunia tiga dimensi serta kehilangan peluang tahapan perkembangan yang baik.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" >3.4.2 Peranan Orangtua (keluarga) untuk membentengi Pengaruh Negatif Media Televisi pada Anak</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Secara umum, orang tua memegang peranan penting sebagai penyambung dan penafsir kehidupan masyarakat dan kebudayaan terhadap anaknya. Anak mempelajari status sosialnya dalam lingkungan keluarganya melalui perbuatan dan pola berpikir dan perbuatan orangtuanya. Ketidakberdayaan anak pada waktu kecil membuatnya lebih banyak bergantung pada orang disekitarnya (Soelaeman: 1994). Pada saat anak menginjak usia kanak-kanak ataupun remaja, lingkungan keluarga tetap memegang peranan penting, sebagai pembentuk karakter, moral, akhlak, dan kepribadian anak.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Disadari atau tidak, media televisi sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter kepribadian anak. Media televisi yang selalu menyuguhkan tayangan-tayangan hiburan selama 24 jam telah membuat anak-anak kian konsumtif terhadap suguhan-suguhan yang dihadirkannya. Padahal, salah satu peran media adalah sarana informatif bagi anak untuk menambah wawasan dan pengetahuannya. Kini, media televisi telah merasuki sebagian besar anak-anak baik itu yang bersifat positif maupun negatif. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Terkadang stasiun televisi kurang memperhatikan jam penayangan. Padahal jam-jam pagi, siang dan sore merupakan waktu yang sering dipakai anak dalam menonton TV. Oleh karena itu, untuk menenkan hal-hal negatif dan menumbuhkan hal-hal positif dari media televisi perlu bimbingan dari orangtua sebagai lingkungan pendidikan pertama. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Adapun peranan orangtua terhadap pengaruh media pada anak, khususnya untuk membentengi pengaruh media televisi terhadap anak adalah sebagai berikut:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1. Memberikan kesiapan anak untuk menyeleksi dan menangkap pesan ynag disampaikan media massa itu, mana yang patut dan mana yang tidak layak diterimanya</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2. Berperan sebagai penafsir pesan-pesan tersebut melalui pemberian beberapa catatan dan interupsi, menerima dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pembicaraan, diskusi yang mungkin dilaksanakan pada saat menonton bersama secara santai.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >3. Memberdayakan posisi orangtua dan anak dalam interaksi dengan media televisi. Misalnya, dengan menumbuhkan sikap kritis terhadap media televisi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >4. Mendampingi anak saat menonton televisi. Hal ini untuk memberikan bimbingan orangtua terhadap konsumsi hiburan yang ditonton anak di televisi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >5. Mengusahakan agar media televisi hanya menjadi bagian kecil dari keseimbagan hidup anak. Yang penting, anak-anak mempunyai cukup waktu untuk belajar, bermain, beribadah, beristirahat dan menikmati aktifitas bersama keluarga.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >6. Tidak membiarkan anak untuk terlibat lebih mendalam dengan televisi, karena anak akan menjadi lebih sulit melepaskan dunia hiburan dari hidupnya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >7. Mengikutsertakan anak dalam membuat batasan-batasan, seperti menetapkan apa, kapan dan seberapa banyak acara televisi yang ditontonnya. Ini bertujuan agar anak menjadikan kegiatan menonton televisi hanya sebagai pilihan alternatif bukan kebiasaan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >8. Orang tua harus mengetahui acara televisi yang akan ditonton anaknya. Usia dan kedewasaan anak harus dijadikan pertimbangan yang disesuaikan dengan kebutuhan menonton televisinya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >9. Sering mengadakan acara keluarga untuk meningkatkan intensitas komunikasi keluarga yang sehat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >10. Mendisiplinkan anak sedini mungkin, terutama pada anak yang sudah sekolah, misalnya menonton TV setelah selesai belajar dan tidak lebih lama dari belajar. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >11. Jadikan hobi anak sebagai suatu kegiatan orang tua-anak yang potensial.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >12. Melatih kepekaan anak sedini mungkin, dalam membedakan pengertian antara kebutuhan dan keinginan, dan membiasakan anak-anak untuk menghargai barang miliknya sehingga tidak muncul kebiasaan baru, yaitu suka berganti-ganti barang atau merek dengan fasilitas yang bervariasi. Hal ini juga dimaksudkan untuk menangkal pengaruh persuasif dari media lain selain televisi (majalah, koran dan sebagainya).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: center;"><b><span class="Apple-style-span" >BAB 4</span></b></div><div style="text-align: center;"><b><span class="Apple-style-span" >PENUTUP</span></b></div><div style="text-align: center;"><b><span class="Apple-style-span" ><br /></span></b></div><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" >4.1 Kesimpulan</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Keluarga memegang peranan penting dalam pendidikan. Keluarga sebagai jalur pendidikan informal dan lingkungan pendidikan pertama yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter, moral dan kepribadian anak. Hal tersebut menjadikan keluarga harus mampu memainkan peranannya dalam mendidik anak untuk membentuk generasi masa depan yang berkualitas.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dalam perkembangannya, banyak sekali pengaruh-pengaruh yang membentuk kepribadian dan karakter anak selain lingkungan keluarga. Seiring pesatnya globalisasi, pengaruh media menjadi salah satu bagian dari lingkungan yang tak dapat dielakkan. Televisi merupakan salah satu media yang sangat berpengaruh terhadap pembentukkan moral dan kepribadian anak. Banyak sekali anak yang berlama-lam menghabiskan waktunya didepan televisi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Tayangan-tayangan televisi kerapkali berbau negatif dan tak sesuai dengan perkembangan anak dan tak layak untuk dikonsumsi anak-anak. Oleh karena itu, keluarga dalam hal ini orangtua, dituntut untuk dapat mendampingi dan memberikan bimbingan pada anak saat menonton televisi. Orangtua harus turut membantu menyeleksi bagian-bagian yang positif dan negatif dari tayangan tersebut. Keluarga dalam hal ini, berperan sebagai pendidik terhadap pengaruh media televisi pada anak. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: center;"><b><span class="Apple-style-span" >DAFTAR PUSTAKA</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Abdulhak, I, et al. (1998). Landasan Sosiologi Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Bahri-Djamarah, S. (2004). Pola Komunikasi Orangtua dan Anak dalam Keluarga-Sebuah Persfektif Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Soelaeman, M.I. (1994). Pendidikan dalam Keluarga. Bandung: Alfabeta.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Nasution. (1983). Sosiologi Pendidikan. Bandung: Jemmars.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Perquin-Russen. (1982). Pendidikan Keluarga dan Masalah Kewibawaan. Bandung: Jemmars.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Soekanto, S. (1982). Sosiologi Suatu Pngantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Soekanto, S. (1983). Kamus Sosiologi. Jakarta: Rajawali. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sumber Internet:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/keluarga.pdf (06 Mei 2009).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2004/jiunkpe-ns-s1-2004-424000128313 kritis_tv-conclusion.pdf (06 Mei 2009).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Daftar Referensi</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Chulsum, Umi., Novia, Windy. (2006). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Yoshiko Press.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Subkoordinator MKDP Landasan Pendidikan. (2007). Landasan Pendidikan. Bandung: UPI:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >____. (2007). Pendidikan Dalam Keluarga [Online]. Tersedia: http://notok2001.blogspot.com/2007/07/pendidikan-dalam-keluarga.html. [6 Mei 2009].</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >____. (___). Definisi keluarga [Online]. Tersedia: http://72.14.235.132/search?q=cache:8-dQ7gO043kJ:creasoft.files.wordpress.com/2008/04/keluarga.pdf+definisi+keluarga&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a. [6 Mei 2009].</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >________________________________________</span></div>Catatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5278161404905719204.post-6606752756262734772010-02-02T22:00:00.001+07:002011-04-26T08:30:01.931+07:00PANJANG JIMAT SEBAGAI ENTITAS LOKAL KERATON KASEPUHAN CIREBON DAN PERUBAHANNYA (SUATU KAJIAN HISTORIS, SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA)<div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b>BAB 1</b></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b>PENDAHULUAN</b></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b><br /></b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>1.1. Latar Belakang Masalah</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Indonesia merupakan Negara multikultural yang terdiri dari berbagai macam ras, suku, agama, bahasa, dan etnis. Dalam keberagaman tersebut terdapat sebuah identitas Nasional yang menjadi kebanggaan Negara Indonesia. Keberagaman tersebut merupakan bukti kekayaan bangsa Indonesia yang menghasilkan kebudayaan Nasional. Kebudayaan Nasional itu sendiri terdiri dari kebudayaan-kebudayaan Lokal yang dihasilkan di berbagai daerah di Indonesia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Salah satu bentuk kebudayaan Nasional adalah sistem ritual upacara keagamaan yang banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Upacara Panjang Jimat di Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan salah satu bentuk kebudayaan lokal yang ikut memperkaya kebudayaan Nasional Indonesia. Upacara Panjang Jimat sudah dilaksanakan sejak Keraton Kasepuhan didirikan dan terus berlangsung sampai sekarang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pelaksanaan Upacara ini memang terus berlangsung sampai sekarang, namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi nilai-nilai lama dalam upacara tersebut yang semula menjadi acuan masyarakat menjadi goyah akibat masuknya nilai-nilai baru dari luar. Upacara tradisional sebagai nilai-nilai lama masyarakat pendukungnya lambat laun akan terkikis oleh pengaruh modern dan nilai-nilai baru tersebut. Dengan kata lain mungkin upacara tradisional mengalami perubahan atau pergeseran akibat pengaruh modern tersebut (Ani Rostiyati dkk, 1995: 2).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Untuk mengkaji permasalahan tersebut sangat pening diadakan penelitian tentang perubahan atau pergeseran upacara tradisional yang terjadi masa sekarang. Sebelum kita mengkaji lebih dalam penyebab permasalahan tersebut, maka kita harus melihat seberapa jauh perubahan itu terjadi dengan menggunakan kajian historis. Setelah itu maka kita bisa mencari akar penyebab terjadinya perubahan tersebut dan menemukan kesimpulan akhir apakah benar perubahan tersebut menuju ke arah positif atau ke arah negatif dan kita bisa menemukan jalan keluar permasalahan tersebut. Dengan memperhatikan pertimbangan tersebut maka kami mengangkat makalah ini dengan judul “Upacara Panjang Jimat Sebagai Entitas Lokal Keraton Kasepuhan Cirebon dan Perubahannya (Sebuah Kajian Historis, Sosial, dan Ekonomi)”.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>1.2. Rumusan Masalah</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dalam penulisan makalah ini kami membuat beberapa rumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan. Rumusan masalah dapat membatasi pembahasan agar tidak melebar. Adapun Rumusan masalah yang kami tetapkan adalah: </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1. Bagaimana awal mula munculnya Maulid Nabi sebagai akar dari panjang Jimat, proses penyebarannya ke Jawa, serta perkembangannya sehingga menjadi sebuah Upacara Panjang Jimat?</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2. Latar belakang apa saja yang menyebabkan perubahan Upacara Panjang Jimat?</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >3. Seberapa besar perubahan yang terjadi dalam Upacara Panjang Jimat saat ini dibandingkan dengan keberadaannya di awal kemunculannya?</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >4. Bagaimana dampak Upacara Panjang Jimat terhadap kehidupan masyarakat sekitar keraton kasepuhan di bidang sosial dan ekonomi?</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>1.3. Tujuan penulisan</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Adapun tujuan yang ingin di capai dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menjawab rumusan masalah diatas, yakni:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1. Menjelaskan awal mula munculnya Maulid Nabi sebagai akar dari Panjang Jimat, proses penyebarannya ke Jawa, serta perkembangannya sehingga menjadi sebuah Upacara Panjang Jimat;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2. Mengetahui latar belakang yang menyebabkan perubahan Upacara Panjang Jimat;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >3. Menjelaskan perubahan yang terjadi dalam Upacara Panjang Jimat saat ini dibandingkan dengan keberadaannya di awal kemunculannya;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >4. Menjelaskan dampak Upacara Panjang Jimat terhadap kehidupan masyarakat sekitar keraton kasepuhan di bidang sosial dan ekonomi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>1.4. Metode Penulisan</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Adapun penulisan makalah yang kami buat ini adalah dengan menggunakan metode analisis kritis. Penulisan dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan bahasan baik sumber tulisan, lisan, dan wawancara langsung dengan abdi dalem Keraton Kasepuhan; Pengkritikan terhadap kebenaran sumber tersebut baik kritik eksternal maupun kritik internal; Menginterpretasikan sumber-sumber yang didapat, dan menyusunya dalam sebuah historiografi. Kami berusaha menampilkan sebuah kajian sejarah lokal yang kritis dengan interpretasi yang mendalam.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>1.5. Sistematika Penulisan Makalah </b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Untuk menguraikan isi dari makalah ini, kami membuat sistematika penulisan untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi makalah. Dimulai dengan kata pengantar kemudian dilanjutkan dengan Bab 1 Pendahuluan, Bab 2 Pembahasan, Bab 3 Kesimpulan dan Saran, dan terahir Daftar pustaka.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dalam Bab 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah yang menjadi pendorong dibuatnya makalah ini, rumusan masalah sebagai batasan kajian, tujuan penulisan makalah yang ingin dicapai dari penulisan, metode penulisan yang digunakan dalam penelition, dan sistematika penulisan. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dalam bab dua berisi pembahasan tentang Sejarah Singkat Cirebon dan Keraton Kasepuhan yang meliputi Sejarah Singkat Cirebon, Sejarah Singkat Keraton Kasepuhan. Awal Mula Kemunculan Maulid Nabi dan Penyebarannya di Jawa, Prosesi Panjang Jimat yang meliputi Panjang Jimat sebagai Entitas Lokal Keraton Kasepuhan Cirebon dan Perubahannya, Perubahan Panjang Jimat dilihat dari aspek sosial, Penyelenggaraan Upacara Panjang Jimat Terhadap Kehidupan Ekonomi Masyarakat Sekitar. Dalam bab tiga ini berisi kesimpulan dari isi materi dan saran diakhrir dengan Daftar Pustaka.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b>BAB 2</b></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b>UPACARA PANJANG JIMAT SEBAGAI ENTITAS LOKAL</b></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b>KERATON KASEPUHAN CIREBON DAN PERUBAHANNYA</b></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b>(SEBUAH KAJIAN HISTORIS, SOSIAL, DAN EKONOMI)</b></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b><br /></b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>2.1 Sejarah Singkat Cirebon dan Keraton Kasepuhan</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>2.1.1 Sejarah Singkat Cirebon</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sejarah kemunculan Cirebon dapat dikaji dari berbagai sumber yang ditemukan. Deskripsi dari sumber-sumber tersebut beragam namun tetap dapat ditarik benang merah yang sebenarnya. Terdapat kemungkinan pada awalnya daerah Cirebon berada di bawah kekuasaan Raja Sunda di Galuh dan Pajajaran. Dari Purwaka Caruban Nagari didapatkan keterangan bahwa pada awalnya Cirebon adalah sebuah daerah yang bernama Tegal Alang-Alang yang kemudian disebut Lemah Wungkuk dan setelah dibangun oleh Raden Walangsungsang diubah namanya menjadi Caruban (Atja, 1986: 161).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dari penemuan sebuah prasasti yang diberi nama Huludayeuh tidak berangka tahun yang ditemukan di desa Cikahalang blok Huludayeuh Kecamatan sumber Kabupaten Cirebon pada tahun 1991 diperoleh sebuah informasi baru. Isi prasasti ini untuk memperingati jasa “Ratu Purana (Sri Baduga) Sri Maharaja Ra ( tu) (ha ) ji Ri Pakwan Sia Sain ra (tu) (de) wata” yang memberikan kemakmuran bagi seluruh kerajaan. Kehadiran prasasti di daerah Cirebon sebelah Utara Gunung Ciremai Kuningan ini menjadi suatu bukti bahwa daerah tersebut masuk ke dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Sunda yang beribu kota di Pajajaran (Djafar, 1994: 3-11). Kemudian pada perkembangan selanjutnya dengan dipelopori oleh Syarif Hidayatullah Cirebon memisahkan dirinya dari kerajaan Sunda, akan dipaparkan di Sejarah Keraton kasepuhan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Berita-berita tentang Cirebon selanjutnya diperoleh dari sumber Portugis yaitu berita dari Tome Pires yang menyebut Cirebon dengan Corobam. Menurut catatan Pires, Cirebon adalah sebuah pelabuhan yang indah dan selalu ada empat sampai lima kapal yang berlabuh di sana. Hasil bumi yang utama adalah beras selain mengahsilkan bahan makanan lainnya (Cortesao, 1967: 183).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Adanya kegiatan perdagangan di wilayah Jawa Barat juga dicatat dalam berita Tome Pires, kerajaan Sunda memiliki enam buah pelabuhan yaitu Banten, Pontang, Cigede, Tanara, Calap, dan Cimanuk. Selain penyebutan pelabuhan di kerajaan Sunda Pires juga menyebutkan bahwa ada sejumlah pelabuhan lainnya di wilayah Jawa yaitu Japura, Tegal, Semarang, Demak, Jepara, Rembang, Tuban, Giri, Surabaya, dan Cirebon (Cortesao, 1967: 170-181).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Cirebon pada awalnya berada dibawah kekuasaan Kerajaan Sunda Galuh Pakuan Pajajaran. Pada masa Portugis Cirebon menjadi sebuah kota pelabuhan dagang yang ramai dikunjungi dan perkembangannya pada masa Belanda tetap menjadi sebuah kota Pelabuhan dibawah kekuasaan Belanda. Pada masa sekarang Cirebon menjadi sebuah Kota Kabupaten di Provinsi Jawa Barat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Kajian menarik yang perlu digaris bawahi adalah peran Cirebon sebagai kota pelabuhan dagang yang ramai dikunjungi oleh bangsa dari negeri lainnya. Keadaan seperti ini mendukung Cirebon menjadi sebuah kota yang menerima kedatangan orang-orang asing yang sudah pasti membawa pengaruh baru baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun dalam bidang agama, adat dan budaya. Pengaruh baru dalam bidang agama, adat, dan budaya inilah yang akan dibahas di makalah ini sebagai awal mula kemunculan peringatan Maulid Nabi atau yang dikenal sebagai upacara Panjang Jimat di Keraton Kasepuhan Cirebon.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>2.1.2 Sejarah Singkat Keraton Kasepuhan</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Keraton Kasepuhan terletak di Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon dengan luas 16 hektar yang dibatasi oleh tembok Keraton, tidak termasuk Alun-alun dan Mesjid Agung Sang Cipta Rasa. Untuk sampai ke sana dari Jalan Lemah Wungkuk kita dapat berjalan lurus ke arah Selatan sampai tiba di Alun-alun Keraton Kasepuhan. Dari Alun-alun Keraton inilah kita dapat melihat kompleks Keraton Kasepuhan yang terletak persis di sebelah Selatan Alun-alun.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'times new roman'; ">Dilihat dari sudut historisnya Keraton kasepuhan merupakan pembagian dari keraton kasunanan kerajaan Cirebon. Kerajaan Cirebon awalnya merupakan sebuah perkampungan yang bernama Tegal Alang-alang dan kemudian dibentuk menjadi perkampungan Cirebon oleh Pangeran Walangsungsang pada tahun 1445 M. Pembentukan dilakukan awalnya ketika Pangeran Walangsungsang mencari ilmu agama Islam di daerah Tegal Alang-Alang ini, kemudian beliau melihat potensi daerah pesisir ini kaya akan udang dan bisa dijadikan pelabuhan dagang sehingga secara resmi Pangeran Walangsungsang mendirikan kampung Cirebon (PRA. Arif Natadiningrat, 2009).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Selain Pangeran Walangsungsang, Sri Baduga Maharaja juga mempunyai seorang Putri yang bernama Rara Santang yang telah kembali dari Mekkah dan beragama Islam. Rara Santang membawa serta putranya yang bernama Syarif Hidayatullah, Syarif Hidayatullah inilah yang mengukuhkan Cirebon bentukan Pangeran Walangsungsang sebagai daerah kekuatan agama Islam yang merdeka dari kerajaan Sri Baduga Maharaja di Pakuan Pajajaran dan menjadi raja Cirebon bergelar Susuhunan Jati 1479 M. Dalam versi sejarah Keraton Cirebon, Susuhunan Jati wafat pada tahun 1568 M dan dikuburkan di Gunung Jati (Cirebon) sehingga dikenal pula sebagai Sunan Gunung Jati.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pusat pengaturan pemerintahan Kerajaan Cirebon terdapat di Keraton Pakungwati. Keraton Pakungwati sudah dipakai oleh Raja-raja Cirebon sejak masa-masa awal perkembangan Islam. Nama Pakungwati tetap dipertahankan hingga masa pemerintahan Panembahan Ratu I, dan Panembahan Ratu II (Panembahan Girilaya). Setelah itu pada tahun 1679 M masa kepemimpinan Sultan Anam Badridin I terjadi perebutan kekuasaan intern kerajaan sehingga beliau membagi kerajaan Cirebon yang pusat pemerintahannya di Keraton Pakungwati ini menjadi tiga pusat kerajaan di tiga keraton. Keraton tersebut yaitu Keraton Kasunanan, Keraton Kasepuhan, dan Keraton Kanoman. Keraton Kasepuhan mengambil tempat di kompleks bekas Keraton Pakungwati, dan sejak itu berkembang terus sampai ke selatan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>2.2 Awal Mula Kemunculan Maulid Nabi dan Penyebarannya di Jawa</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Maulid sebagai bagian dari tradisi keagamaan dapat dilihat dari segi historis maupun dari segi sosial budaya. Dari segi historis terdapapat dalam catatan Al-Sandubi dalam karyanya ”Tarikh Al-Ikhtilaf Fi Al-Maulid Al-Nabawi, Al-Mu’izzli-Dinillah” (341-365 H atau 953-975 M). Diungkapkan olehnya bahwa dalam sejarah Islam penguasa bani Fatimah yang pertama menetap di Mesir adalah orang pertama yang menyelenggarakan perayaan kelahiran Nabi. Kemudian kurun waktu berikutnya tradisi yang semula dirayakan hanya oleh golongan Syi’ah ini juga dilaksanakan oleh golongan Sunni dimana Khalifah Nur Al-Din penguasa Syiria (511-569 H / 1118-474 M) adalah penguasa Suni pertama yang tercatat merayakan maulid Nabi. Perayaan Maulid secara besar-besaran dilaksanakan pertama kali oleh Raja Al-Mudhaffar Abu Sa’id Kokburi bin Zain al-Din Ali bin Baktatin (549-630 H / 1154-1232 M) penguasa Irbil, 80 KM tenggara Mossul ( Nico Kaptein dalam Tedjasudhana, 1994: 10-41).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Kemudian mengkaji penyebaran Maulid Nabi sampai ke Indonesia sangat berkaitan dengan jasa Sultan Salahuddin Al Ayyubi Khalifah dari dinasti Abbasiah penguasa Al Haramain (dua tanah suci, Mekah dan Madinah). Salahuddin memerintah para tahun 1174-1193 M atau 570-590 H pada Dinasti Bani Ayyub, setingkat Gubernur dengan pusat kesultanannya berada di kota Qahirah (Kairo), Mesir, dan daerah kekuasaannya membentang dari Mesir sampai Suriah dan Semenanjung Arabia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Perintah merayakan Maulid ini disampaikan pertama kali pada musim Haji 579 H (1183 Masehi). Sebagai penguasa dua tanah suci saat itu atas persetujuan Khalifah Bani Abbas di Baghdad juga, Sultan menghimbau agar seluruh jamaah haji seluruh dunia jika kembali ke kampung halaman masing-masing segera mensosialisasikan kepada masyarakat Islam dimana saja berada. Maksud Sultan Salahuddin merayakan tradisi ini selain bentuk cintanya pada Rasul juga sebagai cara membangkitkan semangat juang umat Islam yang kala itu kehilangan semangat juang dan persaudaraan ukhuwah ketika terjadi perang salib.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Salahuddin ditentang oleh para ulama. Sebab sejak zaman Nabi peringatan seperti itu tidak pernah ada. Lagi pula hari raya resmi menurut ajaran agama cuma ada dua, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Akan tetapi Salahuddin kemudian menegaskan bahwa perayaan Maulid Nabi hanyalah kegiatan yang menyemarakkan syiar agama, sehingga tidak dapat dikategorikan bid’ah yang terlarang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Bagi sebagian orang Islam tradisi merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan sebagai salah satu bentuk rasa cinta umat kepada Rasul Nya. Di tanah Jawa sendiri tradisi ini telah ada sejak zaman walisongo, pada masa itu tradisi Maulid Nabi dijadikan sebagai sarana dakwah penyebaran agama Islam dengan menghadirkan berbagai macam kegiatan yang menarik masyarakat. Pada saat ini tradisi Maulid/Mauludan di Jawa disamping sebagai bentuk perwujudan cinta umat kepada Rasul juga sebagai penghormatan terhadap jasa-jasa Walisongo.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sebagian masyarakat Jawa merayakan maulid dengan membaca Barzanji, Diba’i atau al-Burdah atau dalam istilah orang Jakarta dikenal dengan rawi. Barzanji dan Diba’i adalah karya tulis seni sastra yang isinya bertutur tentang kehidupan Muhammad, mencakup silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi rasul. Karya itu juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia. Sedangkan Al-Burdah adalah kumpulan syair-syair pujian kepada Rasulullah SAW yang dikarang oleh Al-Bushiri.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Berbagai macam acara dibuat untuk meramaikan acara ini, lambat laun menjadi bagian dari adat dan tradisi turun temurun kebudayaan setempat. Di Yogyakarta, dan Surakarta, perayaan maulid dikenal dengan istilah sekaten,. Istilah ini berasal dari stilasi lidah orang Jawa atas kata syahadatain, yaitu dua kalimat syahadat. Perayaan umumnya bersifat ritual penghormatan (bukan penyembahan) terhadap jasa para wali penyebar Islam, misalnya upacara Panjang Jimat yaitu upacara pencucian senjata pusaka peninggalan para wali.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Di Cirebon upacara Maulid Nabi (selanjutnya disebut dengan Panjang Jimat) dilaksanakan di empat tempat yang menjadi peninggalan dari Syarief Hidayatullah. Masing-masing di Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan/Kasunanan dan kompleks makam Syekh Syarief Hidayatullah. Di Jogjakarta dan Surakarta di masing-masing keraton dengan acaranya Grebeg Mulud. Pada zaman kesultanan Mataram perayaan Maulid Nabi disebut Grebeg Mulud. Kata "Grebeg" artinya mengikuti, yaitu mengikuti sultan dan para pembesar keluar dari keraton menuju masjid untuk mengikuti perayaan Maulid Nabi lengkap dengan sarana upacara, seperti nasi gunungan dan sebagainya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Di Garut terdapat upacara Ngalungsur yaitu proses upacara ritual dimana barang-barang pusaka peninggalan Sunan Rohmat (Sunan Godog/Kian Santang) setiap setahun sekali dibersihkan atau dicuci dengan air bunga-bunga dan digosok dengan minyak wangi supaya tidak berkarat, di fokuskan di desa Lebak Agung, Karangpawitan. Di Banten kegiatan di fokuskan di Masjid Agung Banten. ditempat lain diantaranya tempat-tempat ziarah makam para wali.