RSS

LAPORAN PENELITIAN KUALITAS PELAYANAN BIMBINGAN dan KONSELING di SMA SANTA ANGELA


Oleh:

Rifky Azhari


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan suatu layanan bantuan bagi peserta didik (siswa) melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas, yang disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal (A. Juntika, 2006: 26). Dengan demikian jelas bahwa tujuan dari adanya layanan Bimbingan dan Konseling ini tidak lain adalah utnuk membantu siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya. Lebih jauh Juntika mengemukakan bahwa tujuan layanan Bimbingan dan Konseling ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk membantu siswa agar (1) memiliki kesadaran pemahaman tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya, dan agama); (2) mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku bagi penyesuaian dirinya dengan lingkungannya; (3) mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, serta mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.

Layanan Bimbingan dan Konseling dalam hal mencapai tujuan-tujuannya tersebut harus mampu menggunakan strategi-strategi tertentu agar tujuan yang diharapkan bisa terwujud. Strategi-strategi Bimbingan dan Konseling yang ditempuh juga harus sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Bimbingan dan Konseling, dimana prinsip-prinsip tersebut diantaranya adalah (A. Juntika, 2006: 18):

  1. Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu
  2. Bimbingan bersifat individualisasi
  3. Bimbingan menekankan hal yang positif
  4. Bimbingan merupakan usaha bersama
  5. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial
  6. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting

Ditinjau dari segi teoritis, memang layanan Bimbingan dan Konseling ini merupakan suatu layanan yang ideal dalam upaya membantu optimalisasi tumbuh kembang peserta didik. Di zaman globalisasi seperti saat ini, pentingnya keberadaan layanan Bimbingan dan Konseling tidak dapat terelakan. Karena arus globalisasi dan modernisasi yang tak terbendung acapkali diiringi oleh beribu masalah dalam kehidupan. Disini lah peran layanan Bimbingan dan Konseling sangat diharapkan dapat membantu peserta didik dalam mengatasi permasalahannya yang sangat kompleks. Namun, pertanyaannya apakah kondisi di lapangan mengenai layanan Bimbingan dan Konseling ini sudah sesuai dengan konsep maupun teori yang menjadi dasar layanan Bimbingan dan Konseling.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini, layanan Bimbingan dan Konseling masih dipandang sebelah mata bagi segelintir orang, khususnya bagi para siswa. Banyak diantara siswa yang masih menganggap layanan Bimbingan dan Konseling sebagai suatu layanan yang hanya diperuntukkan bagi siswa bermasalah. Sehingga banyak siswa yang enggan untuk memanfaatkan layanan Bimbingan dan Konseling untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi mereka karena pencitraan negatif terhadap layanan Bimbingan dan Konseling yang sudah melekat. Kalaupun ada siswa yang memanfaatkan layanan Bimbingan dan Konseling ini, maka jumlahnya pun masih sedikit. Umumnya mereka menggunakan layanan Bimbingan dan Konseling ini pada saat pemilihan jurusan sewaktu di kelas X dan pada saat akan masuk Perguruan Tinggi di akhir kelas XII.

Persepsi yang negatif tersebut juga disebabkan adanya anggapan bahwa layanan Bimbingan dan Konseling merupakan satu cara yang menekan aspirasi. Padahal sebenarnya Bimbingan dan Konseling ini merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membantu membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang. Sementara itu pencitraan negatif terhadap Bimbingan dan konseling juga diperburuk oleh masih adanya guru pembimbing yang kinerjanya tidak profesional. Mereka masih lemah dalam memahami konsep-konsep bimbingan secara komprehensif, menyusun program bimbingan, dan mengimplementasikan teknik-teknik bimbingan. Kurangnya profesionalitas guru Bimbingan dan Konseling juga dapat disebabkan karena pengangkatan guru mata pelajaran tertentu menjadi guru pembimbing.