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Di Keraton kasepuhan sendiri perayaan Panjang Jimat secara besar-besaran selalu diadakan, terutama sesudah Syarief Hidayatullah atau lebih dikenal sebagai Sang Susuhunan Jati memegang tampuk pemerintahan Nagri Carbon (Kerajaan Cirebon) 1479 M. Susuhunan Jati mengadakan berbagai perayaan secara besar-besaran ini bukan semata karena menghormati Nabi Muhammad SAW sebagai penyebar agama saja tetapi juga karena menghormati nenek-moyang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Menurut garis ayah, Syarief Hidayatullah adalah keturunan ke-22 Nabi Muhammad SAW. Ayahnya adalah Syarief Abdullah yang datang ke Pulau Jawa dari Mesir melalui Gujarat, menikah dengan Nyimas Rara Santang putri Sri Baduga Maharaja penguasa Pajajaran. Sebagai keturunan langsung dari penyebar agama Islam, Syarief Hidayatullah begitu menghormatinya secara khusus pula sebagai seorang keturunan kepada nenek-moyangnya. Sejak saat itu muludan di Kerajaan Cirebon selalu meriah hingga kini.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dapat dipahami juga bahwa tradisi keagamaan maulid merupakan salah satu sarana penyebaran Islam di Indonesia. Islam tidak mungkin dapat segera tersebar dan diterima masyarakat luas Indonesia, jika saja proses penyebarannya tidak melibatkan tradisi keagamaan. Penyebaran agama Islam sejak abad ke-13 M semakin meluas di Nusantara terutama atas kegiatan kaum sufi yang mampu menyajikan Islam dalam kemasan yang atraktif, khususnya dengan menerangkan kontinuitas kebudayaan masyarakat dalam konteks Islam (Azyumardi Azra, 1998).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Menurut Ahmad Anas jelas terdapat fakta yang kuat bahwa tradisi maulid merupakan salah satu ciri kaum muslimin tradisional di Indonesia dan umumnya dilakukan oleh kalangan sufi. Maka dari segi ini dapat diperoleh kesimpulan sementara bahwa masuknya perayaan maulid bersamaan dengan prosesnya Islam ke Indonesia yang dibawa oleh pendakwah atau dalam hal ini kaum sufi (Ahmad Anas, 2003: 67). </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Corak dengan kaum tradisional itu tidak lepas pula dari strategi dakwah yang diterapkan oleh penyebar Islam awal di Indonesia saat itu yang sebagian besar petani yang tinggal di daerah pedesaan dan tingkat pendidikannya yang sangat rendah, maka pola penyebarannya pun disesuaikan dnegan kemampuan pemahamaan masyarakat. Sehingga materi dakwah pada waktu itu lebih diarahkan pada peningkatan keyakinan serta ajaran ibadah yang bersifat pemujaan secara ritual. Selain itu ditopang oleh perilaku ibadah dan upacara ritual keagamaan yang dianggap akan makin memperkokoh keimanan dan keislaman mereka sangat dianjurkan seperti tahlilan, yasinan, ziarah kubur, kenduri, haul, upacara yang terikat dengan kematian, termasuk muludan, dan lain sebagainya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Kondisi lainnya yang berpengaruh dalam penyebaran Maulid Nabi ini adalah kondisi sosial politik pada abad ke-14 hingga ke-16 M. Di berbagi belahan dunia Islam sedang marak dan berada pada puncak penyebaran tradisi maulid yang perintisannya sejak awal abad ke-12. Kegiatan maulid mencapai puncak popularitasnya di kalangan masyarakat sehingga penguasa-penguasa pun kemudian mengakomodasinya sebagai kegiatan resmi negara yang salah satu motifnya adalah kepentingan politik. Acara Maulid Nabi ini menjadi sebuah penglegitimasian keberadaan sultan di kerajaan. Di Keraton Kasepuhan sendiri Sultan memegang peranan penting dalam upacara Panjang Jimat sebagai orang yang diutamakan. Hal tersebut dilakukan untuk memperlihatkan kewibawaan sultan dimata masyarakat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>2.3 Prosesi Panjang Jimat</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Prosesi adat "Panjang Jimat" adalah refleksi dari proses kelahiran Nabi Muhammad SAW dan merupakan acara puncak dari serangkaian kegiatan Maulud Nabi Muhamad di Keraton Kasepuhan Cirebon. “Panjang” berarti sederetan iring-iringan berbagai benda pusaka dalam prosesi itu dan “Jimat” berarti “siji kang dirumat” atau satu yang dihormati yaitu kalimat sahadat “La Illa ha Illahah” sehingga arti gabungan dua kata itu adalah sederetan persiapan menyongsong kelahiran nabi yang teguh mengumandangkan kalimat sahadat kepada umat di dunia. Pada umumnya masing-masing upacara terdiri atas kombinasi berbagai macam unsur upacara seperti berkorban, berdo’a, bersaji makan bersama, berprosesi, semadi, dan sebagainya. Urutannya telah tertentu sebagai hasil ciptaan para pendahulunya yang telah menjadi tradisi (AB Usman dkk, 2004: 205).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pengaruh Khalifah Sholahuddin Al Ayubi seperti telah dijelaskan kemudian menyebar ke seluruh dunia termasuk ke Kerajaan Cirebon dan Sultan Cirebon Syarif Hidayatullah kemudian mengadopsikan acara maulud nabi itu dengan budaya Jawa sehingga menjadi prosesi Panjang Jimat. Secara serentak, upacara pelal Panjang Jimat di Cirebon diselenggarakan di empat tempat yang menjadi peninggalan dari Syarief Hidayatullah. Masing-masing di Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan/Kasunanan dan kompleks makam Syekh Syarief Hidayatullah pendiri Kasultanan Cirebon atau lebih dikenal dengan Sunan Gunung Djati.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Rirual-ritual Panjang Jimat hampir sama dengan upacara yang lainnya, yang semuanya mengukuhkan homogenitas model Jawa yang orisil Maka pada saat itu tampaklah raja melakukan miyos dalem (penampilan raja kehadapan rakyatnya). Kemampuan raja mencapai kesatuan dimanfaatkan untuk mendengarkan keabsahan keraton. Pada kegiatan itu raja menyampaikan berkahnya untuk kesejahteraan rakyatnya (Ismawati Budaya dan Kepercaan Jawa Pra-Islam dalam Amin, 2000: 20-21).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Berdasarkan penelitian yang kami lakukan secara langsung pada tanggal 7-9 Maret 2009 dengan melakukan wawancara, pengamatan langsung, dan juga bantuan dari sumber buku yang telah kami baca, maka kami mendapatkan beberapa fakta tentang perubahan Panjang Jimat berupa prosesi dan keadaan masyarakatnya. Pada hasil pertama kami akan mengungkapkan tentang prosesi panjang jimat terlebih dahulu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Di Keraton Kasepuhan Panjang Jimat diturunkan oleh petugas dan ahli agama di lingkungan kerabat kesultanan Keraton kasepuhan, yang terdiri atas:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1) Diadakan Susrana</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Tahap ini diadakan di gedung/bangsal dalem. Disinilah disajikan Nasi Rosul sebanyak 7 golongan, untuk tiap-tiap golongan ditumpangkan/ditempatkan di atas tasbih/piring besar. Petugas-petugasnya adalah : Nyi Penghulu, Nyi Krum yang disaksikan oleh para Ratu Dalem. Di belakang Bangsal Dalem yang disajikan air mawar, kembang goyah, “serbad boreh” (panem) dan hidangan tumpeng 4 “pangsong”/”ancek”/”angsur”. Yang berisi kue-kue dan tempat dong-dang yang berisis makanan, petugasnya adalah Nyi Kotif Agung, Nyi Kaum dengan disaksikan oleh para Ratu/family kasultanan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2) Di Gedung Bangsal Prabayaksa yaitu sebelah utara bangsal dalem dan di bangsal Pringgadani (sebelah utara bangsal Prabayaksa), diperuntukan bagi para undangan di tengah ruangan dilowongkan untuk deretan upacara, terus dari Jinem ke Sri Manganti.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Di Keraton Kasepuhan, upacara puncak Pelal Panjang Jimat dimulai tepat pukul 19.50 WIB dipimpin langsung oleh Sultan Sepuh XIII Maulana Pakuningrat, sementara prosesi iring-iringan jimat keraton dibawa dari Bangsal Prabayaksa Keraton menuju Langgar Agung dipimpin Putra Mahkota Kesultanan Kasepuhan Pangeran Raja Adipati PRA. Arief Natadiningrat. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Selanjutnya Sultan menyerahkan payung pusaka kepada Putra Mahkota PRA Arief Natadiningrat sebagai wakil dirinya dalam iring-iringan Panjang Jimat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Urut-urutan panjang jimat di Kesultanan Kasepuhan yaitu pertama barisan lilin yang melambangkan kelahiran nabi pada malam hari, barisan kedua berupa Manggaran, Nagan, dan Jantungan yang lambangkan kebesaran dan keagungan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Barisan ketiga, berupa air mawar, pasatan, dan kembang goyang sebagai perlambang air ketuban dan usus atau ari-ari bayi, barisan keempat berupa air serbat dalam empat baki dan dua guci sebagai perlambang kelahiran. Barisan kelima berupa tumpeng jeneng, 10 nasi uduk, 10 nasi putih sebagai perlambang seorang bayi harus diberi nama yang baik agar menjadi orang yang berguna, dan barisan keenam adalah tujuh nasi jimat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Nasi Jimat itu diarak dengan pengawalan 200 barisan abdi dalem yang masing-masing membawa simbil-simbol sebagai perlambang. Barisan pertama ialah pembawa lilin, bertujuan sebagai penerang, diikuti iring-iringan pembawa perangkat upacara seperti "manggaran", "nadan" dan "jantungan" (perlambang kebesaran dan keagungan).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Setelah sepasukan pengawal (iring-iringan) lengkap berkumpul di Bangsal Purbayaksa, putra mahkota PRA. Arief atas izin Sultan Kasepuhan, memimpin arak-arakan menuju Langgar Agung, sekira 100 meter, masih di lingkungan keraton. Arak-arakan yang keluar dari Bangsal Purbayaksa disambut di luar keraton oleh pengawal pembawa obor (perlambang Abu Tholib, paman nabi menyambut kelahiran bayi Muhammad pada malam hari yang kemudian menjadi manusia agung) sebelum akhirnya dibawa ke mushala. Di mushala itu Nasi Jimat Tujuh Rupa itu dibuka bersama dengan sajian makanan lain termasuk makanan yang disimpan di 38 buah piring pusaka peninggalan Sunan Gunung Djati berusia 600 tahun.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Di mushala (Langgar Agung), dilakukan shalawatan serta pembacaan (mengaji) kitab Barjanzi sampai pukul 24.00 WIB. Setelah shalawatan dan pembacaan kitab yang dipimpin imam Masjid Agung "Sang Cipta Rasa" Keraton Kasepuhan, makanan lalu disantap bersama. PRA Arief yang mengenakan pakaian khas tradisi Cirebonan berupa kemeja hitam dan blangkon, pulang kembali ke keraton dengan pengawalan ketat, sebab ribuan warga yang rela menunggu berlama-lama, pada berebut untuk memegang atau sekadar menyentuh calon Sultan Kasepuhan Cirebon itu karena diyakini bisa membawa berkah “Ngalap berkah”.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sebelum arak-arakan membawa Nasi Jimat Tujuh Rupa dimulai, Sultan Kasepuhan, Maulana Pakuningrat memberi wejangan kepada para abdi dalem dan tamu undangan. Sultan menyampaikan makna dari perayaan Panjang Jimat yang sudah berusia ratusan tahun. Sebagaimana sebutan "pelal", Panjang Jimat merupakan puncak dari serangkaian ritual yang ditujukan untuk mengenang dan merayakan kelahiran (maulud) Nabi Muhammad saw. Acara ini merupakan penutup rangkaian acara tradisi yang setiap tahun selalu berjalan meriah dan menjadi magnet tersendiri bagi ratusan ribu warga untuk datang ke Kota Cirebon.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pelal Panjang Jimat, atau rangkaian panjang acara adat mengenang dan merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, bahkan telah menjadi agenda tersendiri. Tidak hanya bagi abdi dalem keraton atau warga Kota Cirebon, tetapi juga warga dari daerah lain seperti Indramayu, Majalengka, Kuningan, termasuk juga Sumedang, Tasikmalaya, Ciamis, Bandung, bahkan wilayah Jateng seperti Tegal, Brebes, Batang, Pekalongan, Semarang sampai Jakarta dan Banten. Banyak masyarakat yang percaya menyaksikan Muludan yang digelar tiga keraton di Cirebon memberikan semangat spiritual dalam menempuh kehidupan, bahkan tidak jarang beberapa orang berusaha menggapai benda pusaka dengan tujuan mendapatkan berkah pada malam Panjang Jimat itu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>2.4. Perubahan Panjang Jimat Dilihat dari Aspek Sosial dan Ekonomi.</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>2.4.1 Perubahan Panjang Jimat dilihat dari aspek sosial</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan, terdapat fakta-fakta baru tentang Panjang Jimat. Kami bisa mengambil sebuah kesimpulan bahwa pelaksanaan upacara Panjang Jimat sekarang mengalami perubahan atau pergeseran. Secara umum perubahan pelaksanaan Panjang Jimat tersebut bukan terletak pada struktur upacaranya tapi dalam bentuk permukaannya. Perubahan penyelenggaraan dalam bentuk permukaannya banyak berubah dilakukan untuk mendukung program pemerintah yakni pariwisata dan pembangunan (Seputar Indonesia, 10 Maret 2009). Sedangkan mengenai tujuan, kesakralan, struktur secara intern masih tetap terjaga. Prosesi upaca masih lengkap meskipun sedikit ada penyederhanaan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Seperti yang telah diketahui bahwa upacara Panjang Jimat di Keraton Kasepuhan sudah ada sejak jaman dahulu dan sampai sekarang masih dilakukan oleh masyarakat Cirebon. Hal ini khususnya dikarenakan masyarakat masih memegang teguh adat istiadat ataupun kebiasaan akan tradisi yang diwariskan turun temurun. Secara prinsip, upacara Panjang Jimat tetap dilakukan dari tahun ke tahun, namun dalam pelaksanaannya lebih ditingkatkan yakni dilaksanakan dengan lebih besar, meriah, diisi dengan program pembangunan dan dikaitkan dengan pariwisata. Terdapat suatu indikasi bahwa hal ini disebabkan karena sudah memasuki jaman globalisasi yang serba modern.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Akibat dari globalisasi tersebut menyebabkan upacara Panjang Jimat yang merupakan salah satu adat atau kultur Keraton kasepuhan juga mengalami perubahan. Hal ini sebenarnya tidak menjadi masalah karena meskipun mengalami perubahan tapi tetap mempunyai struktur, tujuan, esensi yang sama dengan pelaksanaan grebeg maulud dahulu. Nilai kesakralan dan getaran emosi masyarakat masih tetap ada.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pernyataan ini sependapat dengan peryataan Poespoprojo (1987: 164) bahwa dalam masyarakat dinamik upacara adat yang mengalami perubahan biasanya dalam bentuk permukaannya saja bukan pada strukturnya (non empiris). Sebab struktur selalu tetap dimiliki manusia, meski manusia tersebut telah terjerat oleh kemajuan jaman. Rangkaian upacara Panjang Jimat ini tidak mengalami peruban, begitu juga makna yang terdapat dalam setiap rangkaian yang dilaksanakan tetap tidak berubah dan masih sama seperti dulu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pemahaman upacara tradisional yang penting, khususnya Panjang Jimat ini bukan pada level empirisnya (luarnya) tapi pada level non empirisnya yakni struktur pada upacara tersebut. Selama strukturnya sama, maka prinsip dari upacara Panjang Jimat tetap sama, inilah yang paling esensial dalam pelaksanaan upacara Panjang Jimat agar tetap terjaga keaslian, kesakralan, struktur, nilai, dan tujuannya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Selanjutnya jika dilihat perubahan dalam pelaksanaan upacara Panjang Jimat saat ini terletak pada bentuk luarnya (empiris) yaitu untuk mendukung program pariwisata dan pembangunan seperti diketahui bahwa sebelum upacara dimulai dengan pesta rakyat menyongsong perayaan Panjang jimat, yakni berupa keramaian untuk hiburan masyarakat. Apabila jaman dahulu dalam Panjang Jimat ini tidak ada keramaian berupa pasar malam dan para pedagang, maka sekarang mereka ada dan sangat ramai sekali. Pekan raya atau pasar malam yang dipergunakan untuk kepentingan pariwisata dan pembangunan, antara lain:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1. Sebagai arena rekreasi bagi masyarakat misalnya; sirkus, arena permainan anak-anak, panggung kesenian (musik) dan lain-lain</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2. Sebagai forum informasi dan komunikasi tentang kebijaksanaan yang dapat diperoleh dari eksposisi atau pameran dari instansi pemerintah</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >3. Sebagai sarana melestarikan kesenian kebudayaan daerah. Untuk itu disediakan panggung kesenian daerah, pentas kesenian daerah dan lainnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pasar malam tersebut dipakai sebagai ajang berjualan bagi para pedagaang seperti penjual makanan, minuman, mainan ank-anak, pakaian, sepatu, bunga dan lainya. Akibat adanya pasar malam dalam perayaan sekaten membuat susana menjadi meriah dan ramai. Disamping itu dalam kegiatan pasar malam tersebut juga diadakan kegiatan keagamaan khususnya agama islam. Kegiatan keagamaan itu antara lain santapan rohani melalui menara siaran, pengajian umum, pameran keagamaan. Pentas seni keagamaan, tabligh di masjid besar dan lainnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Hal utama yang paling terlihat adalah maksud dan tujuan masyarakat khususnya generasi muda yang akan datang ke acara Panjang Jimat ini. Pada masa Syarif Hidayatullah ketika Panjang Jimat ini diadakan masyarakat memang benar-benar khusyuk mengikuti ritual Panjang Jimat ini dan mendengarkan ilmu agama dari tabligh yang diadakan oleh ulama. Sekarang keadaannya bergeser, mereka malah lebih bertujuan untuk mengunjungi pasar malam khususnya anak-anak remaj. Memang masih banyak golongan tua yang benar-benar berniat untuk mengikuti Panjang Jimat ini secara keseluruhan, namun kebanyakan dari generasi mudanya hanya ingin datang ke pasar malamnya saja.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dari 35 orang yang kami wawancara, 25 Orang tua berumur diatas 30 tahun, dan 10 anak muda dibawah 25 tahun kami mendapatkan sebuah kesimpulan. Orang tua yang berada diatas 30 tahun memang benar-benar berniat untuk mengikuti Panjang Jimat dan para anak mudanya hanya berniat untuk melihat-lihat saja pasar malam dan pekan raya tersebut. Dari fakta tersebut didapatkan kesimpulan bahwa saat ini upacara Panjang Jimat dalam bentuk luarnya telah mengalami pergeseran khususnya dari kalangan anak muda yang kurang memperhatikan kesakralan dari makna Panjang Jimat itu sendiri.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Demikian adalah beberapa perubahan yang terjadi pada pelaksanaan upacara Panjang Jimat saat ini. Tampak dalam perubahannya bukan yang menyangkut strukur tapi yang mendukung pariwisata dan pembangunan secara prinsipil kesakralan, tujuan, nilai serta struktur dalam upacara grebeg tidak mengalami perubahan. Meskipun dalam prosesi upacara ada sedikit perbedaan hal tersebut disebabkan karena perubahan jaman, dianggap lebih praktis, ekonomis, sehingga dalam pelaksanaan upacara ada sedikit perkembangan bila dibandingkan dengan dahulu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>2.4.2 Penyelenggaraan Upacara Panjang Jimat Terhadap Kehidupan Ekonomi Masyarakat Sekitar</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sebagaimana yang kita tahu bahwa upacara Panjang Jimat yang merupakan rentetan dari acara maulidan di Keraton Kasepuhan awalnya hanyalah sebuah upacara peringatan kelahiran nabi Muhammad Saw saja yang di dalamnya terdapat ritual-ritual khusus sebagai simbol untuk meneladani kerasulannya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Diselenggarakannya Upacara Panjang Jimat (Muludan) ini ternyata memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat sekitar keraton. Penyelenggaraan acara ini seakan-akan dimanfaatkan oleh para pedagang setempat untuk mengais rejeki. Apalagi dua minggu sebelum acara, pihak keraton mengizinkan ribuan pedagang kaki lima (PKL) untuk berjualan selama rentetan kegiatan menyambut Maulud Nabi Muhammad Saw. Sehingga tidak mengherankan bila halaman depan atau jalan menuju Keraton Kasepuhan ini disesaki oleh berbagai pedagang, mulai dari pedagang makanan, pakaian, barang antik, mainan anak, peralatan rumah tangga, dan sebagainya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Keadaan tersebut lebih populer dengan istilah pasar kaget. Pedagangnya pun tidak hanya berasal dari Cirebon saja bahkan adapula yang berasal dari daerah lain seperti Kuningan, Majalengka, Indramayu atau daerah lainnya yang sengaja mencoba mencari peruntungan dalam acara Mauludan di Keraton Kasepuhan ini. Pedagang-pedagang tersebut terdiri dari pedagang yang memang setiap tahunnya berjualan dalam acara Mauludan di Keraton Kasepuhan dan ada pula diantara pedagang tersebut yang baru sekali mencoba berjualan dalam acara tersebut. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dari kondisi tersebut kami mengkaji penghasilan para pedagang. Beberapa narasumber yang kami wawancarai mengaku bahwa ketika mereka berjualan dalam acara Mauludan tersebut penghasilan mereka meningkat dari hari-hari biasanya. Misalkan saja Haryanto yang seorang penjual kaligrafi, mengaku omzetnya meningkat dari yang tiap harinya mampu menjual sekitar 15-25 buah lukisan, pada acara Muludan tersebut dia bisa menjual 30-50 buah lukisan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Selain pedagang, pihak lain yang mendapatkan keuntungan dari adanya pasar kaget tersebut tentu saja adalah pihak Keraton sendiri. Tentu saja karena dengan adanya pasar kaget ini, pedagang yang berjualan di sekitar keraton harus memebayar sejumlah retribusi kepada pihak Keraton. Menurut keraton sendiri retribusi semacam ini akan digunakan untuk kepentingan amal.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dampak yang sama juga dirasakan oleh sopir-sopir angkot yang melintasi wilayah keraton Kasepuha. Umumnya selama acara ini berlangsung sopir angkot pun mendapat keuntungan dari banyaknya masyarakat yang menggunakan jasa angkot untuk berkunjung ke Keraton Kasepuhan dengan tujuan untuk ziarah atau sekedar belanja saja. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dari data tersebut bisa dianalisis bahwa penyelenggaraan acara Muludan di Keraton Kasepuhan memberikan dampak bagi perekonomian masyarakat sekitar, khususnya terhadap pedagang dan sopir angkot yaitu meningkatnya penghasilan mereka jika dibandingkan hari-hari biasanya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>2.5 Penerapan Teori Antropologi Budaya Terhadap Upacara Panjang Jimat </b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>2.5.1 Teori-Teori</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >W. Robertson Smith (1846-1894) dalam buku yang berjudul Lectures on Religion of The Semites (1889), mengemukakan tiga gagasan penting yang menambah pengertian kita mengenai azas-azas religi dan agama pada umumnya. Gagasan yang pertama mengenai soal bahwa di samping sistem keyakinan dan doktrin, sistem upacara juga merupakan suatu perwujudan dari religi atau agama. Bahwa dalam banyak agama upacaranya itu tetap, tetapi latar belakang, keyakinan, maksud atau doktrinnya berubah. Gagasan yang kedua adalah bahwa upacara religi-religi atau agama, yang biasanya dilaksanakan oleh banyak warga masyarakat pemeluk religi atau agama yang bersangkutan bersama-sama mempunyai fungsi sosial untuk mengintegrasikan solidaritas masyarakat. Gagasan yang ketiga adalah mengenai fungsi upacara bersaji untuk mendorong rasa solidaritas dengan dewa atau para dewa. Robertson Smith menggambarkan upacara bersaji sebagai suatu upacara yang gembira meriah tetapi juga keramat dan tidak sebagai suatu upacara yang khidmat dan keramat. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dalam bukunya berjudul Die Geistige Kultur der Naturvolker (1914), Preusz menentukan bahwa pusat dari tiap sistem religi dan kepercayaan di dunia adalah ritus dan upacara dan melalui kekuatan-kekuatan yang dianggapnya berperan dalam tindakan-tindakan gaib seperti itu manusia mengira dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya serta mencapai tujuan hidupnya, baik yang sifatnya material maupun yang spiritual.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Malinowski tertarik dengan penggunaan praktis dari ilmu antropologi dalam meneliti dan mengatur proses kebudayaan tradisional bangsa-bangsa Afrika, Asia, dan Oseania, akibat pengaruh kebudayaan Eropa, dan mencurahkan perhatian penuh terhadap antropologi terapan dalam administrasi kolonial yang disebutnya practical anthropologi, serta masalah-masalah yang ada sangkut pautnya dengan perubahan kebudayaan atau culture change. Pendirian Malinowski tentang mitologi tersebut diuraikan dalam karangan berjudul Myth in Primitive Psychology (1948) yang menguraikan dongeng-dongeng suci yang dianggap nyata yang tak terikat pada tempat dan waktu, serta dianggap sebagai pedoman untuk upacara-upacara suci, untuk kesusilaan, dan dianggap sebagai alasan untuk berbagai aktivitas masyarakat lain. Malinowski menngungkapkan bahwa segala aktivitas kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri makhluk manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>2.5.2 Analisis</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >a. Teori Robertson Smith</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Teori W. Robertson Smith tentang azas-azas religi dan agama yang dikemukakan di atas sangat berkaitan dengan topik yang kami kaji yaitu mengenai upacara Panjang Jimat (Grebeg Mulud) yang diselenggarakan di Keraton Kasepuhan Cirebon. Berikut adalah analisis kami mengenai upacara Panjang Jimat ditinjau dari teori Robertson Smith tentang azas-azas religi dan agama yang terbagi ke dalam tiga gagasan, yaitu:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1. Di samping sistem keyakinan dan doktrin, sistem upacara juga merupakan suatu perwujudan dari religi atau agama. Bahwa dalam banyak agama upacaranya itu tetap, tetapi latar belakang, keyakinan, maksud atau doktrinnya berubah. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Menurut gagasan tersebut dapat disimpulkan bahwa upacara Panjang Jimat yang diselenggarakan Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan suatu perwujudan dari kehidupan religi dan agama Keraton Kasepuhan khususnya dan masyarakat Cirebon pada umumnya. Sesuai dengan gagasan tersebut, struktur atau ritual-ritual dari pelaksanaan Upacara Panjang Jimat tetap dan tidak berubah, misalnya upacara Panjang Jimat terdiri atas kombinasi berbagai macam unsur upacara seperti berkorban, berdo’a, bersaji makan bersama, berprosesi, semadi, dan sebagainya. Tahapan ritual tersebut merupakan suatu ketetapan yang harus dipatuhi dan tidak berubah dai tahun ketahun. Namun, yang berubah hanyalah maksuda atau pemaknaan dari upacara. Misalnya dahulu, upacara Panjang Jimat dipandang sebagai upacara sakral untuk memperingati Mulud Nabi, namun pada jaman sekarang ini nampaknya Upacara Panjang Jimat tersebut telah kehilangan makna sakralnya karena sebagian besar masyarakat yang datang ke acara tersebut bermaksud untuk menikmati pasar tumpah yang ada di halaman keraton.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2. Upacara religi-religi atau agama, mempunyai fungsi sosial untuk mengintegrasikan solidaritas masyarakat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Jika dikaitkan dengan gagasan Robertson Smith yang kedua, Upacara Panjang Jimat tersebut sesuai dengan gagasan tersebut. Dimana menurut data yang kami dapatkan baik dari sumber tertulis dan wawancara, Upacara Panjang Jimat juga memiliki fungsi sosial yaitu untuk mempererat hubungan baik antara pihak keraton dengan masyarakat, pihak keraton dengan pemerintahan daerah, maupun antar masyarakat Cirebon itu sendiri.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >3. Fungsi upacara bersaji untuk mendorong rasa solidaritas dengan dewa atau para dewa. Robertson Smith juga menggambarkan upacara bersaji sebagai suatu upacara yang gembira meriah tetapi juga keramat dan tidak sebagai suatu upacara yang khidmat dan keramat. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sesuai dengan gagasan tersebut, maksud penyelenggaraan Upacara Panjang Jimat sebenarnya adalah sebagai sarana untuk meningkatkan kepatuhan/keimanan kepada Allah SWT melalui upacara Maulid Nabi Muhammad sebagai suri tauladan umat Islam. Hal itu sesuai dengan gagasan Robertson yang ketiga, namun Robertson mengungkapkan bahwa upacara tersebut ditujukan untuk meningkatkan solidaritas dengan dewa. Dalam hal ini, Upacara Panjang Jimat merupakan upacara keagamaan Islam, dimana umat Islam menyembah Allah SWT. Jadi konsep dewa disini digantikan dengan Allah SWT.