Pencitraan negatif terhadap layanan Bimbingan dan Konseling itu menyebabkan peran dan fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah menjadi tidak optimal. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya baik dari sekolah maupun guru Bimbingan dan Konseling untuk memulihkan citra layanan Bimbingan dan Konseling ini agar keberadaannya dapat dimanfaatkan sesuai dengan peran dan fungsinya. Salah satu upaya untuk memulihkan citra layanan Bimbingan dan Konseling adalah dengan melakukan peningkatan kualitas layanan bimbingan. Dalam hal ini, kami mencoba untuk melakukan penelitian sederhana mengenai kualitas layanan Bimbingan dan Konseling di SMA Santa Angela, Bandung.


BAB 2

HASIL LAPANGAN

Rekapitulasi data sebaran kuisioner mengenai masalah yang dikonsultasikan pada layanan BK di kelas XI IPS 2 SMA Santa Angela

No

Jenis Kelamin (L/P)

Masalah Yang Dikonsultasikan

Contoh

1

L

Belajar dan pribadi

Kesulitan mata pelajaran tertentu; masalah pacaran

2

P

Karir dan pribadi

Pengambilan jurusan kuliah dan program studi; bermasalah dengan aturan sekolah, guru, dan kepala sekolah.

3

P

-

-

4

P

Belajar

Nilai yang kurang

5

L

Belajar dan pribadi

Malas; masalah pacaran

6

P

Pribadi

Masalah keluarga

7

L

-

-

8

P

Belajar

Waktu kelas X, masuk jurusan mana di kelas XI

9

L

Belajar; karir; pacar

Motivasi kurang; kerja ke depan; masalah pacaran

10

L

Belajar

Nilai yang jelek

11

P

Belajar

Pemilihan jurusan di kelas XI

12

L

Belajar

Malas belajar dan cara belajar

13

P

-

-

14

P

Belajar

Cara belajar dan nilai-nilai yang kurang

15

P

Belajar; sosial

Proses belajar dan cara belajar; hubungan dengan teman

16

P

Belajar

Arahan untuk masuk penjurusan di kelas XI

17

L

Belajar; pribadi

Kurang motivasi; minat belajar yang terganggu dari factor keluarga (intern).

18

P

Belajar

Cara efektif dalam belajar mengurangi kemalasan

19

P

Belajar

Cara belajar dan pemilihan jurusan di kelas XI

20

L

-

-

21

P

Belajar; pribadi

Masalah nilai dan cara belajar; soal teman dan keluarga

22

P

Belajar; karir

Masalah dengan guru; jurusan untuk universitas

23

L

-

-

24

P

Belajar

Cara membagi waktu belajar dan melatih ingatan

25

P

Belajar

Nilai yang kurang

26

P

Belajar

Nilai yang kurang

27

L

-

-

28

L

Belajar

Pola belajar

29

P

Belajar; pribadi

Nilai yang kurang; masalah keluarga

30

P

-

-

31

L

Belajar; karir

Perkembangan belajar; pemilihan kerja/ jurusan di universitas

32

P

-

-

33

P

-

-

34

L

Belajar; pribadi

Nilai; kelakuan di sekolah

35

P

-

-

36

L

-

-

37

L

Belajar

Nilai-nilai yang kurang

38

L

Belajar

Nilai

39

P

-

-

40

P

Belajar

Malas

Diagram Perbandingan Masalah Yang Dikonsultasikan

Siswa SMA Santa Angela

Jumlah Siswa : 40

Jumlah Laki-laki : 16

Jumlah Perempuan : 34

Masalah Belajar : 26

Karir : 4

Pribadi : 8

Sosial : -

Tidak pernah konsultasi : 12

Kesimpulan :

  1. Bidang Belajar

Bidang belajar merupakan bidang yang paling banyak dikonsultasikan oleh sebagian besar siswa kelas XI IPS 2. Bidang belajar yang dikonsultasikan meliputi konsultasi mengenai nilai-nilai mata pelajaran yang kurang, konsultasi mengenai cara emmbagi waktu belajar, pemilihan jurusan waktu di kelas x dan konsultasi dalam emngatasi kemalasan.

  1. Bidang Karir

Sebagian besar siswa kelas XI IPS 2 tidak mengkonsultasikan masalah karir dalam layanan BK. Hanya ada sekitar 4 siswa yang mengkonsultasikan masalah karir, seperti pemilihan pekerjaan yang cocok di masa depan dan tidak ada yang mengkonsultasikan tentang orientasi pekerjaan setelah lulus SMA, karena kebanyakan dari mereka akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

  1. Bidang Sosial

Dari keseluruhan siswa kelas XI IPS 2 tidak ada satupun yang mengkonsultasikan masalah sosial dalam penggunaan layanan BK. Rata-rata, siswa memasukkan masalah sosial seperti hubungan pertemanan ke dalam masalah pribadi.

  1. Bidang Pribadi

Bidang pribadi merupakan bidang yang paling banyak dikonsultasikan oleh siswa kleas XI IPS 2 setelah bidang belajar. Masalah pribadi yang dikonsultasikan meliputi masalah dalam keluarga dan masalah hubungan hubungan dengan teman dekat.


BAB 3

PEMBAHASAN

Jones (1963 dalam Walgito, 2005: 6) mengatakan bahwa pengertian konseling adalah sebagai berikut:

”Counseling is talking over a problem with some one. Usually but not always, one of the two has facts or experiences or abilities not possesed to the same degree by the other. The process of counselling involves a clearing up of the problem by discussion.”

Kottler dan Brown ( dalam Surya, 2003: 7) menjelaskan bahwa konserling yaitu;

Konserling adalah suatu profesi; dengan suatu sejarah dan perangkat standar dan etika yang membedakan dari dispilin; dan suatu proses, yang sedang berjalan, selalu berubah, dinamik, dan terbuka, yang dapat dibatasi dan operasional dalam tahapan, tingkat, titik akhir; yang melibatkan suatu hubungan; baik dalam format kelompok, keluarga maupun individual yang bersifat asuhan, persahabatan, terbuka, dan mengarah kepada kontak psikologis yang konstruktif; antara orang-orang, yang seorang adalah pemberi bantuan yang profesional dengan latihan dan profesional dengan latihan dan pengalaman untuk membantu orang lain, dan seorang lagi yang meninginkan bantuan dalam memecahkan masalah-masalah pribadi; dan menuntut suatu perangkat keterampilan, keterampilan khusus, dalam mendukung, mengandung rasa, merefleksi, mengkonfrontasi, menganalisis, dan mengakhiri; dan pengetahuan, yang berkenaan dengan bagaimana orang belajar, berubah, dan tumbuh; yang dapat dikomunikasikan, dalam ungkapan bahasa yang khusus secara jelas efisien, berwibawa, dan situasional; untuk mempengaruhi lkien berubag, sikap, perasaan, pikiran, perilaku, keterampilan dan kemampuan melalui cara yang konstruktif dan pilihan sendiri.

3.1. Bidang Belajar

Tugas seorang pembimbing di sekolah adalah membantu kepala sekolah dalam menyelenggarakan kesejahteraan sekolah secara keseluruhan. Karena itu sudah selayaknya bila bidang gerakannya tidak terbatas kepada pemberian bimbingan dan konseling kepada anak didik saja, akan tetapi juga meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Walgito (2005: 47) mengetakan behwa pentingnya Bimbingan dan Konseling pada segi pelajaran, adalah:

a) Tujuan Bimbingan dan Konseling dalam pelajaran ialah untuk memberikan bantuan kepada anak didik agar dapat menemukan caranya sendiri untuk belajar dengan metode yang lebih mudah dan lebih efisien.

b) Di samping itu juga agar anak didik mengenal diri, yaitu mengetahui kekurangan dan kelebihannya dalam mempelajari setiap mata pelajaran.