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sementara itu juga sesuai dengan gagasan bahwa upacara bersaji sebagai upacara yang meriah tapi keramat dan tidak sebagai upacara yang khidmat, Upacara Panjang Jimat dalam prakteknya juga merupakan upacara yang dapat dikatakan meriah karena disertai juga dengan diadakannya pasar malam di sekitar keraton. Diadakannya pasar tumpah tersebut menyebabkan kemeriahan dalam penyelenggaraan upacara tersebut. Bahkan kemeriahan tersebut juga telah menyebabkan upacara Panjang Jimat menjadi kehilangan kekhidmatannya. Karena masyarakat lebih tertarik dengan adanya pasar tumpah dibandingkan menyaksikan upacara Panjang Jimat itu sendiri. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >b. Teori Preusz</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dalam bukunya berjudul Die Geistige Kultur der Naturvolker (1914), Preusz menentukan bahwa:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Manusia mengira dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya serta mencapai tujuan hidupnya, baik yang sifatnya material maupun yang spiritual.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Jika di hubungkan sengan Preusz dalam bukunya Die Geistige Kultur der Naturvolker. Dalam ritual Panjang Jimat yang dilakukan oleh masyarakat Cirebon, sebenarnya didalam upacara tersebut terdapat sesuatu ritual yang sering dianggap oleh masyarakat dapat memenuhi kebutuhan materialnya, seperti dalam Upacara Panjang Jimat biasanya terdapat suatu arak-arakan yang membawa sejumlah jenis makanan ataupun benda yang dianggap dapat membawa berkah, sehingga masyarakat berusa untuk mendapatkannya agar terpenuhi kebutuhan materialnya. Selain itu juga dalam Upacara Panjang jimat, sering dilakukan suatu ritual keagamaan seperti membaca kitab barjanji, shalawtan, ataupun santapan rohani disini masyarakat merasa jika kebutuhan akan spiritualnya akan tercapai. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >c. Teori Malinowski</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pendirian Malinowski tentang mitologi tersebut diuraikan dalam karangan berjudul Myth in Primitive Psychology (1948) yang menguraikan:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dongeng-dongeng suci yang dianggap nyata yang tak terikat pada tempat dan waktu, serta dianggap sebagai pedoman untuk upacara-upacara suci, untuk kesusilaan, dan dianggap sebagai alasan untuk berbagai aktivitas masyarakat lain. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pelaksanaan Upacara Panjang jimat di lakukan secara turun menurun yang dimulai dari penguasa Bani Fatimah hingga pada akhirnya sampai ke Indonesia. Upacara Panjang Jimat yang dilakukan Pertama kali oleh penguasa Bani Fatimah merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mengingat kelahiran Nabi yang kemudian menjadi turun menurun dan menjadi suatu tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat. Dalam pelaksanaannya terdapat suatu perubahan karena disesuaikan dengan kondisi jaman namun pada strukturnya tidak berubah. </span></div> <div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b>BAB 3</b></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b>KESIMPULAN</b></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b><br /></b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>3.1 Kesimpulan</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Upacara Maulid Nabi adalah suatu bentuk kebudayaan tradisional. Maulid Nabi merupakan suatu salah satu bentuk rasa cinta umat kepada Rasul Nya. Awal mula dari Maulid Nabi ini, pertama kali oleh penguasa bani Fatimah yang pertama menetap di Mesir kemudian sampai ke Indonesia atas jasa Sultan Salahuddin Al Ayyubi Khalifah dari dinasti Abbasiah, di Jawa tradisi Maulid Nabi telah ada sejak zaman walisongo sedangkan di Cirebon sendiri Maulid Nabi setelah Sultan Syarief Hidayatullah berkuasa.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Proses dari Maulid Nabi ini sama seperti upacara lainnya. Dalam proses Maulid Nabi ini terdapat beberapa lilin yang dipasang di atas standar, manggara, nagam, jantungan Tumpeng yang mendukung upacara Maulid Nabi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dengan berkembangnya jaman yang semakin modern dan mengarah ke globalisasi, maka Maulid Nabi juga mengalami perubahan. Di aspek sosial Maulid Nabi sekarang lebih mendukung kepada pariwisata dan pembangunan namun secara prinsipil kesakralan, tujuan, nilai serta struktur dalam upacara grebeg tidak mengalami perubahan. Meskipun dalam prosesi upacara ada sedikit perbedaan hal tersebut disebabkan karena perubahan jaman, dianggap lebih praktis, ekonomis, sehingga dalam pelaksanaan upacara ada sedikit perkembangan bila dibandingkan dengan dahulu. Di aspek ekonomi Maulud Nabi yang dahulu merupakan sebuah upacara peringatan kelahiran nabi Muhammad Saw saja yang di dalamnya terdapat ritual-ritual khusus sebagai simbol untuk meneladani kerasulannya kini dijadikan oleh masyarakat sebagai tempat mencari rezeki.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>3.2 Saran</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna perbaikan makalah selanjutnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b>DAFTAR PUSTAKA</b></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b><br /></b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sumber Buku :</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >AB Usman, dkk. (2004). “Upacara Sekaten Dalam Pendekatan Teologis” Merumuskan Kembali Interkasi Islam – Jawa. Yogyakarta: Penerbit Gama Media.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Adeng, dkk. (1998). Kota Dagang Cirebon sebagai Bandar Jalur Sutra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Amin, Darori. (2000). Islam & Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Penerbit Gama Media.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Anas, Ahmad. (2003). Menguak Pengalaman Sufistik (Pengalaman Keagamaan Jamaah Maulid Al-Diba Girikusumo). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Atja. (1986). Purwaka Caruban Nagari (Karya sastra sebagai Sumber Pengetahuan Sejarah). Bandung: Proyek Permuseuman Jawa Barat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Azra, Azumardi. (1998). Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII; Melacak Akar-Akar Pembaruan Islam di Indonesia. Bandung: Mizan</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Cortesao, Armando. (1967). The Suma Oriental of Tome Pires: An account of The East from The Red Sea to Japan. Writen in Malacca and India in 1512-1515. London: Hakluyt Society. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dasuki, H.A. (1978). Purwaka Tjaruban Nagari. Cirebon: Tidak diterbitkan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Koentjaraningrat. (1987). Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta; UI Press</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Natadiningrat, PRA. Arief. (2009). Keraton Kasepuhan Cirebon. Cirebon: Keraton Kasepuhan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Tedjasudhana, Lillian D. (1994). Perayaan Hari Lahir Nabi Muhammad SAW, Asal-Usul Penyebaran Awalnya, Sejarah di Magrib dan Spanyol Muslim Sampai Abad Ke-10/ke-16. Jakarta: INIS.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Rostiyati, Ani dkk. (1995). Fungsi Upacara Tradisional Bagi Masyarakat Pendukungnya Masa Kini. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Yogyakarta.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Unang, Sunaryo. (1991). Buluarti Keraton Kasepuhan Cirebon. Cirebon: Penerbit tidak tercantum. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sumber Koran :</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >____. (10 Maret 2009). Gubernur Pertahankan Ritual Panjang Jimat. Seputar Indonesia. [Online]. Tersedia: http://72.14.235.132/search?q=cache:Smmn4-ey6BsJ:www.seputarindonesia.com/edisicetak/content/view/219709/+panjang+jimat+keraton+kasepuhan+cirebon&cd=18&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a. [20 Maret 2009]</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sumber Internet :</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Jali, Jengki. (2009). Tradisi Maulid Nabi di Tanah Jawa. [Online]. Tersedia: </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'times new roman'; ">http://sahabatsilat.com/forum/index.php?topic=551.0;wap2. [30 Maret 2009].</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sumber Lisan:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Bpk. R. Tumenggung Giriahmad, 52 Tahun. Abdi dalem Keraton Kasepuhan</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Koresponden lainnya yang diwawancara sebanyak 35 orang.</span></div>Catatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5278161404905719204.post-70862172914845841532010-01-28T06:54:00.001+07:002011-04-26T08:33:44.665+07:00ISLAM DAN PENDIDIKAN: AL – IRSYAD AL - ISLAMIYYAH SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI<div style="text-align: center;"><b><span class="Apple-style-span" >BAB 1</span></b></div><b><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; "><b>PENDAHULUAN</b></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; "><b><br /></b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; "><b>1.1. Latar Belakang Penulisan</b></span></div></span></b><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pada masa penjajahan kolonial Belanda untuk mengenyam pendidikan sangat sulit sekali dikarenakan ada berbagai peraturan yang diterapkan oleh pihak kolonial terutama terhadap bangsa pribumi, adanya diskriminasi. Selain itu pendidikan yang dibuat oleh pihak kolonial hanya diperuntukan untuk mendapatkan pegawai dengan upah rendah namun berpotensi. Selain itu ruang lingkup pendidikan tersebut sangat diawasi oleh kolonial Belanda dikarenakan Belanda khawatir akan terjadinya suatu pembrontakan akibat pendidikan itu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sedangkan bangsa Indonesia sendiri memerlukan sebuah pendidikan untuk mendukung pergerakan mereka menuju kemedekaan, maka dari itu pendidikan di Indonesia mulai bermunculan, baik yang sesuai haluan politik maupun agama. Maka dari itu kami melihat ada salah satu gerakan pendidikan yang berhaluan agama yaitu Jam’iyatul Islah wal Irsyad Al-arabiyah, gerakan ini memberikan andil yang cukup besar dalam pendidikan di Indonesia. Selain itu adanya tuntutan keadaan sosial masyarakat yang sarat akan TBC (Taklid, Bid’ah dan Churafat) sehingga adanya indikasi pemurnian kembali terhadap ajaran agama Islam. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Maka dari itu kami sangat tertarik untuk mengulas tentang gerakan Al-Irsyad dalam pendidikan, sehingga kami mengambil sebuah judul tentang “ISLAM DAN PENDIDIKAN: AL – IRSYAD AL - ISLAMIYYAH SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI”.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>1.2. Rumusan Masalah</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dalam penulisan makalah ini kami membuat beberapa rumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan. Rumusan masalah dapat membatasi pembahasan agar tidak melebar. Adapun rumusan masalah yang kami tetapkan adalah: </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1. Bagaimana latar belakang berdirinya Al-Irsyad Al-Islamiyyah?</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2. Apa peranan dan kontribusi Al-irsyad dalam sejarah pendidikan di Indonesia?</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >3. Bagaimana sekolah Al-irsyad ini mampu bersaing dengan sekolah yang lain maupun sekolah pemerintah? </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >4. Bagaimana perkembangan Al-Irsyad saat ini?</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>1.3. Tujuan Penulisan</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Adapun tujuan yang ingin di capai dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menjawab rumusan masalah diatas, yakni untuk mengetahui:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1. Latar belakang berdirinya Al-Irsyad Al-Islamiyyah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2. Peranan dan kontribusi al-Irsyad dalam sejarah pendidikan di Indonesia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >3. Sekolah Al-Irsyad ini mampu bersaing dengan sekolah yang lain maupun sekolah pemerintah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >4. Perkembangan Al-Irsyad saat ini.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>1.4. Metode Penulisan</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Adapun penulisan makalah yang kami buat ini adalah dengan menggunakan metode analisis kritis. Penulisan dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan bahasan baik sumber tulisan maupun lisan. Pengkritikan terhadap kebenaran sumber tersebut baik kritik eksternal maupun kritik internal; Menginterpretasikan sumber-sumber yang didapat, dan menyusunya dalam sebuah historiografi. Kami berusaha menampilkan sebuah kajian sejarah pendidikan yang kritis dengan interpretasi yang mendalam. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>1.5. Sistematika Penulisan Makalah</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Untuk menguraikan isi dari makalah ini, kami membuat sistematika penulisan untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi makalah. Dimulai dengan kata pengantar kemudian dilanjutkan dengan Bab 1 Pendahuluan, Bab 2 Pembahasan, Bab 3 Kesimpulan dan Saran, dan terahir Daftar pustaka serta lampiran-lampiran.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dalam Bab 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah yang menjadi pendorong dibuatnya makalah ini, rumusan masalah sebagai batasan kajian, tujuan penulisan makalah yang ingin dicapai dari penulisan, metode penulisan yang digunakan dalam penelition, dan sistematika penulisan. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Bab 2 berisikan mengenai latar belakang berdirinya Al-Irsyad Al-Islamiyyah. Peranan dan kontribusi Al-Irsyad dalam sejarah pendidikan di Indonesia. Sekolah Al-Irsyad ini mampu bersaing dengan sekolah yang lain maupun sekolah pemerintah. Perkembangan Al-Irsyad saat ini.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dan pada bab 3, kelompok kami berusaha manarik suatu kesimpulan dari data dan fakta yang telah kami peroleh sebelumnya. Dan diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b>BAB 2</b></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b>ISLAM DAN PENDIDIKAN:</b></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b>AL – IRSYAD AL - ISLAMIYYAH SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>2.1. Latar Belakang Berdirinya Al-Irsyad Al-Islamiyyah</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Saat Indonesia yakin bahwa kemerdekaan berada di ambang pintu, untuk meningsing Kemerdekaan maka lahirlah pergerakan-pergerakan kebangsaan/keagamaan sebagai alat perjuangan kmerdekaaan, berupa perwujudan kesadaraan berorganisasi sebagai langkah pertama untuk berdiri sendiri. Dengan sendirinya pula kesadaran berorganisasi itu, yang diliputi oleh perasaan nasional yang murni, menimbulkan perkembangan baru di lapangan pendidikan dan pengajaran. Maka lahirlah perguruan-perguruan nasional.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Menurut Djumhur dan Danasuparta (1985: 166), para pemimpin pergerakan nasional dengan sadar ingin mengubah keadaan yang kurang tepat. Para pemimpin sadar bahwa penyelanggaraan pendidikan yang bersifat nasional harus segara dimasukan kedalam program perjuangan. Maka lahirlah sekolah-sekolah parikelir atas usaha-usaha perintis Kemerdekaan. Sekolah itu bermula bercorak doa yaitu:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1. Sesuai dengan haluan politik </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2. Sesuai dengan tuntutan agama (islam)</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Al-Irsyad pada permulaanya dikenal Al-Nahda Al-Hadrawiyah, kebangkitan Hadhrami. Yaitu berjuang untuk persamaan dengan orang-orang yang lain dalam kebudayaan, peradaban dan pendidikan. Kebangkitan Hadhrami ditandai dengan pertumbuhan 3 lembaga sosial modern: Organisasi Sukarela (Jam’iyyah), Sekolah-sekolah Modern (Madrasah) dan surat-surat kabar (Jaridah). Penjelmaan pada awal dari kebangkitan Hahrami adalah Jami’atul Khair, suatu organisasi bergaya barat yang didirikan oleh sekumpulan saudagar dan hartawan Hadhrami yang kaya di Batavia pada tahun 1901 (Kesheh, Natalie Mobini, 1997: 8-9). </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pada tahun 1914 Jami’atul Khair terpecah karena suatu konflik tentang status kedudukan sadah di dalam masyarakat Hadhrami. Akhirnya pada tahun 1915, Hadhrami di Batavia mendirikan suatu lembaga yang dipimpin oleh Syekh Ahmad Sukarti bernama Jam’iyatul Islah wal Irsyad Al-arabiyah (Ricklefs, 2008: 267) yang kemudian disebut Al-Irsyad saja. Al-Irsyad memainkan suatu peranan yang sangat terpenting dalam “menyadarkan” masyarakat Hadhrami di Indonesia selama awal dasawarsa abad 21. Dalam suatu periode kekacauan keagamaan, politik dan sosial, Al-Irsyad menyediakan suatu tempat berkumpul bagi orang-orang yang mendukung gagasan-gagasan moderenisasi dan reformasi tentang pendidikan, kemasyarakatan, dan Islam (Kesheh, Natalie Mobini, 1997: 3-4). Bahkan G. F. Pijper menyebut Al-Irsyad sebagai gerakan pembaharuan yabg punya kesamaan dengan gerakan reformis di Mesir, sebagaimana yang dilakukan Muhammad Abduh dan Rashid Ridha lewat Jam’iyat al-Islah wa Al-Irsyad (G. F. Pijper, 1984: 120 dan 144 : Affandi, 1999: 1).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Tujuan Al-Irsyad itu sendiri adalah “mengumpulkan dan menjaga dana-dana dan membelanjakannya untuk tujuan sebagai berikut: a) untuk mengembangkan adat istiadat/ kebiasaan Arab yang konsisten dengan Agama Islam, mengajarkan masyarakat Arab membaca dan menulis, mempromosikan bahasa Arab, Belanda dan bahasa-bahasa lain yang diperlukan, b) untuk membangun gedung-gedung dan segala sesuatunya dimana manfaat/ keuntungan bisa diperoleh, dan sasaran yang disebutkan pada poin (a) bisa direalisasikan, c) untuk mendirikan sebuah perpustakaan untuk mengumpulkan buku-buku yang berguna agar bisa menerangi pemikiran dan pendidikan Kesheh, Natalie Mobini, 1997: 26-27).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Al-Irsyad mendirikan sekolah-sekolah campuran (pria dan wanita) yang pelajarannya disampaikan dalam bahasa Melayu, Arab, dan Belanda, sebagian besar di Jawa. Sebagian muridnya keturunan Arab, tetapi terdapat pula bebrapa orang Indonesia asli yang belajar di situ (Ricklefs, 2008: 268). Madrasah ini semula terdiri dari lima bagian, yaitu;</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1) Awwaliyah yang mempunyai 3 kelas</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2) Ibtidaiyah yang mempunyai 4 kelas</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >3) Tajhiziah yang mempunyai 2 kelas</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >4) Mu’allimin yang mempunyai 4 kelas</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >5) Takhassus yang mempunyai 2 kelas. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sekarang susunannya seperti berikut:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1) SD Al-Irsyad</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2) SMP Al-Irsyad</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >3) SMA Al-Irsyad</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >4) SMK Al-Irsyad</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>2.2. Peranan dan Kontribusi Al-Irsyad Dalam Sejarah Pendidikan Indonesia</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Al- Irsyad memandang pendidikan adalah satu-satunya cara untuk mereformasi masyarakat Islam. Bagi para Irsyadi, pendidikan dimaksudkan untuk mencapai dua sasaran. Pertama, ia dimaksudkan untuk mendidik siswa dalam memahami Islam yang benar dengan mengajarkan kepada mereka membaca dan menafsirkan Al-Qur’an dan menolak bid’ah dan khurafat. Siswa harus dididik dalam hal ilmu pengatahuan modern dan bahasa-bahasa agar bisa untuk mengatasi keterbelakangan masyarakat Islam (Kesheh, Natalie Mobini, 1997: 30). Dalam perkembangannya, organisasi ini berlandaskan atas apa yang disebut dengan Mabādĩ. Mabādĩ berasal dari kata Mabda dalam artian bahasa Indoneia mempunyai makna azas; sikap; prinsip; kaidah; landasan atau keyakinan. Adapun isi Mabādĩ Al-Irsyad sendiri awalnya terdiri atas:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >1) Mengesakan Allah dengan sebersih-bersihnya peng-esa-an dari segala hal yang berbau syirik, mengikhlaskan ibadah kepada Allah dan meminta pertolongan kepada-Nya dalam segala hal.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >2) Mewujudkan kemerdekaan dan persamaan dikalangan kaum Muslimin berpedoman kepada Al-Qur’an, As-Sunnah, perbuatan para imam yang sah serta perilaku ulama salaf dalam persoalan khilafiyah</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >3) Memberantas taqlid buta tanpa sandaran dan dalil naqli</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >4) Menyebarkan ilmu pengetahuan, kebudayaan Arab-Islam dan budi pekerti luhur yang diridhai Allah</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >5) Berusaha mempersatukan kaum muslimin dan bangsa Arab sesuai dengan kehendak dan ridho Allah</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pada awal perkembangan Al-Irsyad, Mabādĩ diterapkan oleh syekh Ahmad sukarti didalam lembaga pendidikan yang langsung dipimpinnya. Penerapannya pada tahap awal dibatasi pada fungsi mencetak pendidik dan pengajar (dai/ muballigh). Sasaran perwujudan dua fungsi diatas adalah untuk mengatasi kebodohan dan kekurangan tenaga pemimpin dalam masyarakat dewasa itu. (PP. Al-Irsyad Al-Islamiyyah, __: 4-5).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Adapun usaha yang ditempuh untuk menerapkan Mabādĩ sebagai materi yang mampu menjiwai para guru dan sebagai kurikulum dalam pelajaran disekolah-sekolah Al-Irsyad adalah: Tahap Pertama: Menjadikan para pendidik/ tenaga pengajar sekolah, sebagai inti yang harus memahami Mabādĩ dan mempraktikannya dalam keseharian hidupnya. Dari upaya itu diharapkan sekolah-sekolah Al-Irsayad mendapat semangat baru dan mampu bangkit dengan baik. Tahap berikutnya: Memikirkan bagaimana menyiapkan operasionalisasi materi tersebut sebagai mata pelajaran. Menyusun kurikulum dan kelengkapan instruksional pendidikan lainnya. Tahap selanjutnya: Mencetak murid-murid bermutu yang dapat menerapkan Mabādĩ Al-Irsyad dalam dirinya, kemudian mampu menjabarkan dalam masyarakat (PP. Al-Irsyad Al-Islamiyyah, __: 6). </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Banyak sekali aktivitas-aktivitas lain yang dilakukan di sekolah-sekolah Al-Irsyad, dimana pemimpin-pemimpin Al-Irsyad di masa yang akan datang dididik dan direkrut dari sini, dan kebanyakan pemimpin-pemimpin tersebut pada gilirannya mengajar pada sekolah-sekolah tersebut. Dengan demikian, hal tersebut mengauatkan betapa besar peranan dan kontribusi Al-Irsyad dalam dunia pendidikan Indonesia. Bahkan sebagian besar tokoh besar Muhammadiyah kala itu adalah kader-kader yang dibina dalam lembaga pendidikan Al-Irsyad.</span></div> <div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>2.3. Sekolah Al-Irsyad Ini Mampu Bersaing Dengan Sekolah Yang Lain Maupun Sekolah Pemerintah</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sekolah-sekolah Al-Irsyad berbeda dari model tradisional ini dalam banyak hal. Rata-rata SD Al-Irsyad memiliki 100 sampai 200 murid, yang membuatnya ini lebih besar dari pada sekolah Arab tradisional. Kebanyakan murid-muridnya adalah anak dari saudagar-saudagar Hadhrami, tetapi orang-orang Indonesia asli juga ada di sekolah-sekolah tersebut. Mereka biasanya anak-anak dari anggota masyarakat Muslim elit di Indonesia, sudagar-saudagar kaya, guru-guru agama dan pegawai-pegawai pemerintah. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sekolah-sekolah tersebut didasarkan pada suatu sistem kelas-kelas bertingkat/berjenjang, ini sangat berbeda sekali dengan sekolah-sekolah tradisional, dimana murid-murid segala usia diajar bersama-sama dalam sebuah kelompok. Berbagai murid belajar berbagai macam mata pelajaran agama Islam dan umu. Pada awal sekolah, kurikulum didominasi oleh pelajaran bahasa Arab dan dasar-dasar Islam. Sejalan dengan meningkatnya kemajuan, mereka dikenalkan dengan mata pelajaran baru seperti Geografi, Sejarah, Aritmatika, Kesehatan, Tata Buku, Olah Raga, Bahasa Melayu dan Belanda.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Perbedaan terbesar dengan sekolah-sekolah tradisional Arab adalah pada dasarnya pendidikan Al-Irsyad memasukkan suatu dasar-dasar modernisasi, suatu pengembangan tentang gagasan dan perkembangan tentang gagasan dan kebiasaan dari Barat yang modern. Ini merupakan suatu kecenderungan yang jauh melewati kurikuluk sekolah. Untuk memulainya, maka gedung-gedung sekolah harus memperhatikan teknologi yang modern. Sekolah-sekolah Al-Irsyad juga menggalakkan untuk menggunakan pemakaian pakaian modern. Foto-foto memperlihatkan bahwa murid laki-laki memakai kemeja putih dengan celana pendek atau celana panjang, sepatu dan kaos kaki, beberapa bahkan menghiasi diri dengan dasi. Tidak ada satupun dari hal-hal di atas bisa didapatkan dalam suatu sekolah tradisional. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Jika dilihat dari segi kurikulum, kurikulum yang digunakan di sekolah-sekolah Al-Irsyad jauh berbeda dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah. Hal ini terlihat dari komposisi mata pelajaran yang diajarkan di Al-Irsyad adalah 60% adalah mata pelajaran umum, seperti Matematika, Geografi, Sejarah, dan lain sebagainya Sedangkan 40% adalah mata pelajaran mengenai agama Islam, seperti Al-Qur’an, Hadits, Fikih, Tauhid, Akhlak, Nahwu Shorof, Bahasa Arab, serta mata pelajaran Mabādĩ Al-Irsyad, dan lain sebagainya. Dalam perkembangannya, sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah sejak awal berdirinya sampai sekarang selalu bernaung dibawah Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan Al-Irsyad, menurut Kesheh (1997: 34) dari awal berdirinya memang organisasi dibidang pendidikan yang sangat desentralisasi. Sehingga aktivitas-aktivitasnya berasal dan dilaksanakan pada tingkat cabang, sedangkan para eksekutifnya sedikit saja melakukan suatu peranan koordinasi. Sedangkan dalam perkembangannya sekolah-sekolah ini dibawah kordinasi dengan Departemen Agama yang bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>2.4. Perkembangan Al-Irsyad Saat Ini</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sekolah-sekolah Al-Irsyad pada masa sekarang mengalami penurunan kwalitas organisasi, serta mutu sekolah Al-Irsyad. Penurunan mutu ini dikarenakan: </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >a) Sekolah Al-Irsyad pada masa kini tidak mengajarkan Mabādĩ Al-Irsyad kepada murid-muridnya. Ynag diajarkan adalah pelajaran ke-Al-Irsyad-an. Terminologi salah yang mengadopsi dari mata pelajaran ke-Muhammadiyah-an dilingkungan Organisasi Muhammadiyah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >b) Murid yang tamat dari sekolah Al-Irsyad tidak diberi bekal Mabādĩ dan karenanya tidak cukup mempunyai persiapan dalam menghadapi kehidupan sesudah keluar dari jenjang pendidikan Al-Irsyad. Dengan kata lain hanyalah merupakan usaha yang sis-sia belaka.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >c) Secara organisatoris Al-Irsyad Al-Islamiyyah terkena dampak akibat kurikulum pendidikan yang salah tersebut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >d) Guru-guru sekolah Al-Irsyad juga tidak memahami dengan baik Mabādĩ Al-Irsyad sehingga tidak mampu menerapkan materi tersebut kepada anak didiknya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >e) Mabādĩ Al-Irsyad merupakan barang asing, diketahui hanya untuk sebatas pelajaran sejarah Al-Irsyad dan tidak menyentuh esensi perjuangan pembaharuan Islam karenanya tidak memberikan dampak yang berarti terhadap diri murid-murid.