c) Mengingat bahwa pengajaran adalah alat dari pendidikan maka tujuan bimbingan dan konseling pada segi pelajaran tidak boleh terlepas daripada tujuannya secara umum, yaitu untuk membentuk membantu anak didik dalam membentuk wataknya sebagai jalan pembentukan kepribadian yang berpancasila.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

a) Bimbingan merupakan suatu proses sehingga oleh karenanya memerlukan kesabaran dan pengebdian dari pihak pembimbing.

b) Bimbingan hendaknya bergerak secara operasional terutama dalam bidang preventif.

c) Karena pembimbing bertugas membantu anak didik agar dapat mengatasi kesukaran-kesukarannya, maka hendaknya pembimbing mengetahui faktor-faktor yang menyulitkan secara umum, yaitu:

1. Faktor kurikulum;

2. Faktor minat dan motif

3. Faktor peralatan

4. Faktor aparatur

5. Faktor evaluasi

6. Faktor masyarakat

Cara-cara untuk mengatasi kesukaran dalam mempelajari mata pelajaran, adalah:

1. Untuk mata pelajaran pengetahuan alam

a) Belajar secara sistematis dan menyediakan waktu yang cukup.

b) Belajar berdasarkan pengalaman.

c) Mengadakan latihan-latihan secara rutin sehinnga bertaraf pengetahuan siap.

d) Mengadakan latihan-latihan yang bersifat problem solving menuju insight.

e) Memahami kesalahan-kesalahan yang telah dibuat dalam menyelesaikan soal-soal.

f) Merangkum bagian-bagian informatoris sebagai pegangan untuk berfikir teratur dan kaya.

g) Mengulangi tiap-tiap rengkuman itu sampai bertaraf pengetahuan siap.

h) Kadang-kadang diwajibkan untuk membaca literatur lengkap dan apabila mungkin literatur lain sebagai bahan perbandingan.

2. Untuk mata pelajaran pengetahuan sosial

a) Belajar secara sistematis dan menyediakan waktu yang cukup.

b) Belajar berdasarkan atas pemahaman.

c) Merangkum bagian-bagian informatoris sebagai pegangan untuk berpikir secara teratur.

d) Mengulangi rangkuman-rangkuman itu sehingga menjadi pengetahuan parat.

e) Kadang-kadang diwajibkan untuk membaca literatur lengkap dan apabila mungkin literatur lain sebagai perbandingan.

3. Untuk mata pelajaran bahasa

a) Belajar secara sistematis dan menyediakan waktu yang cukup.

b) Banyak berlatih mengarang dan berbicara guna mencapai tingkat penguasaan bahasa secara aktif.

c) Benyak membaca buku-buku dalam bahasa yang dipelajari.

d) Berlatih mengeluarkan buah pikiran dalam bentuk karangan atau bentuk pidato dalam bahasa yang sedang dipelajari.

3.2. Bidang Pribadi

Konserling membantu seseorang untuk mengenal bahwa masalah-masalah yang dialami, sesungguhnya bersumber dari konflik-konflik yang ada dalam dirinya dan bukan karena situasi di luar dirinya. Akan tetapi pada umumnya orang menaggap bahwa masalh yang dihadapinya, disebabkan oleh hal-hal di luar dirinya. Melalui konserling individu di bantu untuk menyadari bahwa masalah psikologis yang dihadapinya sesungguhnya berada di dalam dirinya, apa yang ada diluar dirinya merupakan faktor yang mempengaruhi, sedangkan faktor yang menetukan ada didalam dirinya sendiri. Dengan demikian masalah-masalah yang dibawa ke konserling sebenernya berada dalam pribadi konseli (klien);

Langkah awal yang harus dilakukan oleh konselor adalah menyadarkan klien atau pribadi bahwa konselor tidak dapat berbuat banyak terhadap lingkungan yang diakui sebagai sebab dari masalah yang di hadapi klien. Ada tiga macam faktor-faktor internal yang menyebabkan konflik dalam diri individu, yaitu; 1. Penilaian negatif terhadap diri sendiri 2. Keharusan psikologis, dan 3. Konflik kebetuhan.