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Selain menurunya mutu, sekolah-sekolah Al-Irsyad juga mengalami penurunan dalam jumlah kwantitas. Dari hasil wawancara kami dengan salah satu pengurus Lajnah Pendidikan dan Pengajaran Al-Irsyad Al-Islamiyyah Kota Cirebon, ternyata jumlah murid yang masuk ke sekolah-sekolah AlIrsyad Kota Cirebon pada khususnya dan seluruh sekolah-sekolah Al-Irsyad di Indonesia mengalami penurunan yang sangat drastis. Sebagai contoh, pada SMP Al-Irsyad Kota Cirebon, jika pada tahun 2006 bisa merekrut sekitar 25 murid tetapi pada tahun 2008 hanya bisa merekrut 13 murid kelas VII. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Kelompok kami mencoba menganalisis mengenai penyebab penurunan kwantitas murid sekolah-sekolah Al-Irsyad, diantaranya adalah:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >a) Semakin banyaknya sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >b) Penurunan mutu sekolah-sekolah Al-Irsyad itu sendiri dibanding sekolah-sekolah Islam dan sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b>BAB 3</b></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b>KESIMPULAN</b></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b><br /></b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>3.1. Kesimpulan</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Peran Al-Irsyad dalam pendidikan di Indonesia sangat berpengaruh dan memberikan corak tersendiri dalam sistem pendidikan di negara kita, disaat banyaknya sekolah-sekolah yang lebih mementingkan kepentingan aspek intelektual dan mengesampingkan aspek moral, Al-Irsyad tampil sebagai pendidikan yang menimbang aspek moral, yang bertujuan untuk meningkatkan moral bangsa Indonesia dan menjadikan penerus-penerus bangsa yang taat terhadap agamanya. Selain itu Al-Irsyad juga turut meningkatkan mutu pendidikan, sepak terjang Al-Irasyad dalam dunia pendidikan tidak diragukan atas kontribusinya dalam mendidik rakyat di negara kita Indonesia. Pada masa kemasa Al-irasyad pun mengalami perkembangan cukup pesat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>3.2. Saran</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Al-Irsyad Al-Islamiyah dapat dijadikan alternatif dalam dunia pendidikan Indonesia di era globalisasi. Adapun beberapa syarat yang harus dipenuhi agar Al-Irsyad ini dapat bersaing di era globalisasi ini adalah:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >a) Sekolah Al-Irsyad pada masa kini mengajarkan kembali Mabādĩ Al-Irsyad kepada murid-muridnya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >b) Murid yang tamat dari sekolah Al-Irsyad diberi bekal Mabādĩ...</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >c) Guru-guru sekolah Al-Irsyad memahami dengan baik Mabādĩ Al-Irsyad sehingga tidak mampu menerapkan materi tersebut kepada anak didiknya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >d) Mabādĩ Al-Irsyad tidak dijadikan barang asing, diketahui tidak hanya untuk sebatas pelajaran sejarah Al-Irsyad dan menyentuh esensi perjuangan pembaharuan Islam </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b>DAFTAR PUSTAKA</b></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" ><b><br /></b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sumber Buku</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Affandi, Bisri. (1999). Syaikh Ahmad Syukarti (1874-1943) Pembaharu & Pemurni Islam di Indonesia. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Djumhur, dan Danasuparta. (1985). Buku Pelajaran Sejarah Pendidikan. Bandung: CV Ilmu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Kesheh, Natalie Mobini. (1997). Modernisasi Islam Dimasa Kolonial Jawa: Gerakan Al – Irsyad (terjemahan Khalid Abud Attamimi). Koln: Brill Leiden - New York.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >PP. Al – Irsyad Al – Islamiayyah. (__). Mabadi’ul Irsyad. Jakarta: Penerbit tidak tercantum.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Ricklefs, M. C. (2008). Sejarag Indonesia Modern (edisi ketiga). Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sumber Internet</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Admin. (2004). Perhimpunan Al-Irsyad Al-Islamiyyah [Online]. Tersedia: www.alirsyad.org. [22 April 2009]. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Rahmat. (__). Al-Irsyad Al-Islamiyyah [Online]. Tersedia: http://blog.re.or.id/al-irsyad-al-islamiyyah.htm. [22 April 2009].</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >_____. (__). Perhimpunan Al-Irsyad Al-Islamiyyah [Online]. Tersedia: http://alirsyad.ning.com/.. [22 April 2009].</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sumber Wawancara</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Mustaqfiroh, Pembina Osis SMP Al-Irsyad Al-Islamiyyah Kota Cirebon (13 Maret 2009).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Ratam Mulyadi Castar, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum (13 Maret 2009).</span></div>Catatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5278161404905719204.post-76892463061116380082010-01-28T06:46:00.001+07:002011-04-26T08:38:02.166+07:00MASYARAKAT PRIBUMI BERTAHAN DI ANTARA MASYARAKAT KETURUNAN ARAB DAN MASYARAKAT KETURUNAN TIONGHOA (1997-1998) : MASYARAKAT JAGABAYAN KOTA CIREBON<div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'times new roman'; "><b>BAB 1</b></span></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: center;"><b>PENDAHULUAN</b></div><div style="text-align: center;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b>1.1. Latar Belakang Penulisan Makalah</b></div><div style="text-align: justify;">Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua ciri yang bersifat unik. Secara horizontal, ia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, perbedaan-perbedaan agama, adat serta perbedaan-perbedaan kedaerahan. Secara vertikal, struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Perbedaan-perbedaan itu sering kali disebut sebagai ciri masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk (Nasikun, 2009: 34-35).</div><div style="text-align: justify;">Ada beberapa faktor yang menyebabkan prularitas masyarakat Indonesia yang demikian itu terjadi. Keadaan geografis yang membagi wilayah Indonesia atas kurang lebih 3.000 pulau yang terserak di suatu daerah ekuator sepanjang kurang lebih 3.000 mil dari timur ke barat dan lebih dari 1.000 mil dari utara ke selatan. Selain itu juga kenyataan bahwa Indonesia terletak di antara Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik sangat mempengaruhi terciptanya pluralitas di dalam masyarakat Indonesia (Nasikun, 2009: 44-46). </div><div style="text-align: justify;">Dengan melihat kalimat di atas, akhirnya penulis merasa tertarik untuk membahas tentang suatu masyarakat di Jagabayan Kota Cirebon yang bisa dibilang menggambarkan kemajemukan masyarakat di Indonesia, dimana di tempat itu terdapat tiga golongan masyarakat, yang pertama, masyarakat keturunan Tionghoa; kedua, masyarakat keturunan Arab; ketiga, masyarakat pribumi. </div><div style="text-align: justify;">Tulisan ini berusaha mendeskripsikan dan menganalisis mengenai struktur sosial – budaya di tempat tersebut pada medio tahun 1997-1998 dimana pada saat itu Indonesia sedang mengalami masalah krisis multidimensi. Untuk itu makalah ini penulis mengakat judul “MASYARAKAT PRIBUMI BERTAHAN DI ANTARA MASYARAKAT KETURUNAN ARAB DAN MASYARAKAT KETURUNAN TIONGHOA (1997-1998) : STRUKTUR SOSIAL - BUDAYA MASYARAKAT JAGABAYAN KOTA CIREBON”.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>1.2. Rumusan Masalah</b></div><div style="text-align: justify;">Dalam penulisan makalah ini penulis membuat beberapa rumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan. Rumusan masalah dapat membatasi agar pembahasan tidak melebar dan lebih terfokus. Adapun rumusan masalah yang penulis kemukakan adalah bagaimana: </div><div style="text-align: justify;">1. Sejarah singkat daerah Jagabayan?</div><div style="text-align: justify;">2. Gambaran umum mengenai kehidupan sosial masyarakat keturunan Arab di daerah Jagabayan?</div><div style="text-align: justify;">3. Gambaran umum mengenai kehidupan sosial masyarakat keturunan Tionghoa di daerah Jagabayan?</div><div style="text-align: justify;">4. Gambaran umum mengenai kehidupan sosial masyarakat pribumi di daerah Jagabayan?</div><div style="text-align: justify;">5. Struktur sosial dan struktur budaya masyarakat Jagabayan menghadapi masa krisis multidimensi di Indonesia?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>1.3. Tujuan Penulisan</b></div><div style="text-align: justify;">Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah untuk menjawab rumusan masalah di atas, yakni dapat menjelaskan:</div><div style="text-align: justify;">1. Sejarah daerah Jagabayan;</div><div style="text-align: justify;">2. Gambaran umum mengenai kehidupan sosial masyarakat keturunan Arab di daerah Jagabayan;</div><div style="text-align: justify;">3. Gambaran umum mengenai kehidupan sosial masyarakat keturunan Tionghoa di daerah Jagabayan;</div><div style="text-align: justify;">4. Gambaran umum mengenai kehidupan sosial masyarakat pribumi di daerah Jagabayan;</div><div style="text-align: justify;">5. Struktur sosial dan struktur budaya masyarakat Jagabayan pada masa krisis multidimensi di Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>1.4. Metode Penulisan</b></div><div style="text-align: justify;">Adapun penulisan makalah yang penulis buat ini adalah dengan menggunakan metode analisis kritis. Tahap heuristik dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber yang relevan, baik itu sumber tertulis maupun sumber lisan yang berupa wawancara. Pengkritikan terhadap kebenaran sumber tersebut baik kritik eksternal maupun kritik internalpun penulis lakukan. Serta menginterpretasikan sumber-sumber yang didapat, dan menyusunnya dalam sebuah historiografi.</div><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b>1.5. Sistematika Penulisan</b></div><div style="text-align: justify;">Untuk menguraikan isi dari makalah ini, penulis membuat sistematika penulisan untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi makalah ini. Dimulai dengan kata pengantar kemudian dilanjutkan dengan bab satu pendahuluan, bab dua tinjauan pustaka, bab tiga pembahasan materi, bab empat penutup dan terakhir daftar pustaka.</div><div style="text-align: justify;">Dalam Bab 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah yang menjadi pendorong dibuatnya makalah ini, rumusan masalah sebagai batasan kajian, tujuan penulisan makalah yang ingin dicapai dari penulisan, metode penulisan yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan. </div><div style="text-align: justify;">Dalam bab dua berisi tinjauan pustaka mengenai gambaran tentang sistem sosial budaya di Indonesia. Bab tiga membahas mengenai Sejarah daerah Jagabayan, gambaran umum mengenai kehidupan sosial masyarakat keturunan Arab di daerah Jagabayan, gambaran umum mengenai kehidupan sosial masyarakat keturunan Tionghoa di daerah Jagabayan, gambaran umum mengenai kehidupan sosial masyarakat pribumi di daerah Jagabayan, struktur sosial dan struktur budaya masyarakat Jagabayan pada masa krisis multidimensi di Indonesia Dalam bab empat berisi kesimpulan dari isi materi dan diakhrir dengan Daftar Pustaka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><b>BAB 2</b></div><div style="text-align: center;"><b>TINJAUAN PUSTAKA</b></div><div style="text-align: center;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;">Tatang M. Amirin (Ranjabar, 2006:7) menyatakan bahwa istilah sistem berasal dari bahasa Yunani; systema, yang artinya : </div><div style="text-align: justify;">1. Suatu hubungan yang terssusun atas sekian banyak bagian;</div><div style="text-align: justify;">2. Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen-komponen secara teratur.</div><div style="text-align: justify;">Jadi, systema itu mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Tatang M. Amirin mengambil beberapa contoh yang menurutnya agak dikenal di Indonesia, antara lain seperti:</div><div style="text-align: justify;">1. Sistem yang digunakan untuk menunjuk suatu kumpulan atau himpunan benda-benda yang disatukan atau dipadukan oleh suatu bentuk saling hubungan atau saling ketergantungan yang teratur.</div><div style="text-align: justify;">2. Sistem yang digunakan untuk menyebut alat-alat atau organ tubuh secara keseluruhan yang secara khusus memberikan andil atau sumbangan terhadap berfungsinya tubuh tertentu yang rumit, tetapi amat vital.</div><div style="text-align: justify;">3. Sistem yang menunjuk sehimpunan gagasan (ide) yang tersusun dan terorganisasikan.</div><div style="text-align: justify;">4. Sistem yang dipergunakan untuk menunjuk suatu hipotesis atau suatu teori.</div><div style="text-align: justify;">5. Sistem yang dipergunakan dalam arti metode atau tata cara.</div><div style="text-align: justify;">6. Sistem yang dipergunakan untuk menunjuk pengertian skema atau metode tata cara. </div><div style="text-align: justify;">Dari pernyataan di atas, terdapat ciri khusus yang melekat pada tiap arti sistem tersebut, yaitu bahwa dalam suatu sistem terdapat unsur-unsur yang saling berkaitan atau berhubungan dalam suatu keastuan. </div><div style="text-align: justify;">Pengertian sosial budaya mengandung makna sosial dan budaya. Sosial dalam arti masyarakat atau kemasyarakatan berarti segala sesuatu yang bertalian dengan sistem hidup bersama atau hidup bermasyarakt dari orang atau sekelompok orang yang di dalamnya sudah tercakup struktur, organisasi, nilai-nilai sosial, dan aspirasi hidup serta cara mencapainya. Arti budaya, kultur atau kebudayan adalah cara atau sikap hidup manusia dalam hubungannya secara timbal balik dengan alam dan lingkungan hidupnya yang di dalamnya sudah tercakup pula segala hasil cipta, rasa, karsa, dan karya, baik yang fisik materiil maupun yang psikologis, idiil, dan spritual (Koentjaraningrat, 2009: 146). </div><div style="text-align: justify;">Dari uraian yang dikemukakan itu, dapat disimpulkan secara sederhana dalam arti luas bahwa pengertian sistem sosial-budaya, yaitu merupakan suatu keseluruhan dari unsur-unsur tata nilai, tata sosial, dan tata laku manusia yang saling berkaitan dan masing-masing unsur bekerja secara mandiri serta bersama-sama satu sama lain saling mendukung untuk mencapai tujuan hiup dalam bermasyarakat (Ranjabar, 2006:9). </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><b>BAB 3</b></div><div style="text-align: center;"><b>MASYARAKAT PRIBUMI BERTAHAN DI ANTARA MASYARAKAT</b></div><div style="text-align: center;"><b>KETURUNAN ARAB DAN MASYARAKAT KETURUNAN TIONGHOA </b></div><div style="text-align: center;"><b>(1997-1998) : STRUKTUR SOSIAL - BUDAYA MASYARAKAT JAGABAYAN </b></div><div style="text-align: center;"><b>KOTA CIREBON</b></div><div style="text-align: center;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b>3.1. Sejarah Singkat Jagabayan</b></div><div style="text-align: justify;">P.S. Sulendraningrat (1984) mengatakan bahwa Jagabayan didirikan oleh Sunan Gunung Jati. Tidak ada keterangan pasti mengenai waktu daerah ini didirikan, namun menurut Ade, seorang Juru Kunci daerah tersebut mengatakan bahwa waktu tahun pendirian Jagabayan oleh Sunan Gunung Jati adalah sama dengan tahun didirikannya Masjid Agung Sang Cipta Rasa Kasepuhan Cirebon, yaitu pada 1489 M.</div><div style="text-align: justify;">Daerah ini awalnya hanya terdiri dari satu buah masjid, yang bernama Masjid Jami Jagabayan. P.S. Sulendraningrat mengungkapkan bahwa didirikannya Jagabayan adalah bertujuan untuk menjaga dari bahaya. Maksudnya, Jagabayan ini memiliki fungsi sebagai pusat penjagaan sebelum memasuki pintu Keraton Kanoman dan Kasepuhan. Wahid (2009: 62) mengatakan bahwa daerah Jagabayan adalah daerah strategi sebagai pintu untuk memasuki keraton. </div><div style="text-align: justify;">Letaknya yang strategis, dekat dengan pesisir laut dan sebagai pintu gerbang untuk memasuki keraton, ini menyebabkan beberapa masyarakat untuk tertarik tinggal di daerah tersebut. Beberapa etnis yang mendiami daerah tersebut adalah etnis Tionghoa, etnis Arab, dan masyarakat pribumi sendiri. Maka tak heran, jika daerah tersebut sampai saat ini masih terdapat beberapa usaha yang sangat menguntungkan, seperti pusat usaha pertokoan emas, pusat penjualan minyak wangi, pusat elektronik, dan beberapa usaha lainnya yang sangat vital bagi kelangsungan perekonomi Kota Cirebon sendiri. Bahkan, masjid Jami Jagabayan, dipercaya oleh beberapa masyarakat memiliki “berkah” tersendiri bagi siapa saja yang mandi dengan menggunakan air sumur di masjid tersebut. Menurut Malinowsky (Nazsir, 2009: 10), keberadaan sumur Jagabayan ini dapat menenangkan masyarakat dari kegelisahan dari rasa tajut ketika menghadapi musibah yang dalam banyak hal mereka merasa tidak berdaya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>3.2. Gambaran Umum Mengenai Kehidupan Sosial Masyarakat Keturunan </b></div><div style="text-align: justify;"><b>Arab</b></div><div style="text-align: justify;"><b>3.2.1. Awal Kedatangan Orang Arab ke Cirebon</b></div><div style="text-align: justify;">Awal kedatangan orang-orang Arab ke Cirebon ini menurut Sulendraningrat (1984: 21-22) adalah ketika Sunan Gunung Jati masih hidup tepatnya pada 1464 M. Orang Arab yang pertama datang ke Cirebon menurut Sulendraningrat adalah Syarif Abdurrachman, beliau adalah putra dari Sultan Maulana Sulaeman penguasa di Bagdad yang diperintahkan untuk berguru kepada Sunan Gunun Jati. Oleh Sunan Gunung Jati Syarif Abdurrachman diberi tempat yang kemudian disebut dengan Panjunan.Semenjak saat itu Panjunan didiami oleh komunitas keturunan Arab. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>3.2.2. Kehidupan Sosial Masyarakat Keturunan Arab</b></div><div style="text-align: justify;">Masyarakat keturunan Arab yang mendiami daerah Jagabayan mayoritas bermata pencaharian sebagai penjual minyak wangi. Tercatat 11 toko minyak wangi yang terdapat di daerah Jagabayan yang dimilki oleh masyarakat keturunan Arab. Jika dilihat secara geografis, letak Jagabayan yang berdekatan dengan Panjunan (daerah di mana mayoritas masyarakat keturunan Arab di Cirebon ini tinggal) sangat wajar bila di sana banyak terdapat toko-toko yang menjual minyak wangi. Selain itu, biasanya, selain menjual minyak wangi mereka juga ada yang membuka usaha toko buku. </div><div style="text-align: justify;">Jika kita mengkaji lebih dalam tentang masyarakat keturunan Arab ini, maka menurut Selo Soemardjan (Ranjabar, 2006:32) masyarakat ini dapat dikategorikan sebagai masyarakat dengan struktur sosial-budaya madya. Di mana ciri-ciri masyarakat madya adalah: </div><div style="text-align: justify;">1. Hubungan dalam keluarga tetap kuat, tetapi hubungan dalam masyarakat setempat sudah mengendor dan menunjukkan gejala-gejala hubungan atas dasar perhitungan ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari adanya hubungan kekerabatan yang ada di masyarakat keturunan Arab ini. Mereka memilki ikatan yang kuat dengan “bangsa-nya”, seperti “bangsa” Attamimmi akan sangat kuat dengan orang yang “berbangsa” sams Attamimmi.</div><div style="text-align: justify;">2. Adat istiadat masih dihormati, tetapi sikap masyarakat mulai terbuka akan pengaruh dari luar. Terlihat disini bahwa masyarakat ini masih tetap menghormati adat istiadatnya seperti mengadakan pengajian pada saat Malam Jum’at. </div><div style="text-align: justify;">3. Dengan timbulnya rasionalitas dalam cara berfikir, maka kepercayaan-kepercayaan pada kekuatan-kekuatan gaib baru timbul apabila orang sudah mulai kehabisan akal untuk menaggulangi suatu masalah. Dan biasanya jika sudah mulai kehabisn akal, beberapa orang dari masyarakt keturunan Arab ini pergi ke Masjid Jagabayan untuk mandi air sumur. </div><div style="text-align: justify;">4. Di dalam masyarakt timbul lembaga-lembaga pendidikan formal sampai tingkat lanjutan dan masih jarang sekali ada lembaga pendidikan keterampilan atau kejuruan. Masyarakat ini sudah memilki sekolah yang bernama SMP Al-Irsyad Al-Islamiyyah. Dimana muridnya hampir 90% adalah masyarakat keturunan Arab itu sendiri. </div> <div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>3.3. Gambaran Umum Mengenai Kehidupan Sosial Masyarakat Keturunan </b></div><div style="text-align: justify;"><b>Tionghoa</b></div><div style="text-align: justify;"><b>3.2.1. Awal Kedatangan Orang Tionghoa ke Cirebon</b></div><div style="text-align: justify;">de Graff dan Pigeaud (1997:123-124 ; Wahid, 2009: 51-52) mengungkapkan bahwa orang Tionghoa telah hadir di daerah Cirebon jauh sebelum Kesultanan Cirebon berdiri. Kehadiran orang Tionghoa di Cirebon pada periode tersebut itu salah satunya ditandai dengan sebuah bangunan menara. Sejarah komunitas Tionghoa di Cirebon yang lebih bisa dipercaya dalam catatan-catatan tersebut dimulai setelah sejarah Semarang.</div><div style="text-align: justify;">Tome’ Pires (de Graff dan Pigeaud, 1997: 125 ; Wahid, 2009: 52) menyebutkan bahwa hubungan antara Demak dan Cirebon bermula pada dekade akhir abad ke-15, sebelum kekuasaan Muslim dibangun di Demak. Adapun keterlibatan orang Tionghoa dalam pendirian Kesultanan Cirebon adalah berkaitan dengan sosok legendaris Sunan Gunung Jati. Tokoh legendaris lainnya yang sering diungkap ketika membicarakan orang Tionghoa di Cirebon adalah sosok Tan Ong Tin Nio. Keberadaannya sangat penting dalam legenda orang Tionghoa di Cirebon karena dia diyakini kemudian menjadi istri dari Sunan Gunung Jati. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>3.2.2. Kehidupan Sosial Masyarakat Keturunan Tionghoa</b></div><div style="text-align: justify;">Letak Jagabayan yang berdekatan dengan daerah Lemahwungkuk (yang mayoritas penduduknya adalah Tionghoa) menyebabkan banyaknya masyarakat Tionghoa yang tinggal di daerah Jagabayan. Hal ini dipertegas dengan apa yang diungkapkan Wahid (2009: 62), yang menyatakan bahwa Komunitas Tionghoa yang dari asal kedatangannya di Cirebon berkonsentrasi di daerah Lemahwungkuk, namun pada abad ke-20 komunitas Tionghoa di Cirebon ini telah menyebar ke kawasan sepanjang Pekalipan, Pekiringan, Pasuketan, Karanggetas, termasuk Jagabayan. Kawasan-kawasan tersebut sejak awal abad ke-20 menjelma menjadi kawasan strategis Kota Cirebon. </div><div style="text-align: justify;">Keadaan masyarakat Tionghoa pada saat ini di daerah Jagabayan, tercatat 267 dari 367 penduduknya adalah mayoritas keturunan Tionghoa. Mereka hampir menguasai sebagian besar sektor perekonomian di daerah tersebut. Tercatat sebelas toko emas yang semuanya itu dimiliki oleh orang Tionghoa. Selain itu, masyarakat Tionghoa juga menguasai sektor kesehatan, sektor jasa di daerah tersebut, bahkan sektor politikpun di daerah ini dikuasai oleh orang-orang Tionghoa. </div><div style="text-align: justify;">Jika kita menutip pendapat Ranjabar yang mengemukakan apa yang dikemukakan Koentjaraningrat (2006:130) tentang klasifikasi masyarakat dan kebudayaan di Indonesia, maka masyarakat Tionghoa di Jagabayan termasuk ke dalam tipe masyarakat metropolitan, dimana mereka mulai mengembangkan suatu sektor perdagangan dan industri yang agak berarti. Dimana dalam hal ini mereka mulai mengembangkan perdagangan emas. </div><div style="text-align: justify;">Jika dihubungkan dengan pendapat Selo Soemardjan (Ranjabar, 2006:32) masyarakat ini dapat dikategorikan sebagai masyarakat dengan struktur sosial-budaya pramodern atau modrn. Di mana ciri-ciri masyarakatnya adalah: </div><div style="text-align: justify;">1. Kepercayaan kuat kepada manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk senantiasa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan mulai digunakannya semacam komputerisasi dalam perdagangan emas. </div><div style="text-align: justify;">2. Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata. Banyak keturunan Tionghoa di daerah ini mengecam pendidikan di Perguruan Tinggi, bahkan mayoritas menyekolahkan anaknya di Perguruan Tinggi yang ada di luar negeri. </div><div style="text-align: justify;">3. Ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan uang dan alat pembayaran lain. Nampak jelas dengan ada banyaknya toko yang menjual emas dimana perdagangannya disesuaikan dengan mekanisme pasar. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>3.4. Gambaran Umum Mengenai Kehidupan Sosial Masyarakat Pribumi </b></div><div style="text-align: justify;">Masyarakat pribumi yang tinggal di daerah Jagabayan ini terdiri atas suku Jawa dan Batak. Dimana terdapat 44 jiwa yang berasal dari suku Jawa dan 4 orang dari suku Batak. Tidak seperti masyarakat keturunan Tionghoa dan masyarakat keturunan Arab yang ada di sana, masyarakat pribumi tidak memiliki peran sebesar kedua masyarakat keturunan tadi. Jika keturunan Tionghoa menguasai perdagangan emas dengan memiliki sebelas toko emas, dan sektor ekonomi lainnya seperti super mall. Dan masyarakat keturunan Arab menguasai sektor perdagangan minyak wangi serta penjualan buku dan kitab, maka masyarakat pribumi hanya berusaha memanfaatkan sarana wisata religi saja. Adanya sebuah masjid yang dianggap oleh sebagian masyarakat Cirebon sebagai masjid keramat yaitu Masjid Jagabayan membuka lahan bagi masyarakat pribumi untuk berusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya. Mereka ada yang mencari nafkah dengan menjual jasa mengambilkan air sumur di mesjid tersebut yang konon dianggap keramat. Ada beberapa masyarakat pribumi yang berusaha berkecimpung di dalam bisnis perdagangan emas, mereka biasanya berusaha di pinggir jalan Karanggetas dan Pasuketan. Selain itu bisnis penjualan makanan menjadi alternatif lain masyarakat pribumi untuk kelangsungan hidupnya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>3.5. Struktur Sosial dan Struktur Budaya Masyarakat Jagabayan Pada Masa Krisis Multidimensi di Indonesia</b></div><div style="text-align: justify;">Pada medio tahun 1997 Indonesia mengalami apa yang disebut dengan ‘kristal’ (krisis total) tidak sekedar ‘krismon’ (krisis moneter). Krisis ini telah memporak-porandakan sendi-sendi ekonomi yabg telah dibangaun selama lebih dari 30 tahun. Krisis ini menyebabkan utang negara melonjak tajam, sektor riil dan keuangan ambruk. Dampak sosial yang serius, pengangguran dam kemiskinan melonjak (Adiningsih, 2008: v). Hampir seluruh daerah di Indonesia mengalami dampak dari krisis itu, termasuk daerah Jagabayan sendiri. Namun, dampak dari krisis di daerah ini bisa dibilang unik karena jika daerah-daerah lain sektor perekonomian menjadi lumpuh, di daerah ini justru sebaliknya. </div><div style="text-align: justify;">Nilai tukar Rupiah yang pada saat itu mengalami depresiasi sampai Rp.14.900,00 per US$ (Sri Adiningsih, 2008: 43), mengakibatkan harga penjualan emas mengalami peningkatan yang signifikan. Keadaan seperti ini tak pelak menyebabkan rangsangan begi masyarakat untuk menjual emasnya. Jagabayan, yang mayoritas sektor perekonomiannya didominasi oleh para padagang emas, baik yang di toko-toko maupun yang ada di pinggiran jalan, turut terkena imbasnya. </div><div style="text-align: justify;">Pada medio tahun 1997, daerah ini mengalami kestabilan perekonomian. ‘anomali’ ini dikarenakan banyaknya masyarakat yang menjual emasnya di daerah ini, yang memang menjadi sentral penjualan emas di Kota Cirebon. Berdasarkan temuan di lapangan, pada tahun ini pendapatan masyarakat mengalami perubahan yang signifikan. Tak pelak hal ini mengakibatkan dinamika sosial di masyarakat daerah tersebut menjadi lebih berkembang. </div><div style="text-align: justify;">Jika sebelum medio tahun 1997 perekonomian hanya didominasi oleh orang Tionghoa, maka setelah tahun ini masyarakat pribumi mulai mendapat ruang untuk mengembangkan usahanya. Tercatat sebelum medio tahun 1997 hanya terdapat sekitar 15 orang saja yang menjadi penjual emas, maka setelah medio tahun 1997 terdapat 29 orang yang menjadi penjual emas. Bahkan ada beberapa dorang yang berasal dari keturunan Arab ikut menjadi penjual emas. </div><div style="text-align: justify;">Menurut Parson (Beilharz, 2005: 295) apa yang terjadi pada masyarakat pribumi itu merupakan hal yang wajar. Karena menurut pendapatnya, tugas kelompok adalah mengadapatasi dengan lingkungan tertentu dan taat kepada disiplin kegiatan instrumental. </div><div style="text-align: justify;">Jika kita mengadopsi pendapat Parsons tentang konsep A-G-I-L (Supardan, 2008: 154), maka dapat dianalisis bahwa: </div><div style="text-align: justify;">1. Adaption, dimana adanya keharusan bagi sisem-sistem sosial untuk menghadapi lingkungannya. Dimana, Parsons membagi ke dalam dua dimensi permasalahan, yang pertama, harus ada suatu penyesuaian dari sistem itu terhadap tuntutan kenyataan yang keras, yang tidak dapat diubah (inflexible) yang datang dari lingkungan. Kedua, ada proses transformasi aktif dari situasi itu. Maka apa yang dilakukan masyarakat di Jagabayan sudah tepat, mereka beradaptasi dari tuntutan yang keras yang memaksa mereka untuk mengembangkan usaha mereka menjadi penjual emas. </div><div style="text-align: justify;">2. Goal Attainment, merupakan persyaratan fungsional yang muncul dari tindakan yang diarahkan pada tujuan-tujuannya. Namun, perhatian yang diutamakan di sini bukanlah tujuan pribadi individu, melainkan tujuan bersama para anggota dalam suatu sistem sosial. Dalam konteks masyarakat Jagabayan ini, maka tujuan bersama masyarakat adalah memanfaatkan ketidakstabilan perekonomian di Indonesia, untuk menyambung hidup masyarakat tersebut. </div><div style="text-align: justify;">3. Integration, agar sistem sosial itu berfungsi secara efektif sebagai satu kesatuan, harus ada paling kurang satu tingkat solidaritas di antara individu yang termasuk di dalamnya. Perangkat pemerintahan lokal, dalam hal ini Rukun Tetangga maupun Rukun Warga dapat menjadi jembatan bagi terciptanya soliaritas antar penduduk Jagabayan. </div><div style="text-align: justify;">4. Laten Pattern Maintenance, para anggota ,masyarakat bisa letih dan jenuh serta tunduk pada sistem sosial lainnya di mana mungkin mereka terlibat. Karena itu semua sistem sosial harus berjaga-jaga bilamana sistem itu suatu saat kocar-kacir dan para anggotanya tidak lagi bertindak atau berinteraksi sebagai anggota sistem. </div><div style="text-align: justify;">Jika menurut pandangan Parsons masyarakat diluar etnis Cina melakukan adaptasi terhadap apa yang terjadi pada saat itu, maka pandangan berbeda justru dikemukakan oleh beberapa tokoh, seperti pandangan Stephen K Sanderson (1993:12 ; Nazsir, 2009: 18). Menurut pandangannya bahwa apa yang dilakukan oleh masyarakat pribumi dan keturunan Arab itu dikarenakan mereka ingin merebut sumber-sumber daya ekonomi yang selama ini dikuasai oleh masyarakat Tionghoa melalui perdagangan emasnya. masyarakat Tionghoa yang dalam hal ini menjadi kelompok determinan, akan selalu menentukan pola-pola sosial dasar masyarakat yang didasarkan atas kepentingan ekonomi. Pandangan seperti ini tidak lepas dari anggapan Max Weber (Nazsir, 2009: 18) bahwa pertentangan antara kelas dominan dan kelas yang tersubordinasi memainkan peran sentral dalam menciptakan bentuk-bentuk penting perubahan sosial. </div><div style="text-align: justify;">Pandangan serupa juga dikemukakan oleh Dahrendorf (Poloma, 1952 ; Nazsir, 2009: 24). Ia berpendapat bahwa distribusi kekuasaan dan wewenang secara tidak merata akan menjadi faktor yang menentukan konflik sosial yang sistematis. Jika demikian, maka penyebab konflik diantara masyarakat keturunan Tionghoa dan non Tionghoa adalah distribusi kekuasaan dan wewenang dalam hal perekonomian yang tidak merata sehingga perekonomian di daerah Jagabayan sangat didominasi oleh masyarakat Tionghoa. </div><div style="text-align: justify;">Lebih lanjut Karel J. Veeger (1992: 93-95 ; Nazsir, 2009: 28-30) menjelaskan bahwa:</div><div style="text-align: justify;">1. Kedudukan orang-orang di dalam kelompok atau masyarakat tidaklah sama. Karena ada pihak yang berkuasa dan berwenang (masyarakat Tionghoa), dan ada pula pihak yang tergantung (mayarakat non Tionghoa).