Penilaian Negatif Terhadap Diri Sendiri

Bila seseorang dihinggapi perasaan perasaan negatif terhadap dirinya, baik secara sadar ataupun tidak, maka mereka lebih mudah terkena ancaman atau gangguan dalam interaksinya dengan lingkungan. Keadaan ini tentu saja dapat menimbulkan konflik-konflik dalam dirinya karena apa yang dirasakan belum tentu sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Dengan demikian makin banyak seseorang memiliki perasaan negetif terhadap dirinya, maka makin banyak masalah konflik yang dialaminya. Hal itu timbul dengan tiga alasan yaitu pertama, sebagian waktu dan tenaganya akan digunakan untuk melewati atau menghindari dari orang lain atau situasi. Kedua, lingkungan hubungannya dengan lingkungan akan bertambah mudah terbakar karena perlawanan dan penghindaran diri dapat menimbulkan masalah objektif dengan lingkungan. Ketiga, karena mereka melihat hanya sebagian kecil lingkungan, dan tidak melebur dengan dirinya, maka meraka cenderung untuk menyelahkan lingkungan sebagai sumber masalahnya.

Keharusan Psikologis

Keharusan psikologis adalah pikiran dan perasaan yang secara multak ”mengaruskan” sesorang berbuat untuk menujang, perjalanan hidupannya. Individu yang mempunyai keharusan psikologis ini merasa bahwa hidup ini dianggap gagal dan tidak berarti apabila tidak mencapai apa yang di ”haruskan” itu. Mereka tidak mampu berhubungan dengan lingkungan secara realistik dan tidak memperoleh kepuasan dari lingkungannya. Dengan demekian mereka selalu berada dalam konflik yang menekan dirinya, yang kemudian dapat menimbulkan masalah. Terdapat empat keharusan psikologis, pertama, keharusan psikologis personal (pribadi). Kedua, keharusan psikologis interpersonal. Ketiga, keharusan psikologis sosial. Kempat, keharusan psikologis destruktif.

Konflik Kebutuhan-kebutuhan

Manusia tidak memiliki satu kebutuhan tunggal dalam kehidupannya, melainkan menghadapi sejumlah kebutuhan yang harus dipuaskan. Kebutuhan itu memiliki kekuatan yang sama untuk dipuaskan dan sering bertentangan satu dengan lainnya. Keadaan ini dapat menimbulkan konflik internal, yang pada gilirannya dapat menimbulkan gangguan prilaku serta masalah-masalah pribadi.

3.3. Bidang Sosial

Bimbingan dan Konseling pada segi sosial adalah sebagai berikut:

1. Bimbingan sosial dimaksudkan untuk membantu murid mengembangkan sikap jiwa dan tingkah laku pribadi dalam kehidupan kemasyarakatan mulai dari lingkungan yang terbesar, berdasarkan ketentuan yang menjadi landasan bimbingan dan konseling, yakni dasar negara, haluan negara, tujuan negara, tujuan pendidikan nasional.

2. Dalam membantu siswa perlu memperhatikan faktor umum, yaitu pengaruh dan fungsi lingkungan kemasyarakatan, dan faktor khusus, yaitu keadaan masyarakat Indonesia dalam masa transisi yang mengalami perubahan nilai budaya, sosial, ekonomi, moral. Lingkunagn dan usaha pendidikan yang amat berpengaruh pada perkembanagn pribadi dan sosial di masa remaja ialah lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama, kemudian lingkungan pendidikan kedua di sekolah, dan akhirnya masyarakat sebagai lingkungan pendidikan ketiga.

3. Usaha ini harus selalu berpedoman kepada ciri khas yang kita inginkan bagi individu atau orang Indonesia, ialah sifat-sifat manusia Indonesia.

3.4. Bidang Karir

Bidang karir ialah bimbingan dalam lapangan kerja atau jabatan profesi dalam mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan pekerjaan itu dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan di jenis pekerjaan tertentu.