</div><div style="text-align: justify;">2. Perbedaan dalam kedudukan menimbulkan kepentingan-kepentingan yang berbeda pula. Jika masyarakat Tionghoa ingin menguasai perekonomian di daerah Jagabayan, maka masyarakat pribumi dan Arab berusaha merebut dominasi masyarakat Tionghoa. </div><div style="text-align: justify;">3. Mula-mula sebagian kepentingan-kepentingan yang berada itu tidak disadari dan karenanya dapat disebut kepentingan tersembunyi, yang tidak akan menimbulkan aksi. Pada medio tahun 1997 dimana perekonomian Indonesia sedang mengalami resesi, maka saat itulah masyarakat pribumi dan Arab mulai menyadari bahwa perekonomian di daerah itu didominasi oleh masyarakat Tionghoa. “manifest interest” terjadi, dan segera mereka memulai berusaha mengurangi dominasi Tionghoa dalam perekonomian di Jagabayan. </div><div style="text-align: justify;">4. Konflik akan berhasil membawa suatu perubahan dalam struktur relasi-relasi sosial, jika kondisi tertentu telah terpenuhi salah satunya adalah perubahan struktural. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><b>BAB 4</b></div><div style="text-align: center;"><b>PENUTUP</b></div><div style="text-align: center;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b>4.1. Kesimpulan</b></div><div style="text-align: justify;">Jadi, dari penjelasan sebelumnya kita dapat menarik kesimpulan bahwa masyarakat di daerah Jagabayan ini terdiri atas masyarakat pribumi, masyarakat keturunan Arab, dan masyarakat keturunan Tionghoa. Sebelum tahun 1997 masyarakat Tionghoa sangat mendominasi sektor perekonomian dan sektor politik di daerah itu. Dari segi perekonomian, dapat dilihat dari adanya 11 toko emas, enam toko elektronik, tiga toko roti, dua salon, bahkan toko baju dan sepatupun dikuasai oleh masyarakat Tionghoa. Sedangkan dari segi politik, dominasi masyarakat Tionghoa terlihat dengan diangkatnya dua orang Tionghoa menjadi Ketua RW dan Ketua RT. Sedangkan Masyarakat Keturunan Arab menguasai sektor perdagangan minyak wangi, yang dari dulu memang sudah sangat terkenal. Sedangkan masyarakat pribumi, menjadi masyarakat yang memanfaatkan sektor jasa, dan sekaligus menjadi bagian dari sektor politik yang penting di daerah tersebut, yaitu menjadi ketua RT. </div><div style="text-align: justify;">Pada medio tahun 1997, Indonesia terjadi krisis di segala aspek kehidupan, termasuk sektor perekonomian. Jagabayanpun tak pelak ikut merasakan dampak dari krisis tersebut. Sektor perekonomian yang dari dahulu dikuasai oleh masyarakat Tionghoa kini mulai menyebar ke masyarakat pribumi dan masyarakat Arab. Jika sebelum medio tahun 1997, masyarakat tertarik untuk berinvestasi dengan membeli perhiasan emas ke toko-toko emas yang dikuasai oleh Tionghoa, sejak medio tahun 1997 mulai juga melirik untuk berinvestasi perhiasan emas kepada masyarakat pribumi dan Arab yang biasanya membuka usahanya di pinggiran jalan. Harga jual emas yang tinggi pada tahun itu, serta harga beli para pedagang emas di pinggiran yang relatif dapat bersaing dengan harga beli pedagang emas yang berasal dari Tionghoa menyebabkan hal itu terjadi. </div><div style="text-align: justify;">Keadaan demikian, dapat menimbulkan apa yang disebutkan dalam teori struktur fungsional dan teori konflik yang nantinya dapat mengakibatkan terjadinya perubahan sosial. Memang antara struktural dan konflik terdapat perbedaan dalam hal perubahan sosialnya namun keduanya tidaklah saling meolak, tetapi saling melengkapi. Orang yang bijak pasti akan memadukan keduanya untuk menelaah kehidupan sosial di daerah itu agar memperoleh suatu gambaran yang lebih lengkap. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><b>DAFTAR PUSTAKA</b></div><div style="text-align: center;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;">Adiningsih, Sri et al. (2008). Satu Dekade Pasca-Krisis Indonesia: Padai Pasti Berlalu. Yogyakarta: Kanisius. </div><div style="text-align: justify;">Beilhardz, Peter. (2005). Teori-teori Sosial: Observasi Kritis Terhadap Para Filosof Terkemuka. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. </div><div style="text-align: justify;">Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi (edisi revisi 2009). Jakarta: PT. Rineka Cipta. </div><div style="text-align: justify;">Nasikun. (2009). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.</div><div style="text-align: justify;">Nazsir, Nasrullah. (2009).Teori-Teori Sosiologi. Bandung: Widya Padjadjaran.</div><div style="text-align: justify;">Ranjabar, Jacobus. (2006). Sistem Sosial Budaya Indonesia: Suatu Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia. </div><div style="text-align: justify;">Sulendraningrat, P. S. (1984). Babad Tanah Sunda Babad Cirebon. Kota dan penerbit tidak tercantum.</div><div style="text-align: justify;">Supardan, Dadang. (2008). Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: PT. Bumi Aksara.</div><div style="text-align: justify;">Wahid, Abdul. (2009). Bertahan di Tengah Krisis: Komunitas Tionghoa dan Ekonomi Kota Cirebon (1930-1940). Yogyakarta: Ombak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wawancara</div><div style="text-align: justify;">Suryani, Ketua RW 09 Jagabayan (10 Oktober 2009).</div><div style="text-align: justify;">Nursaid, Ketua RT 01 Jagabayan (10 Oktober 2009).</div><div style="text-align: justify;">Lo Tjok Fong, Ketua RT 02 Jagabayan (10 Oktober 2009).</div><div style="text-align: justify;">Ade, Juri Kunci Masjid Jagabayan (10 Oktober 2009). </div></span>Catatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5278161404905719204.post-3079354353031651882010-01-18T06:10:00.001+07:002011-04-26T08:42:14.378+07:00Revolusi Sosial Cirebon 1946<p class="MsoNormal" style="text-align: center;line-height: 150%; " align="center"><b><span >BAB 1</span></b></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center;line-height: 150%; " align="center"><span class="Apple-style-span" ><b><span ></span></b><span class="Apple-style-span" style="line-height: 48px; "><b><span >PENDAHULUAN</span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:200%"><b><span >1.1. Latar Belakang Penulisan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span ><span> </span>Selagi negara baru Indonesia mencoba menyatakan kekuasannya, muncul tantangan dari berbagai kelompok yang berusaha menerapkan visi mereka sendiri mengenai apa itu Indonesia apa yang diwakili Indonesia. Rasa krisis, peningkatan gairah, euforia, dab harapan menyebabkan munculnya banyak sekali kelompok dengan aneka tujuan, semuanya berharap memanfaatkan semangat yang tak terkendali dan membawakan berbagai kemungkinan. Beberapa memang berniat mulia tapi menggunakan cara-cara kasar; yang lain hanya gerombolan begundal dan kriminal. Perseturuan antara peralihan peraturan dan politik kemerdekaan yang sangat ekspresif terwujud tidak hanya dalam kepahlawanan fanatik, gagah berani, tetapi juag di beberapa daerah terjadi apa yang dinamakn dengan “revolusi sosial”, salah satunya adalah revolusi sosial yang terjadi di Kota Cirebon pada tahun 1946 (Elson, 2008: 185:186).</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span class="Apple-style-span" ><span><span> </span>Kurangnya tulisan yang membahas menganai revolusi sosial di Jawa Barat pada umumnya dan Kota Cirebon pada khususnya ini menimbulkan rasa ketertarikan saya mengkaji lebih dalam peristiwa tersebut ke dalam makalah ini. </span>Dengan memperhatikan pertimbangan tersebut maka saya mengangkat makalah ini dengan judul<span> </span>“<span>Revolusi Sosial di Cirebon: <i>Pemberontakan Mr. Yusuf 12<span> </span>- 14 Februari 1949”.</i></span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span class="Apple-style-span" ><span><i><br /></i></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b><span ><o:p> </o:p></span></b><span class="Apple-style-span" style="line-height: 32px; "><b><span >1.2. Rumusan Masalah</span></b></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:150%"><span >Dalam penulisan makalah ini saya membuat beberapa rumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan. Rumusan masalah dapat membatasi pembahasan agar tidak melebar. Adapun rumusan masalah yang kami tetapkan adalah bagaimana: </span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom: 0cm;margin-left:49.65pt;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent: -18.0pt;line-height:150%;mso-list:l2 level1 lfo1"><span class="Apple-style-span" ><span><span>1.<span> </span></span></span><span>Later Belakang Terjadinya Pemberontakan Mr. Yusuf?</span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom: 0cm;margin-left:49.65pt;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent: -18.0pt;line-height:150%;mso-list:l2 level1 lfo1"><span class="Apple-style-span" ><span><span>2.<span> </span></span></span><span>Jalannya pemberontakan yang dilakukan Mr. Yusuf?</span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom: 0cm;margin-left:49.65pt;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent: -18.0pt;line-height:150%;mso-list:l2 level1 lfo1"><span class="Apple-style-span" ><span lang="EN-US"><span>3.<span> </span></span></span><span>Dampak Pemberontakan Mr. Yusuf terhadap kehidupan sosial masyarakat Kota Cirebon?</span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom: 0cm;margin-left:49.65pt;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height: 150%"><b><span lang="EN-US" ><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:200%"><b><span >1.3. Tujuan Penulisan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span ><span> </span>Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menjawab rumusan masalah di atas, yakni dapat menjelaskan:</span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom: 0cm;margin-left:49.65pt;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent: -18.0pt;line-height:150%;mso-list:l0 level1 lfo2"><span class="Apple-style-span" ><span><span>1.<span> </span></span></span><span>Later Belakang Terjadinya Pemberontakan Mr. Yusuf;</span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom: 0cm;margin-left:49.65pt;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent: -18.0pt;line-height:150%;mso-list:l0 level1 lfo2"><span class="Apple-style-span" ><span><span>2.<span> </span></span></span><span>Jalannya pemberontakan yang dilakukan Mr. Yusuf;</span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom: 0cm;margin-left:49.65pt;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent: -18.0pt;line-height:150%;mso-list:l0 level1 lfo2"><span class="Apple-style-span" ><span lang="EN-US"><span>3.<span> </span></span></span><span>Dampak Pemberontakan Mr. Yusuf terhadap kehidupan sosial masyarakat Kota Cirebon.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify;line-height: 150%"><b><span ><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:200%"><b><span >1.4. Metode Penulisan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span class="Apple-style-span" ><span> </span>Adapun penulisan makalah yang saya buat ini adalah dengan menggunakan metode analisis kritis. Penulisan dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber yang relevan, baik itu sumber tertulis maupun sumber lisan yang berupa wawancara terhadap tokoh yang terlibat dalam peristiwa ini. Pengkritikan terhadap kebenaran sumber tersebut baik kritik eksternal maupun kritik internal; Menginterpretasikan sumber-sumber yang didapat, dan menyusunya dalam sebuah historiografi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><o:p><span class="Apple-style-span" > </span></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:200%"><b><span >1.5. Sistematika Penulisan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: 150%"><span class="Apple-style-span" >Untuk menguraikan isi dari makalah ini, saya membuat sistematika penulisan untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi makalah. Dimulai dengan kata pengantar kemudian dilanjutkan dengan Bab 1 Pendahuluan, Bab 2 Pembahasan, Bab 3 Kesimpulan, dan terakhir Daftar Pustaka.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: 150%"><span class="Apple-style-span" >Dalam Bab 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah yang menjadi pendorong dibuatnya makalah ini, rumusan masalah sebagai batasan kajian, tujuan penulisan makalah yang ingin dicapai dari penulisan, metode penulisan yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: 150%"><span >Dalam bab dua berisi landasan teoritis mengenai revolusi dan revolusi sosial. Bab tiga berisikan pembahasan tentang later belakang terjadinya pemberontakan Mr. Yusuf, jalannya pemberontakan yang dilakukan Mr. Yusuf, dampak Pemberontakan Mr. Yusuf terhadap kehidupan sosial masyarakat Kota Cirebon. Dalam bab tiga ini berisi kesimpulan dari isi materi diakhrir dengan Daftar Pustaka.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b><span ><o:p> </o:p></span></b></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center;line-height: 150%; "><b><span ><o:p></o:p></span></b><b><span >BAB 2</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;line-height: 300%; " align="center"><b><span >TINJAUAN TEORITIS</span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align:justify;line-height:150%"><span class="Apple-style-span" ><span><span> </span>Secara umum revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama (<i><u>http://id.wiki.detik.com</u></i></span><span>).</span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align:justify;line-height:150%"><span class="Apple-style-span" ><span><span> </span></span><span lang="SV">Sztompka </span><span>(2005; <i><u>http://blog.unila.ac.id</u></i>) </span><span lang="SV">memberikan gambaran bahwa revolusi merupakan puncak dari perubahan sosial. Revolusi merupakan sebuah proses pembentukan ulang masyarakat sehingga menyerupai proses kelahiran kembali. Perubahan yang terjadi melalui revolusi mempunyai cakupan yang luas dan menyentuh semua tingkat dan dimensi masyarakat. Perubahan akibat revolusi bersifat radikal, fundamental dan menyentuh langsung pada inti dan fungsi dari struktur sosial. Proses perubahan tersebut hanya memerlukan waktu yang cepat, sesuatu yang bertolak belakang dengan konsep evolusi pada perubahan sosial.</span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align:justify;line-height:150%"><span class="Apple-style-span" ><span><span> </span></span><span lang="SV">Revolusi mempunyai dua wajah yang saling bertolak belakang. Wajah pertama menggambarkan revolusi sebagai sebuah mitos, sedangkan wajah kedua memberikan gambaran revolusi sebagai sebuah konsep dan bahkan teori dalam ilmu sosiologi. Kedua wajah ini mempunyai kesaling terkaitan bahkan dialektika diantara keduanya menjadi suatu bentuk kewajaran</span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span class="Apple-style-span" ><span><span> </span></span><span lang="SV">Terdapat empat aliran dalam teori revolusi, yaitu tindakan, psikologi, struktural dan politik. Aliran tindakan disampaikan oleh Sorokin yang menitikberatkan pengamatan pada peran tindakan individu dalam revolusi. Secara garis besar terdapat dua kondisi yang mendorong terjadinya revolusi, yaitu tekanan dari bawah dan kelemahan dari atas. </span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span lang="SV" >Aliran psikologi mengabaikan tindakan reflek atau naluriah dan beralih pada bidang orientasi sikap dan motivasi. Revolusi disebabakan sindrom mental yang menyakitkan yang terbesar di kalangan rakyat, diperburuk karena menjangkiti banyak orang sehingga memotivasi perjuangan kolektif untuk meredakannya.</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span lang="SV" >Teori struktural memusatkan pada tingkat struktur makro dengan mengabaikan faktor psikologi. Revolusi adalah hasil hambatan dan ketegangan struktural dan terutama bentuk hubungan khusus tertentu antara rakyat dengan pemerintah. Revolusi dicari penyebabnya berdasarkan konflik antar kelas, antar kelompok.</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span lang="SV" >Teori Politik melihat revolusi sebagai sifat fenomena politik yang muncul dari proses yang khusus terjadi di bidang politik. Revolusi dilihat sebagai akibat pergeseran keseimbangan kekuatan dan perjuangan perebutan hegemoni antar pesaing untuk mengendalikan negara.</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span class="Apple-style-span" ><span lang="FI">Revolusi dianggapnya sebagai wujud dari perubahan sosial yang paling spektakuler, yang merupakan suatu pertanda perpecahan mendsar suatu proses histories, pembentukkan ulang masyarakat dari dalam, dan pembentukan ulang manusia</span><span>. </span><span lang="SV">Revolusi tidak menyisakan apapun seperti keadaannya sebelumnya. Revolusi menutup epos lama dan membuka epos baru. Di saat terjadi suatu perubahan sosial besar, suatu revolusi, masyarakat mengelami puncak agenya. Bagi Sztompka pada saat itulah terjadi meledaknya potensi transormasi dirinya sendiri.</span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span lang="SV" >Secara ringkas Sztompka juga memberikan kerangka definisi tentang revolusi yang dikerucutkan dari beberapa ahli seperti C. Johnson (1968), Gurr (1970), Giddens (1989) yang pada akhirnya menemukan tiga komponen utama yang mendasar dari revolusi yaitu:</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify;text-indent: -18.0pt;line-height:150%;mso-list:l3 level1 lfo4"><span class="Apple-style-span" ><span><span>1.<span> </span></span></span><span lang="ES">Revolusi mengacu pada perubahan fundamental, menyeluruh dan multidimensional, menyentuh inti tatanan sosial. </span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify;text-indent: -18.0pt;line-height:150%;mso-list:l3 level1 lfo4"><span class="Apple-style-span" ><span><span>2.<span> </span></span></span><span lang="ES">Revolusi melibatkan massa rakyat yang besar jumlahnya yang dimobilisasi dan bertindak dalam satu gerakan revolusioner. Seperti yang terjadi di Jepang dengan restorasi Maiji, revolusi Attaturk di Turki, Reformasi Nasser di Mesir, Perestorikanya Gorbachev).</span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify;text-indent: -18.0pt;line-height:150%;mso-list:l3 level1 lfo4"><span class="Apple-style-span" ><span><span>3.<span> </span></span></span><span lang="FI">Revolusi memerlukan keterlibatan kekerasan dan penggunaan kekerasan. </span><span lang="SV">Walaupun ada proses revolusi di India oleh Ghandi atau gerakan sosial di Eropa Timur dan Tengah yang memaksa kematian komunisme. </span><span lang="IT">Seperti juga revolusi damai Solidaritas di Polandia dan revolusi Beludru di Ceko.</span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span lang="SV" >Proses selanjutnya dari revolusi adalah suatu tatanan masyarakat yang seperti dihidupkan kembali, harapannya adalah dengan revolusi terjadi suatu perubahan yang lebih baik, dan masyarakat menemukan kesejahteraannya. Menurut Sztompka revolusi merupakan suatu proses perubahan sosial yang paling tinggi dan menimbulkan dampak yang luar biasa jika dibandingkan dengan proses perubahan sosial yang lainnya, yaitu:</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l1 level1 lfo5"><span class="Apple-style-span" ><span><span>1.<span> </span></span></span><span lang="SV">Menimbulkan perubahan dalam cakupan terluas, menyentuh semua tingkat dan dimensi masyarakat, seperti: ekonomi, budaya, politik, organisasi sosial, kehidupan sehari-hari masyarakat, dan perubahan kepribadian manusianya.</span><span lang="SV"> </span><span lang="SV">perubahan yang terjadi dan dihadilkan adalah perubahan yang menyentuh inti dari bangunan dan fungsi sosial masyarakatnya.Jika proses kesejarahan dianggap sebagai suatu proses yang relative lambat, maka proses revolusi merupakan suatu proses perubahan yang terjadi sangat cepat, tiba-tiba, seperti ledakan bom atom.</span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%"><span class="Apple-style-span" ><span><span> </span></span><span lang="SV">Dalam seni pertunjukkan proses perubahan yang terjadi dalam bingkai revolusi merupakan suatu pertunjukkan perubahan yang paling menonjol, waktunya luar biasa cepat, dan karena itu sangat mudah diingat.</span><span> </span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l1 level1 lfo5"><span class="Apple-style-span" ><span><span>2.<span> </span></span></span><span lang="SV">Revolusi dapat membangkitkan emosional khusus dan reaksi intelektual pelakunya dan mengalami ledakan mobilisasi massa, antusiasme, kegemparan, kegirangan, kegembiraan, optimisme dan harapan, perasaan hebat dan perkasa, keriangan dan aktivisme dan menggapai kembali makna kehidupan, melambungkan aspirasi dan pandangan utopia ke masa depan. Revolusi terjadi secara tidak merata di sepanjang sejarah. Kebanyakan terjadi dalam periode modern. Revolusi Besar seperti di Inggris pada tahun 1640, revolusi perancis pada tahun 1789 yang melahirkan epos modern, revolusi komunis di Rusia pada tahun 1917 dan di Cina pada tahun 1949, dan revolusi yang anti komunis di Eropa Timur, dan Tengah pada tahun 1989 revolusi ini mengakhiri periode komunis.</span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span class="Apple-style-span" ><span lang="SV">Sztompka (2005</span><span>; <i><u>http://blog.unila.ac.id</u></i></span><span lang="SV">) menjelaskan revolusi sosial kedalam lima hal yaitu; (1) menimbulkan perubahan dalam cakupan terluas, menyentuh semua tingkat dan dimensi masyarakat, (2) dalam semua bidang tersebut perubahannya radikal, fundamental, menyentuh inti bangunan dan fungsi sosial, (3) perubahan yang terjadi sangat cepat, tiba-tiba, (4) membangkitkan emosional khusus dan reaksi intelektual pelakunya dan mengalami ledakan mobilisasi massa, antusiasme, kegirangan, kegembiraan, optimisme, dan harapan.</span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span class="Apple-style-span" ><span lang="SV">Berbagai konsep revolusi yang telah disampaikan d</span><span>i </span><span lang="SV">depan mempunyai sebuah gagasan yang sama yaitu sebagai bentuk perubahan sosial yang dahsyat dan bersifat fundamental dalam merubah tatanan masyarakat dalam waktu yang relatif cepat. Terdapat faktor pencetus yang menyebabkan revolusi dapat berjalan dalam suatu masyarakat. Berbagai teori menyampaikan pendapatnya tentang faktor penyebab ini, namun kesemuanya dapat disimpulkan sebagai sebuah hasil dari ketidakadilan dalam masyarakat. Kondisi ketidakadilan atau penyimpangan inilah yang melahirkan semangat revolusi.</span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span lang="SV" >Akibat dari revolusi secara garis besar dapat dilihat dari tumbangnya penguasa lama dan digantikannya oleh tatanan penguasa baru. Selain merubah tatanan kepemimpinan, revolusi mampu merubah segala aspek kehidupan masyarakat</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span class="Apple-style-span" ><span><o:p> </o:p></span><b><span><o:p> </o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;line-height: 150%; " align="center"><b><span >BAB 3</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;line-height: 150%; " align="center"><b><span >REVOLUSI SOSIAL DI CIREBON:</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;line-height: 300%; " align="center"><b><i><span >PEMBERONTAKAN MR. YUSUF 12<span> </span>- 14 FEBRUARI 1949</span></i></b></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center;line-height: 300%; " align="center"><b><i><span ><br /></span></i></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:200%"><b><span >3.1. Later Belakang Terjadinya Pemberontakan Mr. Yusuf</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span class="Apple-style-span" ><b><span><span> </span></span></b><span>Secara umum Elson (2008: 186) menggambar secara umum mengenai latar belakang terjadinya pemberontakan Mr. Yusuf seperti yang disebutkan dalam penggalan kalimat berikut ini:</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt;text-align:justify;text-indent: 14.2pt"><span >“Gerakan-gerakan seperti itu berusaha menghancurkan masa lalu yang kolot, serbateratur, aristokratik, dan menindas berikut segala perangkatnya, mempermalukan dan menghina para pemegang kekuasaan, serta menggantikan masa lalu itu dengan masa depan yang berani, romantik, dan egaliter”. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: 14.2pt"><span ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span >Ricklefs (2008: 457) juga menyebutkan secara umum sebab-sebab trjandinya revolusi sosial “.... kebanyakan revolusi sosial diakibatkan oleh persaingan antara elit-elit alternatif, kelompok-kelompok kesukuan dan kemasyarakatan atau antargenerasi; struktur-struktur kelas sosial kurang penting”. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span >Menurut Tan Malak (Fahsin, 2005: 118), revolusi ini rerjadi akibat dari tidak harmonisnya pertentangan kelas. Tajamnya pertentangan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ekonomi, politik, sosial, dan psikologi. Namun, lebih lanjut mengenai latar belakang terjadinya revolusi sosial di Kota Cirebon ini, Bapak Kusnan Kusumaatmadja (salah seorang tokoh yang terlibat dalam usaha penumpasan pemberontakan Mr. Yusuf) mengatakan bahwa revolusi ini dilatar belakangi oleh keinginan pihak PKI untuk merobohkan kekuasaan pemerintah RI di Kota Cirebon. Hal ini dilakukan PKI dengan alasan bahwa pemerintah yang ada pada saat itu adalah pemerintahan yang dibentuk oleh Belanda. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span><span > </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:200%"><b><span >3.2. Jalannya Pemberontakan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span class="Apple-style-span" ><b><span><span> </span></span></b><span>Dalam buku Siliwangi dari Masa ke Masa (1979) dijelaskan bahwa pada bulan Februari 1946 PKI berniat mengadakan suatu konferensi di Gedung Bioskop “Rex” Cirebon. Menjelang konferensi itu, Laskar Merahnya yang pada waktu itu dipersenjatainya lebih lengkap daripada TRI setempat, mulai merajalela di Kota Cirebon. Cara mereka saling menghormati atau memberi salam itu ialah dengan mengangkat tangan kiri dikepalkan serta menyerukan “Hidup Soviet”. Jauh berbeda dengan salam Nasional kita yang lazim pada waktu itu ialah dengan mengangkat tangan kanan dikepalkan sambil menyerukan “Merdeka!”.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span ><span> </span>Tindakan mereka semakin memuncak lagi ketika rombongan PKI dan Laskar Merah di bawah pimpinan Mr. Yusuf yang diangkut dengan kereta api dari arah Surabaya sebanyak formasi 10 gerbong, tiba di stasiun Kejaksan Cirebon. Dengan dalih bahwa Polisi Tentara dan TRI Kereta Api hendak melucuti senjata mereka, yang terdiri atas senjata-senjata ringan termasuk senapan-senapan mesin, mereka melucuti senjata-senjata para petugas di stasiun tersebut. Komandan Polisi Tentara yang mendengar tentang peristiwa itu, segera mengutus seorang perwiranya Letnan II D. Sudarsono ke markas laskar Merah yang berkedudukan di depan Balaikota (sekarang) untuk meminta penjelasan lebih lanjut. Ternyata mereka memperlakukan perwira Polisi Tentara itu dengan tidak sepantasnya, sehigga Letnan Sudarsosno kemudian menuju stasiun. Di tikungan menjelang stasiun, Polisi Tentara itu tiba-tiba dilucuti senjatanya setelah diperintahkan untuk turun dari kendaraannya oleh segerombolan orang-orang bersenjata di bawah pimpinan Mr. Yusuf.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span ><span> </span>Di stasiun ia mendapatkan penjelasan dari petugas Polisi Tentara- Sersan Wasji selaku Komandan Regu, Sersan Kusnan dan Kopral Ihsan- bahwa mereka dituduh hendak melucuti senjata-senjata Laskar Merah. Petugas Polisi Tentara di stasiun tersebut akhirnya dibawa dengan paksa ke Markas Batalyon Polisi Tentara untuk dilucuti persenjataanya dan menawan anggota Polisi Tentara tersebut. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span ><span> </span>Di pihak lain terpetik kabar, bahwa Laskar Merah di bawah pimpinan Mr. Yusuf akan melancarkan serangannya terhadap kedudukan TRI di Cirebon dan akan mengambil alih kekuasan pemerintahan dalam kota, serangan tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 1946 dini hari. Dan kegiatan persiapannya memang telah nampak sekali (Dinas Sejarah TNI-AD, 1985: 68). </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span ><span> </span>Resimen TRI Cirebon dibawah pimpinan Muffreini tidak tinggal diam melihat perkembangan-perkembangan yang berlangsung itu. Pada tanggal 12 Februari 1946 TRI mengerahkan segenap senjata yang ada untuk mengepung markas PKI/Laskar Merah di Hotel Lebrinck. Setelah terjadinya pertempuran, pihak Resimen TRI terpaksa mengundurkan diri mengingat keadaan kekuatan senjata yang tidak berimbang.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span ><span> </span>Akan tetapi Resimen Cirebon (TRI) ini tidak patah semangat. Semua kekuatan senjata yang ada di wilayahnya dikonsolidasikan. Bantuan-bantuanpun datang dari Tegal, Pekalongan, bahkan dari Militer Akademi Tanggerang. Setelah segala sesuatunya siap, maka dilakukan serangan yang kedua pada tanggal 14 Februari 1946.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span ><span> </span>Sasaran utamanya adalah Hotel Leebrinck. Pertempuran juga terjadi pula di Kejaksan dan di dua tempat di Cangkol. Akhirnya Markas PKI/Laskar Merah menaikan bendera putih, menyerah. Mr. Yusuf berhasil ditangkap hidup-hidup, dan diadili di Pengadilan Tentara dibawah pimpinan Mayor Rivai dengan hukuman empat tahun lamanya. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span><span > </span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:21.3pt;text-align:justify;text-indent: -21.3pt;line-height:200%"><b><span class="Apple-style-span" >3.3. <span> </span>Dampak Pemberontakan Mr. Yusuf terhadap kehidupan sosial masyarakat Kota Cirebon</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span ><span> </span>Dampak yang ditimbulkan dari adanya pemberontakan Mr. Yusuf bagi masyarakat Kota Cirebon sendiri adalah terjadinya integrasi dan konsolidasi antara masyarakat dengan Polisi Tentara TRI. Hal ini dikarenakan masyarakat sadar, bahwa mereka memiliki “musuh bersama” yang dalam konteks ini adalah tindakan yang dilakukan Mr. Yusuf dan Laskar Merah sangat merugikan bagi masyarakat. DISJAM DAM IV/Siliwangi (1979: 66) menggambar secara jelas perilaku Mr. Yusuf dan Laskar Merah seperti petikat kalimat berikut:</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt;text-align:justify;text-indent: 14.15pt"><span >“Tingkah laku serta tata krama yang mereka demonstrasikan ketika itu, tidaklah sesuai dengan tata-kesopanan yang biasanya dilakukan oleh bangsa Indonesia. Mereka seolah-olah ingin menunjukkan bahwa merekalah yang paling besar sahamnya dalam Revolusi Indonesia. Lihat saja persenjataan mereka!”.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span >Selain itu berdasarkan tulisan DISJAM DAM IV/Siliwangi (1979: 66) dapat disebutkan beberapa contoh dari ketidaksopanan mereka, seperti:</span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify; text-indent:-18.0pt;line-height:150%;mso-list:l4 level1 lfo3"><span class="Apple-style-span" ><span lang="EN-US"><span>1.<span> </span></span></span><span>Bila mereka merasa lapar, maka didatangilah warung-warung yang banyak tersebar di Kota Cirebon. Dengan angkuhnya mereka memesan makanan yang mereka kehendaki untuk kemudian memakannya dengan penuh lahap. Setelah perutnya kenyang, mereka kemudian berdiri sambil tulak pinggang serta tidak langsung memperlihatkan atau menunjukkan senjata yang mereka miliki. Bila mereka ditanya mengenai pembayarannya, maka dengan penuh keangkuhan dan mata melotot, mereka menjawab: “Buat apa bayar kalau membawa senjata....”</span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify; text-indent:-18.0pt;line-height:150%;mso-list:l4 level1 lfo3"><span class="Apple-style-span" ><span lang="EN-US"><span>2.<span> </span></span></span><span>Di samping “kegagahan” mereka demonstrasikan terhadap warung-warung nasi, merekapun seenaknya melakukan perbuatan-perbuatan yang amoral terhadap Wanita Tuna Susila yang memang tidak sedikit jumlahnya di Cirebon ketika itu. Di sinipun mereka menggadakan “machtsvertoon” dengan menggunakan kekerasan senjata seperti halnya yang<span> </span>mereka lakukan terhadap warung-warung.</span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify; text-indent:-18.0pt;line-height:150%;mso-list:l4 level1 lfo3"><span class="Apple-style-span" ><span lang="EN-US"><span>3.<span> </span></span></span><span>Guna memenuhi kebutuhan rokok mereka, maka mereka dengan seenaknya saja mendatangi Pabri Rokok B.A.T. untuk kemudian secara paksa meminta rokok yang mereka perlukan.</span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify; line-height:150%"><span class="Apple-style-span" ><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span><b><span><o:p> </o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;line-height: 150%; " align="center"><b><span >BAB 4</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;line-height: 300%; " align="center"><b><span >PENUTUP</span></b></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center;line-height: 300%; " align="center"><b><span ><br /></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:200%"><b><span >4.1. Kesimpulan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span >Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberontakan Mr. Yusuf di Kota Cirebon 12-14 Februari 1946 dikarenakan pihak PKI untuk merobohkan kekuasaan pemerintah RI di Kota Cirebon. Pemberontakan ini berlangsung dari tanggal 12 – 14 Februari 1946 dan dapat ditumpas dengan usaha para TRI yang dibantu dengan masyarakat Kota Cirebon sendiri, Mr. Yusuf sendiri akhirnya diadili di Pengadilan Militer Kota Cirebon dan mendapatkan hukuman selama empat tahun. Dampak sosial yang diakibatkan dari pemberontan ini adalah terjadinya konsolidasi, baik itu sesama TRI Kota Cirebon, antar TRI di Jawa Barat, maupun masyarakat Kota Cirebon dengan TRI sendiri.<span> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span ><o:p> </o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center;line-height: 150%; " align="center"><b><span >DAFTAR PUSTAKA</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-align:justify;text-indent: -36.0pt;line-height:150%"><span >Dinas Sejarah TNI-AD. (1985). <i>Komunisme dan Kegiatannya di Indonesia. </i>Kota<span> </span>dan Penerbit tidak tercantum.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-align:justify;text-indent: -36.0pt;line-height:150%"><span >DISJAM DAM IV/Siliwangi. (1979). <i>Siliwangi dari Masa ke Masa </i>(Edisi kedua).<span> </span>Bandung: Angkasa.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-align:justify;text-justify: kashida;text-kashida:0%;text-indent:-36.0pt;line-height:150%"><span >Elson, Robert Edward. (2008). <i>The Idea of<span> </span>Indonesia: Sejarah Pemikiran dan<span> </span>Gagasan.</i> Jakarta: PT. Serambi Ilme Semesta. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-align:justify;text-indent: -36.0pt;line-height:150%"><span >Fahsin, M. Fa’al. (2005). <i>Negara dan Revolusi Sosial: Pokok-pokok Pikiran Tan Malaka. </i>Yogyakarta: Resist Book.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-align:justify;text-indent: -36.0pt;line-height:150%"><span >Ricklefs, M. C. (2008). <i>Sejarah Indonesia Modern 1200 – 2008. .</i> Jakarta: PT. Serambi Ilme Semesta.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-align:justify;text-indent: -36.0pt;line-height:150%"><span ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-align:justify;text-indent: -36.0pt;line-height:200%"><b><span >SUMBER INTERNET</span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:36.0pt;text-align:justify;text-indent: -36.0pt;line-height:150%"><span >Erwansyah. (2009). <i>Teori Revolusi </i>[Online]. Tersedia: <i><u>http://blog.unila.ac.id/rone/tag/revolusi/.</u></i> [23 Oktober 2009].</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:36.0pt;text-align:justify;text-justify: kashida;text-kashida:0%;text-indent:-36.0pt;line-height:150%"><span >_____.<span> </span>(2009). <i>Uraian Materi Kegagalan Pemberontakan Partai Komunis Indonesia </i>[Online]. Tersedia: <span class="MsoHyperlink"><i><span>http://fnonk.wordpress.com/2009/01/09/uraian-materi-kegagalan-pemberontakan-partai-komunis-indonesia/.</span></i></span><span class="MsoHyperlink"><i><span> <span> </span></span></i></span><span class="MsoHyperlink"><span>[23 Oktober 2009].</span></span><span class="MsoHyperlink"><span> </span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-align:justify;text-indent: -36.0pt;line-height:150%"><span >_____. (___). <strong><i><span>Monumen Pancasila Sakti</span></i></strong> [Online]. Tersedia: <i><u><a href="http://www.sejarahtni.mil.id/index.php?cid=1827&page=15"><span>http://www.sejarahtni.mil.id/index.php?cid=1827&page=15</span></a>.</u></i> [19 Oktober 2009]. </span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:36.0pt;text-align:justify;text-indent: -36.0pt;line-height:150%"><span >_____. (___).<span> </span><i>Revolusi </i>[Online]. Tersedia: <i><u>http://id.wiki.detik.com/wiki/Revolusi</u></i>. [23 Oktober 2009]. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-align:justify;text-indent: -36.0pt;line-height:200%"><span ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-align:justify;text-indent: -36.0pt;line-height:200%"><b><span >WAWANCARA</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-align:justify;text-indent: -36.0pt;line-height:150%"><span >Kusnan Kusumaatmaja, Ketua Dewan LPRI Kota Cirebon (10 Oktober 2009).</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><b><span ><o:p> </o:p></span></b></p>Catatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5278161404905719204.post-78502870886548982062010-01-18T05:57:00.002+07:002011-04-26T08:44:54.449+07:00problem pembelajaran sejarah lokal<p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b><span style="font-size:14.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi;mso-ansi-language:IN" >PROPORSI SEJARAH LOKAL:</span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b><i><span style="font-size:14.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi;mso-ansi-language:IN" >TANTANGAN DAN PELUANG PEMBELAJARAN SEJARAH</span></i></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:300%"><b><i><span style="font-size:14.0pt;line-height:300%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi;mso-ansi-language:IN" >LOKAL DI SEKOLAH</span></i></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:200%"><b><span style="mso-bidi-font-size: 12.0pt;line-height:200%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman";mso-ascii-theme-font: major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman";mso-hansi-theme-font:major-bidi; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-theme-font:major-bidi; mso-ansi-language:IN" >LATAR BELAKANG</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b><span style="font-size:14.0pt;line-height:150%; mso-ascii-font-family:"Times New Roman";mso-ascii-theme-font:major-bidi; mso-hansi-font-family:"Times New Roman";mso-hansi-theme-font:major-bidi; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-theme-font:major-bidi; mso-ansi-language:IN"><span> </span></span></b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi;mso-ansi-language:IN">Belajar sejarah pada dasanya adalah belajar tentang kehidupan masyarakat. Berbagai aspek kehidupan dapat dipelajari dalam sejarah. Pembelajaran sejarah di sekolah sebaiknya lebih mudah dipahami siswa. Dalam pembelajaran sejarah hendaknya siswa dapat melihat langsung kehidupan yang nyata. Sejarah lokal dalam konteks pembelajaran di sekolah tidak hanya sebatas sejarah yang dibatasi oleh lingkup ruang yang bersifat administratif belaka, seperti sejarah provinsi, sejarah kabupaten, sejarah kecamatan, dan sejarah desa. Bertolak dari sejarah lokal inilah siswa dapat menyadari akan kekayaan tema kehidupan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat sekitarnya, sehingga siswa akan lebih bisa memahami dan memaknai peristiwa sejarah. Dengan dilatar belakangi hal tersebut, maka akhirnya kami mengangkat suatu judul “PROPORSI SEJARAH LOKAL: <i>TANTANGAN DAN PELUANG PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH”. </i></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:12.0pt;line-height:200%"><b><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:200%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman";mso-ascii-theme-font: major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman";mso-hansi-theme-font:major-bidi; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-theme-font:major-bidi; mso-ansi-language:IN" >URGENSI SEJARAH LOKAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SEKOLAH</span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span class="Apple-style-span" ><span>Walaupun sebagian dari kalangan awam baik itu orang tua murid maupun siswa di sekolah mempertanyakan tentang adanya kegunaan pelajaran sejarah yang secara umum mereka ketahui hanyalah sebuah “cerita atau dongeng tentang masa lalu”, padahal secara kenyataannya bukan seperti itu, para ahli telah menyatakan bahwa sejarah itu memiliki kegunaan. </span><span lang="EN-US">Secara garis besar setidaknya terdapat tiga kegunaan sejarah, yaitu: <b><i>guna edukatif</i></b>, <b><i>guna inspiratif</i></b>, dan <b><i>guna rekreatif dan instruktif.</i></b></span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" >Sejarah memiliki <b><i>guna edukatif</i></b> karena sejarah dapat memberikan kearifan bagi yang mempelajarinya, yang secara singkat dirumuskan oleh Bacon: “<i>histories make man wise</i>”. Sejarah yang memberikan perhatian pada masa lampau tidak dapat dipisahkan dari kemasakinian, karena semangat dan tujuan untuk mempelajari sejarah ialah nilai kemasakiniannya. Hal ini tersirat dari kata-kata Croce bahwa “<i>all history is contemporary history</i>”, yang kemudian dikembangkan oleh Carr bahwa sejarah adalah “<i>unending dialogue between the present and the past</i>” (Widja, 1988: 49-50). Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa apabila kita dapat memproyeksikan masa lampau ke masa kini, maka kita dapat menemukan makna edukattif dalam sejarah. </span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family: "Times New Roman";mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi" > Sejarah memiliki <b><i>guna inspiratif</i></b> karena sejarah dapat memberikan inspirasi kepada kita tentang gagasan-gagasan dan konsep-konsep yang dapat digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan masa kini, khususnya yang berkaitan dengan semangat untuk mewujudkan identitas sebagai suatu bangsa dan pembangunan bangsa.</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family: "Times New Roman";mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi" > Sejarah memiliki <b><i>guna rekreatif</i></b> karena dengan membaca tulisan sejarah kita seakan-akan melakukan “perlawatan sejarah” karena menerobos batas waktu dan tempat menuju zaman masa lampau untuk “mengikuti” peristiwa yang terjadi. Sementara itu <b><i>guna instruktif</i></b> merupakan kegunaan sejarah untuk menunjang bidang-bidang ketrampilan tertentu (Notosusanto, 1979: 2-3).</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family: "Times New Roman";mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi" >Dalam hubungannya dengan guna edukatif dan inspiratif dari sejarah, dapat dikemukakan bahwa sejarah memiliki kaitan yang sangat erat dengan pendidikan pada umumnya dan pendidikan karakter bangsa pada khususnya. Melalui sejarah dapat dilakukan pewarisan nilai-nilai dari generasi terdahulu ke generasi masa kini. Dari pewarisan nilai-nilai itulah akan menumbuhkan kesadaran sejarah, yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk pembangunan watak bangsa (<i>nation character building</i>).</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family: "Times New Roman";mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi" >Pewarisan nilai-nilai dari generasi ke generasi ini dapat dilakukan dengan penggalian dan penyampaian sejarah lokal dalam pembelajaran sejarah disekolah, adapun pengertiannya sebagai berikut;</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: 14.2pt; "><span lang="EN-US" >“Sejarah lokal dalam konteks pembelajaran di sekolah tidak hanya sebatas sejarah yang dibatasi oleh keruangan yang bersifat administratif belaka, seperti sejarah propinsi, sejara kabupaten, sejarah kecamatan dan sejarah desa” (Agus Mulyana dan Restu Gunawan, 2007: 2). Lokal disini juga lebih dijelaskan lagi oleh Taufik Abdullah (2005: 15) bahwa:</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; text-indent: 14.2pt; "><span lang="EN-US" >“Pengertian kata lokal tidak berbelit-belit, hanyalah ‘tempat, ruang’. Jadi ‘sejarah lokal’ hanyalahh berarti sejarah dari suatu ‘tempat’, suatu ‘locality’, yang batasannya ditentukan oleh ‘perjanjian’ yang diajukan penulis sejarah”. Batasan geografisnya dapat suatu tempat tinggal suku bangsa, yang kini mungkin telah mencangkup dua-tiga daerah administratif tingkat dua atau tingkat satu (suku bangsa Jawa, umpamanya) dan dapat pula suatu kota, atau malahan suatu desa”. </span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;margin-left: 1cm; "><span ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span class="Apple-style-span" ><span>Atas dasar nilai guna yang dimilikinya, tidak mengherankan apabila sejarah perlu diberikan kepada seluruh siswa di sekolah (dari SD sampai SMA) dalam bentuk mata pelajaran. </span><span lang="EN-US">Kedudukannya yang penting dan strategis dalam pembangunan watak bangsa merupakan fungsi yang tidak bisa digantikan oleh mata pelajaran lainnya. Namun demikian, tujuan pembelajaran sejarah itu tidak sepenuhnya dapat tercapai yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain berkaitan dengan proses pembelajarannya. Oleh karena itu, sepanjang seluruh eksponen dan komponen bangsa masih menginginkan eksistensi sebuah bangsa dan negaranya, upaya-upaya peningkatan kualitas pembelajaran sejarah sampai kapan pun masih menemukan signifikansinya. Dalam hal ini guru menduduki posisi yang penting dan strategis dalam peningkatan kualitas pembelajaran sejarah. Sehubungan dengan hal itu, guru harus selalu meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah, dengan memperhatikan empat pilar pembelajaran sebagaimana telah dideklarasikan oleh Unesco (1988), yaitu: 1) <i>learning to know</i> (pembelajaran untuk tahu), <i>learning to do</i> (pembelajaran untuk berbuat), 3) <i>learning to be</i> (pembelajaran untuk membangun jati diri, dan 4) <i>learning to live together</i> (pembelajaran untuk hidup bersama secara harmonis) (Setiadi, 2007: 2).</span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" >Selain itu, dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 40 Ayat 1 butir<span> </span>disebutkan bahwa “pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh ‘kesempatan menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas”. Pasal ini memberikan peluang bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan dukungan sarana, prasarana, dan fasilitas yang memadai. Pasal ini dipertegas oleh kewajiban pendidik dan tenaga kependidikan yang tertuang dalam pasal 40 Ayat 2 butir a yang menyatakan bahwa pendidik berkewajiban “menciptakan suasana yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis”, sehingga interaksi belajar yang monolog dan komunikasi satu arah tidak lagi menjadi satu-satunya model pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang bersifat indoktrinatif dapat menghalangi aktivitas dan kreativitas siswa, sehingga menjadikannya pribadi yang pasif (Setiadi, dkk., 2007; 3).</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" > Berdasarkan uraian di atas, maka guru dituntut untuk selalu mengembangkan diri agar meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah kepada siswa, sehingga tujuan pembelajaran sejarah dan IPS-Sejarah dapat tercapai. </span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><b><span lang="EN-US" >PENGERTIAN SUMBERDAYA SEJARAH LOKAL DALAM PEMANFAATAN BUDAYA LOKAL</span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" >Sebelum membicarakan tentang pemanfaatan sumber daya sejarah lokal untuk peningkatan kualitas pembelajaran sejarah dan IPS-Sejarah, kita perlu mendefinisikan istilah “sumberdaya sejarah (lokal) terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar kita memiliki pemahaman yang sama tentang istilah tersebut yang bermanfaat untuk dijadikan landasan dalam pembahasan lebih lanjut. </span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" >Istilah “sumberdaya” mengacu kepada sesuatu yang memiliki potensi dan dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan sesuatu yang memiliki potensi itu biasanya digunakan untuk pencapaian tujuan tertentu yang dapat diukur dari segi “produktivitas”. Apabila di belakang istilah itu ditambahkan dengan kata “lokal” (menjadi “sumberdaya lokal”), maka istilah itu memiliki arti bahwa sesuatu yang digunakan atau dimanfaatkan itu adalah hal-hal yang bersifat budaya [lokal] (Sedyawati, 2006: 169). Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: apakah budaya dan budaya lokal itu? </span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" >Budaya (sering juga disebut kebudayaan) adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1984: 9; dan 1986: 180). J.J. Honigmann dalam <i>The World of Man</i> (1959) membedakan adanya tiga gejala kebudayaan, yaitu <i>ideas</i>, <i>activities</i>, dan <i>artifacts</i>. Sejalan dengan hal tersebut Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan dapat digolongkan dalam tiga wujud. <i>Pertama</i>, wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan. Wujud pertama merupakan wujud ideal dari kebudayaan yang bersifat abstrak (tidak dapat diraba, dipegang, atau difoto), berada di alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan hidup. Kebudayaan ideal ini disebut pula tata kelakukan yang berfungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan, dan perbuatan manusia dalam masyarakat. Para ahli antropologi dan sosiologi menyebut wujud ideal dari kebudayaan ini dengan <i>cultural system</i> (sistem budaya) yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah adat atau adat istiadat (dalam bentuk jamak). <i>Kedua</i>, wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud kebudayaan tersebut dinamakan sistem sosial (<i>social system</i>). Wujud kebudayaan ini dapat diobservasi, difoto, dan didokumentasi karena dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi satu dengan yang lain. Sistem sosial merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat konkret dalam bentuk perilaku dan bahasa. <i>Ketiga</i>, wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia; bersifat paling konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat dilihat, diraba, dan difoto. Wujud kebudayaan yang ketiga ini disebut kebudayaan fisik (<i>material culture</i>).</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" >Ketiga wujud kebudayaan dalam realitas kehidupan masyarakat tentu tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan dan karya manusia. Ide-ide dan tindakan menghasilkan benda-benda yang merupakan kebudayaan fisik. Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk lingkungan hidup tertentu yang dapat mempengaruhi tindakan dan cara berpikir masyarakat (Koentjaraningrat, 1984: 5-6; dan 1986: 186-188). </span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span class="Apple-style-span" ><span lang="EN-US">Sementara itu, budaya lokal merupakan istilah yang biasanya digunakan untuk membedakan suatu budaya dari budaya nasional (Indonesia) dan budaya global. Budaya lokal adalah budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang menempati lokalitas tertentu yang berbeda dari budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang berada di tempat yang lain. Di Indonesia istilah budaya lokal juga sering disepadankan dengan budaya etnik/ subetnik atau budaya daerah</span><span>. </span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span class="Apple-style-span" ><span lang="EN-US">Sumber</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">daya budaya mencakup tiga wujud kebudayaan tersebut. Dengan kata lain sumberdaya budaya tidak hanya yang bersifat kebendaan saja, dan juga tidak hanya yang berasal dari masa lampau. Dalam arti yang luas, sumberdaya budaya meliputi hasil-hasil budaya baik yang kebendaan dan dapat disentuh (<i>tangible</i>) (benda cagar budaya) maupun yang nonbenda (<i>intangible</i>) seperti konsep-konsep dan ekspresi-ekspresi budaya melalui suaradan atau gerak yang berlalu dalam waktu (Sedyawati, 2006: 94). </span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><b><span lang="EN-US" >PEMANFAATAN SUMBERDAYA LOKAL UNTUK PEMBELAJARAN SEJARAH DAN IPS</span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" >Ada satu pertanyaan penting mengapa sumberdaya lokal perlu dimanfaatkan untuk pembelajaran sejarah dan IPS-Sejarah? Jawabannya adalah karena pemanfaatan khasanah sumberdaya lokal dalam pembelajaran di sekolah dapat berfungsi sebagai titik tolak untuk upaya pembentukan jati diri bangsa melalui kesadaran sejarah dan kesadaran budaya. Pada dasarnya kesadaran sejarah mempersyaratkan beberapa hal. <i>Pertama</i>, pengetahuan tentang fakta-fakta sejarah yang mewujudkan bangsa Indonesia, kemudian membawa bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. <i>Kedua</i>, pengetahuan tentang upaya-upaya kekuatan-kekuatan dari luar Indonesia untuk menguasai kekuasaan di Indonesia dengan usaha-usaha dominasi ekonomi dan militer. <i>Ketiga</i>, pemihakan yang kuat untuk martabat dan kewibawaan bangsa dan negara Indonesia di hadapan bangsa-bangsa lain, setelah menyimak sejarah bangsa. </span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" >Sementara itu, kesadaran budaya ditandai oleh empat hal. <i>Pertama</i>, pengetahuan tentang adanya berbagai kebudayaan yang masing-masing mempunyai jati diri dan keunggulan-keunggulannya. <i>Kedua</i>, sikap terbuka untuk menghargai dan berusaha memahami kebudayaan-kebudayaan suku bangsa di luar suku bangsanya sendiri. <i>Ketiga</i>, pengetahuan tentang adanya riwayat perkembangan budaya di berbagai tahap masa silam. <i>Keempat</i>, pengertian bahwa di samping merawat dan mengembangkan unsur-unsur warisan budaya, kita sebagai bangsa Indonesia yang bersatu juga sedang memperkembangkan sebuah kebudayaan baru, kebudayaan nasional (Sedyawati, 2006: 330-331).</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" >Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa sumberdaya budaya (lokal) merupakan sarana untuk pembentukan jati diri bangsa melalui kesadaran sejarah dan kesadarajn budaya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span ><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><b><span >PROPORSI SEJARAH LOKAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SEKOLAH</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b><span><span> </span></span></b><span>Pembelajaran sejarah lokal di setiap sekolah memiliki proporsi yang berbeda, tetapi esensinya sama. Mengenalkan anak didik dengan sejarah yang ada di sekitarnya. Menurut salah satu guru sejarah yang kami wawancarai tentang proporsi pembelajaran sejarah lokal di sekolahnya, bisa dikatakan dalam tiga pertemuan, beliau menggunakan satu pertemuan untuk menyisipkan sejarah lokal dalam pelajarannya. Walaupun memang, pembelajaran sejarah lokal lebih mengasyikan bila metode pembelajarannya tepat. Tidak seperti sejarah nasional yang hanya dengan diskusi dan ceramah saja sudah cukup sebagai metode yang digunakan guru. Berdasarkan narasumbertesebut jika, proporsi sejarah lokal dengan sejarah nasional dapat dikatakan 70 : 30. Maksudnya, 70% adalah materi sejarah nasional, sedangkan 30% adalah materi sejarah lokal. Hal ini dilakukan agar, siswa dapat memahami dan mengerti akan kekayaan sejarah lokal yang ada di daerahnya tanpa melupakan sejarah nasional sebagai pijakan akan materi pembahasan dalam kurikulum. </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><b><span lang="EN-US" >SEPERTI APA ANTUSIASME SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL?</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US" >Berdasarkan sharing salah satu siswa MTs N Tegal tentang pembelajaran sejarah di sekolahnya (di kelasnya), sejarah ditanggapi dengan berbagai sikap. Khusus dengan siswa ini, berbeda. Ia sedikit respek ke pelajaran yang mengutamakan penghapalan. Satu contoh waktu kami berbincang tentang materi pembelajaran sejarah lokal di kelasnya, berbeda dengan teman-temannya yang lain yang sibuk dengan dirinya sendiri dan tak fokus. Beberapa kali guru juga mengingatkan siswa-siswinya untuk diam dan fokus. Saat pelajaran sejarah lokal, hanya sedikit siswa yang masih mau mendengarkan cerita dari sang guru, salah satunya siswa yang saya wawancarai. “Sebenarnya banyak siswa yang suka dengan sejarah, cuman gurunya saja yang kadang kurang bisa menyampaikannya dengan menarik,” katanya. Dalam pembelajaran sejarah lokal di kelasnya, awalnya mereka antusias, apalagi objek cerita ada di sekitar mereka. Tapi berhubung guru tak memiliki metode yang praktis dan menarik, siswa bukan hanya acuh, tapi juga ingin cepat-cepat pelajaran itu selesai. Contoh saat menceritakan tentang sejarah Tegal. Bagaimana sosok pendiri Kota Tegal yang masih kerabat dengan raja Demak abad ke-16 datang ke sebuah pesisir yang tak berpenghuni. Hingga ia mendirikan sebuah dusun dan padepokan untuk menyebarkan syiar Islam. Cerita ini sebenarnya menarik, apalagi dengan dikaitkannya dengan Kerajaan Mataram Islam, yang ada kaitannya dengan pendiri Kota Tegal tersebut. Dengan menghubungkan cerita tersebut dengan salah satu tayangan televisi dulu tentang ‘Misteri Gunung Merapi’ yang mengambil latar sejarah Islam, khususnya kerajaan Mataram Islam.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US" >Namun, tak sedikit juga yang memiliki tingkat keingintahuan yang bagus, dengan bekal cerita dari gurunya, ia (siswa yang kami wawancarai) dan beberapa temannya menvari sumber-sumber tulisan yang berkaitan dengan itu. Meskipun tidak ada tugas dari guru untuk mencari referensi lain tentang sejarah lokal tersebut. Hingga mereka berkunjung ke makam ‘Mbah Panggung’ atau Raden Sayyid Abdurrahman sebagai pendiri Tegal, dan makam Sultan Trenggono (salah satu pejabat Kerajaan Mataram) untuk mewawancarai petugas penjaga makamnya tentang sejarah tokoh-tokoh tersebut.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm"><span class="Apple-style-span" ><span><o:p> </o:p></span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;line-height: 200%; "><b><span >KENDALA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><span><span> </span>Ada banyak sekali kendala dalam pembelajaran Sejarah Lokal, baik itu yang berkenaan dengan konseptual maupun praktis. Secara konseptual salah satu kendalanya adalah seperti yang diutarakan oleh Said Hamid Hasan (2007: 189-190) pada jenjang pendidikan menengah terutama untuk sekolah umum (SMA) yang mempersiapkan peserta didik untuk meniti pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi, maka kemampuan pemahaman maupun <i>skills </i>yang diperlukan dalam disiplin sejarah sudah selayaknya diperkenalkan. </span><span lang="EN-US">Selain itu tujuan pembelajaran sejarah berikutnya yaitu seperti apa yang dikemukakan oleh NCHS yaitu <i>historical thinking, historical analysis and interpretation, </i>dan <i><span> </span>historical research capabilities </i>dapat dikembangkan sebagai fokus utama. Selain itu juga dalam konteks yang diusulkan Departemen Pendidikan New York maka tujuannya adalah:</span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; "><span class="Apple-style-span" ><span lang="EN-US"><span>1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><i><span lang="EN-US">The skill of historical analysis include the ability to: explain the significance of historical evidence; eigh the importance, reliability, and validity of evidence; understand the concept of multiple causation; understand the importance of changing and competing interpretations of different historical developments.</span></i></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;text-indent: -18pt; "><span class="Apple-style-span" ><span lang="EN-US"><span>2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><i><span lang="EN-US">Establishing time frames, exploring different periodizations, examining themes across time and within cultures, and focusing on important turning points inworld history help organize the study of world cultures an civilizations.</span></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US" >Kemampuan seperti diatas, menerut Hamid Hasan (2007: 190) tidak mendapatkan perhatian dalam KURIKULUM SEJARAH SMA dan MA 2004. Pemahaman terhadap peristiwa sejarah memang menonjol tetapi <i>skills</i> dalam sejarah serta pengembangan wawasan belum mendapatkan tempat yang seharusnya. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US" >Permasalahan besar yang dihadapi dalam pengembangan sejarah lokal adalah ketersediaan sumber. Tulisan-tulisan mengenai berbagai peristiwa sejarah lokal belum banyak tersedia. Hal ini menjadi kedala dalam pembelajaran sejarah lokal.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span lang="EN-US" >Selain itu, berdasarkan wawancara dengan salah satu guru sejarah di kota Cirebon, kendala dalam pembelajaran sejarah lokal adalah waktu dan biaya. Maksudnya, dikarenakan sumbernya yang minim, dibutuhkan waktu dan biaya yang cukup menyita perhatian para guru sejarah. Hal inilah yang menyebabkan kurang antusiasmenya guru sejarah untuk menggali potensi sejarah lokal di daerahnya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; "><span ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><b><span lang="EN-US" >KESIMPULAN</span></b></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" >Pemanfaatan khasanah sumberdaya budaya lokal dalam pembelajaran di sekolah dapat berfungsi sebagai titik tolak untuk upaya pembentukan jati diri bangsa melalui kesadaran sejarah dan kesadaran budaya. Pada dasarnya kesadaran sejarah mempersyaratkan beberapa hal. <i>Pertama</i>, pengetahuan tentang fakta-fakta sejarah yang mewujudkan bangsa Indonesia, kemudian membawa bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. <i>Kedua</i>, pengetahuan tentang upaya-upaya kekuatan-kekuatan dari luar Indonesia untuk menguasai kekuasaan di Indonesia dengan usaha-usaha dominasi ekonomi dan militer. <i>Ketiga</i>, pemihakan yang kuat untuk martabat dan kewibawaan bangsa dan negara Indonesia di hadapan bangsa-bangsa lain, setelah menyimak sejarah bangsa. </span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span lang="EN-US" >Sementara itu, kesadaran budaya ditandai oleh empat hal. <i>Pertama</i>, pengetahuan tentang adanya berbagai kebudayaan yang masing-masing mempunyai jati diri dan keunggulan-keunggulannya. <i>Kedua</i>, sikap terbuka untuk menghargai dan berusaha memahami kebudayaan-kebudayaan suku bangsa di luar suku bangsanya sendiri. <i>Ketiga</i>, pengetahuan tentang adanya riwayat perkembangan budaya di berbagai tahap masa silam. <i>Keempat</i>, pengertian bahwa di samping merawat dan mengembangkan unsur-unsur warisan budaya, kita sebagai bangsa Indonesia yang bersatu juga sedang memperkembangkan sebuah kebudayaan baru, kebudayaan nasional (Sedyawati, 2006: 330-331).</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span class="Apple-style-span" ><span>Selain </span><span lang="EN-US">Sejarah lokal merupakan sarana untuk pembentukan jati diri bangsa melalui kesadaran sejarah dan kesadaran budaya</span><span>, juga sebagai pendekatan seorang guru atau pengajar untuk mengenalkan kepada anak didik tentang kearifan-kearifan lokal yang ada di sekitar mereka. Pembelajaran seperti ini akan menjadikan anak didik paham dengan sejarah diri atau lingkungannya, yang bisa menjadikan anak didik menjadi peka dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Dan sebagai alternatif para guru untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sejarah sendiri, agar tidak diganggu oleh negri lain. Jika pembelajaran lokal tidak diajarkan pada generasi bangsa, dikhawatirkan sejarah-sejarah lokal yang seharusnya turun temurun dipahami generasi bangsa, sedikit demi sedikit hilang dari pengetahuan masyarakat.</span></span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;text-indent: 1cm; line-height: 150%; "><span >Dengan demikian, sejarah lokal tidak bisa disepelekan dalam pendidikan sejarah Indonesia. Harapan kami, pembelajaran sejarah lokal di sekolah-sekolah Indonesia harus diberikan ruang, agar sejarah lokal tidak hilang sampai kapanpun dari pengetahuan masyarakat. </span></p> <p class="MsoNoSpacing" align="left" style="text-align: justify;line-height: 150%; "><span><span > </span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:300%"><span lang="EN-US" ><b>DAFTAR PUSTAKA</b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" >Hasan, Said Hamid. (2007). <i>Kurikulum Sejarah dan Pendidikan Sejarah Lokal </i>dalam Sejarah Lokal; Penulisan dan Pembelajaran Sejarah. Bandung: Salamina Press.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family: "Times New Roman";mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi" >Kartodirdjo, Sartono. (1994). <i>Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif Sejarah</i>. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi" >Kartodirdjo, Sartono. (1994). <i>Pembangunan Bangsa tentang Nasionalisme, Kesadaran dan Kebudayaan Nasional</i>. Yogyakarta: Aditya Media.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span class="Apple-style-span" ><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi">Koentjaraningrat, (1984). <i>Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan</i></span><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman";mso-ascii-theme-font: major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman";mso-hansi-theme-font:major-bidi; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-theme-font:major-bidi; mso-ansi-language:IN">. </span><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt; line-height:150%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman";mso-ascii-theme-font: major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman";mso-hansi-theme-font:major-bidi; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-theme-font:major-bidi">Jakarta: Gramedia.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi" >Koentjaraningrat, (1986). <i>Pengantar Ilmu Antropologi</i>. Jakarta: Aksara Baru.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi" >Notosusanto, Nugroho. (1979). <i>Sejarah Demi Masa Kini</i>. Jakarta: UI press.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi" >Sedyawati, Edi. (2006). <i>Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah</i>. Jakarta: Rajawali Press.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi" >Sedyawati, Edi. (2006). “Tentang Sumberdaya Budaya”, <i>Sabda</i>: <i>Jurnal Kajian Kebudayaan</i>, Volume 1, Nomor 2, Desember 2006. Semarang: Fakultas Sastra Universitas Diponegoro.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi" >Sedyawati, Edi. (2007). <i>Keindonesiaan dalam Budaya: Buku 1 Kebutuhan Membangun Bangsa yang Kuat</i>. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi" >Sedyawati, Edi. (2008). <i>Keindonesiaan dalam Budaya: Buku 2 Dialog Budaya Nasional dan Etnik, Peranan Industri Budaya dan Media Massa, Warisan Budaya dan Pelestarian Dinamis.</i> Jakarta: Wedatama Widya Sastra.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span class="Apple-style-span" ><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi">Setiadi, Elly M., Kama A. Hakam, dan Ridwan Effendi. (2007). <i>Ilmu Sosial dan Budaya Dasar</i></span><i><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi;mso-ansi-language:IN">. </span></i><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family: "Times New Roman";mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi">Jakarta: Kencana Prenada Media Group.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi" >Sevilla, Consuelo, <i>et al</i>.(1993). <i>Pengantar Metode Penelitian</i>. Jakarta: UI Press.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi" >Smiers, Joost.( 2009). <i>Arts under Pressure: Memperjuangkan Keanekaragaman Budaya di Era Globalisasi</i>. Terjemahan Umi Haryati. Yogyakarta: Insistpress.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi" >Widja, G. (1988). <i>Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah dalam Perspektif Pendidikan</i>. Semarang: Satya Wacana.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt;line-height: 200%"><span class="Apple-style-span" ><b><span lang="EN-US">Wawan</span></b><b><span>c</span></b><b><span lang="EN-US">ara</span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span class="Apple-style-span" ><span lang="EN-US">Hadikarta</span><span> S. Pd</span><span lang="EN-US">, Guru Sejarah SMAN 3 Cirebon. (23 Desember 2009).</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span style="mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:major-bidi;mso-ansi-language:IN" >Rochjati S. Pd. Guru Sejarah SMAN 3 Cirebon (23 Desember 2009).</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span >M. Meiska Raihan, Siswa MTs N Tegal. (2 Januari 2010).</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span ><o:p> </o:p></span></p>Catatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5278161404905719204.post-11552481774973298572010-01-18T05:57:00.000+07:002010-01-18T06:08:43.419+07:00<p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b><span style="'line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:14.0pt;"><span style="font-family:arial;">PROPORSI SEJARAH LOKAL:</span></span></b></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b><i><span style="'line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:14.0pt;"><span style="font-family:arial;">TANTANGAN DAN PELUANG PEMBELAJARAN SEJARAH</span></span></i></b></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:300%"><b><i><span style="'line-height:300%;mso-ascii-font-family:font-size:14.0pt;"><span style="font-family:arial;">LOKAL DI SEKOLAH</span></span></i></b></p><p class="MsoNormal" align="justify" style="text-align:center;line-height:300%"><b><span style="'line-height:300%;mso-ascii-font-family:font-size:14.0pt;"><span style="font-family:arial;">Oleh: Rifky Azhari<br /></span></span></b></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="line-height:200%"><b><span style="'mso-bidi-font-size:"><span style="font-family:arial;">LATAR BELAKANG</span></span></b></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal"><b><span style="'line-height:150%;font-size:14.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"><span style="font-family:arial;"> </span></span></span></b><span style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">Belajar sejarah pada dasanya adalah belajar tentang kehidupan masyarakat. Berbagai aspek kehidupan dapat dipelajari dalam sejarah. Pembelajaran sejarah di sekolah sebaiknya lebih mudah dipahami siswa. Dalam pembelajaran sejarah hendaknya siswa dapat melihat langsung kehidupan yang nyata. Sejarah lokal dalam konteks pembelajaran di sekolah tidak hanya sebatas sejarah yang dibatasi oleh lingkup ruang yang bersifat administratif belaka, seperti sejarah provinsi, sejarah kabupaten, sejarah kecamatan, dan sejarah desa. Bertolak dari sejarah lokal inilah siswa dapat menyadari akan kekayaan tema kehidupan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat sekitarnya, sehingga siswa akan lebih bisa memahami dan memaknai peristiwa sejarah. Dengan dilatar belakangi hal tersebut, maka akhirnya kami mengangkat suatu judul “PROPORSI SEJARAH LOKAL: </span><i><span style="font-family:arial;">TANTANGAN DAN PELUANG PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH”. </span></i></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-top:12.0pt;line-height:200%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'mso-bidi-;font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">URGENSI SEJARAH LOKAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SEKOLAH</span></span></b></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Walaupun sebagian dari kalangan awam baik itu orang tua murid maupun siswa di sekolah mempertanyakan tentang adanya kegunaan pelajaran sejarah yang secara umum mereka ketahui hanyalah sebuah “cerita atau dongeng tentang masa lalu”, padahal secara kenyataannya bukan seperti itu, para ahli telah menyatakan bahwa sejarah itu memiliki kegunaan. </span></span><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Secara garis besar setidaknya terdapat tiga kegunaan sejarah, yaitu: </span><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-family:arial;">guna edukatif</span></i></b><span style="font-family:arial;">, </span><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style: normal"><span style="font-family:arial;">guna inspiratif</span></i></b><span style="font-family:arial;">, dan </span><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-family:arial;">guna rekreatif dan instruktif.</span></i></b></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Sejarah memiliki </span><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style: normal"><span style="font-family:arial;">guna edukatif</span></i></b><span style="font-family:arial;"> karena sejarah dapat memberikan kearifan bagi yang mempelajarinya, yang secara singkat dirumuskan oleh Bacon: “</span><i><span style="font-family:arial;">histories make man wise</span></i><span style="font-family:arial;">”. Sejarah yang memberikan perhatian pada masa lampau tidak dapat dipisahkan dari kemasakinian, karena semangat dan tujuan untuk mempelajari sejarah ialah nilai kemasakiniannya. Hal ini tersirat dari kata-kata Croce bahwa “</span><i><span style="font-family:arial;">all history is contemporary history</span></i><span style="font-family:arial;">”, yang kemudian dikembangkan oleh Carr bahwa sejarah adalah “</span><i><span style="font-family:arial;">unending dialogue between the present and the past</span></i><span style="font-family:arial;">” (Widja, 1988: 49-50). Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa apabila kita dapat memproyeksikan masa lampau ke masa kini, maka kita dapat menemukan makna edukattif dalam sejarah. </span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;"> Sejarah memiliki </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-family:arial;">guna inspiratif</span></i></b><span style="font-family:arial;"> karena sejarah dapat memberikan inspirasi kepada kita tentang gagasan-gagasan dan konsep-konsep yang dapat digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan masa kini, khususnya yang berkaitan dengan semangat untuk mewujudkan identitas sebagai suatu bangsa dan pembangunan bangsa.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;"> Sejarah memiliki </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-family:arial;">guna rekreatif</span></i></b><span style="font-family:arial;"> karena dengan membaca tulisan sejarah kita seakan-akan melakukan “perlawatan sejarah” karena menerobos batas waktu dan tempat menuju zaman masa lampau untuk “mengikuti” peristiwa yang terjadi. Sementara itu </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-family:arial;">guna instruktif</span></i></b><span style="font-family:arial;"> merupakan kegunaan sejarah untuk menunjang bidang-bidang ketrampilan tertentu (Notosusanto, 1979: 2-3).</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">Dalam hubungannya dengan guna edukatif dan inspiratif dari sejarah, dapat dikemukakan bahwa sejarah memiliki kaitan yang sangat erat dengan pendidikan pada umumnya dan pendidikan karakter bangsa pada khususnya. Melalui sejarah dapat dilakukan pewarisan nilai-nilai dari generasi terdahulu ke generasi masa kini. Dari pewarisan nilai-nilai itulah akan menumbuhkan kesadaran sejarah, yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk pembangunan watak bangsa (</span><i><span style="font-family:arial;">nation character building</span></i><span style="font-family:arial;">).</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">Pewarisan nilai-nilai dari generasi ke generasi ini dapat dilakukan dengan penggalian dan penyampaian sejarah lokal dalam pembelajaran sejarah disekolah, adapun pengertiannya sebagai berikut;</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:14.2pt"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">“Sejarah lokal dalam konteks pembelajaran di sekolah tidak hanya sebatas sejarah yang dibatasi oleh keruangan yang bersifat administratif belaka, seperti sejarah propinsi, sejara kabupaten, sejarah kecamatan dan sejarah desa” (Agus Mulyana dan Restu Gunawan, 2007: 2). Lokal disini juga lebih dijelaskan lagi oleh Taufik Abdullah (2005: 15) bahwa:</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm;text-indent:14.2pt"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">“Pengertian kata lokal tidak berbelit-belit, hanyalah ‘tempat, ruang’. Jadi ‘sejarah lokal’ hanyalahh berarti sejarah dari suatu ‘tempat’, suatu ‘locality’, yang batasannya ditentukan oleh ‘perjanjian’ yang diajukan penulis sejarah”. Batasan geografisnya dapat suatu tempat tinggal suku bangsa, yang kini mungkin telah mencangkup dua-tiga daerah administratif tingkat dua atau tingkat satu (suku bangsa Jawa, umpamanya) dan dapat pula suatu kota, atau malahan suatu desa”. </span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:1.0cm"><span style="'mso-ascii-font-family:"><o:p><span style="font-family:arial;"> </span></o:p></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Atas dasar nilai guna yang dimilikinya, tidak mengherankan apabila sejarah perlu diberikan kepada seluruh siswa di sekolah (dari SD sampai SMA) dalam bentuk mata pelajaran. </span></span><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Kedudukannya yang penting dan strategis dalam pembangunan watak bangsa merupakan fungsi yang tidak bisa digantikan oleh mata pelajaran lainnya. Namun demikian, tujuan pembelajaran sejarah itu tidak sepenuhnya dapat tercapai yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain berkaitan dengan proses pembelajarannya. Oleh karena itu, sepanjang seluruh eksponen dan komponen bangsa masih menginginkan eksistensi sebuah bangsa dan negaranya, upaya-upaya peningkatan kualitas pembelajaran sejarah sampai kapan pun masih menemukan signifikansinya. Dalam hal ini guru menduduki posisi yang penting dan strategis dalam peningkatan kualitas pembelajaran sejarah. Sehubungan dengan hal itu, guru harus selalu meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah, dengan memperhatikan empat pilar pembelajaran sebagaimana telah dideklarasikan oleh Unesco (1988), yaitu: 1) </span><i><span style="font-family:arial;">learning to know</span></i><span style="font-family:arial;"> (pembelajaran untuk tahu), </span><i><span style="font-family:arial;">learning to do</span></i><span style="font-family:arial;"> (pembelajaran untuk berbuat), 3) </span><i><span style="font-family:arial;">learning to be</span></i><span style="font-family:arial;"> (pembelajaran untuk membangun jati diri, dan 4) </span><i><span style="font-family:arial;">learning to live together</span></i><span style="font-family:arial;"> (pembelajaran untuk hidup bersama secara harmonis) (Setiadi, 2007: 2).</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US"><span style="font-family:arial;">Selain itu, dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 40 Ayat 1 butir</span><span style="mso-spacerun:yes"><span style="font-family:arial;"> </span></span><span style="font-family:arial;">disebutkan bahwa “pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh ‘kesempatan menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas”. Pasal ini memberikan peluang bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan dukungan sarana, prasarana, dan fasilitas yang memadai. Pasal ini dipertegas oleh kewajiban pendidik dan tenaga kependidikan yang tertuang dalam pasal 40 Ayat 2 butir a yang menyatakan bahwa pendidik berkewajiban “menciptakan suasana yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis”, sehingga interaksi belajar yang monolog dan komunikasi satu arah tidak lagi menjadi satu-satunya model pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang bersifat indoktrinatif dapat menghalangi aktivitas dan kreativitas siswa, sehingga menjadikannya pribadi yang pasif (Setiadi, dkk., 2007; 3).</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US"><span style="font-family:arial;"> Berdasarkan uraian di atas, maka guru dituntut untuk selalu mengembangkan diri agar meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah kepada siswa, sehingga tujuan pembelajaran sejarah dan IPS-Sejarah dapat tercapai. </span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US"><o:p><span style="font-family:arial;"> </span></o:p></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><b><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">PENGERTIAN SUMBERDAYA SEJARAH LOKAL DALAM PEMANFAATAN BUDAYA LOKAL</span></span></b></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Sebelum membicarakan tentang pemanfaatan sumber daya sejarah lokal untuk peningkatan kualitas pembelajaran sejarah dan IPS-Sejarah, kita perlu mendefinisikan istilah “sumberdaya sejarah (lokal) terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar kita memiliki pemahaman yang sama tentang istilah tersebut yang bermanfaat untuk dijadikan landasan dalam pembahasan lebih lanjut. </span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Istilah “sumberdaya” mengacu kepada sesuatu yang memiliki potensi dan dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan sesuatu yang memiliki potensi itu biasanya digunakan untuk pencapaian tujuan tertentu yang dapat diukur dari segi “produktivitas”. Apabila di belakang istilah itu ditambahkan dengan kata “lokal” (menjadi “sumberdaya lokal”), maka istilah itu memiliki arti bahwa sesuatu yang digunakan atau dimanfaatkan itu adalah hal-hal yang bersifat budaya [lokal] (Sedyawati, 2006: 169). Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: apakah budaya dan budaya lokal itu? </span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Budaya (sering juga disebut kebudayaan) adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1984: 9; dan 1986: 180). J.J. Honigmann dalam </span><i><span style="font-family:arial;">The World of Man</span></i><span style="font-family:arial;"> (1959) membedakan adanya tiga gejala kebudayaan, yaitu </span><i><span style="font-family:arial;">ideas</span></i><span style="font-family:arial;">, </span><i><span style="font-family:arial;">activities</span></i><span style="font-family:arial;">, dan </span><i><span style="font-family:arial;">artifacts</span></i><span style="font-family:arial;">. Sejalan dengan hal tersebut Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan dapat digolongkan dalam tiga wujud. </span><i><span style="font-family:arial;">Pertama</span></i><span style="font-family:arial;">, wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan. Wujud pertama merupakan wujud ideal dari kebudayaan yang bersifat abstrak (tidak dapat diraba, dipegang, atau difoto), berada di alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan hidup. Kebudayaan ideal ini disebut pula tata kelakukan yang berfungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan, dan perbuatan manusia dalam masyarakat. Para ahli antropologi dan sosiologi menyebut wujud ideal dari kebudayaan ini dengan </span><i><span style="font-family:arial;">cultural system</span></i><span style="font-family:arial;"> (sistem budaya) yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah adat atau adat istiadat (dalam bentuk jamak). </span><i><span style="font-family:arial;">Kedua</span></i><span style="font-family:arial;">, wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud kebudayaan tersebut dinamakan sistem sosial (</span><i><span style="font-family:arial;">social system</span></i><span style="font-family:arial;">). Wujud kebudayaan ini dapat diobservasi, difoto, dan didokumentasi karena dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi satu dengan yang lain. Sistem sosial merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat konkret dalam bentuk perilaku dan bahasa. </span><i><span style="font-family:arial;">Ketiga</span></i><span style="font-family:arial;">, wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia; bersifat paling konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat dilihat, diraba, dan difoto. Wujud kebudayaan yang ketiga ini disebut kebudayaan fisik (</span><i><span style="font-family:arial;">material culture</span></i><span style="font-family:arial;">).</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Ketiga wujud kebudayaan dalam realitas kehidupan masyarakat tentu tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan dan karya manusia. Ide-ide dan tindakan menghasilkan benda-benda yang merupakan kebudayaan fisik. Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk lingkungan hidup tertentu yang dapat mempengaruhi tindakan dan cara berpikir masyarakat (Koentjaraningrat, 1984: 5-6; dan 1986: 186-188). </span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Sementara itu, budaya lokal merupakan istilah yang biasanya digunakan untuk membedakan suatu budaya dari budaya nasional (Indonesia) dan budaya global. Budaya lokal adalah budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang menempati lokalitas tertentu yang berbeda dari budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang berada di tempat yang lain. Di Indonesia istilah budaya lokal juga sering disepadankan dengan budaya etnik/ subetnik atau budaya daerah</span></span><span style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">. </span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Sumber</span></span><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;"> </span></span><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">daya budaya mencakup tiga wujud kebudayaan tersebut. Dengan kata lain sumberdaya budaya tidak hanya yang bersifat kebendaan saja, dan juga tidak hanya yang berasal dari masa lampau. Dalam arti yang luas, sumberdaya budaya meliputi hasil-hasil budaya baik yang kebendaan dan dapat disentuh (</span><i><span style="font-family:arial;">tangible</span></i><span style="font-family:arial;">) (benda cagar budaya) maupun yang nonbenda (</span><i><span style="font-family:arial;">intangible</span></i><span style="font-family:arial;">) seperti konsep-konsep dan ekspresi-ekspresi budaya melalui suaradan atau gerak yang berlalu dalam waktu (Sedyawati, 2006: 94). </span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span style="'mso-ascii-font-family:"><o:p><span style="font-family:arial;"> </span></o:p></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><b><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">PEMANFAATAN SUMBERDAYA LOKAL UNTUK PEMBELAJARAN SEJARAH DAN IPS</span></span></b></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Ada satu pertanyaan penting mengapa sumberdaya lokal perlu dimanfaatkan untuk pembelajaran sejarah dan IPS-Sejarah? Jawabannya adalah karena pemanfaatan khasanah sumberdaya lokal dalam pembelajaran di sekolah dapat berfungsi sebagai titik tolak untuk upaya pembentukan jati diri bangsa melalui kesadaran sejarah dan kesadaran budaya. Pada dasarnya kesadaran sejarah mempersyaratkan beberapa hal. </span><i><span style="font-family:arial;">Pertama</span></i><span style="font-family:arial;">, pengetahuan tentang fakta-fakta sejarah yang mewujudkan bangsa Indonesia, kemudian membawa bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. </span><i><span style="font-family:arial;">Kedua</span></i><span style="font-family:arial;">, pengetahuan tentang upaya-upaya kekuatan-kekuatan dari luar Indonesia untuk menguasai kekuasaan di Indonesia dengan usaha-usaha dominasi ekonomi dan militer. </span><i><span style="font-family:arial;">Ketiga</span></i><span style="font-family:arial;">, pemihakan yang kuat untuk martabat dan kewibawaan bangsa dan negara Indonesia di hadapan bangsa-bangsa lain, setelah menyimak sejarah bangsa. </span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Sementara itu, kesadaran budaya ditandai oleh empat hal. </span><i><span style="font-family:arial;">Pertama</span></i><span style="font-family:arial;">, pengetahuan tentang adanya berbagai kebudayaan yang masing-masing mempunyai jati diri dan keunggulan-keunggulannya. </span><i><span style="font-family:arial;">Kedua</span></i><span style="font-family:arial;">, sikap terbuka untuk menghargai dan berusaha memahami kebudayaan-kebudayaan suku bangsa di luar suku bangsanya sendiri. </span><i><span style="font-family:arial;">Ketiga</span></i><span style="font-family:arial;">, pengetahuan tentang adanya riwayat perkembangan budaya di berbagai tahap masa silam. </span><i><span style="font-family:arial;">Keempat</span></i><span style="font-family:arial;">, pengertian bahwa di samping merawat dan mengembangkan unsur-unsur warisan budaya, kita sebagai bangsa Indonesia yang bersatu juga sedang memperkembangkan sebuah kebudayaan baru, kebudayaan nasional (Sedyawati, 2006: 330-331).</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa sumberdaya budaya (lokal) merupakan sarana untuk pembentukan jati diri bangsa melalui kesadaran sejarah dan kesadarajn budaya.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal"><b><span style="'mso-ascii-font-family:"><o:p><span style="font-family:arial;"> </span></o:p></span></b></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="line-height:200%"><b><span style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">PROPORSI SEJARAH LOKAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SEKOLAH</span></span></b></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal"><b><span style="'mso-ascii-font-family:"><span style="mso-tab-count: 1"><span style="font-family:arial;"> </span></span></span></b><span style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Pembelajaran sejarah lokal di setiap sekolah memiliki proporsi yang berbeda, tetapi esensinya sama. Mengenalkan anak didik dengan sejarah yang ada di sekitarnya. Menurut salah satu guru sejarah yang kami wawancarai tentang proporsi pembelajaran sejarah lokal di sekolahnya, bisa dikatakan dalam tiga pertemuan, beliau menggunakan satu pertemuan untuk menyisipkan sejarah lokal dalam pelajarannya. Walaupun memang, pembelajaran sejarah lokal lebih mengasyikan bila metode pembelajarannya tepat. Tidak seperti sejarah nasional yang hanya dengan diskusi dan ceramah saja sudah cukup sebagai metode yang digunakan guru. Berdasarkan narasumbertesebut jika, proporsi sejarah lokal dengan sejarah nasional dapat dikatakan 70 : 30. Maksudnya, 70% adalah materi sejarah nasional, sedangkan 30% adalah materi sejarah lokal. Hal ini dilakukan agar, siswa dapat memahami dan mengerti akan kekayaan sejarah lokal yang ada di daerahnya tanpa melupakan sejarah nasional sebagai pijakan akan materi pembahasan dalam kurikulum. </span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal"><span style="'mso-ascii-font-family:"><o:p><span style="font-family:arial;"> </span></o:p></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="line-height:200%"><b><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">SEPERTI APA ANTUSIASME SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL?</span></span></b></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Berdasarkan sharing salah satu siswa MTs N Tegal tentang pembelajaran sejarah di sekolahnya (di kelasnya), sejarah ditanggapi dengan berbagai sikap. Khusus dengan siswa ini, berbeda. Ia sedikit respek ke pelajaran yang mengutamakan penghapalan. Satu contoh waktu kami berbincang tentang materi pembelajaran sejarah lokal di kelasnya, berbeda dengan teman-temannya yang lain yang sibuk dengan dirinya sendiri dan tak fokus. Beberapa kali guru juga mengingatkan siswa-siswinya untuk diam dan fokus. Saat pelajaran sejarah lokal, hanya sedikit siswa yang masih mau mendengarkan cerita dari sang guru, salah satunya siswa yang saya wawancarai. “Sebenarnya banyak siswa yang suka dengan sejarah, cuman gurunya saja yang kadang kurang bisa menyampaikannya dengan menarik,” katanya. Dalam pembelajaran sejarah lokal di kelasnya, awalnya mereka antusias, apalagi objek cerita ada di sekitar mereka. Tapi berhubung guru tak memiliki metode yang praktis dan menarik, siswa bukan hanya acuh, tapi juga ingin cepat-cepat pelajaran itu selesai. Contoh saat menceritakan tentang sejarah Tegal. Bagaimana sosok pendiri Kota Tegal yang masih kerabat dengan raja Demak abad ke-16 datang ke sebuah pesisir yang tak berpenghuni. Hingga ia mendirikan sebuah dusun dan padepokan untuk menyebarkan syiar Islam. Cerita ini sebenarnya menarik, apalagi dengan dikaitkannya dengan Kerajaan Mataram Islam, yang ada kaitannya dengan pendiri Kota Tegal tersebut. Dengan menghubungkan cerita tersebut dengan salah satu tayangan televisi dulu tentang ‘Misteri Gunung Merapi’ yang mengambil latar sejarah Islam, khususnya kerajaan Mataram Islam.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Namun, tak sedikit juga yang memiliki tingkat keingintahuan yang bagus, dengan bekal cerita dari gurunya, ia (siswa yang kami wawancarai) dan beberapa temannya menvari sumber-sumber tulisan yang berkaitan dengan itu. Meskipun tidak ada tugas dari guru untuk mencari referensi lain tentang sejarah lokal tersebut. Hingga mereka berkunjung ke makam ‘Mbah Panggung’ atau Raden Sayyid Abdurrahman sebagai pendiri Tegal, dan makam Sultan Trenggono (salah satu pejabat Kerajaan Mataram) untuk mewawancarai petugas penjaga makamnya tentang sejarah tokoh-tokoh tersebut.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm"><span style="'mso-ascii-font-family:"><o:p><span style="font-family:arial;"> </span></o:p></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm"><span style="'mso-ascii-font-family:"><o:p><span style="font-family:arial;"> </span></o:p></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm"><span style="'mso-ascii-font-family:"><o:p><span style="font-family:arial;"> </span></o:p></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="line-height:200%"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">KENDALA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL</span></span></b></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal"><span style="'mso-ascii-font-family:"><span style="mso-tab-count: 1"><span style="font-family:arial;"> </span></span><span style="font-family:arial;">Ada banyak sekali kendala dalam pembelajaran Sejarah Lokal, baik itu yang berkenaan dengan konseptual maupun praktis. Secara konseptual salah satu kendalanya adalah seperti yang diutarakan oleh Said Hamid Hasan (2007: 189-190) pada jenjang pendidikan menengah terutama untuk sekolah umum (SMA) yang mempersiapkan peserta didik untuk meniti pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi, maka kemampuan pemahaman maupun </span><i style="mso-bidi-font-style: normal"><span style="font-family:arial;">skills </span></i><span style="font-family:arial;">yang diperlukan dalam disiplin sejarah sudah selayaknya diperkenalkan. </span></span><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Selain itu tujuan pembelajaran sejarah berikutnya yaitu seperti apa yang dikemukakan oleh NCHS yaitu </span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-family:arial;">historical thinking, historical analysis and interpretation, </span></i><span style="font-family:arial;">dan </span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="mso-spacerun:yes"><span style="font-family:arial;"> </span></span><span style="font-family:arial;">historical research capabilities </span></i><span style="font-family:arial;">dapat dikembangkan sebagai fokus utama. Selain itu juga dalam konteks yang diusulkan Departemen Pendidikan New York maka tujuannya adalah:</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l0 level1 lfo1"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="mso-list:Ignore"><span style="font-family:arial;">1.</span><span style="'font:7.0pt"><span style="font-family:arial;"> </span></span></span></span><i style="mso-bidi-font-style: normal"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">The skill of historical analysis include the ability to: explain the significance of historical evidence; eigh the importance, reliability, and validity of evidence; understand the concept of multiple causation; understand the importance of changing and competing interpretations of different historical developments.</span></span></i></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l0 level1 lfo1"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="mso-list:Ignore"><span style="font-family:arial;">2.</span><span style="'font:7.0pt"><span style="font-family:arial;"> </span></span></span></span><i style="mso-bidi-font-style: normal"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Establishing time frames, exploring different periodizations, examining themes across time and within cultures, and focusing on important turning points inworld history help organize the study of world cultures an civilizations.</span></span></i></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Kemampuan seperti diatas, menerut Hamid Hasan (2007: 190) tidak mendapatkan perhatian dalam KURIKULUM SEJARAH SMA dan MA 2004. Pemahaman terhadap peristiwa sejarah memang menonjol tetapi </span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-family:arial;">skills</span></i><span style="font-family:arial;"> dalam sejarah serta pengembangan wawasan belum mendapatkan tempat yang seharusnya. </span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Permasalahan besar yang dihadapi dalam pengembangan sejarah lokal adalah ketersediaan sumber. Tulisan-tulisan mengenai berbagai peristiwa sejarah lokal belum banyak tersedia. Hal ini menjadi kedala dalam pembelajaran sejarah lokal.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Selain itu, berdasarkan wawancara dengan salah satu guru sejarah di kota Cirebon, kendala dalam pembelajaran sejarah lokal adalah waktu dan biaya. Maksudnya, dikarenakan sumbernya yang minim, dibutuhkan waktu dan biaya yang cukup menyita perhatian para guru sejarah. Hal inilah yang menyebabkan kurang antusiasmenya guru sejarah untuk menggali potensi sejarah lokal di daerahnya.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm"><span style="'mso-ascii-font-family:"><o:p><span style="font-family:arial;"> </span></o:p></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="line-height:200%"><b><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">KESIMPULAN</span></span></b></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Pemanfaatan khasanah sumberdaya budaya lokal dalam pembelajaran di sekolah dapat berfungsi sebagai titik tolak untuk upaya pembentukan jati diri bangsa melalui kesadaran sejarah dan kesadaran budaya. Pada dasarnya kesadaran sejarah mempersyaratkan beberapa hal. </span><i><span style="font-family:arial;">Pertama</span></i><span style="font-family:arial;">, pengetahuan tentang fakta-fakta sejarah yang mewujudkan bangsa Indonesia, kemudian membawa bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. </span><i><span style="font-family:arial;">Kedua</span></i><span style="font-family:arial;">, pengetahuan tentang upaya-upaya kekuatan-kekuatan dari luar Indonesia untuk menguasai kekuasaan di Indonesia dengan usaha-usaha dominasi ekonomi dan militer. </span><i><span style="font-family:arial;">Ketiga</span></i><span style="font-family:arial;">, pemihakan yang kuat untuk martabat dan kewibawaan bangsa dan negara Indonesia di hadapan bangsa-bangsa lain, setelah menyimak sejarah bangsa. </span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Sementara itu, kesadaran budaya ditandai oleh empat hal. </span><i><span style="font-family:arial;">Pertama</span></i><span style="font-family:arial;">, pengetahuan tentang adanya berbagai kebudayaan yang masing-masing mempunyai jati diri dan keunggulan-keunggulannya. </span><i><span style="font-family:arial;">Kedua</span></i><span style="font-family:arial;">, sikap terbuka untuk menghargai dan berusaha memahami kebudayaan-kebudayaan suku bangsa di luar suku bangsanya sendiri. </span><i><span style="font-family:arial;">Ketiga</span></i><span style="font-family:arial;">, pengetahuan tentang adanya riwayat perkembangan budaya di berbagai tahap masa silam. </span><i><span style="font-family:arial;">Keempat</span></i><span style="font-family:arial;">, pengertian bahwa di samping merawat dan mengembangkan unsur-unsur warisan budaya, kita sebagai bangsa Indonesia yang bersatu juga sedang memperkembangkan sebuah kebudayaan baru, kebudayaan nasional (Sedyawati, 2006: 330-331).</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Selain </span></span><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Sejarah lokal merupakan sarana untuk pembentukan jati diri bangsa melalui kesadaran sejarah dan kesadaran budaya</span></span><span style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">, juga sebagai pendekatan seorang guru atau pengajar untuk mengenalkan kepada anak didik tentang kearifan-kearifan lokal yang ada di sekitar mereka. Pembelajaran seperti ini akan menjadikan anak didik paham dengan sejarah diri atau lingkungannya, yang bisa menjadikan anak didik menjadi peka dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Dan sebagai alternatif para guru untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sejarah sendiri, agar tidak diganggu oleh negri lain. Jika pembelajaran lokal tidak diajarkan pada generasi bangsa, dikhawatirkan sejarah-sejarah lokal yang seharusnya turun temurun dipahami generasi bangsa, sedikit demi sedikit hilang dari pengetahuan masyarakat.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><span style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Dengan demikian, sejarah lokal tidak bisa disepelekan dalam pendidikan sejarah Indonesia. Harapan kami, pembelajaran sejarah lokal di sekolah-sekolah Indonesia harus diberikan ruang, agar sejarah lokal tidak hilang sampai kapanpun dari pengetahuan masyarakat. </span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNoSpacing" align="left" style="text-align:left;line-height:150%"><span style="'mso-ascii-font-family:"><span style="mso-tab-count:1"><span style="font-family:arial;"> </span></span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:300%"><b><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">DAFTAR PUSTAKA</span></span></b></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Hasan, Said Hamid. (2007). </span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-family:arial;">Kurikulum Sejarah dan Pendidikan Sejarah Lokal </span></i><span style="font-family:arial;">dalam Sejarah Lokal; Penulisan dan Pembelajaran Sejarah. Bandung: Salamina Press.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">Kartodirdjo, Sartono. (1994). </span><i><span style="font-family:arial;">Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif Sejarah</span></i><span style="font-family:arial;">. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">Kartodirdjo, Sartono. (1994). </span><i><span style="font-family:arial;">Pembangunan Bangsa tentang Nasionalisme, Kesadaran dan Kebudayaan Nasional</span></i><span style="font-family:arial;">. Yogyakarta: Aditya Media.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">Koentjaraningrat, (1984). </span><i><span style="font-family:arial;">Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan</span></i></span><span style="'mso-bidi-;font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">. </span></span><span lang="EN-US" style="'mso-bidi-;font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">Jakarta: Gramedia.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">Koentjaraningrat, (1986). </span><i><span style="font-family:arial;">Pengantar Ilmu Antropologi</span></i><span style="font-family:arial;">. Jakarta: Aksara Baru.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">Notosusanto, Nugroho. (1979). </span><i><span style="font-family:arial;">Sejarah Demi Masa Kini</span></i><span style="font-family:arial;">. Jakarta: UI press.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">Sedyawati, Edi. (2006). </span><i><span style="font-family:arial;">Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah</span></i><span style="font-family:arial;">. Jakarta: Rajawali Press.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">Sedyawati, Edi. (2006). “Tentang Sumberdaya Budaya”, </span><i><span style="font-family:arial;">Sabda</span></i><span style="font-family:arial;">: </span><i><span style="font-family:arial;">Jurnal Kajian Kebudayaan</span></i><span style="font-family:arial;">, Volume 1, Nomor 2, Desember 2006. Semarang: Fakultas Sastra Universitas Diponegoro.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">Sedyawati, Edi. (2007). </span><i><span style="font-family:arial;">Keindonesiaan dalam Budaya: Buku 1 Kebutuhan Membangun Bangsa yang Kuat</span></i><span style="font-family:arial;">. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. </span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">Sedyawati, Edi. (2008). </span><i><span style="font-family:arial;">Keindonesiaan dalam Budaya: Buku 2 Dialog Budaya Nasional dan Etnik, Peranan Industri Budaya dan Media Massa, Warisan Budaya dan Pelestarian Dinamis.</span></i><span style="font-family:arial;"> Jakarta: Wedatama Widya Sastra.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">Setiadi, Elly M., Kama A. Hakam, dan Ridwan Effendi. (2007). </span><i><span style="font-family:arial;">Ilmu Sosial dan Budaya Dasar</span></i></span><i><span style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">. </span></span></i><span lang="EN-US" style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">Jakarta: Kencana Prenada Media Group.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">Sevilla, Consuelo, </span><i style="mso-bidi-font-style: normal"><span style="font-family:arial;">et al</span></i><span style="font-family:arial;">.(1993). </span><i><span style="font-family:arial;">Pengantar Metode Penelitian</span></i><span style="font-family:arial;">. Jakarta: UI Press.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">Smiers, Joost.( 2009). </span><i><span style="font-family:arial;">Arts under Pressure: Memperjuangkan Keanekaragaman Budaya di Era Globalisasi</span></i><span style="font-family:arial;">. Terjemahan Umi Haryati. Yogyakarta: Insistpress.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:1.4pt;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-1.0cm"><span lang="EN-US" style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">Widja, G. (1988). </span><i><span style="font-family:arial;">Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah dalam Perspektif Pendidikan</span></i><span style="font-family:arial;">. Semarang: Satya Wacana.</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt;line-height: 200%"><b><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Wawan</span></span></b><b><span style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">c</span></span></b><b><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">ara</span></span></b></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">Hadikarta</span></span><span style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;"> S. Pd</span></span><span lang="EN-US" style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">, Guru Sejarah SMAN 3 Cirebon. (23 Desember 2009).</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span style="'mso-bidi-line-height:150%;mso-ascii-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="font-family:arial;">Rochjati S. Pd. Guru Sejarah SMAN 3 Cirebon (23 Desember 2009).</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span style="'mso-ascii-font-family:"><span style="font-family:arial;">M. Meiska Raihan, Siswa MTs N Tegal. (2 Januari 2010).</span></span></p><span style="font-family:arial;"> </span><p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span style="'mso-ascii-font-family:"><o:p><span style="font-family:arial;"> </span></o:p></span></p>Catatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5278161404905719204.post-23245830252341731492009-12-01T21:16:00.001+07:002011-04-26T08:46:06.898+07:00UPI<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5QCH-ijicH_w3m_nBMyHXMKWUtJfQTSgd-JLlAYEBcGQKSYABEiNWX270d8BbelIwsoazzEX9wdr0_PxyNL484CO4L_6okAkm5NCHHHWQiSUFP1Fr_blvHRA_bq1yQe5W_a4m17k5vFPK/s1600/images.jpeg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="text-align: center;float: left; margin-top: 0pt; margin-right: 10px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0pt; cursor: pointer; width: 118px; height: 112px; " src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5QCH-ijicH_w3m_nBMyHXMKWUtJfQTSgd-JLlAYEBcGQKSYABEiNWX270d8BbelIwsoazzEX9wdr0_PxyNL484CO4L_6okAkm5NCHHHWQiSUFP1Fr_blvHRA_bq1yQe5W_a4m17k5vFPK/s320/images.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5410272427091530626" border="0" /></a>Catatan Kecil Azharihttp://www.blogger.com/profile/11498981482244790128noreply@blogger.com0