Bidang pekerjaan cukup bererti dalam kehidupan individu, sebagian besar dopikiran dan waktu tercurahkan pada kepentingan pekerjaan. Dalam masyarakat tradisional memilih pekerjaan biasanya bukan masalah karena anak ikut tradisi keluarganya dalam hal ini, apalagi tidak ada banyak variasi mengenai bidang-bidang pekerjaan. Dalam masyarakat modern keadaannya lain, kehidupan masyarakt lebih kompleks dan bidang pekerjaan yang begitu banyak. Maka peranan sek menjadilebih penting dan jenis-jenis jurusan pendidikan sekolah bertambah banyak pula. Pada pihak murid, keharusan dalammemilih suatu bidang pekerjaan semakin mendesak karena makin tidakmungkin untuk menguasai berbagai jenis pekerjaan tersebut.

Dalam rangka program bimbingan di sekolah dapat dimulai dari uasaha-usaha sebagai berikut;

1. memberikan penjelasan tentang arti di pekerjaan atu jabatan dalam hidup sesorang. Menyadarkan bahwa segala jenis pekerjaan memberikan sumbnagan pada pembangunan negara meskipun tingkatnya berbeda-beda.

2. memberika info pada murid tentang harian dalam bidang-bidang pekerjaan, tentang tuntut-tuntutannya.

3. menyediakan brosur-brosur

4. wawancara penyuluhan dengan murid yang sudah akan terjun di dunia pekerjaan.

Menurut syamsu dalam bukunya Landasan Bimbingan dan Konserling, bidang karir ini sering digunakan sebagai berikut;

1. kurang memahami cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan dan minat;

2. kurang mempunyai motivasi untuk mencari informasi tentang dunia kerja;

3. masih bingung untuk memilih pekerjaan;

4. masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan kempauan dan minat;

5. merasa cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah;

6. belum memiliki pilihan perguruan tinggi tertentu, jika setelah tamat tidak memasuki dunia kerja.


BAB 4

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dalam kehidupan sehari-hari bimbingan dan konserling mempunyai peranan yang sangat penting. Layanan ini bertujuan untuk membantu individu dalam mengahadapi permasalahan yang dialaminya dan memecahkannya. Permasalahan yang dihadapi bisanya mencakup di berbagai bidang, bidang pribadi, bidang karier, bidang sosial, bidang belajar. Dalam bidang pribadi, layanan ini bisa membantu individu dalam mengembangkan dirinya sehingga bisa mencapai suatu pencapaian yang optimal. Di bidang karier, layanan ini membantu individu dalam memilih bidang pekerjaan apa yang sesuai dengan minatnya. Di bidang sosial, layanan ini membantu individu dalam mengembangkan pribadi dalam kehidupan kemasyarakatan dan di bidang belajar layanan ini membantu individu dalam memotivasi dan mengatasi kesulitan dalam belajar. Jadi peranan Layanan Bimbingan dan Konserling ini mempunyai peran yang sangat penting, khususnya penerapan di sekolah. Sehingga peran layanan Bimbingan dan Konserling yang baik akan membantu pihak sekolah dalam mengoptimalkan perkembangan siswa terutama pada bidang pribadi, belajar, sosial, dan karir. Khususnya pada sekolah yang kami teliti kemarin, SMA Santa Angela. Peranan Bimbingan dan Konserling yang diterapkan disana sudah cukup baik, meskipun masih banyak siswa yang belum menggunakan layanan Bimbingan dan Konserling secara optimal.

4.2. Saran

Dari uraian yang telah dijelaskan diatas dan dibandingkan dengan keadaan sekolah yang kami teliti, kami memberi saran agar layanan Bimbingan dan Konserling yang telah diterapkan lebih bisa mencakup kesemua pihak, agar tidak terjadi lagi kekurang optimalan dari siswa dalam menggunakan layanan bimbingan dan konserling.


DAFTAR PUSTAKA

Surya, Muhammad. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: CV. Pustaka Bani Quraisy.

Syamsu, Yusuf dan Nurikhsan, A. Juntika. (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Walgito, Bimo. (2005). Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Winkel, W.S. (1982). Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta: PT. Gramedia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar